Surah Al-Ma’arij Ayat 36-44; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Ma'arij Ayat 36-44

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Ma’arij Ayat 36-44 ini, menerangkan tentang Allah bersumpah dengan diri-Nya sebagai Tuhan penguasa dan pemilik alam semesta beserta seluruh isinya, untuk menegaskan bahwa Dia kuasa menghancurkan mereka seketika dan menggantinya dengan umat lain yang lebih baik dari mereka.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Tidak seorang pun yang dapat menolak kehendak-Nya atau menghindarkan diri dari azab yang akan ditimpakan itu. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu), dan yang demikian itu tidak sukar bagi Allah.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Ma’arij Ayat 36-44

Surah Al-Ma’arij Ayat 36
فَمَالِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ قِبَلَكَ مُهۡطِعِينَ

Terjemahan: “Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu,

Tafsir Jalalain: فَمَالِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ قِبَلَكَ (Mengapakah orang-orang kami itu ke arahmu) menuju kepadamu مُهۡطِعِينَ (dengan bersegera) lafal muhthi`iina berkedudukan sebagai hal atau kata keterangan keadaan, yakni mereka selalu menatapkan pandangannya ke arahmu secara terus-menerus.

Tafsir Ibnu Katsir: فَمَالِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ قِبَلَكَ مُهۡطِعِينَ (“Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang kepadamu.”) maksudnya orang-orang kafir yang ada di dekatmu itu wahai Muhammad bergegas melarikan diri darimu? Sebagaimana dikatakan oleh al-Hasan al-Bashri: “MuHthi’iina berarti beranjak.”

Tafsir Kemenag: Menurut sebahagian ahli tafsir, ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah saw salat dan membaca Al-Qur?an di dekat Ka?bah. Lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-kelompok di dekatnya sambil mengejek dan mengatakan bahwa mereka lebih pantas masuk surga daripada kaum Muslimin, karena mereka lebih mulia.

Orang-orang musyrik Mekah yang datang kepada Nabi bergegas duduk di kanan dan di kiri beliau untuk mendengar dan memperhatikan ayat-ayat yang beliau baca, seakan-akan mereka mengimaninya. Bila mendengar Nabi saw membaca Al-Qur?an, mereka memelototkan mata seperti orang ketakutan.

Mereka duduk di kanan-kiri Rasulullah berkelompok-kelompok dan seakan-akan memperhatikan ayat-ayat yang dibacakan itu. Mereka juga mengangguk-anggukkan kepala, tetapi maksud mereka sesungguhnya untuk menghina Nabi Muhammad.

Tafsir Quraish Shihab: Mengapakah orang-orang kafir bergegas datang kepadamu dan mengelilingi kamu dari arah kanan dan kirimu dengan berkelompok-kelompok? Apakah setiap orang dari mereka ingin–setelah mendengar janji Allah dan rasul-Nya untuk orang-orang Mukmin yang berupa surga–dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan?

Surah Al-Ma’arij Ayat 37
عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ عِزِينَ

Terjemahan: “dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok.

Tafsir Jalalain: عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ (Dari kanan dan dari kiri) dari sebelah kananmu dan sebelah kirimu عِزِينَ (dengan berkelompok-kelompok) secara bergerombol dan membentuk lingkaran di sekitarmu. Mereka berbuat demikian seraya mengatakan dengan nada mengejek, “Sungguh jika mereka, yakni orang-orang yang beriman, masuk ke dalam surga, niscaya kami benar-benar akan masuk ke dalamnya sebelum mereka.” Maka Allah berfirman:.

Tafsir Ibnu Katsir: عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ عِزِينَ (“dari kanan dan dari kiri secara berkelompok-kelompok”) bentuk tunggal kata ‘iziin itu adalah ‘izzah yang berarti berkelompok. Dan demikianlah keadaan orang-orang yang melarikan diri. Yakni saat mereka terpecah-pecah dan terpisah-pisah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad mengenai orang-orang yang mengumbar nafsu [ahlu bid’ah]. Mereka adalah orang-orang yang menyelisihi al-Qur’an. Mereka tidak mau sependapat dengannya, tetapi mereka sepakat untuk menyalahinya.

