Surah An-Nahl Ayat 26-27; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nahl Ayat 26-27

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nahl Ayat 26-27, Ayat ini menyebutkan bahwa sikap mereka tersebut serupa dengan para pendahulunya. Mereka berusaha mengadakan tipu daya untuk menghadapi ayat al-Quran. Namun mereka harus menyadari bahwa azab dan siksaan Tuhan menantinya baik di dunia maupun di akhirat. Penghinaan orang-orang Kafir terhadap orang beriman akan berakibat kehinaan orang Kafir pada hari kiamat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hal ini ditandai dengan siksaan pedih bagi orang Kafir pada Hari Kiamat nanti. Mereka yang di dunia mengaku berilmu dan menyebut mukmin sebagai orang bodoh, pada Hari Kiamat nanti akan menyadari bahwa sebenarnya yang bodoh adalah mereka sendiri. Kesadaran tersebut dengan sendirinya merupakan siksaan yang pedih.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl Ayat 26-27

Surah An-Nahl Ayat 26
قَدْ مَكَرَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَأَتَى اللَّهُ بُنْيَانَهُم مِّنَ الْقَوَاعِدِ فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِن فَوْقِهِمْ وَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ

Terjemahan: Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari.

Tafsir Jalalain: قَدْ مَكَرَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ (Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar) yaitu seperti apa yang telah dilakukan oleh raja Namrudz; ia membangun sebuah pencakar langit, lalu ia menaikinya dengan maksud untuk memerangi penduduk langit.

فَأَتَى اللَّهُ (maka Allah menghancurkan) bertujuan untuk menghancurkan بُنْيَانَهُم مِّنَ الْقَوَاعِدِ (rumah-rumah mereka dari fondasinya) untuk itu maka Allah mengirimkan angin topan dan gempa bumi yang keras sehingga hancur leburlah apa yang telah mereka bangun itu,

فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِن فَوْقِهِ (lalu atap rumah-rumah mereka jatuh menimpa mereka dari atas) artinya mereka ada di bawahnya lalu tertimpa hal tersebut.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 124; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ (dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari) artinya azab itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka duga sebelumnya. Akan tetapi menurut pendapat yang lain dikatakan bahwa ini hanya tamtsil tentang dibinasakannya makar mereka yang telah direncanakan sebelumnya terhadap rasul.

Tafsir Ibnu Katsir: Al-‘Aufi berkata, dari Ibnu ‘Abbas dalam firman Allah: قَدْ مَكَرَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ (Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar) dialah Namrudz yang membangun bangunan tinggi yang menjulang ke langit, yang Allah Ta’ala berfirman:

فَأَتَى اللَّهُ بُنْيَانَهُم مِّنَ الْقَوَاعِدِ (Maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari pondasinya) dan ulama-ulama lain berkata: Ini adalah sebagian dari perumpamaan untuk merusak apa yang di perbuat oleh mereka-mereka yang kafir kepada Allah, dan membuat sekutu dalam beribadah kepada-Nya sebagaimana Nabi Nuh as. berkata: “Dan melakukan tipu daya yang sangat besar,” (QS. Nuh: 22).

Tafsir Kemenag: Allah menjelaskan bahwa tipu daya orang-orang musyrik itu hanya akan mencelakakan diri mereka sendiri. Mereka akan mengalami penderitaan seperti yang dirasakan oleh umat-umat terdahulu dimana mereka juga mendustakan rasul-rasul mereka dengan berbagai macam tipu daya dan berbagai macam alasan.

Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan Fir’aun ketika ia meminta menterinya untuk membangun menara yang tinggi guna melihat Tuhan Musa a.s.

Kemudian Allah swt melukiskan bahwa tipu daya yang mereka lakukan terhadap Rasulullah saw bagaikan orang-orang yang membangun rumah. Setelah rumah itu jadi, Allah menghancurkan rumah itu dari fondasinya. Setelah pondasi itu hancur dan tiang-tiangnya mulai berjatuhan, berguguranlah atap dan seluruh bangunannya, sehingga menimpa diri mereka sendiri.

