Surah Al-Jumuah Ayat 5-8; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Jumuah Ayat 5-8

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Jumuah Ayat 5-8 ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang Yahudi sangat takut menghadapi kematian dan berusaha menghindarinya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Rasulullah agar menyampaikan kepada mereka bahwa kematian pasti datang menemui mereka.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang kelihatan, baik di langit maupun di bumi. Maka Allah memberitahukan kepada mereka segala apa yang telah mereka kerjakan, lalu dibalas sesuai dengan amal perbuatannya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Jumuah Ayat 5-8

Surah Al-Jumuah Ayat 5
مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُواْ ٱلتَّوۡرَىٰةَ ثُمَّ لَمۡ يَحۡمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلۡحِمَارِ يَحۡمِلُ أَسۡفَارًۢا بِئۡسَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Terjemahan: “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.

Tafsir Jalalain: مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُواْ ٱلتَّوۡرَىٰةَ (Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya kitab Taurat) mereka yang dibebani untuk mengamalkannya ثُمَّ لَمۡ يَحۡمِلُوهَا (kemudian mereka tidak memikulnya) tidak mengamalkannya, antara lain, mereka tidak beriman kepada perkara yang menyangkut sifat-sifat Nabi saw. sebagai nabi yang akan datang padahal telah terkandung di dalamnya.

Mereka itu كَمَثَلِ ٱلۡحِمَارِ يَحۡمِلُ أَسۡفَارًۢا (adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab) yang dimaksud dengan sifir-sifir adalah kitab-kitab, dalam arti kata keledai itu tidak dapat memanfaatkannya. بِئۡسَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ (Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah) yang membenarkan Nabi saw. Sedangkan subjek yang dicelanya tidak disebutkan, lengkapnya, seburuk-buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah adalah perumpamaan ini.

وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ (Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang lalim) yaitu kaum yang kafir.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya mencela orang-orang Yahudi yang telah diberikan Kitab Taurat dan dibebankan kepada mereka untuk diamalkan, namun mereka tidak mengamalkannya. Hal itulah yang menjadikan mereka diberi perumpamaan seperti keledai yang mengangkut kitab-kitab yang tebal. Yakni seperti keledai membawa kitab, dimana dia tidak mengetahui isinya. Ia hanya memikul dengan pikulan indrawi, tidak memahami kandungan yang ada di dalamnya.

Demikian juga dengan orang-orang Yahudi yang memegang kitab Taurat yang telah diberikan kepada mereka, lalu mereka menghafalnya secara harfiyah tetapi sama sekali tidak memahaminya serta tidak mengamalkan makna yang terkandung di dalamnya. Bahkan mereka menakwilkan, menyelewengkan, dan merubahnya.

Mereka sebenarnya lebih parah dari keledai, sebab keledai itu tidak mempunyai pemahaman sama sekali terhadap kitab yang dipikulnya, sedangkan mereka sebenarnya mempunyai pemahaman tetapi tidak dipakai untuk memahaminya. Oleh karena itu Allah berfirman dalam surah lain: (“Mereka itu bagaikan binatang-binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”) (al-A’raaf: 179)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa bercakap-cakap pada hari Jum’at sedang imam tengah berkhutbah, maka ia seperti keledai yang tengah membawa kitab yang tebal. Dan orang yang mengatakan: ‘Diamlah kamu.’ Kepada orang lain, maka tidak ada [pahala shalat] Jum’at [yang sempurna] baginya.”

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menyatakan kemurkaan-Nya kepada orang-orang Yahudi yang telah diturunkan kepada mereka kitab Taurat untuk diamalkan, tetapi mereka tidak melaksanakan isinya. Mereka itu tidak ada bedanya dengan keledai yang memikul kitab yang banyak, tetapi tidak mengetahui apa yang dipikulnya itu. Bahkan mereka lebih bodoh lagi dari keledai, karena keledai itu memang tidak mempunyai akal untuk memahaminya, sedangkan mereka itu mempunyai akal, tetapi tidak dipergunakan.

Baca Juga:  Surah Al-Jumuah Ayat 11; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Di sisi lain, ketika menggunakan akal, mereka menggunakannya untuk menyelewengkan Taurat dengan mengurangi, menambah, mengubah, atau menakwilkannya kepada arti yang mereka inginkan. Keadaan mereka itu digambarkan dalam ayat ini, sebagai berikut: Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (al-A’raf/7: 179)

Alangkah buruknya perumpamaan yang diberikan kepada mereka. Itu tidak lain karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah yang dibawa oleh rasul mereka. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim terhadap dirinya sendiri, yang bergelimang dosa sehingga matanya tidak dapat melihat cahaya kebenaran. Hatinya merana tidak dapat merasakan hal-hal yang benar, bahkan dia berada dalam kegelapan yang menyebabkannya tidak dapat melihat jalan sampai kepada sasaran.

