Surah Al-Kahfi Ayat 57-59; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Kahfi Ayat 55-56

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Kahfi Ayat 57-59 ini, Allah menerangkan bahwa menolak kebenaran adalah suatu kezaliman yang sangat besar. Allah telah memperingatkan dengan cara yang menyenangkan hati, berupa kabar gembira, ataupun dengan cara ancaman, namun orang-orang kafir dan orang-orang musyrik itu tetap keras kepala, dan tetap memilih kekafiran dan perbuatan maksiat yang terus mereka kerjakan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah Maha Pengampun, dan rahmat-Nya Maha Luas, meliputi seluruh alam, seluruh apa yang ada di langit dan di bumi. Salah satu bukti atas sifat pemurah dan rahmat Allah Yang Maha Luas itu ialah Dia tidak segera menjatuhkan azab atas orang-orang kafir musyrik.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Kahfi Ayat 57-59

Surah Al-Kahfi Ayat 57
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَى فَلَن يَهْتَدُوا إِذًا أَبَدًا

Terjemahan: Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.

Tafsir Jalalain: وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ (Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat dari Rabbnya lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya) apa yang telah diperbuatnya berupa kekafiran dan kedurhakaan.

إِنَّا جَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً (Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka) penutup-penutup أَن يَفْقَهُوهُ (hingga mereka tidak memahaminya) maksudnya, supaya mereka tidak dapat memahami Alquran, dengan demikian maka mereka tidak dapat memahaminya

وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا (dan di telinga mereka Kami letakkan sumbatan pula) yakni penyumbat sehingga mereka tidak dapat mendengarkannya وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَى فَلَن يَهْتَدُوا (dan kendati pun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk) disebabkan adanya penutup dan sumbatan tadi إِذًا أَبَدًا (selama-lamanya).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman, siapakah hamba-hamba Allah yang paling dhalim dari orang-orang yang telah diberi peringatan melalui ayat-ayat Allah Ta’ala, lalu ia berpaling darinya, yakni melupakannya serta tidak mendengarkannya dan tidak memberikan perhatian terhadapnya. وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ (“Serta melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya.”) Yakni, berupa perbuatan keji dan buruk.

إِنَّا جَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ (“Sesungguhnya Kami telah meletakkan di dalam hati mereka,”) yakni ke dalam hati orang-orang itu, أَكِنَّةً (“Tutupan.”) Yakni penutup dan penyumbat.” أَن يَفْقَهُوهُ (“[Sehingga mereka tidak] memahaminya.”) Yakni, supaya mereka tidak memahami al-Qur’an dan penjelasan ini.

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 80-81; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا (“Dan [Kami letakkan pula] sumbatan di telinga mereka.”) Maksudnya, mereka menjadi tuli [secara maknawi] dari petunjuk. وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَى فَلَن يَهْتَدُوا إِذًا أَبَدًا (“Dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.”)

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan bahwa menolak kebenaran adalah suatu kezaliman yang sangat besar. Allah telah memperingatkan dengan cara yang menyenangkan hati, berupa kabar gembira, ataupun dengan cara ancaman, namun orang-orang kafir dan orang-orang musyrik itu tetap keras kepala, dan tetap memilih kekafiran dan perbuatan maksiat yang terus mereka kerjakan.

Dengan sikap keras kepala dan menolak kebenaran itu berarti mereka telah menganiaya atau menzalimi diri sendiri. Kezaliman pada diri sendiri yang mereka lakukan mengundang hukuman Allah yang datang beruntun atas diri mereka.

Setelah mereka menolak kebenaran yang dibawa oleh rasul, mereka pun lupa atas tindakan kekafiran dan kemaksiatannya. Penolakan mereka terhadap kebenaran menyebabkan mereka terseret kepada tindakan-tindakan kemaksiatan.

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan itu menyebabkan mereka lupa atas nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Akhirnya, mereka sama sekali tidak dapat memikirkan akibat apa yang akan menimpa diri mereka sendiri. Hatinya telah membatu, sehingga tidak dapat memahami kebenaran manapun.

Seruan kebenaran syariat Islam tidak mereka dengar lagi, kian hari mereka bertambah parah, sehingga obat apapun yang diberikan tidak akan dapat menolong. Ayat ini sangat tepat diberlakukan pada orang musyrik Mekah yang mati dalam kekafiran.

Surah Al-Kahfi Ayat 58
وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ لَوْ يُؤَاخِذُهُم بِمَا كَسَبُوا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَ بَل لَّهُم مَّوْعِدٌ لَّن يَجِدُوا مِن دُونِهِ مَوْئِلً

Terjemahan: Dan Tuhanmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu (untuk mendapat azab) yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung dari padanya.

Tafsir Jalalain: وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ لَوْ يُؤَاخِذُهُم (Dan Rabbmulah Yang Maha Pengampun lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka) di dunia بِمَا كَسَبُوا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَ (karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi mereka) di dunia

بَل لَّهُم مَّوْعِدٌ (Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu) untuk menerima azab yaitu hari kiamat لَّن يَجِدُوا مِن دُونِهِ مَوْئِلً (yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung daripadanya) yaitu tempat untuk menyelamatkan diri.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman-Nya: وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ (“Dan hanya Rabbmu yang Maha Pengampun lagi mempunyai rahmat.”) Yakni, Rabbmu, hai Muhammad, Mahapengampun lagi mempunyai rahmat yang sangat luas.

Baca Juga:  Surah Al-Hijr Ayat 51-56; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

لَوْ يُؤَاخِذُهُم بِمَا كَسَبُوا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَ (“Jika Dia mengadzab mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan adzab bagi mereka.”) Yang demikian itu adalah seperti firman-Nya:

“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi ini suatu makhluk yang melata pun.” (QS. Faathir: 45). Ayat-ayat yang membahas masalah ini cukup banyak.

