Surah Al-Qalam Ayat 34-41; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Qalam Ayat 34-41

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Qalam Ayat 34-41 ini, menerangkan bahwa Allah telah memberi orang-orang musyrik Mekah nikmat yang banyak berupa kesenangan hidup di dunia dan kemewahan. Semua itu bertujuan untuk mengetahui apakah mereka mau mensyukuri nikmat lebih yang diberikan itu dengan mengeluarkan hak-hak orang miskin.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah akan menimpakan azab yang pedih kepada mereka dan melenyapkan nikmat-nikmat itu seandainya mereka tetap ingkar, sebagaimana yang menimpa beberapa pemilik kebun. Pemilik kebun itu semula adalah seorang laki-laki saleh, taat, dan patuh melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Qalam Ayat 34-41

Surah Al-Qalam Ayat 34
إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ

Terjemahan: “Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.

Tafsir Jalalain: إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ (Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Rabbnya.).

Tafsir Ibnu Katsir: Setelah Allah menceritakan tentang keadaan pemilik kebun duniawi dan kesengsaraan yang menimpa mereka ketika mereka mendurhakai Allah swt. serta melanggar perintah-Nya, maka Dia menjelaskan bahwa bagi orang yang bertakwa dan mentaati-Nya akan mendapatkan surga-surga kenikmatan di alam akhirat kelak, yang tidak dapat dilenyapkan, dianggurkan, serta tidak akan habis.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang mukmin yang melaksanakan perintah-perintah Allah, menjauhi larangan-larangan-Nya, serta tunduk dan patuh kepada-Nya, akan ditempatkan di dalam surga yang penuh kenikmatan di akhirat. Hal ini sebagai balasan atas keimanan mereka kepada Allah dan amal saleh mereka ketika hidup di dunia.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa akan memperoleh surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhan mereka.

Surah Al-Qalam Ayat 35
أَفَنَجۡعَلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ كَٱلۡمُجۡرِمِينَ

Terjemahan: “Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)?

Tafsir Jalalain: أَفَنَجۡعَلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ كَٱلۡمُجۡرِمِينَ (Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa?) maksudnya mendapatkan pahala yang sama dengan orang-orang kafir.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: أَفَنَجۡعَلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ كَٱلۡمُجۡرِمِينَ (“Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa?”) maksudnya apakah Kami harus memberikan pahala yang sama antara orang-orang itu dengan orang-orang lainnya? Sekali-sekali tidak, demi Rabb langit dan bumi.

Tafsir Kemenag: Menurut Muqatil, tatkala turun ayat ke-34 di atas, orang-orang kafir Mekah berkata kepada kaum Muslimin, “Sesungguhnya Allah telah melebihkan kami dari kamu dalam kehidupan dunia ini. Oleh karena itu, tidak boleh tidak, kami akan dilebihkan-Nya atas kamu di akhirat nanti, atau paling tidak, sama dengan kamu sekalian.”

Maka Allah membantah pernyataan orang-orang kafir itu dengan ayat ini dengan mengatakan, “Apakah Kami akan menyalahi janji-janji Kami dengan menyamakan orang-orang yang berserah diri, tunduk, dan taat kepada Kami dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan dosa dan selalu ingkar kepada Kami?” Firman Allah:

Tidak sama para penghuni neraka dengan para penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. (al-hasyr/59: 20) Dari perkataan orang-orang kafir ini dapat dipahami bahwa menurut mereka kehidupan di dunia ini sebagai gambaran kehidupan di akhirat nanti.

Jika kepada seseorang dalam kehidupan dunia ini dianugerahi harta yang banyak, kekuasaan, pangkat, kesenangan, dan kemewahan, tentu di akhirat nanti mereka akan demikian pula. Sebaliknya jika kehidupan dunia seseorang mengalami kesengsaraan dan penderitaan, tentu di akhirat mereka juga akan sengsara dan menderita.

