Surah Al-Mu’min Ayat 4-6; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mu'min Ayat 4-6

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 4-6 ini, menerangkan bahwa hanya orang-orang kafir yang tidak senang kepada kebenaran, suka mendebat, menentang, dan mendustakan isi Al-Qur’an serta menuduhnya yang bukan-bukan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah menghibur Nabi Muhammad agar jangan cemas dan gusar menghadapi kaumnya yang selalu menentang dan mendustakannya. Hal demikian adalah sunatullah yang berlaku pada setiap nabi dan rasul yang diutus Allah.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’min Ayat 4-6

Surah Al-Mu’min Ayat 4
مَا يُجَٰدِلُ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَلَا يَغۡرُرۡكَ تَقَلُّبُهُمۡ فِى ٱلۡبِلَٰدِ

Terjemahan: Tidak ada yang memperdebatkan tentang Ayat-Ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu.

Tafsir Jalalain: مَا يُجَٰدِلُ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ (Tidak ada yang memperdebatkan tentang Ayat-Ayat Allah) yakni Alquran إِلَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ (kecuali orang-orang yang kafir) dari kalangan penduduk kota Mekah. فَلَا يَغۡرُرۡكَ تَقَلُّبُهُمۡ فِى ٱلۡبِلَٰدِ (Karena itu janganlah mereka pulang-balik dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu) mereka pulang balik untuk mencari penghidupan dalam keadaan selamat, janganlah hal itu membuatmu teperdaya, karena sesungguhnya akibat dan tempat kembali mereka adalah neraka.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: “Tidak ada yang mampu menolak kebenaran dan memperdebatkannya setelah ada penjelasan dan tampak bukti-buktinya.” إِلَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ (“Kecuali orang-orang yang kafir.”) yaitu orang-orang yang menentang Ayat-Ayat Allah, hujjah-hujjah dan bukti-bukti-Nya.

فَلَا يَغۡرُرۡكَ تَقَلُّبُهُمۡ فِى ٱلۡبِلَٰدِ (“Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakanmu.”) yaitu tentang harta, kenikmatan dan kesenangannya. Kemudian Allah Ta’ala berfirman memberikan hiburan kepada Nabi-Nya, Muhammad saw.

Dalam menghadapi orang-orang yang mendustakan beliau dimana beliau memiliki contoh utama, yaitu para nabi terdahulu. Karena merekapun didustakan dan ditentang oleh umat-umat mereka serta tidak ada yang beriman di kalangan mereka kecuali sedikit.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini, Allah menerangkan bahwa hanya orang-orang kafir yang tidak senang kepada kebenaran, suka mendebat, menentang, dan mendustakan isi Al-Qur’an serta menuduhnya yang bukan-bukan. Di antara perkataan mereka adalah bahwa Al-Qur’an itu hanya syair, sihir, dongeng orang-orang dahulu, atau tuduhan lainnya yang meremehkan. Padahal, sudah jelas dan diketahui oleh umum bahwa semua isi Al-Qur’an itu adalah benar.

Suatu perdebatan yang sifatnya mempertanyakan isi Al-Qur’an adalah perbuatan yang sangat tercela dan merupakan suatu kekafiran, sebagaimana sabda Nabi Muhammad: Memperdebatkan isi Al-Qur’an adalah kekafiran. (RiwAyat A.hmad dari Abu Hurairah)

Adapun perdebatan yang mempersoalkan sesuatu dengan maksud untuk mencari dan menguatkan sesuatu yang hak, menjelaskan yang masih samar-samar, mengambil suatu pengertian hukum, menolak paham-paham dan kepercayaan yang menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, serta menentang pengertian yang meremehkan isi Al-Qur’an, adalah perbuatan yang baik dan terpuji. Bahkan, yang demikian itu adalah perbuatan yang menjadi tugas para nabi.

Baca Juga:  Surah Sad Ayat 55-64; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Pada akhir Ayat ini, Allah memperingatkan Nabi Muhammad supaya jangan teperdaya dengan kemewahan yang diperoleh para penentangnya, kebebasan gerak mereka dari satu kota ke kota yang lain, berjual-beli dan berdagang seenaknya sehingga memperoleh kekayaan yang bertumpuk-tumpuk. Bagaimanapun juga, kesemuanya itu mempunyai batas, dan sifatnya sementara paling lama sama dengan umurnya. Sesudah itu mereka akan mendapat siksaan yang amat pedih di akhirat. Firman Allah:

Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh kegiatan orang-orang kafir (yang bergerak) di seluruh negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah neraka Jahanam. (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat tinggal. (ali ‘Imran/3: 196-197).

