Surah Al-Mu’min Ayat 7-9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mu'min Ayat 7-9

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 7-9 ini, menerangkan bahwa para malaikat yang memikul ‘Arasy dan para malaikat yang ada di sekelilingnya senantiasa menyucikan Allah, mengucapkan syukur atas nikmat-Nya beriman, dan mengakui bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Dia. Para malaikat itu juga memohonkan ampun bagi orang yang mengakui keesaan dan kesucian Allah dari sembahan selain-Nya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’min Ayat 7-9

Surah Al-Mu’min Ayat 7
ٱلَّذِينَ يَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَيُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَىۡءٍ رَّحۡمَةً وَعِلۡمًا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِينَ تَابُواْ وَٱتَّبَعُواْ سَبِيلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ

Terjemahan: (Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,

Tafsir Jalalain: ٱلَّذِينَ يَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ (Malaikat-malaikat yang memikul Arasy) berkedudukan menjadi Mubtada وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ (dan malaikat yang berada di sekelilingnya) diathafkan kepada Ayat sebelumnya يُسَبِّحُونَ (bertasbih) menjadi Khabar dari Mubtada بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ (memuji Rabb mereka) artinya, seraya memuji-Nya yaitu mengucapkan kalimat, “Subhaanallaah Wa Bihamdihi” وَيُؤۡمِنُونَ بِهِۦ (dan mereka beriman kepada-Nya) kepada Allah swt. dengan kalbu mereka, maksudnya, mereka percaya kepada keesaan-Nya وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ (serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman) seraya mengucapkan,

رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَىۡءٍ رَّحۡمَةً وَعِلۡمًا (“Ya Rabb kami! Rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu) maksudnya, rahmat-Mu meliputi segala sesuatu, dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu. فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِينَ تَابُواْ (Maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertobat) dari kemusyrikan وَٱتَّبَعُواْ سَبِيلَكَ (dan mengikuti jalan Engkau) yakni agama Islam وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ (dan peliharalah mereka dari siksa neraka Jahim) yang apinya menyala-nyala.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah mengabarkan tentang para malaikat Muqarrabin pembawa ‘Arsy dan Malaikat Karubiyyin yang berada di sekelilingnya bahwa mereka bertasbih dengan memuji Rabb mereka, yaitu mereka menghubungkan antara tasbih yang menafikan segala kekurangan bagi Allah dengan pujian yang menunjukkan penetapan sifat-sifat terpuji bagi-Nya.

وَيُؤۡمِنُونَ بِهِ (“Dan mereka beriman kepada-Nya”) mereka khusuk kepada-Nya serta hina di hadapan-Nya, dan mereka, وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ (“Memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman.”) yaitu di antara penghuni bumi yang beriman dengan yang ghaib.

Lalu Allah menetapkan para malaikat Muqarrabin untuk mendoakan orang-orang yang beriman di balik alam ghaib. Dan dikarenakan hal ini termasuk perangai para malaikat yang mengaminkan doa orang beriman kepada saudaranya tanpa kehadirannya.

Sebagaimana tercantum di dalam Shaih Muslim: “Jika seorang Muslim mendoakan saudaranya tanpa kehadirannya, maka malaikat berkata: ‘Amiin dan bagimu dengan semisalnya.”

Jika mereka memintakan ampun kepada orang-orang yang beriman, mereka berkata: رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَىۡءٍ رَّحۡمَةً وَعِلۡمًا (“Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu.”) yaitu rahmat-Mu meliputi dosa-dosa dan kesalahan mereka, sedangkan ilmu-Mu meliputi seluruh amal, ucapan, gerakan dan diam mereka.

فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِينَ تَابُواْ وَٱتَّبَعُواْ سَبِيلَكَ (“Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu.”) yaitu maafkanlah orang-orang yang keliru jika mereka bertaubat, berserah diri dan mencabut diri dari perilaku mereka serta mengikuti apa yang Engkau perintahkan kepada mereka dengan melakukan kebaikan dan meninggalkan kemunkaran.

Baca Juga:  Surah Al-Jatsiyah Ayat 21-23; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ (“Dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.”) yaitu palingkanlah mereka dari adzab yang menyala-nyala, yaitu siksaan yang menyakitkan dan pedih.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa para malaikat yang memikul ‘Arasy dan para malaikat yang ada di sekelilingnya senantiasa menyucikan Allah, mengucapkan syukur atas nikmat-Nya beriman, dan mengakui bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Dia. Para malaikat itu juga memohonkan ampun bagi orang yang mengakui keesaan dan kesucian Allah dari sembahan selain-Nya.

