Surah Al-Qashash Ayat 58-59; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Qashash Ayat 58-59

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Qashash Ayat 58-59 ini, menerangkan bahwa sesuai dengan sunah-Nya, Allah tidak pernah membinasakan suatu kota, kecuali terlebih dahulu mengutus seorang rasul ke kota itu untuk membacakan kepada penduduknya ayat-ayat Allah yang berisi kebenaran. Rasul itu ditugaskan untuk menyeru dan memberi peringatan kepada mereka supaya mereka itu beriman kepada Allah, namun mereka tidak mengindahkannya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Qashash Ayat 58-59

Surah Al-Qashash Ayat 58
وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا فَتِلْكَ مَسَاكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَن مِّن بَعْدِهِمْ إِلَّا قَلِيلًا وَكُنَّا نَحْنُ الْوَارِثِينَ

Terjemahan: Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada di diami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebahagian kecil. Dan Kami adalah Pewaris(nya).

Tafsir Jalalain: وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا (Dan berapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya) yang dimaksud adalah penduduk negeri-negeri tersebut فَتِلْكَ مَسَاكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَن مِّن بَعْدِهِمْ إِلَّا قَلِيلًا وَكُنَّا نَحْنُ الْوَارِثِينَ (maka itulah tempat kediaman mereka yang tidak didiami lagi sesudah mereka, kecuali sebagian kecil) untuk orang-orang yang lewat yang tinggal hanya sehari atau setengah hari. (Dan Kami adalah pewarisnya) dari mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman mengancam penduduk Makkah dalam firman-Nya: وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا (“Dan berapa banyak [penduduk] negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya.”) yaitu melampaui batas, melakukan kejahatan dan kufur terhadap nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada mereka. untuk itu Allah berfirman:

فَتِلْكَ مَسَاكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَن مِّن بَعْدِهِمْ إِلَّا قَلِيلًا (“Maka itulah tempat kediaman mereka tidak didiami [lagi] sesudah mereka, kecuali sebagian kecil.”) yaitu negeri-negeri mereka luluh lantak, sehingga tidak ada lagi yang terlihat kecuali tempat-tempat tinggal mereka. Firman Allah Ta’ala: وَكُنَّا نَحْنُ الْوَارِثِينَ (“Dan Kami adalah pewarisnya”) yakni kembali hancur, tidak ada seorangpun yang tinggal di dalamnya.

Baca Juga:  Surah Al-Qashash Ayat 29-32; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Banyak penduduk negeri yang semula hidup bersenang-senang dengan kekayaan berlimpah ruah, tetapi karena mereka selalu membuat kerusakan dan tidak mensyukuri nikmat Allah, maka Allah menghancurkan negeri mereka dan hanya sedikit saja rumah-rumah mereka yang tersisa. Padahal Allah tidak akan menghancurkan suatu negeri selama penduduk negeri itu berbuat kebaikan, firman Allah:

Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. (Hud/11: 117)

Setelah kaum itu hancur, maka tempat tinggal mereka menjadi gersang dan tidak dimakmurkan lagi, hingga negeri itu kembali kepada pemiliknya yang hakiki, yaitu Allah. Firman Allah:

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat. (an-Nahl/16: 112

Tafsir Quraish Shihab: Mereka tidak mengambil pelajaran dari akhir perjalanan umat-umat terdahulu. Allah telah membinasakan negeri-negeri kaum yang tertipu dengan nikmat Allah kemudian tidak mensyukuri nikmat- Nya dan berbuat kufur kepada-Nya. Inilah negeri-negeri mereka, telah kosong dan tidak layak ditempati lagi setelah mereka kecuali hanya untuk waktu yang singkat saja bagi orang-orang yang kebetulan melewatinya. Setelah mereka, tidak ada yang memilikinya kecuali Allah, Sang Pemilik keagungan dan penghormatan.

Surah Al-Qashash Ayat 59
وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ

Terjemahan: Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.

