Surah Al-Kahfi Ayat 47-49; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Kahfi Ayat 47-49

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Kahfi Ayat 47-49 ini, Allah swt menerangkan berbagai peristiwa yang terjadi pada hari kiamat, yaitu malaikat dan manusia dihadapkan kepada Allah dengan berbaris saf demi saf (barisan) seperti dalam salat jamaah, satu sama lain tidak saling menutupi, masing-masing dalam deretannya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah swt menambahkan keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di hari kiamat, yaitu buku catatan amal perbuatan seseorang semasa hidupnya di dunia diberikan kepadanya. Isi catatan itu ada yang baik dan ada yang buruk, dan ada yang diberikan dari sebelah kanan, ada pula yang dari sebelah kiri.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Kahfi Ayat 47-49

Surah Al-Kahfi Ayat 47
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا

Terjemahan: “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.”

Tafsir Jalalain: وَ (Dan) ingatlah وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ (akan hari yang ketika itu Kami perjalankan gunung-gunung) Kami lenyapkan gunung-gunung itu dari muka bumi, hingga gunung-gunung itu menjadi debu yang beterbangan. Menurut qiraat yang lain dibaca Tusayyaru.

وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً (dan kamu akan melihat bumi itu datar) tidak ada sesuatu pun yang ada padanya, baik gunung maupun yang lain-lainnya وَحَشَرْنَاهُ (dan Kami kumpulkan seluruh manusia) baik mereka yang mukmin maupun mereka yang kafir فَلَمْ نُغَادِرْ (dan tidak Kami tinggalkan) Kami tidak membiarkan مِنْهُمْ أَحَدً (seorang pun dari mereka.).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah menceritakan tentang keadaan hari Kiamat yang menyeramkan dan berbagai peristiwa besar yang terjadi pada saat itu. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Pada hari ketika langit benar-benar bergoncang dari gunung-gunung benar-benar berjalan. ” (QS. At-Thuur: 9-10). Yakni beranjak dari tempatnya masing-masing dan kemudian menghilang.

Oleh karena itu, Allah berfirman: وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً (“Dan kamu akan melihat bumi itu datar.”) Maksudnya, rata dan tampak jelas, tidak ada di dalamnya tanda bagi seseorang dan juga tempat yang dapat menutupi seseorang, tetapi makhluk secara keseluruhan tampak jelas bagi Rabb mereka dan tidak sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya.

Mengenai firman-Nya ini, وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً (“Dan kamu akan melihat bumi itu datar.”) Mujahid dan Qatadah mengatakan: “Tidak ada batu dan semak-semak (hutan) di atas bumi.” Qatadah juga mengemukakan: “Tidak ada bangunan dan juga pepohonan.”

Firman-Nya: وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا (“Dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.”) Maksudnya, Kami kumpulkan orang-orang yang hidup pertama-tama dan (hingga) yang hidup terakhir, dan tidak ada seorang pun dari mereka yang Kami tinggalkan, baik anak-anak maupun yang sudah tua.

Sebagaimana yang difirmankan-Nya: “Hari Kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk menghadapnya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).” (QS. Huud: 103)

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan berbagai peristiwa yang terjadi pada hari kiamat. Peristiwa-peristiwa itu antara lain:

Pada hari itu, Allah swt mencabut gunung-gunung dari cengkeraman bumi, sehingga hancur menjadi debu lalu diterbangkan ke udara sebagai-mana Allah menerbangkan awan. Dalam ayat yang lain Allah swt berfirman:

Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan. (al-Waqi’ah/56: 4-6)

Keadaan permukaan bumi ketika itu tampak polos. Tidak ada lagi sisa-sisa benda peradaban manusia, pohon-pohon kayu, sungai-sungai, dan laut yang selama ini terdapat di permukaan bumi. Semua manusia tampak jelas di hadapan Tuhan, tidak ada satu pun yang menutupi keadaan mereka seperti diterangkan Allah dalam firman-Nya:

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang gunung-gunung, maka katakanlah, “Tuhanku akan menghancurkannya (pada hari Kiamat) sehancur-hancurnya, kemudian Dia akan menjadikan (bekas gunung-gunung) itu rata sama sekali, (Sehingga) kamu tidak akan melihat lagi ada tempat yang rendah dan yang tinggi di sana.” (thaha/20: 105-107)

