Surah Asy-Syu’ara Ayat 165-175; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Asy-Syu'ara Ayat 165-175

Pecihitam.org – Kandungan Surah Asy-Syu’ara Ayat 165-175 ini, mengisahkan Nabi Lut memberikan peringatan kepada kaumnya, yang selalu melakukan hubungan homoseksual, dan meninggalkan istri-istri mereka. Perbuatan homoseks itu mereka lakukan di muka umum, di balai-balai pertemuan yang disaksikan oleh orang banyak. Perbuatan mereka itu dianggap menganjurkan agar orang lain berbuat seperti mereka.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Asy-Syu’ara Ayat 165-175

Surah Asy-Syu’ara Ayat 165
أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ

Terjemahan: Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,

Tafsir Jalalain: أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ (Mengapa kalian mendatangi jenis laki-laki di antara manusia?) melakukan homosex.

Tafsir Ibnu Katsir: أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ (mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,)

Tafsir Kemenag: Nabi Lut memberikan peringatan kepada kaumnya, yang selalu melakukan hubungan homoseksual, dan meninggalkan istri-istri mereka. Perbuatan homoseks itu mereka lakukan di muka umum, di balai-balai pertemuan yang disaksikan oleh orang banyak. Perbuatan mereka itu dianggap menganjurkan agar orang lain berbuat seperti mereka. Allah berfirman:

Dan (ingatlah kisah) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji), padahal kamu melihatnya (kekejian perbuatan maksiat itu)?” Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu). (an-Naml/27: 54-55).

Di samping melakukan homoseks, kaum Nabi Lut juga merampok dan merampas harta orang-orang yang lewat dan membawa barang-barang perniagaan.

Praktek seks sejenis (homoseks dan lesbian) sangat dilarang oleh Islam. Praktek ini sangat tidak sehat. Perilaku seksual yang menyimpang ini menimbulkan banyak penyakit baru, seperti penyakit AIDS dan herpes. Kedua penyakit ini tidak dikenal pada beberapa generasi yang lalu. Namun pada saat sekarang, kedua penyakit sudah menyebar secara luas dengan pesatnya.

Praktek homoseks, di samping perilaku seksual menyimpang lainnya, seperti berganti-ganti pasangan atau praktek pelacuran, merupakan cara penyebaran virus AIDS yang paling umum. Penyakit ini sebagian besar (90%) disebarkan dengan cara perilaku seksual yang menyimpang.

Beberapa cara penularan AIDS lainnya adalah dengan transfusi darah yang sudah tercemar virus AIDS dan pemakaian jarum suntik yang tidak steril. Sedangkan penularan dari ibu kepada janin yang dikandungnya tidak terlalu besar, yaitu di bawah 10%.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad bersabda: Perbuatan zina tidak sekali-kali muncul pada suatu kaum, sehingga mereka melakukannya dengan terang-terangan, kecuali mereka akan ditimpa penyakit menular dan penyakit-penyakit lainnya yang belum ada pada umat sebelumnya. (Riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar)

Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa saat manusia mulai melakukan perilaku seksual yang tidak normal, maka akan muncul penyakit baru yang belum pernah ada sebelumnya, dan menyebar di antara umat manusia. Saat ini, kita baru mengerti apa yang dimaksudkan hadis itu, yang diucapkan Nabi Muhammad saw sekitar 1400 tahun yang lalu.

Tafsir Quraish Shihab: Luth melanjutkan, “Apakah kalian lebih menikmati menggauli lelaki ketimbang perempuan?” Luth bermaksud mencela perbuatan keji dan menjijikkan yang biasa mereka lakukan.

Ayat ini mensinyalir tentang bahaya homoseks, suatu tindakan kotor yang menjijikkan dan menurunkan martabat kemanusiaan. Kebiasaan kotor ini, jika meluas, akan memporak-porandakan ikatan perkawinan konvensional yang merupakan sunnatullah untuk memelihara dan mengembangkan keturunan serta memakmurkan bumi.

