Surah Al-Jin Ayat 8-10; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Jin Ayat 8-10

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Jin Ayat 8-10 ini, diterangkan Allah menambah lagi pernyataan jin ketika Dia mengutus Nabi Muhammad dan menurunkan Al-Qur’an kepadanya serta menjaga beliau dari jin-jin itu. Langit ketika itu dijaga dengan ketat, dan panah-panah api disediakan di seluruh penjuru langit untuk mencegah jin-jin mendekatinya guna mencuri berita-berita yang dapat didengar, sebagaimana yang sering mereka lakukan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Jin Ayat 8-10

Surah Al-Jin Ayat 8
وَأَنَّا لَمَسۡنَا ٱلسَّمَآءَ فَوَجَدۡنَٰهَا مُلِئَتۡ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا

Terjemahan: “dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,

Tafsir Jalalain: Jin mengatakan: وَأَنَّا لَمَسۡنَا ٱلسَّمَآءَ (“Dan sesungguhnya kami telah mencoba menyentuh langit) maksudnya kami telah bermaksud untuk mencuri pendengaran di langit فَوَجَدۡنَٰهَا مُلِئَتۡ حَرَسًا (maka kami menjumpainya penuh dengan penjaga) para malaikat شَدِيدًا وَشُهُبًا (yang kuat dan panah-panah api) yakni bintang-bintang yang membakar; hal ini terjadi setelah Nabi saw. diutus menjadi rasul.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala mengabarkan tentang jin ketika Dia mengutus Rasul-Nya, Muhammad saw. dan menurunkan al-Qur’an kepadanya. Di antara bentuk pemeliharaan Allah terhadap al-Qur’an adalah bahwasannya di langit itu dipenuhi dengan penjaga-penjaga bengis [kejam] yang menjaga dari segala penjuru dan akan mengusir semua syetan dari tempat-tempat duduknya sebelum itu agar mereka tidak menguping sedikitpun dari al-Qur’an, yang kemudian akan disampaikan melalui lidah para dukun sehingga menjadi kerancuan dan pencampuradukan, sehingga tidak diketahui siapa yang benar.

Dan hal itu merupakan salah satu bentuk kelembutan Allah terhadap makhluk-Nya, rahmat bagi hamba-hamba-Nya, sekaligus penjagaan-Nya terhadap Kitab-Nya yang mulia. Oleh karena itu jin berkata: wa annaa lamasnas samaa-a fawajadnaaHaa muli-at harasan syadiidaw wa syuHuban.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menambah lagi pernyataan jin ketika Dia mengutus Nabi Muhammad dan menurunkan Al-Qur’an kepadanya serta menjaga beliau dari jin-jin itu. Langit ketika itu dijaga dengan ketat, dan panah-panah api disediakan di seluruh penjuru langit untuk mencegah jin-jin mendekatinya guna mencuri berita-berita yang dapat didengar, sebagaimana yang sering mereka lakukan.

Telah diriwayatkan oleh at-Tirmidhi, dan ath-thabrani dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Dahulu jin-jin itu dapat naik ke langit untuk mendengar wahyu. Ketika mereka mendengar suatu kata lalu mereka tambah dengan sembilan kata lainnya. Ucapan (yang mereka dengar) adalah benar tetapi tambahan-tambahan mereka semuanya bohong. Ketika Nabi saw diutus menjadi rasul, mereka dilarang menduduki tempat-tempat tersebut.

Baca Juga:  4 Keutamaan Surat Al Mulk Yang Harus Kamu Tahu

Lalu mereka sampaikan larangan tersebut kepada Iblis; sedangkan ketika itu bintang-bintang belum dipakai untuk memanah jin-jin itu. Lalu iblis berkata kepada mereka, “Larangan itu disebabkan suatu kejadian di muka bumi,”

lalu Iblis mengirim tentara-tentaranya untuk menyelidiki kejadian tersebut. Mereka mendapatkan Nabi saw yang sedang mengerjakan salat di antara dua gunung di Mekah, lalu mereka menemui Iblis dan menyampaikan penemuan mereka itu kepadanya, lalu Iblis berkata, “Inilah kejadian yang terjadi di permukaan bumi.” (Riwayat at-Tirmizi dan ath-thabrani) .

