Surah An-Nisa Ayat 160-162; Seri Tadabbur Al Qur’an

Surah An-Nisa Ayat 160-162

Pecihitam.org – Surah An-Nisa Ayat 160-162 menjelaskan tentang hukuman dan ancaman Allah atas Kezhaliman dan pelanggaran yang dilakukan kaum Yahudi. Sekaligus pujian dan janji Allah SWT bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir
Surah An-Nisa Ayat 160-162

Surah An-Nisa Ayat 160
فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا

Terjemahan: Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,

Penjelasan: Allah SWT menjelaskan bahwa akibat perbuatan aniaya kaum Yahudi dengan melakukan berbagai macam dosa besar, maka Allah SWT mengharamkan kepada mereka makanan yang dihalalkan bagi mereka sebelumnya.

Ibnu Abu Hatim berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Yazid Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyaynah, dari Amr yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas membaca ayat ini dengan bacaan: طَيِّبَاتٍ كَانَتْ أُحِلَّتْ لَهُمْ (beberapa jenis makanan yang dahulunya dihalalkan bagi mereka).

Pengharaman bisa bersifat qadri atas kemauan mereka sendiri. Dalam arti lain, pada mulanya Allah SWT memberikan kebebasan kepada mereka, namun ternyata mereka melakukan penakwilan dalam kitab mereka; mereka banyak merubah dan mengganti hal yang dihalalkan bagi mereka. Lalu mereka haramkannya untuk dirinya sendiri yang akibatnya mempersulit dan mempersempit diri mereka sendiri.

Bisa juga pengharaman ini bersifat syar’i. Maksudnya bahwa Allah SWT mengharamkan banyak hal kepada mereka di dalam kitab Taurat yang dahulunya dihalalkan kepada mereka sebelum itu. Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 131-134; Seri Tadabbur Al Qur'an

كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنزلَ التَّوْرَاةُ

Artinya: Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. (Ali Imran: 93)

Karena itulah dalam ayat ini disebutkan: فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا Yaitu mereka menghalang-halangi manusia dan diri mereka sendiri dari mengikuti perkara yang hak. Sikap seperti itu adalah watak mereka sejak zaman dahulu sampai sekarang tanpa ada perubahan. Oleh karena itu mereka adalah musuh para rasul; mereka banyak membunuh nabi-nabi, juga mendustakan Nabi Isa a.s. dan Nabi Muhammad SAW.

Surah An-Nisa Ayat 161
وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

Terjemahan: dan dikarenakan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.

Penjelasan: Allah SWT telah melarang mereka berbuat sesuatu yang bernilai riba, namun mereka tetap melakukannya dan menjadikannya sebagai pekerjaan mereka, kemudian mereka melakukan berbagai macam kilah dan pengelabuan untuk menutupinya, dan mereka memakan harta orang lain dengan cara yang batil.

Baca Juga:  Surah An Nisa Ayat 80-81; Seri Tadabbur Al Qur'an

وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih)

Surah An-Nisa Ayat 162
لَٰكِنِ الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ ۚ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أُولَٰئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا

Terjemahan: Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.

Penjelasan: وَالْمُؤْمِنُونَ (dan orang-orang mukmin) di-athaf-kan kepada lafaz ar-rasikhuna, sedangkan khabar-nya adalah firman Allah Swt Selanjutnya, yaitu: يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزلَ مِنْ قَبْلِكَ (mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al-Qur’an) dan apa yang telah diturunkan sebelummu).

Ibnu Abbas berkata bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah bin Salam, Sa’labah bin Sa’ih, Asad bin Sa’ih, dan Asad ibnu Ubaid; semuanya masuk Islam dan beriman kepada apa yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw.

وَالْمُقِيمِينَ الصَّلاةَ (dan orang-orang yang mendirikan shalat). Begitulah bacaannya menurut semua mushaf para imam. Hal serupa disebutkan di dalam mushaf Ubay bin Ka’b. Namun Ibnu Jarir menyebutkan bahwa ayat ini menurut mushaf Ibnu Mas’ud disebutkan dengan bacaan “wal muqimunas shalata”, bukannya “وَالْمُقِيمُونَ الصَّلَاةَ”. Lalu Ibnu Jarir berkata bahwa pendapat yang shahih adalah menurut qiraah mayoritas, sebagai bantahan terhadap orang yang menduga bahwa hal tersebut termasuk kekeliruan dalam menulis Al-Kitab (Al-Qur’an).

Baca Juga:  Surah Al-Maidah Ayat 96-99; Seri Tadabbur Al Qur'an

بِمَا أُنزلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزلَ مِنْ قَبْلِكَ (kepada apa yang diturunkan kepadamu (Al-Qur’an) dan apa yang diturunkan sebelummu). Yakni mereka juga mendirikan shalat. Dengan artian lain bahwa, seakan-akan dikatakan bahwa mereka juga mengakui kewajiban shalat dan kefarduannya atas diri mereka.

Makna lain yang dimaksud dengan orang-orang yang mendirikan shalat ini adalah para malaikat, seperti yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Maksudnya, mereka beriman kepada kitab yang diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang diturunkan sebelummu serta beriman kepada para malaikat. Akan tetapi, pendapat ini masih perlu dipertimbangkan.

Demikian sekilas penjelasan tentang Surah An-Nisa Ayat 160-162 sebagai materi Tadabbur Al Qur’an kali ini. Adapun tafsirnya masih merujuk pada Tafsir Ibn Katsir. Semoga menambah khazanah Ilmu Al Qur’an kita. Amin

M Resky S