Di samping itu, homoseks–seperti halnya praktek prostitusi–dapat menyebarkan berbagai jenis penyakit, seperti sipilis, gonorea (kencing nanah), chonoroid, serta beberapa penyakit kulit, semisal kudis dan sebagainya. Selain itu, pada lobang anus akan terjadi beberapa kelainan, di antaranya mengendurnya otot pencerna sehingga sulit mengontrol proses buang air, sobeknya anus dan punahnya selular-selular yang ada di sekitarnya sehingga menggelembung seperti bentuk corong.

Di dalam anus itu sendiri akan dipenuhi berbagai mikroba dan bakteri yang dapat berpindah ke anggota tubuh pelaku praktek homoseks yang dapat mengakibatkan radang saluran air seni. Di sisi lain, orang menjadi objek praktek kotor ini–jika biasa diperlakukan sejak kecil–akan menjadi biseksual. Tetapi terkadang gejalanya bisa berbalik. Ia akan berusaha tampil lebih maskulin untuk menutup kekurangan dan keabnormalan dirinya.

Demikianlah, Allah subhanahu wa ta’ala telah dengan tegas melarang praktek menjijikkan ini dalam beberapa ayat Alquran yang, sebagiannya, merinci hikmah dari pengharaman homoseksualitas. Mahabenar Allah ketika Dia berfirman, “Mengapa kalian mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kalian meninggalkan istri-istri yang diciptakan Tuhan untuk kalian? Kalian adalah kaum yang melampaui batas”
(Alquran surat Al Syuara: 165-166).

Surah Asy-Syu’ara Ayat 166
وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ

Terjemahan: dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”.

Tafsir Jalalain: وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم (Dan kalian tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Rabb kalian untuk kalian) yakni farji-farji mereka بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ (bahkan kalian adalah orang-orang yang melampaui batas”).

Tafsir Ibnu Katsir: وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ (dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”.)

Tafsir Kemenag: Nabi Lut memberikan peringatan kepada kaumnya, yang selalu melakukan hubungan homoseksual, dan meninggalkan istri-istri mereka. Perbuatan homoseks itu mereka lakukan di muka umum, di balai-balai pertemuan yang disaksikan oleh orang banyak. Perbuatan mereka itu dianggap menganjurkan agar orang lain berbuat seperti mereka. Allah berfirman:

Dan (ingatlah kisah) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji), padahal kamu melihatnya (kekejian perbuatan maksiat itu)?” Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu). (an-Naml/27: 54-55).

Di samping melakukan homoseks, kaum Nabi Lut juga merampok dan merampas harta orang-orang yang lewat dan membawa barang-barang perniagaan.

Praktek seks sejenis (homoseks dan lesbian) sangat dilarang oleh Islam. Praktek ini sangat tidak sehat. Perilaku seksual yang menyimpang ini menimbulkan banyak penyakit baru, seperti penyakit AIDS dan herpes. Kedua penyakit ini tidak dikenal pada beberapa generasi yang lalu. Namun pada saat sekarang, kedua penyakit sudah menyebar secara luas dengan pesatnya.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 11; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Praktek homoseks, di samping perilaku seksual menyimpang lainnya, seperti berganti-ganti pasangan atau praktek pelacuran, merupakan cara penyebaran virus AIDS yang paling umum. Penyakit ini sebagian besar (90%) disebarkan dengan cara perilaku seksual yang menyimpang.

Beberapa cara penularan AIDS lainnya adalah dengan transfusi darah yang sudah tercemar virus AIDS dan pemakaian jarum suntik yang tidak steril. Sedangkan penularan dari ibu kepada janin yang dikandungnya tidak terlalu besar, yaitu di bawah 10%.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad bersabda: Perbuatan zina tidak sekali-kali muncul pada suatu kaum, sehingga mereka melakukannya dengan terang-terangan, kecuali mereka akan ditimpa penyakit menular dan penyakit-penyakit lainnya yang belum ada pada umat sebelumnya. (Riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar)

Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa saat manusia mulai melakukan perilaku seksual yang tidak normal, maka akan muncul penyakit baru yang belum pernah ada sebelumnya, dan menyebar di antara umat manusia. Saat ini, kita baru mengerti apa yang dimaksudkan hadis itu, yang diucapkan Nabi Muhammad saw sekitar 1400 tahun yang lalu.