Tafsir Jalalain: وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى (Dan tiadalah Rabbmu membinasakan kota-kota) disebabkan kelaliman yang dilakukan oleh para penduduknya حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا (sebelum Dia mengutus di ibu kota itu) yakni pada kota terbesar negeri itu رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ (seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kelaliman) yaitu mendustakan Rasul-rasul.

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 30; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Ibnu katsir: Kemudian Allah berfirman mengabarkan tentang keadilan-Nya yang tidak membinasakan seseorang secara dhalim. Dia hanya membinasakan seseorang jika telah disampaikannya hujjah kepadanya.

Untuk itu Allah telah berfirman: وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا (“Dan tidaklah Rabbmu membinasakan kota-kota sebelum Dia mengutus di ibukota.”) yaitu Makkah. رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا (“Seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Kami.”) yang di dalamnya mengandung petunjuk bahwa nabi yang ummi, Muhammad saw. yang diutus dari ibu kota itu adalah seorang Rasul untuk seluruh negeri, baik Arab maupun ‘ajam.

Telah tercantum dalam ash-Shahihain bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Aku diutus kepada orang-orang kulit merah dan orang-orang kulit hitam.”

Untuk itu beliau adalah Nabi dan Rasul penutup, sehingga tidak ada Nabi dan Rasul sesudahnya, bahkan syari’atnya akan kekal malam dan siang hingga hari kiamat. Satu pendapat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya:

حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولً (“Sebelum Dia mengutus di ibukota seorang Rasul.”) yaitu dasar dan kebesarannya seperti ibukota seluruh imperium dan benua. Demikian yang diceritakan oleh az-Zamakhsyari, Ibnul Jauzi dan lain-lain, dan penafsiran tersebut tidak begitu jauh (masih bisa diterima).

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa sesuai dengan sunah-Nya, Allah tidak pernah membinasakan suatu kota, kecuali terlebih dahulu mengutus seorang rasul ke kota itu untuk membacakan kepada penduduknya ayat-ayat Allah yang berisi kebenaran.

Rasul itu ditugaskan untuk menyeru dan memberi peringatan kepada mereka supaya mereka itu beriman kepada Allah, namun mereka tidak mengindahkannya. Firman Allah: Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra’/17: 15)

Baca Juga:  Surah Al-Hijr Ayat 80-84; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Sesudah Allah mengutus rasul untuk membimbing penduduk kota itu ke jalan yang lurus, memberi petunjuk kepada kebenaran, tetapi mereka tetap melakukan kezaliman dan mendustakan rasul, mengingkari ayat-ayat-Nya, maka Dia akan membinasakan kota itu beserta penduduknya.

Pembinasaan umat secara besar-besaran sebagaimana terjadi pada umat-umat terdahulu tidak terjadi pada umat Nabi Muhammad. Beliau adalah nabi terakhir yang diutus bagi seluruh alam, sehingga pembinasaan total sudah tidak terjadi lagi. Yang ada hanyalah pembinasaan parsial atau lokal seperti bencana penyakit, bencana alam, gempa bumi, gelombang tsunami, dan sebagainya.

Pengutusan Muhammad saw sebagai nabi terakhir berarti Allah tidak akan mengutus nabi atau rasul setelah beliau. Sedangkan tugas?tugas dakwah dan tanggung jawab memberi peringatan kepada umat terletak di pundak para ulama.

Tafsir Quraish Shihab: Bukan merupakan kebijakan Allah, Tuhanmu yang telah menciptakan dan memilihmu, untuk membinasakan negeri-negeri besar kecuali setelah mengutus seorang rasul dengan mukjizat yang menakjubkan kepada penduduknya.

Rasul itu kemudian membacakan kepada mereka kitab suci yang diturunkan dan menjelaskan kepada mereka syariat-syariat-Nya. Lalu kaum itu tidak beriman. Kami tidak akan menghancurkan kota-kota besar kecuali apabila penduduknya terus-menerus melakukan kezaliman dan aniaya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Al-Qashash Ayat 58-59 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S