Surah Ar-Ra’d Ayat 31; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Ar-Ra'd Ayat 31

Pecihitam.org – Kandungan Surah Ar-Ra’d Ayat 31 ini memperingatkan kepada mereka, bahwa kekufuran dan pengingkaran mereka bukan berarti akan melepaskannya dari kekuasaan Allah dan bisa bebas hidup sesuka hatinya. Karena Allah Swt, akan membalas kejahatan orang-orang kafir yang berbuat keterlaluan tidak hanya di akhirat saja, tapi juga di dunia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah Swt menciptakan manusia dan melengkapinya dengan ikhtiar. Sehingga ia bisa bebas memilih jalan hidupnya, apakah menjadi mukmin ataukah kafir. Karena itu, orang-orang beriman jangan berharap bahwa seluruh manusia akan menjadi mukmin.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Ar-Ra’d Ayat 31

Surah Ar-Ra’d Ayat 31
وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَىٰ ۗ بَلْ لِلَّهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا ۗ أَفَلَمْ يَيْأَسِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا ۗ وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا تُصِيبُهُمْ بِمَا صَنَعُوا قَارِعَةٌ أَوْ تَحُلُّ قَرِيبًا مِنْ دَارِهِمْ حَتَّىٰ يَأْتِيَ وَعْدُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ

Terjemahan: Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.

Tafsir Jalalain: Ayat ini diturunkan ketika orang-orang kafir Mekah berkata kepada Nabi saw., “Jika engkau ini benar-benar seorang nabi, maka lenyapkanlah gunung-gunung Mekah ini daripada kami, kemudian jadikanlah pada tempatnya sungai-sungai dan mata air-mata air supaya kami dapat bercocok tanam, dan bangkitkanlah nenek moyang kami yang telah mati menjadi hidup kembali, untuk berbicara kepada kami.”

Baca Juga:  Surah Al-Anbiya Ayat 57-63; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ (Dan sekiranya ada suatu bacaan yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat dipindahkan) artinya dapat dipindahkan dari tempatnya yang semula

أَوْ قُطِّعَتْ (atau dapat dibelah) dapat dipotong الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَىٰ (karenanya bumi, atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara) seumpamanya mereka dapat dihidupkan kembali karenanya, niscaya mereka tetap tidak akan beriman juga.

بَلْ لِلَّهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا (Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah) bukan kepunyaan yang lain-Nya. Oleh sebab itu maka tiada beriman melainkan orang-orang yang telah dikehendaki oleh Allah untuk beriman, bukannya orang-orang selain mereka sekali pun didatangkan kepada mereka apa yang dipintanya itu.

Sedangkan ayat selanjutnya ini diturunkan ketika para sahabat berkehendak untuk menampakkan apa yang mereka minta, karena para sahabat sangat menginginkan mereka mau beriman, yaitu firman-Nya: أَفَلَمْ يَيْأَسِ (Maka tidakkah mengetahui) mengerti الَّذِينَ آمَنُوا أَنْ (orang-orang yang beriman itu, bahwasanya) huruf an di sini adalah bentuk takhfif daripada anna.

لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا (seandainya Allah menghendaki tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya) kepada keimanan tanpa melalui mukjizat lagi. وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا (Dan orang-orang yang kafir senantiasa) yakni penduduk Mekah yang kafir,

تُصِيبُهُمْ بِمَا صَنَعُوا (ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri) yakni oleh sebab kekafiran mereka itu قَارِعَةٌ (yaitu berupa malapetaka) yang menimpa mereka dengan berbagai macam cobaan, seperti dibunuh, ditawan, diperangi dan paceklik أَوْ تَحُلُّ (atau bencana itu terjadi) hai Muhammad terhadap pasukanmu قَرِيبًا مِنْ دَارِهِمْ (dekat tempat kediaman mereka) yaitu kota Mekah.