Kemudian Allah memberitahukan bahwa Dia mengasihi, menutupi, dan memberikan ampunan, dan mungkin Dia akan berikan petunjuk kepada sebagian mereka dari ketergelinciran menuju ke jalan yang lurus. Barangsiapa yang masih terus-menerus dalam kesesatan, maka baginya akan memperoleh (adzab) pada hari di mana anak-anak tumbuh uban dan wanita-wanita hamil
akan melahirkan.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman: بَل لَّهُم مَّوْعِدٌ لَّن يَجِدُوا مِن دُونِهِ مَوْئِلً (“Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu [untuk mnendapat adzab] yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung darinya.”) Maksudnya, mereka tidak akan mendapatkan tempat berlindung dan menghindarkan diri mereka.

Tafsir Kemenag: Allah swt menerangkan bahwa Dia Maha Pengampun, dan rahmat-Nya Maha Luas, meliputi seluruh alam, seluruh apa yang ada di langit dan di bumi. Salah satu bukti atas sifat pemurah dan rahmat Allah Yang Maha Luas itu ialah Dia tidak segera menjatuhkan azab atas orang-orang kafir musyrik.

Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi mereka kembali menjadi sadar, karena setiap manusia mempunyai benih kebaikan di dalam dirinya. Diharapkan pikirannya yang jernih akan menyuburkan fitrah manusiawinya untuk berkembang dan ingat kembali kepada Tuhan.

Sehingga kalau mereka mau memohon ampun, meskipun dosa-dosanya menumpuk dan menggunung, niscaya akan di-ampuni oleh Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih. Memang ada di antara orang-orang yang sesat itu yang dapat melepaskan diri dari kesesatan, kemudian kembali ke jalan yang benar.

Meskipun Allah memiliki sifat menahan murka, Maha Pengampun dan Mahaluas Rahmat-Nya, namun kalau tenggang waktu yang sudah diberikan tidak juga digunakan untuk menyadari diri, maka akan datang waktu yang sudah dijanjikan Allah untuk mengazab para musyrikin dan orang-orang kafir itu.

Kalau ketentuan batas waktu itu sudah tiba, mereka harus mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya. Mereka harus menanggung azab Allah akibat perbuatan mereka sendiri. Pada waktu itu, tidak ada seorang pun yang dapat membelanya, dan tidak ada suatu tempat pun yang dapat dijadikan untuk berlindung.

Surah Al-Kahfi Ayat 59
وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم مَّوْعِدًا

Terjemahan: Dan (penduduk) negeri telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.

Tafsir Jalalain: وَتِلْكَ الْقُرَى (Dan negeri itu) yang dimaksud adalah penduduknya, seperti kaum Ad dan kaum Tsamud serta lain-lainnya أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا (telah Kami binasakan, ketika mereka berbuat lalim) yakni kafir

Baca Juga:  Surah Al Kafirun; Terjemahan, Tafsir, Asbabun Nuzul, dan Keutamaannya

وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم (dan telah Kami tetapkan bagi kebinasaan mereka) untuk membinasakan mereka. Dan menurut qiraat yang lain dibaca limahlakihim, artinya bagi tempat kebinasaan mereka مَّوْعِدًا (waktu tertentu).

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman-Nya: وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا (“Dan penduduk negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zhalim.”) Yakni, umat-umat terdahulu dan generasi-generasi yang telah berlalu telah Kami binasakan, disebabkan oleh kekufuran dan keingkaran mereka.

وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم مَّوْعِدًا (“Dan Kami telah tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.”) Maksudnya, Kami jadikan ia sampai pada waktu yang ditentukan, tidak ditambah atau dikurangi. Artinya, demikian halnya dengan kalian, hai orang-orang musyrik, berhatilah-hatilah agar kalian tidak ditimpa oleh apa yang menimpa mereka itu.

Kalian telah mendustakan Rasul yang paling mulia dan Nabi yang paling agung, dan kalian bukanlah orang yang lebih mulia dari mereka untuk Kami. Karena itu, takutlah kalian akan adzab-Ku.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah mengingatkan kembali negeri-negeri yang telah dibinasakan beserta penduduknya, karena tetap berbuat zalim dan kufur kepada ayat-ayat Allah, kendatipun telah diberi peringatan dan ancaman oleh para rasul yang diutus kepada mereka.

Negeri-negeri beserta penduduknya itu antara lain: Madyan (negeri kaum Syuaib), hijr (negeri kaum samud), al-Ahqaf (negeri kaum ‘ad), dan Sodom (negeri kaum Luth).

Kebinasaan mereka itu sengaja disebutkan kembali dengan maksud bahwa kendati Allah memiliki sifat Pengampun dan Mahaluas Rahmat-Nya, namun kalau suatu bangsa atau penduduk suatu negeri tetap berbuat zalim dan kufur kepada ayat-ayat Allah, mereka akan dihancurkan beserta negerinya.

Selain dari sifat tersebut di atas, Allah juga memiliki sifat Maha Adil. Dia akan menjatuhkan azab dan hukuman sesuai dengan tindak perbuatan hamba-Nya itu sendiri. Hal ini pun berlaku atas kaum kafir dan musyrikin Quraisy. Kalau sudah datang waktunya, maka para pemuka kaum Quraisy Mekah itu dihancurkan Tuhan, yaitu pada Perang Badar.

Peringatan ini dimaksudkan juga untuk menambah kuat dan mantap keimanan orang-orang yang sudah beriman.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al- Kahfi Ayat 57-59 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S