Tafsir Quraish Shihab: Dan mengapa, lanjut Luth, “kalian meninggalkan istri-istri yang halal yang diciptakan Allah untuk kesenangan kalian? Bahkan kalian, dengan melakukan semua kemaksiatan, adalah kaum yang kezalimannya telah melampaui batas?”

Surah Asy-Syu’ara Ayat 167
قَالُوا لَئِن لَّمْ تَنتَهِ يَا لُوطُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِينَ

Terjemahan: Mereka menjawab: “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir”

Tafsir Jalalain: قَالُوا لَئِن لَّمْ تَنتَهِ يَا لُوطُ (Mereka menjawab, “Hai Luth! Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti) dari mengingkari perbuatan kami ini لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِينَ (benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir”) dari negeri kami ini.

Tafsir Ibnu Katsir: Ketika Nabiyullah Luth as. melarang mereka untuk tidak bergelimang dalam keburukan dan liwath [homo seksual] serta mengarahkan mereka untuk menggauli istri-istri yang diciptakan Allah untuk mereka, maka tidak ada jawaban yang mereka kemukakan kecuali berkata:

لَئِن لَّمْ تَنتَهِ يَا لُوطُ (“Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti.”) yaitu dari perkataan yang kamu lontarkan kepada kami, لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِينَ (“Benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir.”) yaitu kami akan mengusirmu dari lingkungan kami, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِّن قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ (“Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: ‘Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang [mendakwakan dirinya] bersih.”)(an-Naml: 56)

Tafsir Kemenag: Penduduk Sodom tidak mengindahkan seruan Nabi Lut, bahkan mereka mengancam akan membunuh dan mengusir Lut dan orang-orang yang beriman dari negeri mereka. Kemaksiatan mereka makin hari makin bertambah dan mereka menantang Nabi Lut agar mendatangkan azab yang diancamkan itu.

Tafsir Quraish Shihab: Mendengar penolakan dan cacian Luth terhadap praktek buruk itu, mereka–dengan penuh amarah–berkata, “Sungguh, jika kamu tidak berhenti memaki-maki kami, kamu akan kami buang dari negeri ini dengan kondisi yang sangat buruk.”

Surah Asy-Syu’ara Ayat 168
قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُم مِّنَ الْقَالِينَ

Terjemahan: Luth berkata: “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu”.

Tafsir Jalalain: قَالَ (Berkata) Nabi Luth, إِنِّي لِعَمَلِكُم مِّنَ الْقَالِينَ (“Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatan kalian) sangat membencinya.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka tatkala ia melihat mereka tidak bergeming dari perilaku mereka itu dan terus-menerus di atas kesesatan mereka, ia berlepas diri dari mereka dan berkata: قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُم مِّنَ الْقَالِينَ (“Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu.”) yakni sangat marah. Aku tidak mencintai dan tidak menyenanginya. Sesungguhnya aku berlepas diri dari kalian.

Tafsir Kemenag: Nabi Lut mengatakan kepada kaumnya bahwa ia lepas tangan dari perbuatan kaumnya dan sangat benci kepada perbuatan itu. Nabi Lut yakin bahwa ancaman apa pun yang diberikan kaumnya, tidak akan dapat memudaratkannya, karena semuanya itu adalah dari Allah dan atas kehendak-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Luth berkata, “Aku memang termasuk orang yang membenci perbuatan kalian ini. Maka aku tidak akan berhenti untuk menolak dan mencela hal ini.”

Surah Asy-Syu’ara Ayat 169
رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ

Terjemahan: (Luth berdoa): “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan”.

Tafsir Jalalain: رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ (Ya Rabbku! Selamatkanlah aku beserta keluargaku dari akibat perbuatan yang mereka kerjakan”) yakni dari azab yang akan menimpa mereka disebabkan perbuatan itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian ia memohon keselamatan kepada Allah atas kejahatan mereka dengan firman-Nya: رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ (“[Luth berdoa]: ‘Ya Rabb-ku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari [akibat] perbuatan yang mereka kerjakan.’”)