Tafsir Kemenag: Menurut sebahagian ahli tafsir, ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah saw salat dan membaca Al-Qur?an di dekat Ka?bah. Lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-kelompok di dekatnya sambil mengejek dan mengatakan bahwa mereka lebih pantas masuk surga daripada kaum Muslimin, karena mereka lebih mulia.

Orang-orang musyrik Mekah yang datang kepada Nabi bergegas duduk di kanan dan di kiri beliau untuk mendengar dan memperhatikan ayat-ayat yang beliau baca, seakan-akan mereka mengimaninya. Bila mendengar Nabi saw membaca Al-Qur?an, mereka memelototkan mata seperti orang ketakutan.

Mereka duduk di kanan-kiri Rasulullah berkelompok-kelompok dan seakan-akan memperhatikan ayat-ayat yang dibacakan itu. Mereka juga mengangguk-anggukkan kepala, tetapi maksud mereka sesungguhnya untuk menghina Nabi Muhammad.

Tafsir Quraish Shihab: Mengapakah orang-orang kafir bergegas datang kepadamu dan mengelilingi kamu dari arah kanan dan kirimu dengan berkelompok-kelompok? Apakah setiap orang dari mereka ingin–setelah mendengar janji Allah dan rasul-Nya untuk orang-orang Mukmin yang berupa surga–dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan?

Surah Al-Ma’arij Ayat 38
أَيَطۡمَعُ كُلُّ ٱمۡرِئٍ مِّنۡهُمۡ أَن يُدۡخَلَ جَنَّةَ نَعِيمٍ

Terjemahan: “Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan?,

Tafsir Jalalain: أَيَطۡمَعُ كُلُّ ٱمۡرِئٍ مِّنۡهُمۡ أَن يُدۡخَلَ جَنَّةَ نَعِيمٍ (“Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan?”).

Tafsir Ibnu Katsir: أَيَطۡمَعُ كُلُّ ٱمۡرِئٍ مِّنۡهُمۡ أَن يُدۡخَلَ جَنَّةَ نَعِيمٍ (“Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan? Sekali-sekali tidak.”) maksudnya orang-orang itu sangat menginginkan untuk masuk surga yang penuh dengan kenikmatan, sedang keadaan mereka seperti itu, yaitu menjauhkan diri dari Rasulullah saw. dan juga melarikan diri dari kebenaran. Sekali-sekali tidak mungkin mereka memasukinya, bahkan tempat tinggal mereka adalah neraka jahanam.

Tafsir Kemenag: Allah mengatakan bahwa perbuatan orang-orang musyrik itu sangat mengherankan. Apakah mereka berbuat demikian karena ingin masuk surga? Hal itu tidak mungkin karena mereka mengingkari ayat-ayat Al-Qur’an itu. Allah menyediakan surga hanya bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bukan untuk orang-orang kafir seperti mereka.

Baca Juga:  Surah Al-Mu'minun Ayat 57-61; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Mengapakah orang-orang kafir bergegas datang kepadamu dan mengelilingi kamu dari arah kanan dan kirimu dengan berkelompok-kelompok? Apakah setiap orang dari mereka ingin–setelah mendengar janji Allah dan rasul-Nya untuk orang-orang Mukmin yang berupa surga–dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan?

Surah Al-Ma’arij Ayat 39
كَلَّآ إِنَّا خَلَقۡنَٰهُم مِّمَّا يَعۡلَمُونَ

Terjemahan: “sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani).

Tafsir Jalalain: كَلَّآ (Sekali-kali tidak!) kalimat ini merupakan sanggahan terhadap mereka yang ingin masuk surga, padahal mereka kafir. إِنَّا خَلَقۡنَٰهُم م (Sesungguhnya Kami ciptakan mereka) sama dengan selain mereka مِّمَّا يَعۡلَمُونَ (dari apa yang mereka ketahui) yakni dari air mani; maka tidak cukup hanya dengan itu mereka mengharapkan surga, karena sesungguhnya surga itu hanya dapat diharapkan bagi orang-orang yang bertakwa.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman seraya menetapkan akan terjadinya hari pengembalian umat manusia dan pemberian adzab kepada mereka yang mengingkari kejadiannya dan menilai mustahil keberadaannya dengan memberikan dalil kepada mereka mengenai awal penciptaan, dimana pengulangannya lebih mudah daripada penciptaan pertama kali, dan mereka pun mengakui hal tersebut. Oleh karena itu Allah berfirman: كَلَّآ إِنَّا خَلَقۡنَٰهُم مِّمَّا يَعۡلَمُونَ (“Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui.”) yaitu air yang lemah.