Mengenai cara malaikat itu memikul ‘Arasy dan berapa jumlah mereka yang memikulnya, cukup kita percaya sebagaimana adanya dan mengembalikannya kepada ilmu Tuhan, karena yang demikian termasuk hal-hal yang tidak didapati perinciannya, baik dalam Al-Qur’an maupun dalam hadis-hadis yang mutawatir.

Di samping menyucikan dan memuji Allah, para malaikat juga senantiasa mendoakan orang-orang mukmin. Doa-doa tersebut antara lain menggambarkan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, bahwa ilmu Tuhan meliputi segala sesuatu. Rahmat Allah meliputi pengampunan dosa-dosa dan kesalahan mereka dan ilmu Tuhan meliputi perbuatan, ucapan, dan gerak mereka. Mudah bagi Allah mengampuni dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan karena rahmat-Nya lebih luas dan lebih besar dari dosa-dosa dan kesalahan.

Tiada suatu perbuatan sekalipun di tempat yang gelap, tiada suatu kata atau ucapan, sekalipun kata hati atau bisikan sukma, tiada suatu tindak-tanduk atau gerak-gerik kecuali diketahui oleh Allah.

Kedua, memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang yang bertobat, menghentikan perbuatan dosa yang telah dilakukan, mengikuti apa yang diperintahkan kepada mereka, mengamalkan yang baik, dan meninggalkan hal-hal yang mungkar.

Ketiga, malaikat pun memohon agar orang-orang mukmin itu dilindungi dari siksa neraka Jahanam sesuai dengan janji Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Malaikat-malaikat yang memikul dan mengelilingi arasy senantiasa bertasbih menyucikan Tuhan, Pemilik dan Pemelihara mereka, dari segala bentuk kekurangan, dibarengi dengan puji-pujian. Mereka semua beriman kepada-Nya dan memohonkan ampunan bagi orang-orang Mukmin sambil berkata,

“Ya Tuhan kami, sungguh kasih sayang-Mu amat luas, mencakup segala sesuatu, dan ilmu-Mu meliputi semua yang ada, maka ampunilah dosa orang-orang yang kembali kepada-Mu dan mengikuti jalan-Mu, dan jauhkan mereka dari azab neraka.”

Surah Al-Mu’min Ayat 8
رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِى وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ

Terjemahan: ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,

Tafsir Jalalain: رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّٰتِ عَدۡنٍ (Ya Rabb kami! Masukkanlah mereka ke dalam surga Adn) sebagai tempat tinggal mereka ٱلَّتِى وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ (yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh) lafal Man shalaha diathafkan kepada lafal Hum yang terdapat di dalam lafal Wa-adkhilhum atau yang terdapat pada lafal Wa’adtahum مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ (dari bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِى وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡ (“Ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam Surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang shalih di antara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka dan keturunan mereka semua.”) yaitu himpunlah mereka, agar dengan begitu mata mereka sejuk karena berkumpul di tempat-tempat yang berdekatan. Sebagaimana firman Allah:

Baca Juga:  Mengenal  Tafsir Aceh sebagai Pionir Tafsir Nusantara

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَىۡءٍ (“Dan orang-orang yang beriman dan anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.”) (ath-Thuur: 21) yaitu Kami samakan mereka semua dalam kedudukan, agar mata mereka sejuk. Kami tidak mengurangi yang tinggi, hingga samalah yang rendah.

Akan tetapi Kami meninggikan orang yang kurang amalnya, lalu Kami samakan dia dengan orang yang amalnya banyak sebagai karunia dan limpahan (rahmat) dari Kami.

Sa’id bin Jubair berkata: “Sesungguhnya jika seorang mukmin masuk Surga, dia bertanya tentang ayahnya, anaknya dan saudaranya: ‘Dimana mereka?’ lalu dikatakan: ‘Sesungguhnya mereka tidak mencapai derajatmu dalam beramal.’ Maka merekapun digabungkan dalam derajatnya.’” Kemudian Sa’id bin Jubair membacakan Ayat ini:

رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِى وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ (“Ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam Surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang shalih di antara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana”)

Mutharrif bin ‘Abdillah asy-Syikhkhir berkata: “Hamba-hamba Allah yang paling tulus mengamini adalah Malaikat.” Kemudian dia membacakan Ayat ini: رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِى وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡ (“Ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam Surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang shalih di antara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka dan keturunan mereka semua.”) dan hamba Allah yang paling khianat mengamini adalah syaitan-syaitan.”

Firman Allah: إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ (“Sesungguhnya Engkau-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”) yaitu tidak bisa dicegah dan tidak bisa dikalahkan. Apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak terjadi. Dia Mahabijaksana dalam kata-kata dan perbuatan-perbuatan-Nya, syariat dan qadar-Nya.

