Surah As-Sajdah Ayat 10-11; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah As-Sajdah Ayat 10-11

Pecihitam.org – Kandungan Surah As-Sajdah Ayat 10-11 ini, menerangkan tentang pertanyaan orang-orang musyrik kepada Rasulullah saw, yang menunjukkan keingkaran dan kesombongan mereka. Mereka berkata, “Apakah apabila daging dan tulang belulang kami telah hancur menjadi tanah, mungkinkah kami dihidupkan lagi seperti semula?” Ayat ini menolak anggapan orang-orang musyrik yang menyatakan bahwa hari Kiamat itu tidak ada.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah As-Sajdah Ayat 10-11

Surah As-Sajdah Ayat 10
وَقَالُوٓا۟ أَءِذَا ضَلَلْنَا فِى ٱلْأَرْضِ أَءِنَّا لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍۭ بَلْ هُم بِلِقَآءِ رَبِّهِمْ كَٰفِرُونَ

Terjemahan: Dan mereka berkata: “Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?” Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya.

Tafsir Jalalain: وَقَالُوٓا۟ (Dan mereka berkata) orang-orang yang ingkar akan adanya hari berbangkit: أَءِذَا ضَلَلْنَا فِى ٱلْأَرْضِ (“Apakah bila kami telah lenyap di dalam tanah) yakni kami telah hancur di dalamnya, misalnya kami telah menjadi debu yang bercampur dengan tanah asli أَءِنَّا لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍۭ (kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?”) kata tanya di sini mengandung makna ingkar; lafal Ayat ini boleh dibaca tahqiq dan boleh pula dibaca tashil. Maka Allah swt. berfirman: بَلْ هُم بِلِقَآءِ رَبِّهِمْ (Bahkan mereka terhadap hari pertemuan dengan Rabbnya) yaitu hari berbangkit كَٰفِرُونَ (adalah orang-orang yang ingkar.).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah mengabarkan tentang orang-orang musyrik yang menganggap mustahil terjadinya hari berbangkit, dimana mereka berkata: أَءِذَا ضَلَلْنَا فِى ٱلْأَرْضِ (“Apakah bila kami telah lenyap [hancur] di dalam tanah.”) yaitu tubuh-tubuh kami hancur luluh lantak dan hilang di bagian-bagian bumi. أَءِنَّا لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍۭ (“Kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?”) kami benar-benar akan kembali seperti semula setelah kondisi tersebut? Mereka menganggap mustahil kejadian tersebut.

Baca Juga:  Surah Al-Waqi'ah Ayat 13-26; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Hal ini memang mustahil terjadi jika dihubungkan dengan kemampuan mereka yang lemah dan tidak mustahil jika dihubungkan dengan kekuasaan Rabb Yang menciptakan mereka sejak awal dan menciptakan mereka dari sesuatu yang tidak ada. Rabb yang jika menghendaki sesuatu Dia hanya berkata: “Jadi”, maka jadilah.

Untuk itu Allah berfirman: بَلْ هُم بِلِقَآءِ رَبِّهِمْ كَٰفِرُونَ (“Bahkan [sebenarnya] mereka ingkar akan menemui Rabb-nya.”)

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan tentang pertanyaan orang-orang musyrik kepada Rasulullah saw, yang menunjukkan keingkaran dan kesombongan mereka. Mereka berkata, “Apakah apabila daging dan tulang belulang kami telah hancur menjadi tanah, mungkinkah kami dihidupkan lagi seperti semula?”

Dari pertanyaan di atas tergambar bahwa menurut mereka mustahil manusia dapat hidup kembali setelah mati dan tubuhnya hancur menjadi tanah. Mereka tidak dapat menggambarkan dalam pikirannya bagaimana besarnya kekuasaan Allah. Jika mereka ingin mencapai kebenaran, mereka dapat mencari bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran Allah pada penciptaan manusia.

Mereka dahulu tidak ada, kemudian menjadi ada. Tentu menciptakan kembali yang pernah ada lebih mudah bagi Allah. Sebenarnya jika mereka mau berpikir tentu mereka sampai kepada kesimpulan bahwa segala sesuatu itu adalah sama mudahnya bagi Allah, tidak ada yang sukar bagi-Nya.