Pada hari itu, Allah swt mengumpulkan umat manusia dari zaman awal sampai akhir, sesudah dibangkitkan dari kuburnya masing-masing. Tidak seorang pun pada hari itu yang ketinggalan untuk diperiksa, baik raja maupun rakyat. Keadaan demikian diterangkan Allah swt dalam firman-Nya:

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 60-65; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Katakanlah, “(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi. (al-Waqi’ah/56: 49-50)

Firman Allah swt: Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab), dan itulah hari yang disaksikan (oleh semua makhluk). (Hud/11: 103). Rasulullah saw menceritakan pula keadaan hari yang dahsyat itu sebagai berikut:

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra bahwa dia berkata, “Aku dengar Rasulullah saw bersabda, “Pada hari kiamat itu manusia dikumpulkan (di Padang Mahsyar) berkaki telanjang, bertelanjang bulat, lagi tidak berkhitan.” Aku lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah antara laki-laki dan perempuan saling melihat satu sama lain?” Rasul saw menjawab, “Ya ‘Aisyah, urusan hari kiamat itu lebih dahsyat dari melihat satu sama lain.” (Riwayat Muslim dalam sahihnya).

Surah Al-Kahfi Ayat 48
وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّا لَّقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ بَلْ زَعَمْتُمْ أَلَّن نَّجْعَلَ لَكُم مَّوْعِدًا

Terjemahan: Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian.

Tafsir Jalalain: وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّا (Dan mereka akan dibawa ke hadapan Rabbmu dengan berbaris) lafal Shaffan menjadi Hal; artinya setiap umat mempunyai barisannya tersendiri, kemudian dikatakan kepada mereka:

لَّقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ (Sesungguhnya kalian datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kalian pada kali yang pertama) artinya, kalian datang menghadap dalam keadaan sendiri-sendiri, tidak pakai alas kaki, telanjang dan belum dikhitan. Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang mengingkari adanya hari berbangkit

بَلْ زَعَمْتُمْ (bahkan kalian mengatakan bahwa) lafal An adalah bentuk Takhfif daripada Anna, artinya bahwasanya أَلَّن نَّجْعَلَ لَكُم مَّوْعِدًا (Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kalian waktu memenuhi perjanjian) untuk membangkitkan kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّا (“Dan mereka akan dibawa ke hadapan Rabbmu dengan berbaris.”) Dimungkinkan maksud penggalan ayat ini adalah bahwa seluruh makhluk berdiri di hadapan Allah Ta’ala dalam satu barisan.

Sebagaimana yang difirmankan Allah: “Pada hari ketikaruh dan para Malaikat berdiri dalam barisan, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Rabb Yang Mahapemurah, dan ia mengucapkan kata yang benar.” (QS. An-Naba’: 38).

Mungkin juga berarti bahwa mereka berdiri dalam beberapa barisan, sebagaimana yang difirmankan-Nya: “Dan datanglah Rabbmu, sedang para Malaikat berbaris-baris.” (QS. Al-Fajr: 22)

Firman-Nya: لَّقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ (“Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakanmu pada kali yang pertama.”
Yang demikian itu merupakan kecaman keras bagi orang-orang yang mengingkari akan adanya hari Kiamat, sekaligus sebagai celaan bagi mereka di hadapan para saksi. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman yang ditujukan kepada mereka:

بَلْ زَعَمْتُمْ أَلَّن نَّجْعَلَ لَكُم مَّوْعِدًا (“Bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagimu waktu [memenuhi] perjanjian.”)
Maksudnya, kalian mengira bahwa hal ini tidak akan terjadi kepada kalian dan tidak juga datang.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini Allah swt menerangkan lagi apa yang terjadi pada hari kiamat itu, yaitu malaikat dan manusia dihadapkan kepada Allah dengan berbaris saf demi saf (barisan) seperti dalam salat jamaah, satu sama lain tidak saling menutupi, masing-masing dalam deretannya.