Tafsir Quraish Shihab: Tidak ada yang mendebat tanda-tanda yang menunjukkan wujud Allah kecuali orang-orang kafir. Oleh karena itu, janganlah kamu tertipu oleh keberpindahan mereka dari satu negeri ke negeri lainnya berkat kemudahan yang Allah berikan meskipun mereka itu kafir.

Surah Al-Mu’min Ayat 5
كَذَّبَتۡ قَبۡلَهُمۡ قَوۡمُ نُوحٍ وَٱلۡأَحۡزَابُ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ وَهَمَّتۡ كُلُّ أُمَّةٍۭ بِرَسُولِهِمۡ لِيَأۡخُذُوهُ وَجَٰدَلُواْ بِٱلۡبَٰطِلِ لِيُدۡحِضُواْ بِهِ ٱلۡحَقَّ فَأَخَذۡتُهُمۡ فَكَيۡفَ كَانَ عِقَابِ

Terjemahan: Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka telah mendustakan (rasul) dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu; karena itu Aku azab mereka. Maka betapa (pedihnya) azab-Ku?

Tafsir Jalalain: كَذَّبَتۡ قَبۡلَهُمۡ قَوۡمُ نُوحٍ وَٱلۡأَحۡزَابُ (Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu telah mendustakan) rasul-rasulnya, seperti Ad dan Tsamud serta kaum-kaum lainnya مِنۢ بَعۡدِهِمۡ وَهَمَّتۡ كُلُّ أُمَّةٍۭ بِرَسُولِهِمۡ لِيَأۡخُذُوهُ (sesudah mereka, dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya) untuk membunuhnya.

وَجَٰدَلُواْ بِٱلۡبَٰطِلِ لِيُدۡحِضُواْ (dan mereka membantah dengan alasan yang batil untuk melenyapkan) untuk menghapuskan بِهِ ٱلۡحَقَّ فَأَخَذۡتُهُمۡ (kebenaran dengan yang batil itu; karena itu Aku azab mereka) dengan siksaan. فَكَيۡفَ كَانَ عِقَابِ (Maka betapa pedihnya azab-Ku) terhadap mereka; hal itu sesuai dengan imbalan yang harus mereka terima.

Tafsir Ibnu Katsir: Dia berfirman: كَذَّبَتۡ قَبۡلَهُمۡ قَوۡمُ نُوحٍ (“Telah mendustakan sebelum mereka kaum Nuh.”) dialah Rasul pertama yang diutus oleh Allah untuk melarang menyembah berhala-berhala. وَٱلۡأَحۡزَابُ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ (“Dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka.”) yaitu dari setiap umat.

وَهَمَّتۡ كُلُّ أُمَّةٍۭ بِرَسُولِهِمۡ لِيَأۡخُذُوهُ (“Dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap Rasul mereka untuk menwannya.”) yaitu sangat antusias untuk membunuhnya dengan segala cara yang memungkinkan. Dan di antara mereka terdapat orang yang membunuh Rasul-Nya.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 101-102; Seri Tadabbur Al-Qur'an

وَجَٰدَلُواْ بِٱلۡبَٰطِلِ لِيُدۡحِضُواْ بِهِ ٱلۡحَقَّ (“Dan mereka membantah dengan [alasan] yang bathil untuk melenyapkan kebenaran dengan kebathilan itu.”) yaitu mereka menimpakan syubhat untuk menolak kebenaran yang nyata lagi jelas.

Abul Qasim ath-Thabrani meriwaayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa membantu kebathilan untuk melenyapkan kebenaran dengan kebathilan itu, maka berarti dia telah bebas dari tanggungan Allah dan tanggungan Rasul-Nya.”

Firman Allah: فَأَخَذۡتُهُمۡ (“Karena itu Aku adzab mereka.”) yaitu Aku membinasakan mereka atas apa yang mereka kerjakan, berupa kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa besar. فَكَيۡفَ كَانَ عِقَابِ (“Maka betapa [pedihnya] adzab-Ku.”) yaitu bagaimana sampai kepadamu tentang adzab dan hukuman-Ku terhadap mereka yang begitu pedih dan menyakitkan.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini, Allah menghibur Nabi Muhammad agar jangan cemas dan gusar menghadapi kaumnya yang selalu menentang dan mendustakannya. Hal demikian adalah sunatullah yang berlaku pada setiap nabi dan rasul yang diutus Allah.

