Surah Al-Mu’min Ayat 69-76; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mu'min Ayat 69-76

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 69-76 ini, menerangkan sebab-sebab Allah menimpakan azab yang pedih kepada orang-orang kafir. Di antaranya adalah karena mereka merasa gembira dan bahagia tanpa merasa berdosa selama hidup di dunia mengerjakan perbuatan-perbuatan syirik, seperti menyembah lebih dari satu tuhan, menyembah tuhan yang lain di samping menyembah Allah, atau mengakui bahwa ada makhluk-makhluk selain Allah mempunyai kekuatan gaib yang menyamai kekuatan-Nya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’min Ayat 69-76

Surah Al-Mu’min Ayat 69
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ أَنَّىٰ يُصۡرَفُونَ

Terjemahan: “Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah? Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan?

Tafsir Jalalain: أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ (Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah?) membantah Alquran. أَنَّىٰ (Bagaimanakah) يُصۡرَفُونَ (mereka dapat dipalingkan) dari iman?.

Tafsir Ibnu Katsir: Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah? Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan? (Yaitu) orang-orang yang mendustakan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus.

Tafsir Kemenag:Allah menyatakan kepada Nabi Muhammad, apakah ia tidak memerhatikan orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah yang menerangkan dan membuktikan keesaan-Nya dan adanya hari kebangkitan.

Orang-orang kafir itu membantah tanpa mengemukakan dalil-dalil yang kuat atau yang dapat diterima akal dan pikiran yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa kekafiran dan keingkaran mereka itu tidak beralasan sedikit pun. Jika ada alasan yang mereka kemukakan, maka alasan itu semata-mata hanya karena ingin mengelakkan diri dari seruan Muhammad.

Sikap mereka yang demikian itu adalah sikap yang aneh dan tidak benar. Jika mereka ingin mencari kebenaran dan ingin mengikuti kepercayaan yang benar, amat banyak dalil-dalil yang dapat mereka pelajari dan perhatikan untuk mencapai keinginan mereka itu.

Tafsir Quraish Shihab: Tidakkah kamu melihat orang-orang yang memperdebatkan bukti-bukti kebesaran Allah yang jelas, bagaimana mereka berpaling dari bukti-bukti itu dan tetap bersikeras untuk berada dalam kesesatan?

Surah Al-Mu’min Ayat 70
ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِٱلۡكِتَٰبِ وَبِمَآ أَرۡسَلۡنَا بِهِۦ رُسُلَنَا فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ

Terjemahan: “(Yaitu) orang-orang yang mendustakan Al Kitab (Al Quran) dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui,

Tafsir Jalalain: ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِٱلۡكِتَٰبِ (Orang-orang yang mendustakan Alkitab) yakni Al-Qur’an وَبِمَآ أَرۡسَلۡنَا بِهِۦ رُسُلَنَا (dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus) dengan membawa ajaran tauhid dan berita tentang adanya hari berbangkit; mereka adalah orang-orang kafir Mekah. فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ (Kelak mereka akan mengetahui) akibat dari kedustaan mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Kelak mereka akan mengetahui, ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api, kemudian dikatakan kepada mereka, “Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan (yang kamu sembah) selain Allah? Mereka menjawab, “Mereka telah hilang lenyap dari kami, bahkah kami dahulu tiada pernah menyembah sesuatu.

Tafsir Kemenag: Orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah itu ialah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada Muhammad saw dan mendustakan semua yang disampaikan rasul-rasul atas perintah-Nya.

Dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan apa yang disampaikan rasul-rasul itu terdapat perintah untuk menghambakan diri kepada Allah semata, tidak menyembah sesuatu pun selain Dia, meyakini adanya hari kebangkitan, dan hukum-hukum serta petunjuk untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Orang-orang yang ingkar itu kelak akan mengetahui akibat keingkaran mereka. Hal ini merupakan peringatan yang sangat keras, sebagaimana firman Allah: Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan! (al-Muthaffifin/83: 10) .

