Surah An Nisa Ayat 31-32; Seri Tadabbur Al Qur’an

An Nisa Ayat 31-32

Pecihitam.org – Di dalam Surah An Nisa Ayat 31-32 ini Allah SWT menjelaskan jenis dosa dan bagaimana setiap manusia mampu melebur dosa-dosanya yang kecil. Allah menyebutkan bahwa sekiranya Manusia dapat menjauhkan diri dari dosa-dosa besar, maka Allah SWT akan melebur segala keburukan atau dosa-dosa kecil yang manusia lakukan tanpa sengaja.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan da Tafsir
Surah An Nisa Ayat 31-32

Surah An Nisa Ayat 31
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا

Terjemahan: Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).

Tafsir: Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang oleh Allah, maka Kami akan menghapus dosa-dosa kecil, selama kalian selalu berusaha untuk tetap istiqamah. Akan Kami tempatkan kalian di dunia dan di akhirat, di tempat yang penuh kebaikan dan kemuliaan.

Surah An Nisa Ayat 32
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Terjemahan: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 142-143; Seri Tadabbur Al Qur'an

Tafsir: Laki-laki hendaknya tidak iri hati terhadap karunia yang diberikan Allah kepada wanita. Begitu juga, sebaliknya, wanita tidak boleh iri hati terhadap apa-apa yang dikaruniakan Allah kepada laki-laki. Masing- masing mendapatkan bagian, sesuai dengan tabiat perbuatan dan haknya. Maka hendaknya masing-masing berharap agar karunianya ditambah oleh Allah dengan mengembangkan bakat dan memanfaatkan kelebihan yang dititipkan Allah kepadanya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, dan memberikan kepada setiap jenis makhluk sesuatu yang sesuai dengan kejadiannya.

Hikmah Surah An Nisa Ayat 31-32

1. Para Ulama telah membagi dua macam dosa; Pertama, Dosa besar. Menurut Ibnu Abbas ciri Dosa besar adalah terdapat hukuman hadnya, seperti mencuri, minum khamr, zina, dsb, atau setiap perbuatan dosa yang ada ancaman dari Allah, misal ancaman neraka bagi pelakunya atau Allah melaknat dengan perbuatan itu. Lebih jelasnya dapat dibaca di buku Al-Kabair oleh Syaikh Adz-Dzahabi.

Kedua, Dosa Kecil. Contoh: Selain apa yang telah disebutkan di atas, misal memandang perempuan yang bukan mahram, berpikir porno. Namun perlu diingat, bahwa dosa kecil jika dijadikan kebiasaan bisa menjadi suatu dosa besar (Ali Imran: 135).

Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah dengan ke-Maha-Agungannya, Allah menganugerahi hambanya yang lemah penuh dosa. Selain dari apa yang disebutkan di dalam ayat ini, Allah SWT juga banyak memberi keringanan-keringanan agar bisa melebur dosa-dosa kecil kita. Seperti melangkahkan kaki ke masjid, ke pengajian, atau antara jumat dengan jumat berikutnya, umrah dengan umrah berikutnya. Semua amal shaleh ini tentunya akan melebur dosa-dosa kecil kita jika dilakukan dengan ikhlas dan sesuai aturan.

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 137-140; Seri Tadabbur Al Qur'an

2. Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin: 4/16 menyebutkan bahwa ada 4 sifat yang menjadi sumber dosa manusia, yaitu:

  • Sifat rububiyyah, atau sifat Ketuhanan yaitu di mana kita merasa Tinggi, angkuh, sombong, hebat, dll. Semestinya ini adalah sifat milik Allah, kalau kita memakainya, maka kita akan jatuh dan dimurkai Allah. Contoh: iblis membangkang, angkuh dan sombong.
  • Sifat syaithaniyah, ini bukan sifat manusia, tapi banyak diapakai oleh manusia. Misal dengki, iri, bikin makar, rekayasa buruk. Maka Allah mengajari kita untuk selalu beristi’adzah pada-Nya. Bahkan Rasul mengajari kita tatkala kita bermimpi buruk untuk berdoa a’udzubillahi min syarriha wa min syarri syaithanirrajim. Dan meniup tiga kali ke arah kiri.
  • Sifatul bahimiyyah atau kehewanan. Hewan itu hanya mengejar dua hal, perut dan di bawah perut. Kalau manusia sudah mengikuti hewan maka akan menghalalkan segala cara.
  • Sifat sabu’iyyah/hewan buas, maka akan timbul perilaku/ sifat ingin merugikan orang lain, sifat kejam, ingin memukul orang, menerkam orang, dan sebagainya.

3. نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ Menurut ulama ushul, Allah tidak wajib untuk melebur dosa kita. Hak untuk melebur atau tidak itu adalah hak Allah. Jangan sampai kita salah memahaminya, lalu menyepelekan.

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 136; Seri Tadabbur Al Qur'an

Di Dalam ayat ke 32, Allah SWT melarang kita untuk iri atas kenikmatan yang diperoleh orang lain. Baik kenikmatan duniawiyah maupun diniyyah (ilmu). Karena hal tersebut merupakan penyakit hati dan berbahaya karena sifat ini akan menggerogoti kita seperti kanker. Penyakit hasad ini membuat orang bisa berpikir buruk, dan akan membuat tekanan darah tinggi, dan stress. Makanya kita diajari oleh Allah untuk berlindung dari hasad.

4. لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ini adalah bentuk keadilan Allah SWT. Boleh saja wajah, jenis kelamin, dan lainnya berbeda, akan tetapi di sisi Allah kelak akan mendapat pahala yang sesuai dengan yang apa yang dikerjakan. Jangan merasa lebih dari orang lain padahal nanti di hadapan Allah tidak punya apa-apa.

5. وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ (Dan mintalah karunia kepada Allah). Ayat ini memberi hikmah kepada kita untuk senantiasa memohon kepada Allah SWT, apapun yang kita inginkan. Jangan iri, dengki, menginginkan apa yg dipunyai orang lain, karena hakikatnya semua ini milik Allah, maka mintalah kepada Allah.

Wallahu a’lam bishshowab

M Resky S