Surah An-Naml Ayat 82; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Naml Ayat 82

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Naml Ayat 82 ini, menjelaskan bila kemarahan dan kemurkaan-Nya telah dijatuhkan kepada manusia yang durhaka, karena meninggalkan perintah dan mengotori kemurnian agama-Nya, maka pada saat menjelang datangnya hari Kiamat, binatang-binatang melata keluar dari bumi dan berbicara kepada mereka dengan lidah yang fasih, bahwa kebanyakan manusia tidak yakin kepada Ayat-Ayat Allah, dan tidak percaya akan datangnya hari Kiamat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ucapan dari binatang melata itu mengandung cercaan dan peringatan yang sangat keras kepada manusia yang berada di sekelilingnya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Naml Ayat 82

Surah An-Naml Ayat 82
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِّنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ

Terjemahan: Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada Ayat-Ayat Kami.

Tafsir Jalalain: وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ (Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka) yakni azab telah pasti menimpa mereka termasuk orang-orang kafir lainnya. أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِّنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُ (Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka) yaitu akan berbicara kepada orang-orang yang ada dari kalangan mereka; sewaktu binatang melata itu keluar ia langsung berbicara kepada mereka dengan memakai bahasa Arab. Dan garis besar dari apa yang dikatakannya itu ialah أَنَّ النَّاسَ (bahwa sesungguhnya manusia) orang-orang kafir Mekah. Lafal Anna menurut qiraat yang lain dibaca Inna; qiraat ini dapat dipakai pula bilamana diperkirakan adanya huruf Ba sesudah lafal Tukallimuhum كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ (dahulu tidak yakin kepada Ayat-Ayat Kami.”)

mereka tidak beriman kepada Alquran yang di dalamnya disebutkan tentang adanya hari berbangkit, hari hisab amal perbuatan dan hari pembalasan. Dengan keluarnya binatang melata ini, maka terhentilah fungsi Amar Makruf dan Nahi Mungkar dan orang kafir yang beriman pada saat itu tidak dianggap lagi keimanannya, sebagaimana yang telah diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Nuh melalui firman-Nya, “Bahwasanya sekali-kali, tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang-orang yang telah beriman saja.” (Q.S. 11 Hud, 36).

Tafsir Ibnu Katsir: Binatang itu akan keluar di akhir zaman ketika kerusakan melanda manusia dan mereka sudah berani meninggalkan perintah-perintah Allah serta merubah agama mereka yang haq. Allah mengeluarkan binatang itu dari bumi. Ada yang mengatakan, dimulai dari Makkah. Dan ada yang mengatakan, dari kota lain, sebagaimana akan datang rincian penjelasannya insya Allah. Kemudian binatang ini berbicara kepada manusia tentang hal itu.

Baca Juga:  Surah An-Naml Ayat 67-70; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ibnu ‘Abbas, al-Hasan, Qatadah berkata, dan diriwAyatkan dari ‘Ali ra. ia berkata: “Dia mengajak mereka bicara tentang satu pembicaraan, yaitu berdialog dengan mereka.” wallaaHu a’lam.

Ibnu ‘Abbas berkata dalam riwAyat yang lain, melukai/mencela mereka. dalam riwAyatnya yang lain, ia berkata, yaitu mereka berkata: “Cobalah engkau tidak melakukan ini dan itu.” Ini merupakan kata-kata yang baik dan tidak ada pertentangan, wallaaHu a’lam. Cerita tentang binatang ini telah dicantumkan dalam banyak hadits dan atsar. Kita akan menceritakan yang mudah saja, hanya kepada Allahh kita memohon pertolongan.

Imam Ahmad meriwAyatkan, bahwa Hudzaifah bin Usaid al-Ghifari berkata, Rasulullah saw. mengawasi kami dari kamar saat kami berdialog tentang hari kiamat, maka beliau bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda: terbitnya matahari dari barat, kepulan asap, binatang [daabbaH], keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya ‘Isa bin Maryam as. dan keluarnya Dajjal serta tiga kelongsorang:

kelongsoran di barat, kelongsoran di timur dan kelongsoran di jazirah Arab, serta api yang keluar dari bawah bumi ‘Adn yang menggiring manusia dimana saja mereka bermalam dan dimana saja mereka tidur siang.” (demikian diriwAyatkan oleh Muslim dan ash-haabus Sunan. At-Turmudzi berkata: “Hasan shahih”)

Dalam hadits lain, Imam Muslim bin al-Hajjaj meriwAyatkan, bahwasannya ‘Abdullah bin ‘Amr berkata: Aku hafal dari Rasulullah saw. sebuah hadits yang tidak pernah aku lupakan setelah itu, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya tanda-tanda pertama adalah terbitnya matahari dari barat, keluarnya binatang [daabbaH] kepada manusia di waktu dluha. Tanda mana saja di antara yang sudah datang, maka yang lain akan mengiringinya tidak lama lagi.”

Imam Muslim meriwAyatkan dalam shahihnya dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Segeralah beramal sebelum datang yang enam: terbitnya matahari dari barat, kepulan asap, Dajjal, binatang, kekhususan salah seorang kalian dari urusan umum.”