Tafsir Kemenag: Mereka beranggapan akan masuk surga, karena merasa lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang beriman. Akan tetapi, anggapan mereka itu salah karena mereka dijadikan dari air mani seperti juga halnya seluruh manusia, tak ada bedanya.

Tidak ada keistimewaan seseorang atas yang lain dan Allah tidak membeda-bedakannya. Hanya yang membedakan derajat seorang manusia dengan manusia yang lain hanya iman dan amal. Hal demikian itu adalah hukum Allah dan tidak seorang pun yang dapat mengubahnya.

Tafsir Quraish Shihab: Hendaknya mereka jangan berangan-angan masuk surga. Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari air yang hina.

Surah Al-Ma’arij Ayat 40
فَلَآ أُقۡسِمُ بِرَبِّ ٱلۡمَشَٰرِقِ وَٱلۡمَغَٰرِبِ إِنَّا لَقَٰدِرُونَ

Terjemahan: “Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.

Tafsir Jalalain: فَلَآ (Maka) huruf laa di sini adalah huruf zaidah أُقۡسِمُ بِرَبِّ ٱلۡمَشَٰرِقِ وَٱلۡمَغَٰرِبِ (Aku bersumpah dengan nama Rabb yang memiliki arah timur dan arah barat) yang memiliki matahari, bulan dan bintang-bintang lainnya إِنَّا لَقَٰدِرُونَ (sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.).

Tafsir Ibnu Katsir: فَلَآ أُقۡسِمُ بِرَبِّ ٱلۡمَشَٰرِقِ وَٱلۡمَغَٰرِبِ إِنَّا لَقَٰدِرُونَ (“Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.

Tafsir Kemenag: Allah bersumpah dengan diri-Nya sebagai Tuhan penguasa dan pemilik alam semesta beserta seluruh isinya, untuk menegaskan bahwa Dia kuasa menghancurkan mereka seketika dan menggantinya dengan umat lain yang lebih baik dari mereka. Tidak seorang pun yang dapat menolak kehendak-Nya atau menghindarkan diri dari azab yang akan ditimpakan itu.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah mencipta?kan langit dan bumi dengan hak (benar)? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu), dan yang demikian itu tidak sukar bagi Allah. (Ibrahim/14: 19-20)

Pada akhir ayat ini, ditegaskan bahwa Allah tidak dapat dikalahkan oleh siapa pun yang telah ditetapkan azab baginya. Mereka tidak akan dapat menghindarinya sebagaimana diterangkan-Nya dalam firman-Nya yang lain: Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Sangatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu! (al-?Ankab?t/29: 4).

Tafsir Quraish Shihab: Aku bersumpah demi Tuhan Pemilik tempat terbit dan terbenamnya hari, bintang dan petunjuk. Sesungguhnya Kami mampu menghancurkan mereka dan mendatangkan pengganti mereka yang lebih taat kepada Allah. Dan Kami tidaklah lemah untuk melakukan penggantian itu(1).

(1) Al-masyâriq (tempat terbit) dan al-maghârib (tempat terbenam) di sini dapat dimaksudkan sebagai tempat-tempat kerajaan Allah dengan luasnya yang tak terhingga seperti diisyaratkan pada ayat 137 surat al-A’râf untuk menunjukkan belahan-belahan bumi yang disebutkan pada ayat itu.

Al-masyâriq dan al-maghârib dapat pula diartikan sebagai tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan, seluruh bintang dan planet, di samping juga untuk menunjukkan semua kerajaan Allah. Gejala terbit dan terbenamnya benda-benda langit disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya dari barat ke timur.

Oleh karena itu, benda-benda langit tersebut tampak bergerak di kubah langit berlawanan dengan perputaran tadi yaitu terbit di ufuk timur dan terbenam di ufuk barat. Atau paling sedikit berputar dari timur ke barat di sekitar bintang kutub utara–di belahan bola bumi bagian utara, misalnya.