Kaum Nuh mendustakan Nabi Nuh, begitu pula umat-umat yang lain, telah mendustakan para nabi dan rasul yang diutus kepada mereka, seperti kaum ‘Ad, Samud, dan lain-lain. Bahkan, selain mendustakan para rasul, mereka juga merencanakan makar terhadap para rasul. Mereka berusaha melawan para rasul mereka dan menganiaya sekehendak hati.

Mereka tidak henti-hentinya menentang, mendustakan, dan mendebat rasul-rasul dengan alasan yang batil dan tak berdasar. Di antara perkataan mereka adalah rasul-rasul itu manusia-manusia biasa seperti mereka juga, dengan maksud untuk melepaskan kebenaran, mengaburkan yang hak yang datangnya dari Allah, serta senantiasa mematikan dan memadamkan cahaya (agama) Allah, sebagaimana firman Allah:

Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai. (at-Taubah/9: 32)

Allah tidak tinggal diam melihat perbuatan jahat yang menunjukkan kebejatan akhlak mereka itu. Mereka diazab dengan siksaan yang amat pedih dan dibinasakan oleh Allah, bahkan ada yang dimusnahkan sehingga mereka seakan-akan tak pernah ada di bumi ini. Umat Muhammad saw, terutama penduduk Mekah, dapat menyaksikan bekas-bekas kehancuran mereka sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an:

Dan sesungguhnya kamu (penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka pada waktu pagi, dan pada waktu malam. Maka mengapa kamu tidak mengerti? (ash-shaffat/37: 137-138).

Tafsir Quraish Shihab: Sebelum orang-orang musyrik itu, kaum Nabi Nûh dan kaum setelahnya yang bersekongkol untuk memusuhi rasul, telah pula mendustakan rasul-rasul mereka. Mereka berusaha keras untuk mencelakakan rasulnya agar dapat membalasnya secara kejam.

Baca Juga:  Ayat Mutasyabihat, Jangan Dipahami Berdasarkan Makna Dzahirnya, Seperti Arrahmanu 'Alal 'Arsy Istawa

Mereka juga memperdebatkan kepalsuan, yang sama sekali tidak benar, untuk menghapus kebenaran. Mereka semua, kemudian, Aku timpakan azab yang memusnahkan. Maka perhatikanlah bagaimana siksa-Ku kepada mereka.

Surah Al-Mu’min Ayat 6
وَكَذَٰلِكَ حَقَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّهُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ

Terjemahan: Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan azab Tuhanmu terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka.

Tafsir Jalalain: وَكَذَٰلِكَ حَقَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ (Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan azab Rabbmu) sebagaimana yang telah diungkapkan-Nya dalam firman yang lain, yaitu, “Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu…” (Q.S. As-Sajdah, 13) عَلَى ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّهُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ (terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka) lafal Annahum Ashhaabun Naari merupakan Badal dari lafal Kalimatu Rabbika.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَكَذَٰلِكَ حَقَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّهُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ (“Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan adzab Rabb-mu terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka.”) yaitu sebagaimana telah pasti berlaku ketetapan adzab terhadap orang-orang kafir di antara umat-umat terdahulu, demikian pula telah pasti berlaku bagi orang-orang yang mendustakan dan menyelisihimu, hai Muhammad, bahkan hal itu lebih pantas dan lebih pasti. Karena barangsiapa yang mendustakanmu, maka tidak ada lagi kepercayaan baginya bahwa dia akan mempercayai selainmu.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menunjukkan bagaimana umat-umat dahulu telah diazab dan dibinasakan karena perlakuan mereka yang tidak wajar kepada para nabi dan rasul mereka. Dengan demikian, hal itu berlaku pula bagi umat Nabi Muhammad yang tetap membangkang, mengingkari, dan mendustakan Ayat-Ayat Allah. Di akhirat, mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Firman Allah:

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan Ayat-Ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (al-Baqarah/2: 39)

Tafsir Quraish Shihab: Sebagaimana telah ditetapkan siksaan terhadap umat-umat yang mendustakan nabinya, telah ditetapkan pula siksaan Tuhanmu terhadap orang-orang yang mengingkarimu, Muhammad. Mereka adalah penghuni neraka karena mereka lebih memilih kufur daripada iman.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 4-6 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S