Anggapan orang-orang kafir yang demikian adalah anggapan yang keliru. Kehidupan di dunia adalah persiapan kehidupan di akhirat. Jika seseorang baik ibadah dan amalnya, sekalipun tidak dianugerahi harta yang banyak, kekuasaan, pangkat, dan sebagainya, maka ia tetap mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah. Sebaliknya, jika mereka ingkar dan mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa, sekalipun ia memperoleh harta yang banyak, pangkat, dan kekuasaan, maka di akhirat akan disediakan tempat yang penuh kesengsaraan dan kehinaan.

Tafsir Quraish Shihab: Apakah Kami berlaku zalim dalam memberi keputusan dengan menyamakan antara orang-orang Muslim dan orang-orang kafir? Apa yang telah terjadi pada kalian? Bagaimana mungkin kalian membuat keputusan yang zalim seperti itu?

Baca Juga:  Surah Al-Qalam Ayat 48-52; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Al-Qalam Ayat 36
مَا لَكُمۡ كَيۡفَ تَحۡكُمُونَ

Terjemahan: “Atau adakah kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan?

Tafsir Jalalain: أَفَنَجۡعَلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ كَٱلۡمُجۡرِمِينَ (Mengapa kalian berbuat demikian; bagaimanakah kalian mengambil keputusan?) dengan keputusan yang rusak ini?.

Tafsir Ibnu Katsir: Oleh karena itu, Dia berfirman: أَفَنَجۡعَلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ كَٱلۡمُجۡرِمِينَ (“Mengapa kamu [berbuat demikian]; bagaimanakah kamu mengambil keputusan?”) maksudnya, apakah kalian mengira yang demikian itu?

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menyatakan keanehan jalan berpikir orang-orang kafir sehingga menetapkan yang demikian. Seakan-akan mereka tidak menggunakan pertimbangan yang benar, akal yang sehat, dan keputusan yang adil. Mungkinkah orang yang sesat sama dengan orang yang benar, orang yang takwa dengan orang yang berdosa, orang yang bertakwa kepada Allah dengan orang yang ingkar kepada-Nya, dan sebagainya. Cara berpikir seperti yang digunakan orang-orang kafir itu adalah cara berpikir yang salah dan dipengaruhi oleh setan yang selalu menyesatkan manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Apakah Kami berlaku zalim dalam memberi keputusan dengan menyamakan antara orang-orang Muslim dan orang-orang kafir? Apa yang telah terjadi pada kalian? Bagaimana mungkin kalian membuat keputusan yang zalim seperti itu?

Surah Al-Qalam Ayat 37
أَمۡ لَكُمۡ كِتَٰبٌ فِيهِ تَدۡرُسُونَ

Terjemahan: “Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya?,

Tafsir Jalalain: أَمۡ (Atau adakah) artinya, benarkah لَكُمۡ كِتَٰبٌ (kalian mempunyai kitab) yang diturunkan dari Allah فِيهِ تَدۡرُسُونَ (yang kalian mempelajarinya) yang kalian membacanya.

Tafsir Ibnu Katsir: أَمۡ لَكُمۡ كِتَٰبٌ فِيهِ تَدۡرُسُونَ (“Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab yang kamu membacanya, bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu.”) maksudnya Allah Ta’ala berfirman:

“Sedang di tangan kalian terdapat sebuah kitab yang diturunkan dari langit yang bisa kalian pelajari dan kalian hafalkan. Dan dengannya, kaum Khalaf menukil dari kaum Salaf, yang memuat hukum yang mempertegas, seperti yang kalian akui sendiri?

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, dinyatakan bahwa pendapat atau jalan pikiran orang-orang kafir itu tidak berdasarkan wahyu dari Allah. Tidak ada satu pun dari kitab Allah yang menerangkan hal yang demikian itu. Ungkapan itu dilontarkan kepada mereka dalam bentuk pertanyaan,

“Apakah kamu, hai orang-orang kafir, mempunyai suatu kitab yang diturunkan dari langit, yang kamu terima dari nenek moyangmu kemudian kamu pelajari secara turun-temurun, yang mengandung suatu ketentuan seperti yang kamu katakan itu. Apakah kamu memiliki kitab yang semacam itu yang membolehkan kamu memilih apa yang kamu inginkan sesuai dengan kehendakmu.”