Orang-orang musyrik itu bukan hanya mengingkari kekuasaan Allah, tetapi juga mengingkari adanya hari kebangkitan, yaitu hari semua manusia dihadapkan di Mahkamah Agung Ilahiah.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang mengingkari kebangkitan itu berkata, “Apabila kami telah menjadi debu dan bercampur dengan tanah, sehingga tidak lagi dapat dibedakan antara debu jasad kami dan debu tanah, apakah kami akan diciptakan dan menjadi baru kembali?” Sesungguhnya mereka tidak mengingkari kebangkitan saja, tetapi mereka juga mendustakan seluruh apa yang terjadi di akhirat.

Baca Juga:  Surah Al-Jatsiyah Ayat 1-5; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah As-Sajdah Ayat 11
قُلْ يَتَوَفَّىٰكُم مَّلَكُ ٱلْمَوْتِ ٱلَّذِى وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

Terjemahan: Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”.

Tafsir Jalalain: قُلْ (Katakanlah) kepada mereka: يَتَوَفَّىٰكُم مَّلَكُ ٱلْمَوْتِ ٱلَّذِى وُكِّلَ بِكُمْ (“Malaikat maut yang diserahi tugas untuk mencabut nyawa kalian akan mematikan kalian) yakni akan mencabut nyawa kalian ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (kemudian hanya kepada Rabb kalianlah, kamu sekalian akan dikembalikan”) dalam keadaan hidup, maka kelak Dia akan membalas amal perbuatan kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: قُلْ يَتَوَفَّىٰكُم مَّلَكُ ٱلْمَوْتِ ٱلَّذِى وُكِّلَ بِكُمْ (“Katakanlah: ‘Malaikat maut yang diserahi untuk [mencabut nyawa]mu akan mematikanmu.”) makna yang dhahir dari Ayat ini adalah bahwa malaikat maut adalah sosok malaikat tertentu yang telah disebut dalam surah Ibrahim. Di dalam sebagian atsar, malaikat ini dinamakan Izra-il, dan ini nama yang cukup masyhur.

Itulah yang dikataka oleh Qatadah dan bukan hanya satu orang ulama. Malaikat inipun mempunyai malaikat pembantu. Demikian yang terdapat di dalam beberapa hadits bahwa pembantu-pembantunya itu mencabut ruh-ruh dari seluruh jasad, hingga saat mencapai kerongkongan, ruh itu akan diraih oleh malaikat maut.

Mujahid berkata: “Bumi diliputnya, hingga menjadikannya serperti nampan yang dapat diraihnya kapan saja dia suka. Hal ini diriwAyatkan oleh Zuhair bin Muhammad dari Nabi saw. secara mursal. Serta dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas.

Baca Juga:  Surah Asy-Syura Ayat 51-53; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dan firman-Nya: ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (“Kemudian hanya kepada Rabb-mulah kamu dikembalikan.”) pada hari dikembalikannya kalian dan bangkitnya kalian dari kubur-kubur kalian untuk menerima balasan.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menolak anggapan orang-orang musyrik yang menyatakan bahwa hari Kiamat itu tidak ada. Dalam Ayat ini dikatakan, “Hai orang-orang musyrik, sesungguhnya malaikat yang bertugas mencabut nyawa manusia, benar-benar menjaga waktu, maka mereka mencabut nyawa orang itu tepat pada waktunya, tidak mundur sesaat pun, dan tidak pula dipercepat walau sesaat.”

Hal ini berlaku bagi semua orang-orang musyrik itu, dan mereka tidak dapat lari dari ketetapan Allah ini. Kemudian mereka dibangkitkan kembali di hari Kiamat dan diminta pertanggungjawaban semua perbuatannya dengan adil.

Tafsir Quraish Shihab: Katakanlah, “Malaikat maut yang diberi tugas untuk mengambil nyawa kalian pada saat datangnya ajal kalian itu yang akan mematikan kalian. Kemudian hanya kepada Allah semata kalian kembali.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah As-Sajdah Ayat 10-11 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S