Mereka sendiri tidak merasakan sebelumnya apa yang akan terjadi dan akibat apa yang harus mereka terima terhadap perbuatan yang mereka lakukan itu.

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 139-148; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah An-Nahl Ayat 27
ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُخْزِيهِمْ وَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنتُمْ تُشَاقُّونَ فِيهِمْ قَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوءَ عَلَى الْكَافِرِينَ

Terjemahan: Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman: “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang mukmin)?” Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu: “Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir”.

Tafsir Jalalain: مَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُخْزِيهِمْ (Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat) membuat mereka hina وَيَقُولُ (dan berfirman)-lah Allah kepada mereka melalui lisan malaikat-Nya dengan nada mengejek.

أَيْنَ شُرَكَائِيَ (Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu?) yang menurut dugaan kalian itu الَّذِينَ كُنتُمْ تُشَاقُّونَ (yang karena membelanya kalian selalu memusuhi) menentang kaum mukminin فِيهِمْ (tentang perihal mereka.”) mengenai perkara mereka.

قَالَ (Berkatalah) artinya nanti akan berkata/menjawab الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ (orang-orang yang diberi ilmu) yaitu para nabi dan orang-orang mukmin إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوءَ عَلَى الْكَافِرِينَ (“Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir.”) para nabi dan orang-orang mukmin mengatakan demikian sebagai ejekan yang ditujukan kepada orang-orang kafir.

Tafsir Ibnu Katsir: ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُخْزِيهِمْ (kemudian Allah menghinakan di hari Kiamat). Demikianlah, akan nampak jelas kepada manusia apa yang mereka sembunyikan yang berupa tipu-daya, dan Allah menghinakan mereka di hadapan para makhluk.

Dan Allah Tabaraka wa Ta’ala berkata kepada mereka dengan nada mencela dan mengecam mereka: أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنتُمْ تُشَاقُّونَ فِيهِمْ (Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu [yang karena membelanya] kamu selalu memusuhi mereka [para Nabi dan orang-orang mukmin]) Kamu berperang dan berbuat garang di jalan sekutu-sekutu itu padahal, mana pertolongan mereka dan penyelamatan mereka di sini?

Baca Juga:  4 Keutamaan Surat Al Mulk Yang Harus Kamu Tahu

قَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ (Berkatalah orang-orang yang telah di beri ilmu) mereka adalah para pemimpin dunia dan akhirat, dan orang-orang yang mengerti tentang kebenaran di dunia dan akhirat, maka mereka berkata pada hari itu:

إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوءَ عَلَى الْكَافِرِينَ (Sesungguhngya kehinaan dan adzab hari ini ditimpakan atas orang-orang kafir) maksudnya, cela dan siksa pada hari ini menyelimuti orang-orang yang kafir kepada Allah dan orang-orang yang menyekutukan-Nya dengan sekutu yang tidak dapat memberi bahaya dan tidak pula memberi manfaat.

Tafsir Kemenag: Malapetaka tersebut di atas merupakan azab dunia bagi mereka, sedangkan di akhirat Allah swt akan memberikan siksaan yang pedih dan mereka akan merasakan kehinaan yang tiada taranya. Kehinaan mereka digambarkan dengan keadaan mereka yang bingung, mencari sekutu-sekutu mereka yang dahulu pernah mengajak mereka untuk melakukan tipu daya.

Mereka menyesal karena orang-orang yang dahulu mengajak mereka tidak lagi dapat memberikan dukungan kepada mereka untuk melepaskan diri mereka dari siksa Allah. Sebab pada saat itu, manusia tidak mempunyai kekuatan dan tidak pula ada yang dapat memberikan pertolongan.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nahl Ayat 26-27 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S