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya kami telah berusaha mencapai langit, tetapi kami dapati langit itu dipenuhi oleh para penjaga yang kuat terdiri atas malaikat dan dipenuhi oleh panah-panah api yang membakar dari arah mereka.

Surah Al-Jin Ayat 9
وَأَنَّا كُنَّا نَقۡعُدُ مِنۡهَا مَقَٰعِدَ لِلسَّمۡعِ فَمَن يَسۡتَمِعِ ٱلۡءَانَ يَجِدۡ لَهُۥ شِهَابًا رَّصَدًا

Terjemahan: “dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).

Tafsir Jalalain: وَأَنَّا كُنَّا (Dan sesungguhnya kami dahulu) sebelum Nabi saw. diutus نَقۡعُدُ مِنۡهَا مَقَٰعِدَ لِلسَّمۡعِ فَمَن يَسۡتَمِعِ (dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan) berita-beritanya dan untuk mencurinya. ٱلۡءَانَ يَجِدۡ لَهُۥ شِهَابًا رَّصَدًا (Tetapi sekarang barang siapa yang mencoba mendengar-dengarkan, seperti itu, tentu akan menjumpai panah api yang mengintai) panah-panah api yang terdiri dari meteor-meteor itu telah mengintainya dalam keadaan siap untuk memburunya.

Tafsir Ibnu Katsir:‘ وَأَنَّا كُنَّا نَقۡعُدُ مِنۡهَا مَقَٰعِدَ لِلسَّمۡعِ فَمَن يَسۡتَمِعِ ٱلۡءَانَ يَجِدۡ لَهُۥ شِهَابًا رَّصَدًا (“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui [rahasia] langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api.

Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit untuk mendengarkan [berita-beritanya]. Tapi sekarang, barangsiapa yang [mencoba] mendengarkan [seperti itu] tentu akan menjumpai panah api yang mengintai.”) maksudnya barangsiapa yang hendak mencuri dengar [menyadap berita dari langit] sekarang ini, niscaya dia akan mendapatkan penjaga yang senantiasaa mengintai, tidak satupun bisa menembus dan melaluinya melainkan penjaga-penjaga itu akan melumat dan membinasakannya.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini kembali dijelaskan tentang keterangan jin bahwa mereka menduduki tempat-tempat tersebut tanpa ada penjaga dan panah-panah api. Mereka lalu diusir dari sana sehingga tidak dapat mencuri atau mendengar Al-Qur’an sedikit pun untuk disampaikan kepada ahli-ahli nujum dan tukang-tukang tenung yang akan mencampuradukkan yang benar dengan yang batil.

Baca Juga:  Surah Al-Jin Ayat 18-24; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Yang demikian itu disebabkan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya dan sebagai penjagaan terhadap kitab-Nya, Al-Qur’an. Maka barang siapa yang ingin mencuri berita-berita tersebut sejak itu dia akan diburu dengan panah-panah api yang akan menusuk dan membinasakannya. Kita harus beriman kepada apa yang diberitakan oleh Al-Qur’an mengenai jin yang mencuri berita-berita yang dapat didengarkan, kemudian mereka dilarang sesudah pengutusan Nabi Muhammad, walaupun kita tidak tahu bagaimana cara mereka mencuri, cara bagaimana penjagaan, berapa banyak para penjaga. Kita juga tidak tahu apa yang dimaksud dengan panah-panah api yang mengintip mereka, sedangkan jin itu juga berasal dari api, maka bagaimana cara mereka dapat ditembusi oleh panah-panah api itu.