Apabila jarak kutub bintang itu lebih kecil dari lebarnya tempat peneropong, maka bintang tersebut tidak terbit dan tidak terbenam, tetapi membentuk putaran kecil di sekitar kutub utara. Oleh sebab itu ayat ini juga mengisaratkan saat-saat di malam hari (lihat ayat 16 surat al-Nahl). Jadi, fenomena terbit dan terbenam menunjukkan adanya perputaran bola bumi. Dan itu adalah nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada semua makhluk hidup di planet ini. Kalau bumi tidak berputar pada porosnya maka setengah bagiannya akan terkena sinar matahari selama setengah tahun dan setengan bagian lainnya tidak terkena sinar matahari sama sekali.

Baca Juga:  Surah Ali Imran Ayat 23-29; Seri Tadabbur Al Qur'an

Dengan demikian, tidak akan ada kehidupan seperti sekarang ini. Kalau kita coba membatasi fenomena terbit dan terbenam hanya pada matahari saja, tanpa bintang dan planet lainnya, maka ini menunjukkan banyaknya tempat terbit dan terbenam di bumi yang tidak ada habisnya dari hari ke hari pada setiap tempat di muka bumi ini. Bahkan pada setiap saat yang berlalu di bola bumi ini.

Pada setiap saat matahari terbenam pada suatu titik dan terbit pada titik lain yang berlawanan. Ini semua berkat ketelitian aturan Allah dan mukjizat kekuasaan-Nya (Lihat juga catatan kaki ayat 5 surat al-Shâffât dan ayat 17 surat al-Rahmân).

Surah Al-Ma’arij Ayat 41
عَلَىٰٓ أَن نُّبَدِّلَ خَيۡرًا مِّنۡهُمۡ وَمَا نَحۡنُ بِمَسۡبُوقِينَ

Terjemahan: “Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.

Tafsir Jalalain: عَلَىٰٓ (Untuk mengganti) mereka أَن نُّبَدِّلَ خَيۡرًا مِّنۡهُمۡ وَمَا نَحۡنُ بِمَسۡبُوقِينَ (dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan sekali-kali Kami tidak dapat dikalahkan) tidak ada yang dapat mengalahkan Kami dalam hal ini.

Tafsir Ibnu Katsir: “Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.

Tafsir Kemenag: Allah bersumpah dengan diri-Nya sebagai Tuhan penguasa dan pemilik alam semesta beserta seluruh isinya, untuk menegaskan bahwa Dia kuasa menghancurkan mereka seketika dan menggantinya dengan umat lain yang lebih baik dari mereka. Tidak seorang pun yang dapat menolak kehendak-Nya atau menghindarkan diri dari azab yang akan ditimpakan itu.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah mencipta?kan langit dan bumi dengan hak (benar)? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu), dan yang demikian itu tidak sukar bagi Allah. (Ibrahim/14: 19-20)

Pada akhir ayat ini, ditegaskan bahwa Allah tidak dapat dikalahkan oleh siapa pun yang telah ditetapkan azab baginya. Mereka tidak akan dapat menghindarinya sebagaimana diterangkan-Nya dalam firman-Nya yang lain: Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Sangatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu! (al-?Ankab?t/29: 4).

Tafsir Quraish Shihab: Aku bersumpah demi Tuhan Pemilik tempat terbit dan terbenamnya hari, bintang dan petunjuk. Sesungguhnya Kami mampu menghancurkan mereka dan mendatangkan pengganti mereka yang lebih taat kepada Allah. Dan Kami tidaklah lemah untuk melakukan penggantian itu(1).

(1) Al-masyâriq (tempat terbit) dan al-maghârib (tempat terbenam) di sini dapat dimaksudkan sebagai tempat-tempat kerajaan Allah dengan luasnya yang tak terhingga seperti diisyaratkan pada ayat 137 surat al-A’râf untuk menunjukkan belahan-belahan bumi yang disebutkan pada ayat itu.

Al-masyâriq dan al-maghârib dapat pula diartikan sebagai tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan, seluruh bintang dan planet, di samping juga untuk menunjukkan semua kerajaan Allah. Gejala terbit dan terbenamnya benda-benda langit disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya dari barat ke timur.

