Surah An-Nahl Ayat 8; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nahl Ayat 8

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nahl Ayat 8, Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan bagi kalian kuda, baghal dan keledai, agar kalian menungganginya dan berpungsi sebagai perhiasan dan pesona indah bagi kalian.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dan Dia menciptakan bagi kalian berbagai sarana tranportasi dan lain-lain yang kalian tidak memiliki pengetahuan tentang itu sama sekali, agar kalian bertambah syukur dan iman kepadanya. Yang menarik di zaman modern ini kuda masih dipandang sebagai kenderaan yang memiliki nilai perhiasan dan kemewahan.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl Ayat 8

وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Terjemahan: dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.

Tafsir Jalalain: وَ (Dan) Dia telah menciptakan الْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً (kuda, bighal dan keledai agar kalian menungganginya dan menjadikannya sebagai perhiasan) lafal ziinatan menjadi maf’ul lah. Disebutkannya kedua ‘illat itu, yaitu untuk ditunggangi dan dianggap sebagai perhiasan hal ini sama sekali tidak bertentangan dengan manfaat lain yang ada padanya.

Baca Juga:  Surah Fatir Ayat 9-11; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Seperti halnya pada kuda, selain dapat ditunggangi dan dijadikan perhiasan dagingnya dapat dimakan, hal ini telah ditetapkan berdasarkan hadis kitab Sahih Bukhari dan Muslim. وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (Dan Allah menciptakan apa yang kalian tidak mengetahuinya) berupa hal-hal yang aneh dan menakjubkan.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah anugerahkan itu untuk mereka, yaitu kuda, baghal, dan keledai, yang Allah jadikan sebagai tunggangan dan perhiasan. Dan itu semua adalah tujuan yang paling besar.

Dan ketika Allah merinci binatang-binatang ini dan menyebutkannya secara terpisah dari binatang-binatang ternak, sebagian ulama menjadikan hal itu sebagai dalil atas pendapat mereka bahwa daging kuda adalah haram,

seperti Imam Abu Hanifah; dan para ulama fiqih yang sependapat dengan beliau, bahwa sesungguhnya Allah menyebutkannya bersamaan dengan baghal dan keledai, yang memang kedua-duanya adalah haram, seperti yang telah ditetapkan oleh Sunnah Nabawiyyah, ini adalah pendapat sebagian besar para ulama.

Baca Juga:  Surah Al Baqarah Ayat 86-90; Terjemahan dan Tafsir

Nash (ayat) di atas menunjukkan dalil atas diperbolehkannya menunggang binatang-binatang tersebut, di antaranya adalah baghal. Rasulullah pemah dihadiahi seekor baghal, dan waktu itu Rasulullah menungganginya, sedangkan beliau melarang perkawinan keledai atas kuda agar keturunan tidak putus.

Tafsir Kemenag: Selanjutnya, Allah swt menyebutkan beberapa binatang ternak lainnya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, yaitu Allah menciptakan kuda, bagal, dan keledai untuk dikendarai dan dijadikan sebagai binatang pelihara-an yang menyenangkan.

Ada segolongan ahli fikih yang mengharamkan daging kuda. Mereka mengemukakan alasan bahwa kuda diciptakan Allah untuk dijadikan kendaraan bukan untuk dimakan. Alasan ini diperkuat dengan teks ayat yang menyebutkan tiga jenis binatang ternak.

Hal ini menunjukkan bahwa kuda, keledai, dan bagal hukumnya sama-sama haram dimakan. Sekiranya ketiga binatang ini boleh dimakan, tentulah disebutkan dalam ayat ini, sebab kebutuhan seseorang untuk makan lebih terasa daripada kebutuhan mereka terhadap kendaraan.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 106-109; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Di akhir ayat, Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan semua makhluk yang belum diketahui oleh manusia, baik binatang darat, laut, ataupun angkasa, yang dapat diambil manfaatnya oleh mereka.

Namun demikian, sampai saat ini akal manusia belum sampai pada pengetahuan tentang manfaat dari makhluk tersebut. Semua itu bertujuan agar manusia dapat memahami betapa luasnya nikmat Allah swt yang diberikan kepada mereka yang tiada putus-putusnya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nahl Ayat 8 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S