Di antara mufassir ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “tempat-tempat untuk mencuri berita” adalah tempat-tempat yang dipergunakan oleh jin di dalam dada manusia untuk menggoda mereka dan menghalangi mereka mengikuti jalan yang benar.

Sedangkan yang dimaksud dengan “penjaga” adalah dalil-dalil akli (akal/rasio) yang dijadikan Allah sebagai petunjuk bagi hamba-hamba-Nya, dan yang dimaksud dengan “panah-panah api” adalah bukti-bukti alamiah yang tersebar dalam tubuh masing-masing dan di seluruh penjuru alam.

Dengan demikian, maksud ayat tersebut adalah sesungguhnya Al-Qur’an yang mengandung bukti-bukti akliah dan alamiah adalah penjaga agama dari kemasukan hal-hal syubhat yang dilontarkan oleh setan, sebagai alat untuk menggoda dan membimbangkan orang-orang yang dapat digodanya. Juga untuk mempengaruhi jiwa-jiwa orang yang sesat agar mereka tidak menghiraukan agama dan menolak petunjuk-petunjuknya.

Maka barang siapa yang ingin mempengaruhi jiwa-jiwa orang yang beriman dengan keragu-raguan dan pikiran yang bukan-bukan, maka ia akan berhadapan dengan bukti-bukti yang dapat memusnahkan keragu-raguan itu dari akar-akarnya.

Tafsir Quraish Shihab: Sebelum ini kami selalu duduk mengambil tempat di langit untuk mencuri berita-berita langit. Sekarang, barangsiapa berusaha mendengarkannya, ia akan dapati panah-panah api yang akan menembus dan membinasakannya.

Surah Al-Jin Ayat 10
وَأَنَّا لَا نَدۡرِىٓ أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ أَرَادَ بِهِمۡ رَبُّهُمۡ رَشَدًا

Terjemahan: “Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 107-110; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Tafsir Jalalain: وَأَنَّا لَا نَدۡرِىٓ أَشَرٌّ أُرِيدَ (Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki) sesudah terjaganya langit dari pencurian pendengaran بِمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ أَرَادَ بِهِمۡ رَبُّهُمۡ رَشَدًا (bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka) lafal rasyadan artinya khairan, yaitu kebaikan.

Tafsir Ibnu Katsir: وَأَنَّا لَا نَدۡرِىٓ أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ أَرَادَ بِهِمۡ رَبُّهُمۡ رَشَدًا (“Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui [dengan adanya penjagaan itu] apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.”) maksudnya kami tidak mengetahui apa yang telah terjadi di langit. Dan kami juga tidak mengetahui, apakah keburukan yang dikehendaki bagi penduduk bumi ataukah Rabb mereka menghendaki petunjuk bagi mereka.

Dan demikian itu merupakan salah satu etika mereka dalam mengungkapkan isi hati, dimana mereka menyandarkan keburukan kepada selain pelaku kebaikan dan menisbatkannya kepada Allah swt.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah menambah lagi keterangan jin tentang keyakinan mereka bahwa langit itu dijaga karena salah satu dari dua hal: 1. karena Allah akan menurunkan siksa-Nya kepada penduduk bumi secara tiba-tiba. 2. karena dia akan mengutus seorang rasul yang akan membimbing umat manusia dan memperbaiki keadaan mereka. Seolah-olah jin itu berkata,

“Apakah karena Allah akan menurunkan siksa atas penduduk bumi maka kita dilarang mencuri berita, dan merajam siapa yang berani mencuri berita tersebut dengan panah-panah api, atau karena Allah menghendaki memberi petunjuk kepada manusia dengan mengirim seorang rasul yang akan membimbing mereka ke jalan yang lurus?”.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya kami tidak mengerti apakah penghuni bumi menginginkan siksa dari para penjaga langit yang menghalangi mereka agar tidak mencuri pendengaran ataukah Tuhan mereka menginginkan kebaikan dan petunjuk untuk mereka.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Jin Ayat 8-10 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S