Suasana mereka seperti pasukan di hadapan raja. Lalu Allah menyatakan kepada mereka yang kafir dan ingkar kepada hari kiamat dengan pernyataan yang menggentarkan hati mereka, bahwa mereka didatangkan di hadapan Tuhan tanpa harta dan anak, bahkan tanpa pakaian dan sepatu seperti halnya pada waktu mereka diciptakan pertama kali. Sebagaimana diterangkan Allah pada ayat yang lain dengan firman-Nya:

Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). (al-An’am/6: 94)

Rasulullah saw menerangkan pula tentang peristiwa hari kiamat ini dengan sabdanya:

Sesungguhnya Allah Yang Maha Tinggi memanggil pada hari kiamat, “Hai hamba-hamba-Ku. Aku Allah tiada Tuhan kecuali Aku, yang Maha Pengasih di antara yang pengasih, yang Mahabijaksana di antara yang bijaksana, dan yang paling segera mengambil perhitungan.

Baca Juga:  Surah Ar-Ra'd Ayat 7; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Siapkan alasan-alasanmu, mudahkanlah jawaban-jawabanmu. Kamu sekalian akan ditanya dan akan dihisab. Wahai malaikat-malaikat, aturlah hamba-hamba-Ku berdiri dalam barisan yang rapat untuk dihisab.” (Riwayat Ibnu Mandah dari Mu’adz bin Jabal)

Allah mencerca mereka karena dahulu menganggap bahwa hari kebang-kitan yang dijanjikan Tuhan itu tidak akan terjadi. Dulu mereka selalu menyombongkan diri di hadapan orang-orang Islam dengan harta kekayaan dan anak-anak mereka sambil mengingkari hari kiamat. Tapi pada saat hari kiamat itu terjadi, mereka tidak berkutik lagi.

Surah Al-Kahfi Ayat 49
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

Terjemahan: Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”.

Tafsir Jalalain: وَوُضِعَ الْكِتَابُ (Dan diletakkanlah kitab) yaitu kitab catatan amal perbuatan setiap orang; bagi orang-orang Mukmin diterima di sebelah kanannya, dan bagi orang-orang kafir di sebelah kirinya

فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ (lalu kamu akan melihat orang-orang yang berdosa) orang-orang kafir مُشْفِقِينَ (ketakutan) merasa takut مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ (terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata) sewaktu mereka melihat kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam kitab catatan amal masing-masing. (Aduhai) ungkapan rasa kecewa

يَا وَيْلَتَنَا (celakalah kami) binasalah kami; lafal Wailata adalah Mashdar yang tidak mempunyai Fi’il dari lafal asalnya مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً (kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar) dari dosa-dosa kami

إِلَّا أَحْصَاهَا (melainkan ia mencatat semuanya)” semuanya telah tercatat dan terbukti di dalamnya; mereka merasa takjub akan hal tersebut وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا (dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada) tertulis di dalam catatan kitab-kitab mereka.

وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا (Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang jua pun) Dia tidak akan menghukum seseorang tanpa dosa, dan Dia tidak akan mengurangi pahala orang Mukmin.

Tafsir Ibnu Katsir: FirmanNya: وَوُضِعَ الْكِتَابُ (“Dan diletakkan kitab.”) Yakni, kitab amal perbuatan yang di dalamnya terdapat perbuatan yang mulia dan perbuatan yang hina, yang kecil dan yang besar.

فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ (“Lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang [tertulis] di dalamnya.”) Yakni, berupa amal perbuatan mereka yang jahat lagi buruk.

وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا (“Dan mereka berkata: ‘Aduhai celaka kami.’”) Maksudnya, sungguh kami sangat merugi dan kecelakaan bagi kami atas kelengahan kami dalam menjalani masa hidup kami.

مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا (“Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya.”) Maksudnya, tidak ada satu dosa pun baik kecil maupun besar yang ditinggalkan dan tidak juga amal perbuatan sekecil apa pun melainkan akan tertulis dan tercatat di dalamnya secara teliti dan terpelihara.

Firman-Nya: وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا (“Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada [tertulis].”) Yakni, perbuatan baik maupun buruk. Dengan kata lain, semua yang tersembunyi akan terlihat jelas.

