Surah Al-Mu’min Ayat 1-3; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mu'min Ayat 1-3

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 1-3 ini, sebelum membahas kandungan ayat terlebih dahulu kita mengetahui isi surah ini. Surah ini diawali dengan dua huruf eja yang dilanjutkan dengan menyebutkan posisi al-Qur’ân yang diturunkan dari Sang Mahaperkasa, Maha Mengetahui, Maha Pengampun semua dosa, Maha Penerima tobat, Tuhan yang siksa-Nya teramat pedih dan yang memiliki karunia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Setelah itu, surah ini mengajak kita untuk mengesakan Tuhan dan jangan sampai tertipu dengan kekuasaan yang, bisa jadi, ada pada orang-orang kafir. Mereka, orang-orang kafir itu, kemudian diajak untuk mengingat kembali nasib yang diderita bangsa-bangsa sebelum mereka. Kemudian, setelah itu, disebut pula tentang malaikat-malaikat yang memikul arasy Tuhan sambil bertasbih dan bertahmid, dan ihwal orang-orang kafir yang mendapat murka Allah.

Pada lebih dari satu tempat, surah ini berbicara tentang tanda-tanda kemahakuasaan Allah yang terdapat pada diri kita, langit, bumi dan nikmat-nikmat dan karunia-Nya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’min Ayat 1-3

Surah Al-Mu’min Ayat 1
حمٓ

Terjemahan: “Haa Miim.

Tafsir Jalalain: Ghaafir (Sang Maha Pengampun) حمٓ (Haa Miim) hanya Allah saja yang mengetahui arti dan maksudnya.

Tafsir Ibnu Katsir: [1] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya.

golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad.

Kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.

Dikatakan bahwa, حمٓ; adalah salah satu Nama di antara Nama-nama Allah swt. terdapat di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi, dari hadits ats-Tsauri, dari Abu Ishaq, dari al-Mihlab, bahwa Abu Shafrah berkata:

“Bercerita kepadaku orang yang mendengar bahwa Nabi saw. bersabda: ‘Jika kalian menginap di suatu malam, maka ucapkanlah: haamiim, niscaya mereka tidak akan ditolong.’ Isnad ini shahih.” Yaitu jika kalian katakan hal itu, mereka tidak akan ditolong.

Tafsir Kemenag: Penjelasan mengenai huruf-huruf hijaiyah pada awal beberapa surah dalam Al-Qur’an seperti pada awal surah ini, telah diuraikan dengan panjang lebar pada awal Surah al-Baqarah. (Lihat “Al-Qur’an dan Tafsirnya” Jilid I).

Tafsir Quraish Shihab: [[40 ~ GHAFIR (MAHA PENGAMPUN) Pendahuluan: Makkiyyah, 85 ayat ~ Seperti halnya beberapa surat lain, surat ini diawali dengan dua huruf eja yang dilanjutkan dengan menyebutkan posisi al-Qur’ân yang diturunkan dari Sang Mahaperkasa, Maha Mengetahui, Maha Pengampun semua dosa, Maha Penerima tobat, Tuhan yang siksa-Nya teramat pedih dan yang memiliki karunia.

Setelah itu, surah ini mengajak kita untuk mengesakan Tuhan dan jangan sampai tertipu dengan kekuasaan yang, bisa jadi, ada pada orang-orang kafir. Mereka, orang-orang kafir itu, kemudian diajak untuk mengingat kembali nasib yang diderita bangsa-bangsa sebelum mereka. Kemudian, setelah itu, disebut pula tentang malaikat-malaikat yang memikul arasy Tuhan sambil bertasbih dan bertahmid, dan ihwal orang-orang kafir yang mendapat murka Allah.

Pada lebih dari satu tempat, surat ini berbicara tentang tanda-tanda kemahakuasaan Allah yang terdapat pada diri kita, langit, bumi dan nikmat-nikmat dan karunia-Nya. Di samping itu, dalam surat ini Allah mengajak kita, melalui beberapa ayat, untuk beribadah hanya kepada-Nya. Di antaranya adalah ayat-ayat. yang maknanya berbunyi:

“Oleh karena itu, sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya”; “Dan Tuhan berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, pasti kalian akan Aku kabulkan'”; “Itulah Allah, Tuhan kalian, Pencipta segala sesuatu. Tidak ada Tuhan selain Dia”.