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang mendustakan al-Qur’ân dan wahyu yang Kami turunkan kepada utusan-utusan Kami, pasti akan mengetahui akibat perbuatannya, pada saat lehernya dibelenggu dengan rantai, dan ditarik dalam air yang sangat panas kemudian dilempar ke dalam neraka yang mereka rasakan panasnya.

Mereka diejek dengan dikatakan, “Mana sembahan kalian selain Allah yang dulu pernah kalian sembah itu?” Orang kafir menjawab, “Mereka telah menghilang dari kami. Bahkan sebenarnya, di dunia dulu kami belum pernah menyembah sesuatu yang pantas disembah.” Dengan cara seperti itu Allah menyesatkan orang kafir dari kebenaran, karena mengetahui bahwa mereka lebih memilih kesesatan dari pada petunjuk.

Surah Al-Mu’min Ayat 71
إِذِ ٱلۡأَغۡلَٰلُ فِىٓ أَعۡنَٰقِهِمۡ وَٱلسَّلَٰسِلُ يُسۡحَبُونَ

Terjemahan: “ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret,

Baca Juga:  Surah Al-Mu'min Ayat 66-68; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Jalalain: إِذِ ٱلۡأَغۡلَٰلُ فِىٓ أَعۡنَٰقِهِمۡ (Ketika belenggu dipasang di leher mereka) lafal Idz di sini bermakna Idzaa yakni ketika وَٱلسَّلَٰسِلُ (dan rantai-rantai) pun dipasang pula di leher mereka. Lafal As-Salaasilu ini diathafkan kepada lafal Al-Aghlaalu. Atau berkedudukan menjadi Mubtada sedangkan Khabarnya tidak disebutkan, yaitu lafal Fii Arjulihim. Dengan demikian maka artinya ialah, Dan rantai-rantai pun dipasang pada kaki mereka Atau Khabar lafal As-Salaasilu ini ialah ayat berikutnya, yaitu يُسۡحَبُونَ (seraya mereka diseret) dengannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya: seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.

Tafsir Kemenag: Akibat keingkaran mereka, orang-orang kafir akan merasakan siksa di akhirat, ketika belenggu dan rantai-rantai dikalungkan ke leher mereka, kemudian mereka ditarik dengan paksa dan dibakar di dalam neraka.

Ayat ini sama isinya dan maksudnya dengan firman Allah: Kemudian pasti tempat kembali mereka ke neraka Jahim. (ash-shaffat/37: 68) Dan firman Allah Peganglah dia kemudian seretlah dia sampai ke tengah-tengah neraka, kemudian tuangkanlah di atas kepalanya azab (dari) air yang sangat panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang perkasa lagi mulia. Sungguh, inilah azab yang dahulu kamu ragukan. (ad-Dukhan/44: 47-50).

Tafsir Quraish Shihab: Allahlah yang menghidupkan dan mematikan. Maka, jika berkehendak mewujudkan sesuatu, Dia hanya akan mengatakan, “Jadilah!” Sesuatu yang dikehendaki itu pun jadilah.

Surah Al-Mu’min Ayat 72
فِى ٱلۡحَمِيمِ ثُمَّ فِى ٱلنَّارِ يُسۡجَرُونَ

Terjemahan: “ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api,

Tafsir Jalalain: فِى ٱلۡحَمِيمِ (Ke dalam air yang sangat panas) yakni neraka Jahanam ثُمَّ فِى ٱلنَّارِ يُسۡجَرُونَ (kemudian mereka dibakar dalam api) maksudnya, mereka dibakar oleh api neraka.

Tafsir Ibnu Katsir: Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang yang berdosa. Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya. (Ar-Rahman: 43-44)

Dan firman Allah Swt. sesudah menceritakan makanan penduduk neraka itu zaqqum, dan minuman neraka adalah air yang sangat panas, yaitu: Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim. (Ash-Shaffat: 68) Dan firman Allah Swt.: .

Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.

Tafsir Kemenag: Akibat keingkaran mereka, orang-orang kafir akan merasakan siksa di akhirat, ketika belenggu dan rantai-rantai dikalungkan ke leher mereka, kemudian mereka ditarik dengan paksa dan dibakar di dalam neraka.