Tafsir Quraish Shihab: Perumpamaan orang-orang Yahudi yang mengetahui Tawrât dan mendapat beban untuk mengamalkannya kemudian tidak melakukannya adalah seperti keledai yang membawa banyak buku tetapi tidak mengerti isinya. Alangkah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Allah tidak berkenan memberi petunjuk kepada orang-orang yang selalu berbuat zalim.

Surah Al-Jumuah Ayat 6
قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ هَادُوٓاْ إِن زَعَمۡتُمۡ أَنَّكُمۡ أَوۡلِيَآءُ لِلَّهِ مِن دُونِ ٱلنَّاسِ فَتَمَنَّوُاْ ٱلۡمَوۡتَ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ

Terjemahan: “Katakanlah: “Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar”.

Tafsir Jalalain: قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ هَادُوٓاْ إِن زَعَمۡتُمۡ أَنَّكُمۡ أَوۡلِيَآءُ لِلَّهِ مِن دُونِ ٱلنَّاسِ فَتَمَنَّوُاْ ٱلۡمَوۡتَ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ (Katakanlah, “Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi! Jika kalian mendakwakan bahwa sesungguhnya kalian sajalah kekasih-kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematian kalian, jika kalian adalah orang-orang yang benar”)

Kedua Syarat yang ada pada ayat ini, yakni lafal in za’amtum dan lafal in kuntum bertaalluq atau bergantung kepada lafal tamannau dalam arti kata bahwa syarat yang pertama menjadi qaid atau pengertian yang mengikat bagi syarat yang kedua. Artinya, jika kalian benar-benar di dalam dugaan kalian yang menganggap bahwa kalian adalah kekasih-kekasih Allah.

Dan merupakan suatu kelaziman bagi kekasih Allah itu selalu mementingkan kehidupan di akhirat, dan permulaan jalan untuk menuju ke akhirat itu adalah mati; karena itu harapkanlah kematian itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah Ta’ala berfiman: قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ هَادُوٓاْ إِن زَعَمۡتُمۡ أَنَّكُمۡ أَوۡلِيَآءُ لِلَّهِ مِن دُونِ ٱلنَّاسِ فَتَمَنَّوُاْ ٱلۡمَوۡتَ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ (“Katakanlah: ‘Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah, bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu jika kamu adalah orang-orang yang benar.’”) maksudnya, jika kalian mengaku bahwa kalian berada dalam petunjuk sedangkan Muhammad dan para shahabatnya sesat, maka berdo’alah supaya lekas mati di antara dua golongan yang ada, jika anggapan kalian itu benar.

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan bahwa Dialah yang mengutus kepada bangsa Arab yang masih buta huruf, yang pada saat itu belum tahu membaca dan menulis, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yaitu Nabi Muhammad saw dengan tugas sebagai berikut: 1. Membacakan ayat suci Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat petunjuk dan bimbingan untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.

2. Membersihkan mereka dari akidah yang menyesatkan, kemusyrikan, sifat-sifat jahiliah yang biadab sehingga mereka itu berakidah tauhid mengesakan Allah, tidak tunduk kepada pemimpin-pemimpin yang menyesatkan dan tidak percaya lagi kepada sesembahan mereka seperti batu, berhala, pohon kayu, dan sebagainya.

Baca Juga:  Surah An-Naml Ayat 63; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

3. Mengajarkan kepada mereka al-Kitab yang berisi syariat agama beserta hukum-hukum dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Disebutkan secara khusus bangsa Arab yang buta huruf tidaklah berarti bahwa kerasulan Nabi Muhammad saw itu ditujukan terbatas hanya kepada bangsa Arab saja. Akan tetapi, kerasulan Nabi Muhammad saw itu diperuntukkan bagi semua makhluk terutama jin dan manusia, sebagaimana firman Allah:

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (al-Anbiya’/21: 107) Dan firman-Nya: Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua,” (al-A’raf/7: 158)

Ayat kedua Surah al-Jumu’ah ini diakhiri dengan ungkapan bahwa orang Arab itu sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Mereka itu pada umumnya menganut dan berpegang teguh kepada agama samawi yaitu agama Nabi Ibrahim. Mereka lalu mengubah dan menukar akidah tauhid dengan syirik, keyakinan mereka dengan keraguan, dan mengadakan sesembahan selain dari Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai Muhammad, katakanlah, “Hai orang-orang Yahudi, jika kalian mendakwakan kepalsuan bahwa sesungguhnya hanya kalian sajalah kekasih Allah, bukan orang lain, maka mintalah kematian dari Allah jika dakwaan kalian itu benar.”

