Surah An-Nahl Ayat 120-123; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nahl Ayat 120-123

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nahl Ayat 120-123 ini, mengisahkan sesungguhnya ibrahim adalah seorang imam (panutan) dalam kebaikan, orang yang taat dan tunduk kepada Allah, tidak miring dari agama islam, seorang yang mengesakan Allah, tidak mempersekutukanNya, dan ia seorang yang bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah padanya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah memilihnya untuk mengemban risalahnya, dan menunjukinya kedalam jalan yang lurus, yaitu jalan islam, dan kami berikan kepadanya di dunia ini berupa kenikmatan yang baik, berupa sanjungan terhadapnya di tengah orang-orang yang datang belakangan, juga sebagai teladan baik, dan juga putra yang shalih.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl Ayat 120-123

Surah An-Nahl Ayat 120
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِّلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Terjemahan: Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan).

Tafsir Jalalain: إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً (Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam) seorang penghulu yang menjadi panutan dan di dalam dirinya terkandung semua akhlak yang baik قَانِتًا (lagi patuh) sangat taat لِّلَّهِ حَنِيفًا (kepada Allah dan hanif) cenderung kepada agama yang lurus.

وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (Dan sekali-kali dia bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala memuji hamba, Rasul, sekaligus kekasih-Nya, Ibrahim as, imam bagi orang-orang hanif (yang condong kepada kebenaran), dan bapak para Nabi. Allah telah membebaskannya dari kaum musyrikin, orang-orang Yahudi, dan orang-orang Nasrani,

di mana Dia berfirman: إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِّلَّهِ حَنِيفًا (Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif) Adapun ummah berarti imam yang diikuti, sedangkan al-qaanit berarti orang yang khusyu’ lagi patuh.

Al-hanif berarti orang yang berpaling dari kemusyrikan menuju kepada tauhid. Oleh karena itu, Dia berfirman: وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan [Rabb]).

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 22-23; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah swt memuji hamba-Nya, Ibrahim a.s., sebagai rasul dan khalil-Nya. Beliau adalah imam kaum hunafa atau pemimpin dari orang yang menyukai kebenaran dan bapak dari para nabi. Allah swt menyatakan dalam ayat ini ummah yang berarti pemimpin yang menjadi teladan.

Menurut ‘Abdullah bin Mas’ud, ummah berarti guru kebijaksanaan. Sedangkan menurut Ibnu Umar, ummah berarti yang mengajar manusia tentang agama mereka.

Surah An-Nahl Ayat 121
شَاكِرًا لِّأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Terjemahan: (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.

Tafsir Jalalain: (Lagi yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya) menjadikannya sebagai pilihan-Nya (dan menunjukkannya kepada jalan yang lurus.)

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: شَاكِرًا لِّأَنْعُمِهِ (Yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah) yakni, dia senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepadanya.

Hal itu senada dengan firman-Nya: wa ibraaHiimal ladzii waffaa (Dan Ibrahim yang senantiasa menyempurnakan janji) (QS. An-Najm: 37). Maksudnya, dia menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala kepadanya.

Firman-Nya: اجْتَبَاهُ (Allah telah memilihnya) Kata ijtaba berarti memilih dan menyaring. Kemudian Dia berfirman: وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ (Dan menunjukinya kepada jalan yang lurus) yaitu, beribadah kepada Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya sesuai dengan syari’at yang diridhai-Nya.

Tafsir Kemenag: Bahwasanya Allah swt membimbing Ibrahim ke jalan yang lurus, yaitu menyembah hanya kepada-Nya, tiada patut disembah kecuali Dia, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Selanjutnya Ibrahim memberi pengajaran kepada manusia ke jalan tauhid dan mengajak manusia kepada agama Allah.

Surah An-Nahl Ayat 122
وَآتَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ

Baca Juga:  Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 189 Beserta Artinya

Terjemahan: Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

Tafsir Jalalain: وَآتَيْنَاهُ (Dan Kami berikan kepadanya) di dalam ungkapan ini terkandung pengertian iltifat dari gaibah, atau perpindahan ungkapan dari dhamir gaib kepada dhamir mutakallim فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً (kebaikan di dunia) yaitu mendapatkan pujian dari kalangan semua agama.

وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh) yaitu orang-orang yang memiliki derajat yang tinggi di akhirat.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: وَآتَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً (Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia) Yakni, Kami (Allah) menghimpunkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh orang mukmin dalam menyempurnakan kehidupannya yang baik.

وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (Dan sesungguhnya di akhirat kelak dia benar-benar termasuk orang-orang yang shalih).

Mengenai firman Allah Ta’ala: وَآتَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً (Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia) Mujahid mengatakan, yakni lisan kejujuran. Dan di antara kesempurnaan, keagungan, keshahihan tauhid dan jalannya adalah Kami wahyukan kepadamu, hai penutup Para Rasul dan pemuka para Nabi.

Tafsir Kemenag: Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi). Sungguh, Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sungguh, di sisi Kami mereka termasuk orang-orang pilihan yang paling baik, (as-shad/38: 45- 47).

Surah An-Nahl Ayat 123
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Terjemahan: Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

Tafsir Jalalain: (Kemudian Kami wahyukan kepadamu) hai Muhammad (ikutilah millah) yakni agama (Ibrahim seorang yang hanif. Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan) Allah swt.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 3-4; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

mengulangi ayat ini untuk menyanggah anggapan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani yang mengakui bahwa Nabi Ibrahim adalah pemeluk agama mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif. Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb) Yang demikian itu senada dengan firman-Nya dalam surat al-An’aam:

“Katakanlah, “Sesungguhnya aku telah ditunjui oleh Rabbku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-An’aam: 161).

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini ditegaskan hubungan yang erat antara agama Nabi Ibrahim dan agama yang dibawa Nabi Muhammad saw. Firman Allah swt: Katakanlah (Muhammad),

“Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia (Ibrahim) tidak termasuk orang-orang musyrik.” (al-An’am/6: 161)

Di antara syariat Nabi Ibrahim yang masih berlaku pada masa Nabi Muhammad saw ialah pelaksanaan khitan. Beberapa ulama menetapkan hukum wajib khitan karena syariat khitan ini tidak dihapus oleh syariat Nabi Muhammad saw.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nahl Ayat 120-123 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S