Ayat ini sama isinya dan maksudnya dengan firman Allah: Kemudian pasti tempat kembali mereka ke neraka Jahim. (ash-shaffat/37: 68) Dan firman Allah Peganglah dia kemudian seretlah dia sampai ke tengah-tengah neraka, kemudian tuangkanlah di atas kepalanya azab (dari) air yang sangat panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang perkasa lagi mulia. Sungguh, inilah azab yang dahulu kamu ragukan. (ad-Dukhan/44: 47-50).

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang mendustakan al-Qur’ân dan wahyu yang Kami turunkan kepada utusan-utusan Kami, pasti akan mengetahui akibat perbuatannya, pada saat lehernya dibelenggu dengan rantai, dan ditarik dalam air yang sangat panas kemudian dilempar ke dalam neraka yang mereka rasakan panasnya.

Mereka diejek dengan dikatakan, “Mana sembahan kalian selain Allah yang dulu pernah kalian sembah itu?” Orang kafir menjawab, “Mereka telah menghilang dari kami. Bahkan sebenarnya, di dunia dulu kami belum pernah menyembah sesuatu yang pantas disembah.”

Dengan cara seperti itu Allah menyesatkan orang kafir dari kebenaran, karena mengetahui bahwa mereka lebih memilih kesesatan dari pada petunjuk.

Surah Al-Mu’min Ayat 73
ثُمَّ قِيلَ لَهُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ تُشۡرِكُونَ

Terjemahan: “kemudian dikatakan kepada mereka: “Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan,

Tafsir Jalalain: ثُمَّ قِيلَ لَهُمۡ (Kemudian dikatakan kepada mereka) sebagai celaan dan penelanjangan, أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ تُشۡرِكُونَ (“Manakah berhala-berhala yang selalu kalian persekutukan?).

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah Swt.: kemudian dikatakan kepada mereka, “Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan (yang kamu sembah) selain Allah? (Al-Mumin: 73-74) Yakni dikatakan kepada mereka, bahwa di manakah berhala-berhala yang dahulu kamu sembah selain Allah? apakah mereka dapat menolong kamu pada hari ini? Mereka menjawab, “Mereka telah hilang lenyap dari kami.

Tafsir Kemenag: Kepada orang-orang kafir yang sedang ditimpa azab yang sangat pedih itu diajukan pertanyaan-pertanyaan yang bernada mengejek untuk menambah berat penderitaan yang sedang mereka alami. Pertanyaan-pertanyaan itu ialah manakah berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah dahulu.

Baca Juga:  Mengenal Metode Tafsir, dari Tahlili hingga Maudu'i

Berhala-berhala yang menurut mereka sanggup melepaskan dan menyelamatkan mereka dari azab dan bencana hari itu. Mereka menjawab bahwa berhala-berhala itu telah menghilang dari mereka, telah mengikuti jalan yang lain, dan membiarkan mereka ditimpa bencana dan kesengsaraan pada hari itu.

Mereka mengakui bahwa sebenarnya selama hidup di dunia mereka telah mengikuti agama dan kepercayaan yang salah dan menyembah sesuatu yang tidak layak disembah. Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa sebagaimana Allah telah membiarkan sesat orang-orang musyrik, sehingga tidak ada satu perbuatan pun yang diterima dari mereka sebagai amal saleh, maka demikian pula sikap Allah terhadap semua pekerjaan yang telah dilakukan orang-orang kafir. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari amal-amal mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang mendustakan al-Qur’ân dan wahyu yang Kami turunkan kepada utusan-utusan Kami, pasti akan mengetahui akibat perbuatannya, pada saat lehernya dibelenggu dengan rantai, dan ditarik dalam air yang sangat panas kemudian dilempar ke dalam neraka yang mereka rasakan panasnya.

Mereka diejek dengan dikatakan, “Mana sembahan kalian selain Allah yang dulu pernah kalian sembah itu?” Orang kafir menjawab, “Mereka telah menghilang dari kami. Bahkan sebenarnya, di dunia dulu kami belum pernah menyembah sesuatu yang pantas disembah.”

Dengan cara seperti itu Allah menyesatkan orang kafir dari kebenaran, karena mengetahui bahwa mereka lebih memilih kesesatan dari pada petunjuk.