Surah Al-Jumuah Ayat 7
وَلَا يَتَمَنَّوۡنَهُۥٓ أَبَدًۢا بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيهِمۡ وَٱللَّهُ عَلِيمٌۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ

Terjemahan: “Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim.

Tafsir Jalalain: وَلَا يَتَمَنَّوۡنَهُۥٓ أَبَدًۢا بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيهِمۡ (Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan-tangan mereka sendiri) yaitu berupa kekafiran mereka kepada Nabi saw. yang hal ini menunjukkan kepada kedustaan mereka terhadap ayat-ayat Allah. وَٱللَّهُ عَلِيمٌۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ (Dan Allah Mengetahui orang-orang yang lalim) yakni orang-orang yang kafir.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَلَا يَتَمَنَّوۡنَهُۥٓ أَبَدًۢا بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيهِمۡ (“Mereka tidak akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri.” Yakni kekufuran, kedhaliman, dan kejahatan yang telah mereka kerjakan.

وَٱللَّهُ عَلِيمٌۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ (“Dan Allah Mahamengetahui akan orang-orang yang dhalim.”) hal ini sudah dibahas di dalam surah al-Baqarah mengenai mubahalah dengan orang-orang Yahudi [mubahalah ialah masing-masing pihak di antara orang-orang yang berbeda pendapat/berselisih berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan laknat kepada pihak yang berdusta], dimana Dia berfirman yang artinya:

“Katakanlah: ‘Jika kamu menganggap bahwa kampung akhirat [surga] itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginkanlah kematianmu, jika kamu memang benar.” (al-Baqarah: 94)

Tafsir Kemenag: Allah menegaskan bahwa para penganut agama Yahudi tidak akan meminta cepat mati, karena mereka menyadari dan mengetahui kesalahan dan keadaan mereka yang bergelimang dosa. Kalau mereka betul-betul menginginkan agar cepat mati, pasti akan terlaksana atas iradat dan kodrat Allah, dan kepada mereka itu akan ditimpakan siksa Allah yang amat pedih.

Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka, ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (al-Baqarah/2: 96).

Tafsir Quraish Shihab: Selamanya tidak ada seorang pun dari mereka yang mengharap kematian oleh sebab kekafiran dan perbuatan buruk mereka. Pengetahuan Allah mencakup orang-orang yang zalim.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 101; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Surah Al-Jumuah Ayat 8
قُلۡ إِنَّ ٱلۡمَوۡتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنۡهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمۡ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ

Terjemahan: “Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Tafsir Jalalain: قُلۡ إِنَّ ٱلۡمَوۡتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنۡهُ فَإِنَّهُۥ (Katakanlah!, “Sesungguhnya kematian yang kalian lari daripadanya, sesungguhnya kematian itu) huruf fa pada lafal fa-innahu adalah huruf zaidah مُلَٰقِيكُمۡ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ (akan menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata) artinya mengetahui pada yang rahasia dan terang-terangan فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (lalu Dia beritakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.”) maka Dia akan membalasnya kepada kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah selanjutnya: قُلۡ إِنَّ ٱلۡمَوۡتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنۡهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمۡ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (“Katakanlah: ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada [Allah], yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’”) penggalan ayat ini sama seperti firman-Nya dalam surah an-Nisaa’ berikut ini yang artinya:

“Di mana saja kamu berada, pastilah akan dijemput oleh kematian, meskipun kamu berada di balik tembok-tembok yang kokoh.” (an-Nisaa’: 78)

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang Yahudi sangat takut menghadapi kematian dan berusaha menghindarinya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Rasulullah agar menyampaikan kepada mereka bahwa kematian pasti datang menemui mereka. Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang kelihatan, baik di langit maupun di bumi.

Maka Allah memberitahukan kepada mereka segala apa yang telah mereka kerjakan, lalu dibalas sesuai dengan amal perbuatannya. Jahat dibalas dengan jahat, yaitu neraka, baik dibalas dengan baik, yaitu surga, sebagaimana firman Allah: Mereka tidak dibalas melainkan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Saba’/34: 33)

Dan firman-Nya: Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. (Dengan demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). (an-Najm/53: 31)

Tafsir Quraish Shihab: Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kalian hindari itu tidak akan dapat terelakkan. Kematian itu pasti akan menemui kalian. Kemudian kalian akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui semua yang gaib dan yang nyata. Dia akan memberitahukan kalian segala apa yang telah kalian lakukan.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Jumuah Ayat 5-8 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S