Surah An-Nur Ayat 12-13; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nur Ayat 12-13

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nur Ayat 12-13 ini, menerangkan bahwa Allah mencela tindakan orang-orang mukmin yang mendengar berita bohong itu yang seakan-akan mempercayainya. Ayat ini menunjukkan kemarahan Allah kepada para penyebar berita bohong itu, mengapa mereka tidak mendatangkan empat orang saksi atas kebenaran fitnahan yang disebarkan dan dituduhkan kepada Aisyah r.a. itu? Tidak didatangkannya empat orang saksi oleh mereka itu, berarti bahwa mereka itu bohong, baik di sisi Allah maupun di kalangan manusia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nur Ayat 12-15

Surah An-Nur Ayat 12
لَّوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُّبِينٌ

Terjemahan: Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata”.

Tafsir Jalalain: لَّوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنفُسِهِمْ خَيْرًا (Mengapa tidak, sewaktu kalian mendengar berita bohong itu orang-orang Mukmin dan Mukminat berprasangka terhadap diri mereka sendiri) sebagian dari mereka mempunyai prasangka terhadap sebagian yang lain وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُّبِينٌ (dengan sangkaan yang baik, dan mengapa tidak berkata, “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata”) dan jelas bohongnya.

Di dalam ayat ini terkandung ungkapan Iltifat dari orang-orang yang diajak bicara. Maksudnya, mengapa kalian hai golongan orang-orang yang menuduh, mempunyai dugaan seperti itu dan berani mengatakan hal itu?.

Tafsir Ibnu Katsir: Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.”

13. mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi Maka mereka Itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta.” (An-Nur: 12-13)

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 55; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ini merupakan pengajaran dari Allah swt. kepada kaum Mukminin berkaitan dengan kisah ‘Aisyah ra. firman Allah: lau laa (“Mengapakah”) idz sami’tumuuHu (“Di waktu kamu mendengar berita bohong itu”) yaitu tuduhan yang ditujukan kepada Ummul Mukminin, ‘Aisyah ra.

Firman Allah: ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنفُسِهِمْ خَيْرًا (“Orang-orang mukmin dan Mukminat tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri”) yakni memisalkan tuduhan semacam itu menimpa diri mereka sendiri. Jika tuduhan semacam ini tidak layak dilayangkan kepada diri mereka, tentunya Ummul Mukminin lebih layak terbebas dari tuduhan itu.

Firman Allah: إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ (“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong adalah dari golonganmu juga.”) yaitu Hasan dan rekan-rekannya yang telah melontarkan tuduhan-tuduhan. Kemudian Allah berfirman:

لَّوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُّبِينٌ (“Mengapa sewaktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukmin dan Mukminat tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan [mengapa tidak] berkata: ‘Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.”)

Firman Allah: ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ (“Berprasangka [baik] kaum Mukminin”) yaitu mengapa mereka tidak berprasangka baik. Karena Ummul Mukminin lebih berhak mendapat prasangka baik tersebut. Ini berkaitan dengan masalah bathin. Firman Allah: وَقَالُوا (“dan mereka berkata”) dengan lisan mereka. هَذَا إِفْكٌ مُّبِينٌ (“Ini adalah suatu berita bohong yang nyata”) yakni dusta yang nyata terhadap Ummul Mukminin, ‘Aisyah ra.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Allah mencela tindakan orang-orang mukmin yang mendengar berita bohong itu yang seakan-akan mempercayainya. Mengapa mereka tidak menolak fitnahan itu secara spontan? Mengapa mereka tidak mendahulukan baik sangkanya? Iman mereka, semestinya membawa mereka untuk berbaik sangka, dan mencegah mereka berburuk sangka kepada sesama orang mukmin, karena baik atau buruk sesama mukmin, pada hakikatnya adalah juga baik atau buruk juga bagi dia sendiri, sebagaimana firman Allah:

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 30; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.

Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (al-hujurat/49: 12) Maksudnya, janganlah orang mukmin mencela sesama orang mukmin, karena orang mukmin itu seperti satu badan.

Rasulullah sendiri mencegah para sahabat melakukan sangkaan yang tidak baik itu ketika beliau menjemput kedatangan Aisyah dengan mempergunakan unta shafw±n bin Muaththal di tengah hari bolong dan disaksikan oleh orang banyak, agar mencegah adanya sangkaan-sangkaan yang tidak sehat. Kalau ada desas-desus yang sifatnya negatif, sebenarnya hal itu adalah luapan prasangka mereka yang disembunyikan dan kebencian yang ditutupi selama ini.

Tafsir Quraish Shihab: Sebagai konsekuensi iman, ketika mendengar berita tuduhan semacam itu, kaum mukminin dan mukminat semestinya berprasangka baik pada diri mereka, karena mereka suci dan bersih. Hendaknya mereka menolak dengan berkata, “Itu adalah tuduhan bohong yang nyata belaka, karena menyangkut Rasulullah ﷺ. dan wanita sahabat paling terhormat.”

Surah An-Nur Ayat 13
لَّوْلَا جَاءُوا عَلَيْهِ بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَدَاءِ فَأُولَئِكَ عِندَ اللَّهِ هُمُ الْكَاذِبُونَ

Terjemahan: Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.

Tafsir Jalalain: لَّوْلَا (Mengapa tidak) جَاءُوا (mendatangkan) golongan yang menuduh itu بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ (empat orang saksi atas berita bohong itu?) maksudnya orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu. فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَدَاءِ فَأُولَئِكَ عِندَ اللَّهِ (Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah) menurut hukum-Nya هُمُ الْكَاذِبُونَ (orang-orang yang dusta) dalam tuduhannya.

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 63-64; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: لَّوْلَا artinya mengapakah. Firman Allah: جَاءُوا عَلَيْهِ (“Mengapakah mereka [yang menuduh itu] tidak mendatangkan”) bukti atas apa yang mereka katakan itu. Firman Allah: بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ (“empat orang saksi”) yang bersaksi membenarkan tuduhan mereka.
Firman Allah:

فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَدَاءِ فَأُولَئِكَ عِندَ اللَّهِ هُمُ الْكَاذِبُونَ (“Oleh karena itu, mereka tidak mendatangkan saksi-saksi, maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.”) yaitu dusta dan fajir dalam hukum Allah.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menunjukkan kemarahan Allah kepada para penyebar berita bohong itu, mengapa mereka tidak mendatangkan empat orang saksi atas kebenaran fitnahan yang disebarkan dan dituduhkan kepada Aisyah r.a. itu? Tidak didatangkannya empat orang saksi oleh mereka itu, berarti bahwa mereka itu bohong, baik di sisi Allah maupun di kalangan manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Mengapa orang-orang yang melempar tuduhan itu tidak mendatangkan empat orang saksi yang menguatkan tuduhannya? Mereka tidak melakukan hal itu. Apabila mereka tidak melakukan hal itu, dalam penilaian Allah mereka benar-benar bohong.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nur Ayat 12-13 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S