Surah Al-Mu’min Ayat 74
مِن دُونِ ٱللَّهِ قَالُواْ ضَلُّواْ عَنَّا بَل لَّمۡ نَكُن نَّدۡعُواْ مِن قَبۡلُ شَيۡـًٔا كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Terjemahan: “(yang kamu sembah) selain Allah?” Mereka menjawab: “Mereka telah hilang lenyap dari kami, bahkan kami dahulu tiada pernah menyembah sesuatu”. Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang kafir.

Tafsir Jalalain: مِن دُونِ ٱللَّهِ (Selain Allah?”) yang kalian sembah selain-Nya; yang dimaksud adalah berhala-berhala. قَالُواْ ضَلُّواْ عَنَّا بَل لَّمۡ (Mereka menjawab, “Mereka telah hilang lenyap) artinya, telah tiada نَكُن (dari kami) maka kami tidak melihat mereka نَّدۡعُواْ مِن قَبۡلُ شَيۡـًٔا (bahkan kami dahulu tiada pernah menyembah sesuatu”) mereka mengingkari penyembahan mereka kepada berhala-berhala itu.

Kemudian berhala-berhala sesembahan mereka itu didatangkan, selanjutnya dikatakan kepada mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya, “Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah, adalah makanan Jahanam.” (Q.S. Al-Anbiya, 98).

كَذَٰلِكَ (Seperti demikianlah) yakni sebagaimana disesatkan-Nya orang-orang yang mendustakan Alquran يُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلۡكَٰفِرِينَ (Allah menyesatkan orang-orang kafir.).

Tafsir Ibnu Katsir: Saat itu mereka mengingkari penyembahan mereka kepada berhala-berhala itu. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan, “Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah.(Al-An’am: 23) Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya dalam surat ini: Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang kafir. (Al-Mumin: 74)

Adapun firman Allah Swt.: Yang demikian itu disebabkan kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersenang-senang (dalam kemaksiatan).

Tafsir Kemenag: Kepada orang-orang kafir yang sedang ditimpa azab yang sangat pedih itu diajukan pertanyaan-pertanyaan yang bernada mengejek untuk menambah berat penderitaan yang sedang mereka alami. Pertanyaan-pertanyaan itu ialah manakah berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah dahulu.

Berhala-berhala yang menurut mereka sanggup melepaskan dan menyelamatkan mereka dari azab dan bencana hari itu. Mereka menjawab bahwa berhala-berhala itu telah menghilang dari mereka, telah mengikuti jalan yang lain, dan membiarkan mereka ditimpa bencana dan kesengsaraan pada hari itu.

Mereka mengakui bahwa sebenarnya selama hidup di dunia mereka telah mengikuti agama dan kepercayaan yang salah dan menyembah sesuatu yang tidak layak disembah. Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa sebagaimana Allah telah membiarkan sesat orang-orang musyrik, sehingga tidak ada satu perbuatan pun yang diterima dari mereka sebagai amal saleh, maka demikian pula sikap Allah terhadap semua pekerjaan yang telah dilakukan orang-orang kafir. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari amal-amal mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang mendustakan al-Qur’ân dan wahyu yang Kami turunkan kepada utusan-utusan Kami, pasti akan mengetahui akibat perbuatannya, pada saat lehernya dibelenggu dengan rantai, dan ditarik dalam air yang sangat panas kemudian dilempar ke dalam neraka yang mereka rasakan panasnya.

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 31; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mereka diejek dengan dikatakan, “Mana sembahan kalian selain Allah yang dulu pernah kalian sembah itu?” Orang kafir menjawab, “Mereka telah menghilang dari kami. Bahkan sebenarnya, di dunia dulu kami belum pernah menyembah sesuatu yang pantas disembah.” Dengan cara seperti itu Allah menyesatkan orang kafir dari kebenaran, karena mengetahui bahwa mereka lebih memilih kesesatan dari pada petunjuk.