Ayat ini dikemukakan dalam bentuk kalimat tanya. Biasanya kalimat tanya bermaksud untuk menanyakan sesuatu yang tidak diketahui, tetapi kalimat tanya di sini untuk mengingkari dan menyatakan kejelekan suatu perbuatan. Seakan-akan Allah menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa tidak ada suatu pun wahyu-Nya yang menyatakan demikian. Ucapan mereka itu adalah ucapan yang mereka ada-adakan dan cara mengada-adakan yang demikian itu adalah cara yang tidak terpuji.

Tafsir Quraish Shihab: Atau apakah kalian mempunyai kitab suci dari Allah yang di dalamnya kalian baca bahwa kalian mendapatkan apa yang kalian pilih?

Surah Al-Qalam Ayat 38
إِنَّ لَكُمۡ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ

Terjemahan: “bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu.

Tafsir Jalalain: إِنَّ لَكُمۡ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ (Bahwa di dalamnya kalian benar-benar boleh memilih apa yang kalian sukai) kalian boleh memilih sesuka hati.

Tafsir Ibnu Katsir: إِنَّ لَكُمۡ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ ( bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu.”) maksudnya Allah Ta’ala berfirman: “Sedang di tangan kalian terdapat sebuah kitab yang diturunkan dari langit yang bisa kalian pelajari dan kalian hafalkan. Dan dengannya, kaum Khalaf menukil dari kaum Salaf, yang memuat hukum yang mempertegas, seperti yang kalian akui sendiri?

Baca Juga:  Surah Al-Qalam Ayat 42-47; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, dinyatakan bahwa pendapat atau jalan pikiran orang-orang kafir itu tidak berdasarkan wahyu dari Allah. Tidak ada satu pun dari kitab Allah yang menerangkan hal yang demikian itu. Ungkapan itu dilontarkan kepada mereka dalam bentuk pertanyaan,

“Apakah kamu, hai orang-orang kafir, mempunyai suatu kitab yang diturunkan dari langit, yang kamu terima dari nenek moyangmu kemudian kamu pelajari secara turun-temurun, yang mengandung suatu ketentuan seperti yang kamu katakan itu. Apakah kamu memiliki kitab yang semacam itu yang membolehkan kamu memilih apa yang kamu inginkan sesuai dengan kehendakmu.”

Ayat ini dikemukakan dalam bentuk kalimat tanya. Biasanya kalimat tanya bermaksud untuk menanyakan sesuatu yang tidak diketahui, tetapi kalimat tanya di sini untuk mengingkari dan menyatakan kejelekan suatu perbuatan.

Seakan-akan Allah menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa tidak ada suatu pun wahyu-Nya yang menyatakan demikian. Ucapan mereka itu adalah ucapan yang mereka ada-adakan dan cara mengada-adakan yang demikian itu adalah cara yang tidak terpuji.

Tafsir Quraish Shihab: Atau apakah kalian mempunyai kitab suci dari Allah yang di dalamnya kalian baca bahwa kalian mendapatkan apa yang kalian pilih?

Surah Al-Qalam Ayat 39
أَمۡ لَكُمۡ أَيۡمَٰنٌ عَلَيۡنَا بَٰلِغَةٌ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّ لَكُمۡ لَمَا تَحۡكُمُونَ

Terjemahan: “Atau apakah kamu memperoleh janji yang diperkuat dengan sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai hari kiamat; sesungguhnya kamu benar-benar dapat mengambil keputusan (sekehendakmu)?

