Surah Ar-Ra’d Ayat 38-39; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Ar-Ra'd Ayat 38-39

Pecihitam.org – Kandungan Surah Ar-Ra’d Ayat 38-39 ini menjelaskan bahwa sebagian orang seperti kaum kafir memandang para nabi sebagai para penyair dan orang gila. Sebagian orang mengagungkan dan memuja para nabi hingga menyejajarkan mereka dengan Tuhan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mukjizat yang diawab oleh para nabi sama seperti ajaran mereka yang datang bukan dari diri mereka tetapi dari Allah Swt. Para nabi hanyalah perantara bagi mukjizat itu.

Bahwasanya Allah memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk mengubah tatanan ketentuan alam maupun syariat. Setelah menciptakan alam semesta beserta isinya, Allah Swt tidak berlepas tangan, tetapi mengawasi dan mengurusinya. Karena Dia adalah Rabb.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Ar-Ra’d Ayat 38-39

Surah Ar-Ra’d Ayat 38
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً ۚ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ

Terjemahan: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu).

Tafsir Jalalain: Ayat ini diturunkan ketika orang-orang kafir mencela Nabi saw. karena istrinya banyak, yaitu: وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan) yakni anak-anak, sedangkan engkau adalah salah satu di antara para rasul itu.

وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ (Dan tidak ada hak bagi seorang rasul) di antara para rasul itu أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ (mendatangkan sesuatu ayat melainkan dengan izin Allah) karena para rasul itu tiada lain hanyalah hamba-hamba yang diasuh-Nya.

Baca Juga:  Surah At-Takwir Ayat 15-29; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

لِكُلِّ أَجَلٍ (Bagi tiap-tiap masa) zaman كِتَابٌ (ada kitab) yang tertera di dalamnya tentang batas masa berlakunya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman, sebagaimana Kami mengutusmu, hai Muhammad, sebagai Rasul yang berupa manusia, demikian pula Kami mengutus Para Rasul sebelummu berupa manusia juga, mereka makan makanan dan mereka pun bejalan di pasar. Mereka juga berkumpul dengan isteri mereka dan mempunyai anak, dan Kami jadikan untuk mereka isteri-isteri dan keturunan.

Firman Allah: وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ (“Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkari suatu ayat [mukjizat] melainkan dengan Allah.”) Maksudnya adalah, bahwa Rasul itu tidak dapat mendatangkan hal-hal yang luar biasa (mukjizat) kepada kaumnya, kecuali jika Allah mengizinkan baginya. Hal itu bukan kembali kepada Rasul itu, tetapi kepada Allah yang dapat berbuat apa saja yang dikendaki-Nya, dan menetapkan apa yang diinginkan-Nya.

لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ (“Bagi tiap-tiap masa ada kitab [yang ditentukan].”) maksudnya bagi tiap waktu yang dibuat itu mempunyai kitab tertentu, dan segala sesuatu itu sudah ditentukan kadarnya di sisi Allah.

Adh-Dhahhak bin Muzahim berkata tentang firman Allah: Likulli ajalin kitaab (“Bagi tiap-tiap masa ada kitab [yang ditentukan].”) Maksudnya, masing-masing kitab itu mempunyai waktu tertentu. Setiap kitab yang diturunkan Allah dari langit itu mempunyai waktu dan batas tertentu di sisi Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Apabila orang-orang musyrik heran bahwa kamu mempunyai istri dan keturunan, serta meminta mukjizat selain al-Qur’ân, maka sebetulnya Kami telah mengutus sebelummu rasu-rasul yang juga mempunyai istri dan anak.

Baca Juga:  Kinayah Dalam Al-Quran, Apakah Itu? Ini Penjelasannya!

Rasul adalah manusia biasa, lengkap dengan sifat-sifatnya. Hanya saja, dia adalah orang yang terbaik di antara mereka. Seorang nabi tidak mungkin mendatangkan suatu mukjizat menurut kehendaknya atau kehendak kaumnya.

Tetapi, yang mendatangkannya adalah Allah, dan Dialah yang mengizinkan nabi untuk mendatangkan mukjizat itu. Atas dasar itu setiap generasi mempunyai ketentuan dan mukjizat dari Allah yang sesuai dengan keadaan mereka.

Surah Ar-Ra’d Ayat 39
يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ

Terjemahan: Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).

Tafsir Jalalain: يَمْحُو اللَّهُ (Allah menghapuskan) daripada kitab itu مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ (apa yang dikehendaki-Nya dan menetapkan) dapat dibaca yutsbitu atau yutsabbitu, artinya hukum-hukum dan masalah-masalah lainnya yang dikehendaki-Nya untuk dihapus atau ditetapkan.

وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ (dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab) asal kitab yang tidak berubah sedikit pun daripadanya, yaitu kitab-kitab-Nya di zaman azali.

Tafsir Ibnu Katsir: يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ (“Allah menghapuskan apa yang Ia kehendaki”) Darinya. وَيُثْبِتُ (“Dan menetapkan [apa yang Ia kehendaki].”) Sampai semuanya dihapus dengan al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, Muhammad Saw.

Para mufassir berbeda pendapat tentang firman Allah: يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ (“Allah menghapuskan apa yang Ia kehendaki, dan menetapkan [apa yang Ia kehendaki].”)

Ats-Tsauri, Waqi’, dan Hasyim meriwayatkan dari Ibnu Abi Laila, al-Minhal bin Amr, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas: “Allah mengatur urusan yang berlaku dalam tahun tersebut, maka Ia menghapuskan apa yang kehendaki, kecuali yang berkaitan dengan celaka dan bahagia, hidup dan Maka dari pendapat-pendapat tersebut bahwa semua ketentuan (takdir) ada yang dihapus oleh Allah dan ada yang ditetapkan oleh-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 116-117; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Pendapat ini bisa didukung dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Tsauban berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seseorang itu terhalang rizkinya disebabkan dosa yang dilakukannya, dan tidak ada yang dapat menolak qadar selain do’a, dan tidak ada yang dapat menambah umur selain kebajikan.”

firman Allah: وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ (“Dan di sisi-Nya lah terdapat ummul Kitaab”) maksudnya adalah yang halal dan yang haram. Sedangkan Qatadah berkata: “Maksudnya adalah induk kitab dan asalnya.”

Tafsir Quraish Shihab: Allah bebas menghapus dan menetapkan syariat dan mukjizat yang Dia kehendaki. Inti ajaran semua syariat yang tetap dan tidak mungkin berubah, yaitu kemahaesaan-Nya, inti-inti kebaikan, dan lain-lain, ada pada-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Ar-Ra’d Ayat 38-39 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S