Baca Juga:  Surah An-Naml Ayat 65-66; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Abu Dawud ath-Thayalisi berkata, bahwa Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Binatang bumi itu keluar membawa tongkat Musa dan cincin Sulaiman. Lalu binatang itu memukul [mencap] hidung orang kafir dengan tongkat itu dan mencap wajah orang Mukmin dengan cincin tersebut, hingga manusia berkumpul di sebuah perkumpulan, dimana orang Mukmin dapat diketahui dari orang kafir.” (HR Ahmad)

Dalam hadits Ibnu Majah dikatakan bahwa beliau bersabda: “Lalu hidung orang kafir dipukul dengan cincin dan wajah orang Mukmin dicap dengan tongkat, hingga orang-orang yang berkumpul dalam satu pertemuan berkata: ‘Ini, hai Mukmin dan ini hai kafir.’” (HR Ibnu Majah)

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini, Allah menjelaskan bila kemarahan dan kemurkaan-Nya telah dijatuhkan kepada manusia yang durhaka, karena meninggalkan perintah dan mengotori kemurnian agama-Nya, maka pada saat menjelang datangnya hari Kiamat, binatang-binatang melata keluar dari bumi dan berbicara kepada mereka dengan lidah yang fasih, bahwa kebanyakan manusia tidak yakin kepada Ayat-Ayat Allah, dan tidak percaya akan datangnya hari Kiamat.

Ucapan dari binatang melata itu mengandung cercaan dan peringatan yang sangat keras kepada manusia yang berada di sekelilingnya. Keanehan yang akan terjadi sebelum kiamat, di mana seekor binatang melata dapat berbicara memberi peringatan kepada orang-orang yang durhaka, tidak mustahil bagi Allah. Ia dapat memberi kemampuan kepada binatang tersebut untuk berbicara pada saat itu, sesuai dengan firman-Nya:

Mereka berkata, “Allah yang telah menjadikan kami dapat bicara pasti juga dapat menjadikan segala sesuatu dapat berbicara.” (Fussilat/41: 21)

Mengenai keluarnya binatang melata dianggap sebagai masalah gaib karena bentuk dan sifatnya tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Keterangan mengenai hal ini hanya terdapat dalam hadis. Di antaranya adalah hadis yang diriwAyatkan oleh Muslim dari ‘Abdullah bin amr:

‘Abdullah bin ‘Amr berkata, “Aku menghafal sebuah hadis dari Rasulullah saw yang tidak akan aku lupakan. Aku mendengar beliau bersabda, ‘Tanda-tanda akan (datangnya kiamat) yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari sebelah barat dan keluarnya binatang melata kepada manusia di pagi hari. Manakala salah satu dari dua peristiwa ini terjadi, maka yang satu lagi segera menyusul setelahnya.” (RiwAyat Muslim).

Baca Juga:  Surah Al-Hijr Ayat 80-84; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Apabila janji Allah akan datangnya hari kiamat itu semakin dekat, dan orang-orang kafir itu hampir ditimpa azab, Allah akan mendatangkan binatang melata dari dalam bumi yang dapat bercakap-cakap. Di antara ucapannya adalah:

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu mengingkari seluruh mukjizat dan tidak mau beriman pada hari kiamat. Saat ini terbukti apa yang sebelumnya mereka ingkari. Inilah dahsyatnya hari kiamat dan peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi sesudah itu. “(1).

(1) Demikianlah penafsiran ayat ini bedasarkan makna tekstualnya. Ada dua pendapat lain mengenai penafsiran makna ayat ini. Pertama, yang dimaksud dengan kata “dâbbah” dalam ayat ini adalah apa saja yang berjalan (melata) di atas bumi, termasuk binatang dan manusia.

Dalam konteks penafsiran ini, pengertian yang mungkin lebih tepat adalah bahwa kata “dâbbah” berarti ‘manusia’, yang muncul menjelang hari kiamat. Dengan demikian, ayat ini berarti sebagai berikut: “Apabila kepastian bahwa orang-orang kafir akan mendapat siksa telah datang, mereka akan didatangi sekelompok orang beriman yang berjalan melalui lembah atau dataran hingga mengoncangkan orang-orang kafir dan memporak-porandakan bangunannya”.

Kedua, kata “dâbbah” di atas dapat diartikan sebagai ‘orang-orang jahat’ yang, karena kebodohannya, disamakan dengan hewan melata. Pendapat ini dicantumkan oleh Al-Ashfahânî dalam bukunya Al-Muqarrarât. Dengan begitu, ayat itu berarti demikian:

“Ketika hari kiamat telah hampir tiba, bumi ini akan dipenuhi oleh kejahatan dan kerusakan. Lalu terjadilah peristiwa kiamat yang didustakan oleh orang-orang kafir itu”. Peristiwa dan kenyataan itulah, bukan sekadar ungkapan, yang dimaksud dengan kata “qawl” dalam ayat ini. Dalam hal ini, kedua pendapat tadi tidak jauh berbeda.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Naml Ayat 82 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S