Tafsir Jalalain: أَمۡ لَكُمۡ أَيۡمَٰنٌ عَلَيۡنَا بَٰلِغَةٌ (Atau apakah kalian memperoleh janji-janji) perjanjian-perjanjian بَٰلِغَةٌ (yang diperkuat dengan sumpah dari Kami) yang telah diperkuat oleh Kami إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ (yang tetap berlaku sampai hari kiamat) lafal إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ ini bertaalluq kepadanya makna yang terkandung di dalam lafal ‘alainaa, dan di dalam kalam ini terkandung makna qasam atau sumpah, yakni Kami telah bersumpah untuk mewajibkannya bagi kalian إِنَّ لَكُمۡ لَمَا تَحۡكُمُونَ (sesungguhnya kalian benar-benar dapat mengambil keputusan) sekehendak kalian tentangnya?.

Tafsir Ibnu Katsir: أَمۡ لَكُمۡ أَيۡمَٰنٌ عَلَيۡنَا بَٰلِغَةٌ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّ لَكُمۡ لَمَا تَحۡكُمُونَ (“Bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu. Atau apakah kamu memperoleh janji-janji yang diperkuat dengan sumpah dari Kami, yang tetap berlaku hingga hari kiamat. Sesungguhnya kamu benar-benar dapat mengambil keputusan.”) yakni, apakah pada diri kalian terdapat janji-janji dari Kami dan sumpah-sumpah yang diperkuat? إِنَّ لَكُمۡ لَمَا تَحۡكُمُونَ (“Sesungguhnya kamu benar-benar dapat mengambil keputusan.”) maksudnya sesungguhnya apa yang kalian ingin dan harapkan akan tercapai.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, sekali lagi Allah mengejek orang-orang kafir dengan mengemukakan kalimat tanya, “Hai orang-orang kafir, apakah kamu sekalian pernah menerima janji-janji dari Kami yang harus Kami tepati seperti yang kamu katakan itu, yaitu kamu akan memperoleh segala yang kamu ingini, padahal kamu mengingkari Kami?” Dari pertanyaan ini dapat dipahami bahwa Allah sekali-kali tidak pernah menetapkan atau menjanjikan kepada hamba-hamba-Nya seperti yang mereka katakan itu.

Tafsir Quraish Shihab: Atau apakah kalian mempunyai janji-janji atas Kami yang diperkuat dengan sumpah yang berlaku sampai hari kiamat? Sesungguhnya kalian benar-benar dapat mengambil keputusan sekehendak kalian.

Surah Al-Qalam Ayat 40
سَلۡهُمۡ أَيُّهُم بِذَٰلِكَ زَعِيمٌ

Terjemahan: “Tanyakanlah kepada mereka: “Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil itu?”

Tafsir Jalalain: سَلۡهُمۡ أَيُّهُم بِذَٰلِكَ (Tanyakanlah kepada mereka, “Siapakah di antara mereka terhadap hal tersebut) hukum atau keputusan yang mereka ambil buat diri mereka sendiri, yaitu bahwasanya mereka kelak di akhirat akan diberi pahala yang lebih utama dari orang-orang mukmin زَعِيمٌ (yang bertanggung jawab?”) yang menanggungnya bagi mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: سَلۡهُمۡ أَيُّهُم بِذَٰلِكَ زَعِيمٌ (“Tanyakanlah kepada mereka: ‘Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil itu?’”) maksudnya, katakan kepada mereka: “Siapakah yang bertanggung jawab dan memberikan jaminan?” Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab atas hal tersebut?

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 114-117; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Kemudian Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menanyakan kepada orang-orang kafir dengan maksud mencela cara-cara yang mereka lakukan, “Hai Orang-orang kafir, jika kamu mempunyai kitab yang menerangkan apa yang kamu katakan itu, perlihatkanlah kepada kami.

Jika benar bahwa Allah telah berjanji kepadamu yang ditetapkan dengan sumpah bahwa kamu akan memperoleh semua yang kamu inginkan, cobalah buktikan sumpah itu. Jika kamu mempunyai seseorang yang dapat menjamin kebenaran perkataanmu itu cobalah tunjukkan kepada kami orangnya.”