Surah Al-Mu’min Ayat 75
ذَٰلِكُم بِمَا كُنتُمۡ تَفۡرَحُونَ فِى ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ وَبِمَا كُنتُمۡ تَمۡرَحُونَ

Terjemahan: “Yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan).

Tafsir Jalalain: Dikatakan pula kepada mereka, ذَٰلِكُم (“Yang demikian itu) yakni azab itu بِمَا كُنتُمۡ تَفۡرَحُونَ فِى ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ (disebabkan kalian bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar) yaitu melakukan perbuatan syirik dan ingkar kepada adanya hari berbangkit وَبِمَا كُنتُمۡ تَمۡرَحُونَ (dan karena kalian selalu bersuka ria) artinya, terlalu berlebih-lebihan di dalam bersuka ria.

Tafsir Ibnu Katsir: Para malaikat berkata kepada mereka, “Inilah yang harus kamu terima sebagai pembalasan atas sikap kamu yang selalu bersuka ria di dunia tanpa alasan yang benar, dan kamu tenggelam dalam kesenangan, juga sikap kamu yang jahat lagi sombong.” Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahanam, dan kamu kekal di dalamnya.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan sebab-sebab Allah menimpakan azab yang pedih kepada orang-orang kafir. Di antaranya adalah karena mereka merasa gembira dan bahagia tanpa merasa berdosa selama hidup di dunia mengerjakan perbuatan-perbuatan syirik, seperti menyembah lebih dari satu tuhan, menyembah tuhan yang lain di samping menyembah Allah, atau mengakui bahwa ada makhluk-makhluk selain Allah mempunyai kekuatan gaib yang menyamai kekuatan-Nya. Di samping itu, mereka juga melakukan perbuatan-perbuatan maksiat, serta berlaku congkak, sombong, dan zalim terhadap manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Dikatakan lagi kepada mereka, “Azab yang kalian rasakan itu disebabkan oleh kegembiraan kalian di dunia yang bukan pada tempatnya, dan oleh kegembiraan yang berlebih-lebihan atas kesusahan yang menimpa para nabi dan kekasih Allah.

Masuklah kalian semua ke dalam pintu-pintu jahanam, yang telah ditetapkan kekal buat kalian! Dan sejelek-jelek tempat tinggal untuk orang-orang yang sombong adalah neraka jahanam.”

Surah Al-Mu’min Ayat 76
ٱدۡخُلُوٓاْ أَبۡوَٰبَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَا فَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلۡمُتَكَبِّرِينَ

Terjemahan: “(Dikatakan kepada mereka): “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong”.

Tafsir Jalalain: ٱدۡخُلُوٓاْ أَبۡوَٰبَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَا فَبِئۡسَ مَثۡوَى (Masuklah kalian ke pintu-pintu neraka Jahanam, sedangkan kalian kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat) yakni tempat tinggal ٱلۡمُتَكَبِّرِينَ (bagi orang-orang yang sombong.”).

Tafsir Ibnu Katsir: Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong. (Al-Mumin: 76) Yakni seburuk-buruk tempat tinggal dan tempat istirahat yang hina lagi penuh dengan azab yang keras adalah bagi orang yang sombong terhadap ayat-ayat Allah dan tidak mau mengikuti petunjuk dan alasan-alasan yang telah dikemukakan oleh Allah Swt. hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.”

Tafsir Kemenag: Lalu orang-orang kafir itu diperintahkan untuk masuk ke dalam neraka melalui pintu-pintunya, sesuai dengan keadaan perbuatan jahat yang telah mereka lakukan. Mereka juga diperintahkan untuk tetap berada di dalam neraka Jahanam karena itulah tempat yang layak bagi orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan menyombongkan diri kepada-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Dikatakan lagi kepada mereka, “Azab yang kalian rasakan itu disebabkan oleh kegembiraan kalian di dunia yang bukan pada tempatnya, dan oleh kegembiraan yang berlebih-lebihan atas kesusahan yang menimpa para nabi dan kekasih Allah. Masuklah kalian semua ke dalam pintu-pintu jahanam, yang telah ditetapkan kekal buat kalian! Dan sejelek-jelek tempat tinggal untuk orang-orang yang sombong adalah neraka jahanam.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 69-76 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S