Surah Al-Isra Ayat 18-19; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Isra Ayat 18-19

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Isra Ayat 18-19 ini, mengisyaratkan orang yang keinginannya adalah kehidupan dunia yang sementara, dan hanya berusaha untuknya semata, tidak percaya kepada akhirat dan tidak beramal untuknya, maka Allah akan menyegerakan baginya di sana apa yang Allah menginginkan dan menghendakinya, yaitu apa yang telah dituliskan-Nya dalam Lauh Mahfuzh.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kemudian Allah tentukan baginya neraka Jahanam di akhirat, yang ia masuki dalam keadaan tercela lagi terusir dari rahmat Allah. Orang-orang yang amal shalihnya diterima dan tersimpan bagi mereka di sisi tuhan mereka semata-mata karena Allah Swt, maka mereka akan memperoleh balasan atas amal itu.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Isra Ayat 18-19

Surah Al-Isra Ayat 18
مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا

Terjemahan: Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.

Tafsir Jalalain: مَّن كَانَ يُرِيدُ (Barang siapa yang menghendaki) dengan amalnya الْعَاجِلَةَ (kehidupan sekarang) yakni perkara duniawi عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ (maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki) lafal liman menjadi badal dari lafal lahuu yang juga disertai pengulangan huruf jar

ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ (dan Kami tentukan baginya) di akhirat kelak جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا (neraka Jahanam; ia akan memasukinya) dijebloskan ke dalamnya مَذْمُومًا (dalam keadaan tercela) terhina مَّدْحُورًا (lagi terusir) dijauhkan dari rahmat Allah.

Baca Juga:  Surah Al-Hijr Ayat 10-13; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberitahukan bahwa tidak semua orang yang mengejar dunia dan segala kenikmatan yang terdapat di dalamnya, ia akan mendapatkannya, dan hal itu akan didapat oleh orang-orang yang dikehendaki-Nya saja. Dan ayat ini membatasi pengertian yang ada pada ayat-ayat lain yang umum, di mana Dia berfirman:

عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ (Maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam) Yakni, di alam akhirat, akan memasukinya; يَصْلَاهَا (Ia akan memasukinya) yaitu memasukinya sehingga neraka itu menenggelamkannya dari semua sisi.

مَذْمُومًا (Dalam keadaan tercela) yakni, dalam keadaan terhina atas tindakan dan perbuatannya yang buruk, di mana ia lebih memilih hal yang bersifat fana (sementara) daripada yang bersifat baqa (abadi). مَّدْحُورًا (Dan terusir) Yakni, terjauhkan dan tersisihkan dalam keadaan hina dina.

Tafsir Kemenag: Allah swt mengelompokkan manusia ke dalam dua golongan: golongan yang mencintai kehidupan dunia, dan golongan yang mencintai kehidupan akhirat.

Dalam ayat ini, Allah swt menyebutkan golongan yang pertama, sedangkan golongan yang kedua disebutkan dalam ayat berikutnya. Ketika menyebutkan golongan yang pertama, Allah swt menyatakan bahwa barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dengan kenikmatannya yang dapat mereka rasakan,

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 61-62; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

maka Allah swt menyegerakan keinginan mereka itu di dunia sesuai dengan kehendaknya. Tetapi di akhirat, mereka tidak mendapat apapun kecuali azab neraka.

Surah Al-Isra Ayat 19
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا

Terjemahan: Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.

Tafsir Jalalain: وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا (Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh) yakni ia beramal dengan amal yang dengannya ia berhak untuk mendapatkan kehidupan akhirat,

وَهُوَ مُؤْمِنٌ (sedangkan ia adalah mukmin) kalimat ini berkedudukan menjadi hal فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا (maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik) di sisi Allah; artinya amalnya diterima oleh-Nya dan mendapat pahala dari-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman-Nya: وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ (Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat) yakni, menghendaki alam akhirat dan berbagai kenikmatan dan kebahagiaan yang ada di sana.

وَسَعَى لَهَا (Dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh) yakni, mencari hal itu melalui jalannya sedang ia mengikuti Rasul-Nya. وَهُوَ مُؤْمِنٌ (Sedang ia adalah mukmin) yakni, hatinya beriman, mempercayai adanya pahala dan balasan.

فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا (Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.)

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah swt menyebutkan golongan yang kedua. Allah swt menyatakan bahwa barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh serta tetap beriman, maka dialah orang yang usahanya mendapat balasan yang baik.

Baca Juga:  Surah Asy-Syu'ara Ayat 1-9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Yang dimaksud dengan orang-orang yang menghendaki kehidupan akhirat ialah orang-orang yang mencita-citakan kebahagiaan hidup di akhirat, dan berusaha untuk mendapatkannya dengan mematuhi bimbingan Allah serta menjauhi tuntutan hawa nafsunya.

Orang yang demikian ini selama hidupnya di dunia menganggap bahwa kenikmatan hidup di dunia serta kemewahannya adalah nikmat Allah yang harus disyukuri dan digunakan sebagai sarana untuk beribadah kepada-Nya.

Itulah sebabnya di akhir ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa orang yang demikian itulah yang akan mendapat balasan dari Allah dengan pahala yang berlimpah-limpah, sebagai imbalan dari amalnya yang saleh dan ketabahannya melawan kehendak hawa nafsu. Ia akan dimasukkan ke dalam surga Firdaus dan kekal selama-lamanya di sana.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Isra Ayat 18-19 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S