Oleh karena itu, benda-benda langit tersebut tampak bergerak di kubah langit berlawanan dengan perputaran tadi yaitu terbit di ufuk timur dan terbenam di ufuk barat. Atau paling sedikit berputar dari timur ke barat di sekitar bintang kutub utara–di belahan bola bumi bagian utara, misalnya. Apabila jarak kutub bintang itu lebih kecil dari lebarnya tempat peneropong, maka bintang tersebut tidak terbit dan tidak terbenam, tetapi membentuk putaran kecil di sekitar kutub utara.

Oleh sebab itu ayat ini juga mengisaratkan saat-saat di malam hari (lihat ayat 16 surat al-Nahl). Jadi, fenomena terbit dan terbenam menunjukkan adanya perputaran bola bumi. Dan itu adalah nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada semua makhluk hidup di planet ini. Kalau bumi tidak berputar pada porosnya maka setengah bagiannya akan terkena sinar matahari selama setengah tahun dan setengan bagian lainnya tidak terkena sinar matahari sama sekali.

Dengan demikian, tidak akan ada kehidupan seperti sekarang ini. Kalau kita coba membatasi fenomena terbit dan terbenam hanya pada matahari saja, tanpa bintang dan planet lainnya, maka ini menunjukkan banyaknya tempat terbit dan terbenam di bumi yang tidak ada habisnya dari hari ke hari pada setiap tempat di muka bumi ini. Bahkan pada setiap saat yang berlalu di bola bumi ini.

Pada setiap saat matahari terbenam pada suatu titik dan terbit pada titik lain yang berlawanan. Ini semua berkat ketelitian aturan Allah dan mukjizat kekuasaan-Nya (Lihat juga catatan kaki ayat 5 surat al-Shâffât dan ayat 17 surat al-Rahmân).

Surah Al-Ma’arij Ayat 42
فَذَرۡهُمۡ يَخُوضُواْ وَيَلۡعَبُواْ حَتَّىٰ يُلَٰقُواْ يَوۡمَهُمُ ٱلَّذِى يُوعَدُونَ

Baca Juga:  Surah An-Najm Ayat 33-41; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Terjemahan: “Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka,

Tafsir Jalalain: فَذَرۡهُمۡ (Maka biarkanlah mereka) tinggalkanlah mereka يَخُوضُواْ (tenggelam) dalam kebatilan وَيَلۡعَبُواْ (dan bermain-main) dalam keduniaan حَتَّىٰ يُلَٰقُواْ (sampai mereka menjumpai) menemui يَوۡمَهُمُ ٱلَّذِى يُوعَدُونَ (hari yang diancamkan kepada mereka) yang pada hari itu ada azab bagi mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: فَذَرۡهُمۡ (“Maka biarkanlah mereka”) hai Muhammad; يَخُوضُواْ وَيَلۡعَبُوا (“tenggelam dan bermain-main”) artinya, biarkan mereka dalam pendustaan, kekafiran dan keingkaran mereka,حَتَّىٰ يُلَٰقُواْ يَوۡمَهُمُ ٱلَّذِى يُوعَدُونَ (“Sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka.”) maksudnya, sehingga mereka kelak mengetahui akibat dari semua itu dan merasakan penderitaannya.

Tafsir Kemenag: Ayat ini merupakan peringatan keras kepada kaum musyrikin yang selalu menentang dan mengingkari seruan Nabi Muhammad. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk menyadarkan, namun mereka tetap ingkar.

Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk membiarkan orang-orang musyrik itu mengingkari seruannya, agar mereka tenggelam dalam kesesatan dan lalai oleh kesenangan hidup yang mereka nikmati. Mereka pasti mati dan kemudian dibangkitkan pada hari Kiamat.

Pada hari itu, barulah mereka mengetahui kebenaran risalah yang telah disampaikan Nabi saw kepada mereka, yaitu ketika mereka diminta mempertanggungjawabkan semua perbuatan mereka di dunia.

Tafsir Quraish Shihab: Biarkanlah mereka tenggelam dalam kebatilan dan bersenang-senang dengan kehidupan dunia mereka sampai mereka menjumpai hari mereka yang azab itu dijanjikan.