Baca Juga:  Surah Al-Maidah Ayat 87-88; Seri Tadabbur Al Qur'an

Pada bagian lain, surah ini juga mengingatkan kita tentang hari kiamat melalui ayat yang maknanya berbunyi: “Berilah peringatan kepada mereka tentang hari yang dekat (kiamat), ketika hati menjadi sesak sampai ke kerongkongan karena menahan sedih.”

Sedikit kisah mengenai Mûsâ a. s. bersama Fir’aun dan kaumnya, terutama sekali kisah tentang pengikut Fir’aun yang beriman, juga disinggung dalam surat ini. Terakhir, surat ini diakhiri dengan ajakan kepada umat manusia untuk berjalan menjelajahi bumi, agar dapat mengambil pelajaran dari pengalaman bangsa-bangsa sebelumnya, seperti, misalnya, menyangkut persoalan bagaimana mereka tertipu oleh pengetahuan mereka sendiri yang kemudian berakhir dengan buruk. Nah, ketika mereka tertimpa azab Allah, mereka berkata,

“Sekarang kami beriman kepada Allah dan mengingkari semua yang dulu kami anggap sebagai sekutu-sekutu-Nya.” Tetapi, sayang, pernyataan iman mereka itu telah terlambat. Sebab, “Keimanan mereka tidak berguna lagi ketika mereka melihat siksa Kami”. Itu semua merupakan ketentuan Allah (sunnatullâh) yang berlaku pada makhluk ciptaan-Nya. Dan kita tidak akan menemukan perubahan pada sunnatullâh. Maka, ketika siksaan itu telah datang, orang-orang kafir akan sangat merugi.]]

Hâ, Mîm, adalah huruf-huruf eja yang mengawali surat ini, seperti halnya cara al-Qur’ân dalam mengawali beberapa surat lainnya, yang merupakan isyarat bahwa kitab suci al-Qur’ân ini menggunakan bahasa yang sama dengan bahasa yang digunakan orang-orang Arab. Namun demikian, mereka tidak mampu membuat sesuatu yang serupa.

Surah Al-Mu’min Ayat 2
تَنزِيلُ ٱلۡكِتَٰبِ مِنَ ٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ

Terjemahan: “Diturunkan Kitab ini (Al Quran) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui,

Tafsir Jalalain: تَنزِيلُ ٱلۡكِتَٰبِ (Diturunkan Kitab ini) yakni Alquran, menjadi Mubtada مِنَ ٱللَّهِ (dari Allah) Khabar Mubtada ٱلۡعَزِيزِ (Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya ٱلۡعَلِيمِ (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: تَنزِيلُ ٱلۡكِتَٰبِ مِنَ ٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ (“Diturunkan Kitab ini [al-Qur’an] dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahamengetahui.”) maksudnya, turunnya kitab ini yaitu al-Qur’an adalah dari Allah Yang Mahamemiliki keperkasaan dan pengetahuan.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Kitab Suci Al-Qur’an yang merupakan kitab suci bagi Nabi Muhammad dan umatnya wajib diamalkan isi dan petunjuknya. Ia merupakan kitab suci terakhir yang membenarkan kitab-kitab suci yang sebelumnya, dan benar-benar diturunkan dari Allah, Tuhan sekalian alam, Tuhan Yang Mahaperkasa, tak ada satu makhluk pun yang dapat mengalahkan-Nya, Tuhan Yang Maha Mengetahui, tiada sesuatu yang tersembunyi bagi Allah bagaimanapun kecil dan halusnya.

Firman Allah: Kitab ini diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (al-A.hqaf/46: 2) Kitab Suci Al-Qur’an tidak mungkin dibuat oleh selain Allah dan tidak mungkin juga dibuat oleh Muhammad saw sebagaimana yang dituduhkan oleh musuh-musuh Islam. Hal ini telah ditegaskan Allah di dalam Al-Qur’an dengan firman-Nya:

Dan tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah. (Yunus/10: 37) Dan firman-Nya: Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? (Yunus/10: 38) Bahkan, Kitab Suci Al-Qur’an itu diturunkan dengan latar belakang yang beraneka ragam, berisi petunjuk bagi manusia untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang. Firman Allah:

(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji. (Ibrahim/14: 1) .