حَتَّىٰ يَأْتِيَ وَعْدُ اللَّهِ (sehingga datanglah janji Allah) yaitu memberikan pertolongan-Nya untuk mengalahkan mereka. إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ (Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji) hal ini telah terjadi di Hudaibiah sehingga tibalah saatnya penaklukan kota Mekah.

Baca Juga:  Surah Al-Ahzab Ayat 41-44; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman, memuji al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dan mengutamakannya di atas semua kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya: وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ (Dan sekiranya ada suatu bacaan [kitab suci] yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan).

Maksudnya kalau di antara kitab-kitab suci terdahulu ada kitab yang dapat menggoncangkan gunung-gunung dari tempatnya, atau bumi dapat terbelah oleh karenanya orang-orang yang telah mati dapat berbicara dalam kuburnya tentu al-Qur’an itulah yang mempunyai hal seperti itu, bukan yang lain, lebih berhak bersifat demikian, karena mukjizat-mukjizat yang terkandung dalamnya. Walaupun demikian, orang-orang musyrik itu tetap kafir,tidak percaya dan mengingkarinya.

بَلْ لِلَّهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا (“Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah.”) Maksudnya, segala urusan itu kembali kepada Allah, apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan apa yang tidak dikendaki-Nya pasti tidak terjadi. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada yang dapat menunjukinya. Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya.

أَفَلَمْ يَيْأَسِ الَّذِينَ آمَنُوا (“Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu rnengetahui,”) dari berimannya semua makhluk manusia dan mengetahui atau mengerti;

أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا (“Bahwa seandainya Allah menghendaki semua manusia beriman tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Karena tidak ada alasan atau mukjizat yang lebih kuat dan lebih berguna akal dan jiwa daripada al-Qur’an ini, yang seandainya diturunkan kepada gunung pasti akan tunduk, luluh berantakan karena takutnya kepada Allah.

وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا تُصِيبُهُمْ بِمَا صَنَعُوا قَارِعَةٌ أَوْ تَحُلُّ قَرِيبًا مِنْ دَارِهِمْ (“Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri, atau bencana itu terjadi didekat tempat kediaman mereka.”)

Maksudnya, disebabkan oleh pendustaan mereka, bencana selalu menimpa mereka di dunia, menimpa orang-orang di sekitar mereka agar mereka mengambil nasehat pelaiaran darinya.

Baca Juga:  Surah Sad Ayat 30-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Firman Allah: إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ (“Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.”) Maksudnya yaitu, tidak melanggar janji-Nya kepada para Rasul untuk menolong mereka dan pengikut mereka di dunia dan akhirat.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka menuntut adanya mukjizat selain al-Qur’ân, padahal al-Qur’ân amat tinggi kedudukan dan pengaruhnya kalau mereka mau mencari dan tunduk kepada kebenaran.

Kalau terbukti ada kitab suci yang dibacakan, lalu menggetarkan gunung hingga dapat bergerak dari tempatnya, atau membelah bumi, atau dapat membuat orang mati berbicara, itulah al-Qur’ân. Akan tetapi mereka keras kepala. Hanya pada Allah sajalah persoalan mukjizat dan pembalasan orang-orang yang ingkar.

Dalam hal itu, Dia memiliki kekuasaan yang mutlak dan sempurna. Jika begitu keadaan orang-orang yang keras kepala, apakah orang-orang yang takut kepada kebenaran tidak putus asa dengan berimannya mereka, sementara keingkaran itu adalah atas kehendak Allah?

Kalau Allah menghendaki memberi petunjuk kepada semua orang, tentu mereka semua akan berpetunjuk. Kekuasaan Allah sungguh amat jelas di hadapan mereka.

Oleh karena itu, mereka masih terus tertimpa musibah yang amat besar, akibat perbuatan yang membinasakan itu, atau bencana yang turun di dekat mereka, sampai datang waktu yang telah ditentukan Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengkhianati janji-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Ar-Ra’d Ayat 31 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S