Imam Ahmad meriwayatkan, dari Anas bin Malik, dari Nabi, di mana beliau pernah bersabda: “Setiap pengkhianat mempunyai bendera pada hari Kiamat yang dapat dikenali dengannya.” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahih mereka.

Firman-Nya: وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا (“Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang pun.”) Maksudnya, Dia akan memberikan keputusan di tengah-tengah hamba-hamba-Nya mengenai amal perbuatan mereka secara keseluruhan dan Dia tidak mendhalimi seorangpun dari makhluk-Nya, bahkan sebaliknya, Dia senantiasa memberi maaf, menghapuskan dosa, memberikan ampunan, menganugerahkan kasih sayang.

Dia juga akan mengadzab siapa saja yang Dia kehendaki melalui kekuasaan, hukum dan keadilan-Nya. Dia akan memenuhi neraka itu dengan orang-orang kafir dan orang-orang yang berbuat maksiat, lalu orang-orang yang berbuat maksiat tersebut akan diselamatkan, sedangkan orang-orang kafir akan tetap kekal di dalamnya. Dia adalah Rabb yang Mahabijaksana yang tidak melampaui batas dan tidak pula melakukan kezhaliman.

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 85-88; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dia berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang meski sebesar dzarrah pun, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya.” (QS. An-Nisaa’: 40)

Tafsir Kemenag:Dalam ayat ini, Allah swt menambahkan keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di hari kiamat, yaitu buku catatan amal perbuatan seseorang semasa hidupnya di dunia diberikan kepadanya. Isi catatan itu ada yang baik dan ada yang buruk, dan ada yang diberikan dari sebelah kanan, ada pula yang dari sebelah kiri.

Orang-orang mukmin dan beramal saleh menerimanya dari sebelah kanan, lalu ia melihat isinya. Ternyata kebaikannya lebih besar dari kejahatannya, dan kejahatan itu segera diampuni oleh Allah swt. Maka dia dimasukkan ke dalam surga, sebagaimana firman Allah swt:

Adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata, “Ambillah, bacalah kitabku (ini).” Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi. (al-haqqah/69: 19-22)

Kepada orang kafir dan orang yang bersalah, kitab catatan amal mereka di dunia diberikan dari sebelah kiri. Lalu mereka melihat isinya, dan ternyata penuh dengan catatan dari berbagai kejahatan, baik berupa perbuatan ataupun perkataan.

Bukti-bukti demikian itu menimbulkan rasa ketakutan di hati mereka terhadap hukuman Allah dan kecaman-kecaman manusia. Dengan penuh penyesalan mereka berkata, “Aduhai, celaka kami, mengapa buku catatan ini sedikit pun tidak meninggalkan kesalahan kami yang kecil apalagi yang besar, semuanya dicatatnya.” Keadaan mereka diterangkan Allah lebih jauh dengan firman-Nya:

Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku, sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku, Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu.

Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku.” (Allah berfirman), “Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.” Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (al-haqqah/69: 25-31)

Mereka mendapatkan segala tindakan mereka yang melanggar aturan agama dan kemanusiaan tertulis di hadapan mereka. Mereka lupa bahwa selama hidup di dunia ada malaikat-malaikat yang selalu mencatat dengan teliti segala perbuatan dan perkataan mereka. Firman Allah swt:

Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Infithar/82: 10-12)

Semua perbuatan manusia sengaja ditulis dalam buku catatan amal untuk diperlihatkan kepada mereka pada hari kiamat. Firman Allah swt:

(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan…. (ali ‘Imran/3: 30)

Tidak ada seorangpun pada hari kiamat itu yang teraniaya. Setiap amal perbuatan akan ditimbang betapapun kecilnya. Allah swt menjamin tegaknya keadilan pada hari itu. Firman-Nya:

Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit ; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (al-Anbiya’/21: 47)

Allah swt tidak akan merugikan hamba-hambanya, sebaliknya akan memberikan pengampunan kepada mereka yang bersalah, kecuali dosa kekufuran. Dia memberikan hukuman kepada mereka berdasar hikmah dan keadilan-Nya. Allah memberikan pahala bagi mereka yang taat, dan menjatuhkan hukuman bagi yang berbuat maksiat.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al- Kahfi Ayat 47-49 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S