Tafsir Quraish Shihab: Al-Qur’ân ini diturunkan dari Allah Sang Mahaperkasa, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu; Sang Maha Menerima tobat dari orang-orang yang bertobat kepada-Nya, yang azab-Nya amat pedih; Sang Pemberi nikmat dan karunia. Tak ada yang patut disembah selain Dia. Hanya kepada-Nyalah tempat kembali.

Surah Al-Mu’min Ayat 3
غَافِرِ ٱلذَّنۢبِ وَقَابِلِ ٱلتَّوۡبِ شَدِيدِ ٱلۡعِقَابِ ذِى ٱلطَّوۡلِ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ إِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ

Terjemahan: “Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya-lah kembali (semua makhluk).

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 167; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Tafsir Jalalain: غَافِرِ ٱلذَّنۢبِ (Yang mengampuni dosa) orang-orang mukmin وَقَابِلِ ٱلتَّوۡبِ (dan menerima tobat) mereka شَدِيدِ ٱلۡعِقَابِ (lagi keras hukuman-Nya) terhadap orang-orang kafir, yaitu Dia mengeraskan azab-Nya terhadap mereka ذِى ٱلطَّوۡلِ (Yang mempunyai karunia) yakni Pemberi nikmat yang lapang; Dia bersifat demikian selama-lamanya. Dimudhafkannya lafal Ghaafir kepada Adz-Dzanbi, lafal Qaabil kepada At-Taubi, dan lafal Syadiid kepada Al-Iqaabi mengandung makna Takrif sebagaimana lafal terakhir yaitu Dzith Thauli.

لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ إِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ (Tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali) semua makhluk pasti kembali kepada-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: غَافِرِ ٱلذَّنۢبِ وَقَابِلِ ٱلتَّوۡبِ (“Yang mengampuni dosa dan menerima taubat.”) yaitu Dia mengampuni dosa-dosa yang telah lalu dan menerima taubat di masa yang akan datang bagi orang yang bertaubat kepada-Nya dan tunduk di sisi-Nya. firman Allah: شَدِيدِ ٱلۡعِقَابِ (“lagi keras hukuman-Nya”) yaitu bagi orang yang membangkang, melampaui batas, lebih mengutamakan kehidupan dunia serta menyimpang dan membangkang dari perintah Allah. Dia banyak menghubungkan dua sifat ini pada beberapa tempat dari al-Qur’an, agar seorang hamba tetap dalam keadaan harap-harap cemas.

Firman Allah: ذِى ٱلطَّوۡلِ (“Yang mempunyai karunia.”) Ibnu Abbas berkata: “Yaitu kelapangan dan kekayaan.” Demikian yang dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah. Yazin bin al-Asham berkata: “dzith thaul; yakni banyak kebaikan.” Maknanya bahwa Dia Mahapemberi karunia kepada hamba-hamba-Nya, lagi Mahapemberi kebaikan kepada mereka dengan berbagai karunia dan nikmat yang mereka terima, dimana mereka tidak akan sanggup menyempurnakan rasa syukur kepada salah satunya saja.

(“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya.”)(Ibrahiim: 34). Firman Allah: لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ (“Tiada yang berhak diibadahi selain Dia.”) yaitu tidak ada bandingan-Nya dalam seluruh sifat-sifat-Nya. maka tidak ada Ilah dan Rabb selain-Nya.

إِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ (“Hanya kepada-Nya lah kembali [semua makhluk].”) yaitu tempat kembali dan tempat berpulang, dimana setiap pelaku akan dibalas sesuai dengan amalnya. (“Dan Dia Mahacepat perhitungan-Nya.”)(ar-Ra’du: 41) wallaaHu a’lam.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini dijelaskan lima macam sifat Allah yang menurunkan Al-Qur’an: 1. Pengampun Dosa Sifat Allah ini ditegaskan pula pada ayat yang lain, sebagaimana firman Allah: Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (al-hijr/15: 49) Dan firman-Nya:

Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (az-Zumar/39: 53) Bagaimana pun banyaknya dosa seseorang apabila ia meminta ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengampuni semua dosanya sebagaimana dijelaskan dalam hadis Qudsi sebagai berikut:

Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kamu melakukan kesalahan di waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun pada-Ku, niscaya Aku mengampuninya. (Riwayat Muslim dari Abu dzarr) Di dalam hadis Qudsi yang lain, Allah menegaskan pula:

Allah berfirman, “Wahai anak Adam! Selagi kamu meminta dan mengharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosa-dosa yang ada padamu dan tidak Aku pedulikan lagi. Wahai anak Adam! Andaikata dosamu (bertumpuk) dan telah sampai ke awan langit, kemudian kamu meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku mengampuninya dan tidak Aku pedulikan lagi. (Riwayat at-Tirmidzi dari Anas bin Malik)

2. Penerima Tobat Sifat Allah ini ditegaskan pula pada ayat yang lain di dalam Al-Qur’an: Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya. (at-Taubah/9: 104) Seseorang yang telah berbuat kejahatan seperti penganiayaan dan lain-lain, kemudian ia bertobat, menyesali perbuatannya itu, mempertebal imannya, berbuat baik, dan tetap di jalan Allah, maka Allah akan menerima tobatnya, sebagaimana firman-Nya:

Tetapi barang siapa bertobat setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. (al-Ma’idah./5: 39) Dan firman-Nya: Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk. (thaha/20: 82) Dan firman-Nya lagi:

Kecuali mereka yang telah bertobat, mengadakan perbaikan dan menjelaskan(nya), mereka itulah yang Aku terima tobatnya dan Akulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (al-Baqarah/2: 160)

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 57-60; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

3. Hukuman-Nya Sangat Berat. Mengenai hal ini Allah berfirman: ?Bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal). (al-Baqarah/2: 165) Orang-orang yang berbuat jahat, bergelimang dosa seperti mendustakan dan memungkiri ayat-ayat Allah, menempuh jalan yang sesat yaitu selain jalan yang telah ditunjukkan dan digariskan-Nya, mereka itulah yang mendapat siksa Allah yang berat dan keras, sebagaimana firman-Nya: Mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Allah sangat berat hukuman-Nya. (ali ‘Imran/3: 11)

Pada ayat lain Allah menegaskan: Sungguh, orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh azab yang berat. Allah Mahaperkasa lagi mempunyai hukuman. (ali ‘Imran/3: 4) Dan firman-Nya pula: Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (shad/38: 26)

4. Pemberi Karunia. Setiap karunia dan nikmat yang kita peroleh adalah dari Allah sebagaimana firman-Nya: Sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (al-hujurat/49: 8) Dan firman-Nya: Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah. (an-Nahl/16: 53)

Tidak ada seorang manusia, dengan jalan apa pun, yang dapat memberi angka yang pasti mengenai banyaknya karunia dan nikmat yang telah diberikan Allah padanya, sebagaimana firman-Nya: Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. (an-Nahl/16: 18) 5.

Allah Maha Esa Salah satu sifat Allah yang wajib diimani yaitu bahwa Dia Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, tiada sekutu bagi-Nya, tiada sesuatu yang serupa dengan Dia, sebagaimana firman Allah: Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (asy-Syura/42: 11)

Sekiranya Ia mempunyai sekutu, ada tuhan lain yang berkuasa sama dengan kekuasaan-Nya, maka dunia ini akan hancur sebagaimana firman Allah: Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arasy, dari apa yang mereka sifatkan. (al-Anbiya’/21: 22)

Orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga termasuk golongan yang ingkar dan kafir, karena sebenarnya Allah itu Esa, tiada Tuhan selain Dia, firman Allah: Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. (al-Ma’idah./5: 73)

Ayat ini diakhiri dengan suatu ketegasan bahwa semua makhluk akan kembali kepada Allah dan di sanalah nanti disempurnakan balasan bagi mereka menurut perbuatan mereka masing-masing sebagaimana firman Allah: Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan). (al-Baqarah/2: 281).

Tafsir Quraish Shihab: Al-Qur’ân ini diturunkan dari Allah Sang Mahaperkasa, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu; Sang Maha Menerima tobat dari orang-orang yang bertobat kepada-Nya, yang azab-Nya amat pedih; Sang Pemberi nikmat dan karunia. Tak ada yang patut disembah selain Dia. Hanya kepada-Nyalah tempat kembali.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 1-3 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S