Surah Al-Ma’arij Ayat 43
يَوۡمَ يَخۡرُجُونَ مِنَ ٱلۡأَجۡدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمۡ إِلَىٰ نُصُبٍ يُوفِضُونَ

Terjemahan: “(yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),

Tafsir Jalalain: يَوۡمَ يَخۡرُجُونَ (Yaitu pada hari mereka keluar dari kubur) dari tempat-tempat mereka dikubur ِمِنَ ٱلۡأَجۡدَاثِ (dengan cepat) menuju ke padang Mahsyar tempat mereka dihimpunkan سِرَاعًا كَأَنَّهُمۡ إِلَىٰ نُصُبٍ (seakan-akan mereka pergi kepada berhala-berhala) menurut suatu qiraat dibaca nushubin, artinya sesuatu yang dibangun untuk pertanda atau tugu, yang dimaksud adalah berhala-berhala يُوفِضُونَ (dengan cepatnya) mereka pergi dengan cepat seakan-akan pergi kepada berhala-berhala mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: يَوۡمَ يَخۡرُجُونَ مِنَ ٱلۡأَجۡدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمۡ إِلَىٰ نُصُبٍ يُوفِضُونَ (“Yaitu pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala.”) yakni bangkit dari kubur, jika Rabb memanggil mereka untuk dihisab, mereka bangkit dengan cepat seakan-akan mereka tengah berlari menuju patung-patung mereka. Ibnu ‘Abbas, Mujahid, dan adl-Dhahhak mengatakan: “Yakni kepada ilmu yang mereka usahakan.”

Tafsir Kemenag: Pada hari Kiamat itu, mereka dihidupkan kembali dan dibangkitkan dari kubur. Mereka datang dengan tergesa-gesa untuk memenuhi panggilan yang memanggil mereka waktu itu dengan harapan panggilan itu berisi sesuatu yang menyenangkan. Mereka datang tergesa-gesa sebagaimana ketika mereka datang untuk menyembah berhala mereka dulu waktu di dunia.

Tafsir Quraish Shihab: Yaitu hari ketika mereka bergegas keluar dari kubur mereka menuju ke arah seseorang yang memanggil. Mereka seolah bersegera menuju sesuatu selain Allah yang disembahnya di dunia. Saat itu pandangan mereka tertunduk. Mereka tidak mampu mengangkatnya. Mereka dipenuhi oleh kehinaan. Dahulu mereka pernah dijanjikan dengan datangnya hari ini, tetapi mereka mendustakannya.

Surah Al-Ma’arij Ayat 44
خَٰشِعَةً أَبۡصَٰرُهُمۡ تَرۡهَقُهُمۡ ذِلَّةٌ ذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمُ ٱلَّذِى كَانُواْ يُوعَدُونَ

Terjemahan: “dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.

Tafsir Jalalain: خَٰشِعَةً (Dalam keadaan hina) atau nista أَبۡصَٰرُهُمۡ تَرۡهَقُهُمۡ (pandangan mereka karena diliputi) diselimuti ذِلَّةٌ ذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمُ ٱلَّذِى كَانُواْ يُوعَدُونَ (oleh rasa hina. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka) lafal dzaalika menjadi mubtada, dan lafal-lafal sesudahnya berkedudukan menjadi khabarnya; makna yang dimaksud adalah hari kiamat.

Tafsir Ibnu Katsir: خَٰشِعَةً أَبۡصَٰرُهُمۡ (“Dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya.”) yakni menundukkan.

Tafsir Kemenag: Pada hari yang dijanjikan itu, orang-orang musyrik berlarian dengan kepala tertunduk menuju pengadilan Allah. Itulah hari yang pernah diperingatkan Allah kepada mereka. Hari itu adalah hari yang penuh kesengsaraan dan penderitaan. Pada hari itu tidak ada suatu pun yang dapat memberi pertolongan selain Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Yaitu hari ketika mereka bergegas keluar dari kubur mereka menuju ke arah seseorang yang memanggil. Mereka seolah bersegera menuju sesuatu selain Allah yang disembahnya di dunia. Saat itu pandangan mereka tertunduk. Mereka tidak mampu mengangkatnya. Mereka dipenuhi oleh kehinaan. Dahulu mereka pernah dijanjikan dengan datangnya hari ini, tetapi mereka mendustakannya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Ma’arij Ayat 36-44 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S