Pertanyaan dan permintaan Nabi kepada orang-orang kafir itu menyebabkan mereka bungkam seribu bahasa, karena mereka tidak akan sanggup menjawab dan memenuhi permintaan itu. Kenyataannya mereka menyembah berhala atau patung.

Patung dan berhala itu mereka buat sendiri, dan mereka tahu bahwa patung dan berhala itu tidak akan dapat menjamin yang mereka katakan, seakan-akan mereka tidak berdaya lagi mempertahankan pendapat mereka. Kata za’im (sesuatu yang bertanggung jawab) yang terdapat dalam akhir ayat ini maksudnya adalah orang yang menjamin bahwa sesuatu pasti terlaksana dan penuh kebenaran.

Bila seorang mengatakan sesuatu atau menjanjikan sesuatu, maka seorang za’im menjamin bahwa perkataan orang itu adalah perkataan yang benar, atau janji yang telah dijanjikannya itu pasti ditepati. Orang-orang kafir Mekah diminta untuk mengemukakan siapa yang menjamin kebenaran perkataan mereka yang mengatakan bahwa Allah menyamakan balasan yang diterima orang-orang beriman dengan balasan yang mereka terima, padahal Allah tidak pernah mengatakan yang demikian itu.

Tafsir Quraish Shihab: Tanyakan orang-orang musyrik, hai Muhammad, “Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab atas keputusan itu?

Surah Al-Qalam Ayat 41
أَمۡ لَهُمۡ شُرَكَآءُ فَلۡيَأۡتُواْ بِشُرَكَآئِهِمۡ إِن كَانُواْ صَٰدِقِينَ

Terjemahan: “Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.

Tafsir Jalalain: أَمۡ لَهُمۡ شُرَكَآءُ (Atau apakah mereka mempunyai) di sisi mereka فَلۡيَأۡتُواْ (sekutu-sekutu?) yang sepakat dengan mereka tentang ucapan itu, yaitu mereka akan menjamin bagi mereka dalam hal ini. Maka apabila memang demikian keadaannya بِشُرَكَآئِهِمۡ (maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutu mereka) yang akan memberikan jaminan tentang hal itu bagi mereka إِن كَانُواْ صَٰدِقِينَ (jika mereka adalah orang-orang yang benar.).

Tafsir Ibnu Katsir: أَمۡ لَهُمۡ شُرَكَآءُ (“Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu?”) yaitu berupa patung-patung dan tandingan-tandingan. فَلۡيَأۡتُواْ بِشُرَكَآئِهِمۡ إِن كَانُواْ صَٰدِقِينَ (“Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.”)

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, kembali Nabi Muhammad diperintahkan untuk menanyakan kepada orang-orang kafir itu apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang dapat menjamin kebenaran perkataan yang mereka ucapkan. Jika ada, cobalah kemukakan atau mendatangkannya untuk membuktikan jaminan mereka. Yang dimaksud dengan “sekutu-sekutu” mereka dalam ayat ini ialah semua yang mereka sembah selain Allah, seperti patung Lata, ‘Uzza, Manah, dan sebagainya. Juga termasuk di dalamnya orang-orang yang mereka hormati, dan pemuka-pemuka agama mereka.

Dengan pertanyaan terakhir ini, orang-orang kafir Mekah bertambah diam dan bungkam karena ternyata tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah, para ahli sastra mereka yang terkenal, seperti al-Walid bin al-Mugirah, dan lain-lain tidak sanggup mengemukakan atau mendatangkannya.

Tafsir Quraish Shihab: Atau apakah ada orang yang menyertai mereka dan mengikuti jalan mereka dalam ucapan tersebut? Datangkanlah sekutu-sekutu mereka jika mereka benar dalam tuduhan tersebut.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Qalam Ayat 34-41 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S