Tafsir Kemenag: Dalam Ayat ini dijelaskan doa malaikat selanjutnya bagi orang-orang yang beriman:

Keempat, para malaikat memohon agar orang-orang mukmin dimasukkan ke dalam surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh Allah melalui ucapan rasul-Nya. Para malaikat juga memohon agar bersama mereka itu dimasukkan juga orang-orang saleh di antara bapak-bapak, istri-istri, dan keturunan mereka semua, supaya mereka merasa senang karena berkumpul dengan keluarga di tempat yang dapat memberi kegembiraan dan kesenangan, menimbulkan rasa riang dan suka yang amat berkesan.

Sa’id bin Jubair menjelaskan bahwa ketika seorang laki-laki masuk surga ia berkata, “Ya Tuhan! Di mana ayah, nenek, dan ibuku? Di mana anak dan cucuku? Di mana istriku?” Dijawab bahwa mereka itu tidak beramal seperti amalan yang telah dilakukannya. Ia lalu berkata, “Ya Tuhan! Saya beramal untuk diriku dan mereka.” Maka mereka disamakan kedudukannya di surga dan ia lalu membaca Ayat ini. Sejalan dengan Ayat ini firman Allah:

Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (ath-thur/52: 21)

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 161-163; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Allah itu Mahaperkasa tiada sesuatu yang dapat menghalangi kehendak-Nya, Mahabijaksana, tiada sesuatu yang dikerjakan-Nya, kecuali sesuai dengan hikmah kebijaksanaan-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Para malaikat itu berkata pula, “Ya Tuhan kami, masukkanlah orang-orang yang beriman kepada-Mu ke dalam surga ‘Adn yang Engkau janjikan kepada mereka melalui para rasul-Mu. Masukkanlah pula, bersama mereka, orang-orang saleh di antara ayah, istri dan keturunan mereka. Sesungguhnya hanya Engkaulah Sang Pemenang yang tak pernah terkalahkan; Sang Mahabijaksana yang tak pernah salah.”

Surah Al-Mu’min Ayat 9
وَقِهِمُ ٱلسَّيِّـَٔاتِ وَمَن تَقِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ يَوۡمَئِذٍ فَقَدۡ رَحِمۡتَهُۥ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ

Terjemahan: dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar”.

Tafsir Jalalain: وَقِهِمُ ٱلسَّيِّـَٔاتِ (Dan peliharalah mereka dari kejahatan) dari balasan azabnya وَمَن تَقِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ يَوۡمَئِذٍ (Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari balasan kejahatan pada hari itu) pada hari kiamat فَقَدۡ رَحِمۡتَهُۥ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ (maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.”).

Tafsir Ibnu Katsir: وَقِهِمُ ٱلسَّيِّـَٔاتِ (“dan peliharalah mereka dari [balasan] kejahatan.”) yaitu dari perbuatan dan bencana orang yang terjerumus ke dalamnya. وَمَن تَقِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ يَوۡمَئِذٍ (“Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari [pembalasan] kejahatan pada hari itu.”) yakni pada hari kiamat. Faqad rahimtaHu (“Maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya.”) yaitu Engkau kasihi dan Engkau selamatkan dia dari hukuman. وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ (“Dan itulah kemenangan yang besar.”)

Tafsir Kemenag: Ayat ini masih menerangkan doa malaikat selanjutnya bagi orang-orang mukmin.

Kelima, para malaikat tidak saja memintakan ampun bagi orang-orang mukmin dari dosa-dosa mereka sesudah tobat, tetapi juga dosa-dosa dan balasan amal jahat yang mereka kerjakan sebelum mereka bertobat supaya dihapuskan dan tidak diazab karenanya.

Orang-orang yang dimaafkan, diampuni, dan dihapuskan balasan kejahatannya di dunia ini, berarti mereka telah mendapat karunia dari Allah dan dibebaskan dari azab dan siksa-Nya di hari Kiamat. Hal yang demikian itu merupakan suatu kemenangan yang amat besar karena dengan amal baik yang tidak seberapa itu, ia memperoleh nikmat dan karunia yang berkepanjangan tiada putus-putusnya.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka juga berkata di dalam doa, “Hindarkanlah orang-orang Mukmin dari balasan atas kesalahan- kesalahan mereka. Dan orang yang Engkau hindarkan dari balasan atas kesalahan-kesalahannya pada hari pembalasan, sungguh telah Engkau beri kasih sayang berkat karunia-Mu. Sesungguhnya terhindar dari balasan atas dosa-dosa merupakan kemenangan yang amat besar.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 7-9 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S