Tafsir Kemenag: Nabi Lut berdoa kepada Allah agar ia dan keluarganya dilepaskan dari azab yang akan menimpa kaumnya akibat perbuatan-perbuatan mereka yang keji itu. Ia juga memohon agar dijauhkan dari azab Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

Tafsir Quraish Shihab: Mendengar jawaban kaumnya, Luth merasa tidak punya harapan lagi. Ia pun memanjatkan doa kepada Allah agar menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari akibat perbuatan bodoh mereka itu.

Surah Asy-Syu’ara Ayat 170
فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ

Terjemahan: Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua,

Tafsir Jalalain: فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ (Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua).

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ (“Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua.”) yaitu mereka semua.

Tafsir Kemenag: Allah mengabulkan doa Nabi Lut dengan mendatangkan malapetaka kepada kaumnya yang ingkar. Allah menyelamatkan Lut dan keluarganya kecuali istrinya yang durhaka. Dalam ayat ini tidak diterangkan kejadian yang terjadi sebelum malapetaka menimpa kaum Nabi Lut. Akan tetapi, pada surah yang lain diterangkan bahwa sebelum azab itu datang, Allah mengutus kepada Nabi Lut malaikat yang menyamar sebagai pemuda tampan, untuk membinasakan mereka. Sebelum datang kepada mereka, malaikat tersebut mampir lebih dahulu di rumah Ibrahim. Allah berfirman:

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 110-111; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah urusanmu yang penting, wahai para utusan?” (Mereka) menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa.” (al-hijr/15: 57-58).

Setelah para malaikat yang berupa pemuda-pemuda tampan itu sampai ke rumah Nabi Lut, maka penduduk Sodom lalu mendatangi rumahnya. Mereka bermaksud hendak melakukan perbuatan keji dengan tamu-tamu Nabi Lut itu. Nabi Lut berusaha melarang mereka berbuat demikian dengan menawarkan putri-putrinya (perempuan penduduk kota itu) untuk mereka nikahi.

Nabi Lut berkata kepada mereka bahwa putri-putrinya itu adalah suci bagi mereka dan dia meminta agar tidak menyentuh tamu-tamunya. Nabi Lut mencela mereka dengan mengatakan bahwa apakah tidak ada seorang pun yang berakal di antara mereka. Firman Allah:

Dan kaumnya segera datang kepadanya. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku! Inilah putri-putri (negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?” (Hud/11: 78).

Penduduk Sodom menolak tawaran Nabi Lut dengan mengatakan bahwa mereka tidak berkehendak sedikit pun kepada putri-putrinya. Mereka tetap membangkang.

Kemudian malaikat-malaikat itu memperkenalkan diri kepada Nabi Lut dan mengatakan bahwa mereka diutus Allah untuk membinasakan penduduk Sodom yang durhaka. Penduduk Sodom itu tidak akan dapat berbuat apa-apa terhadap Nabi Lut.

Tatkala penduduk Sodom menyerbu rumah Nabi Lut, Allah menjadikan mereka tidak dapat melihat Nabi Lut dan malaikat-malaikat itu. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Lut agar meninggalkan kota Sodom di malam hari, bersama dengan keluarganya, selain istrinya karena akan dibinasakan bersama penduduk Sodom.

Allah memerintahkan agar pada waktu meninggalkan Sodom, tidak seorang pun di antara mereka menoleh ke belakang. Mereka lalu melaksanakan perintah itu. Allah berfirman:

Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” (Hud/11: 81).

Tafsir Quraish Shihab: Allah pun memperkenankan permohonan Luth untuk menyelamatkannya dan para pengikutnya. Mereka semua diperintahkan untuk meninggalkan rumah-rumah mereka saat akan diturunkan azab kepada orang-orang yang telah mendustakan kebenaran.

Surah Asy-Syu’ara Ayat 171
إِلَّا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ

Terjemahan: kecuali seorang perempuan tua (isterinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.

Tafsir Jalalain: إِلَّا عَجُوزًا (Kecuali seorang perempuan tua) yakni istri Nabi Luth sendiri فِي الْغَابِرِينَ (yang termasuk dalam golongan yang tinggal) orang-orang yang dibinasakan.

Tafsir Ibnu Katsir: إِلَّا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ (“kecuali seorang perempuan tua [istrinya], yang termasuk dalam golongan yang tinggal.”) yaitu istrinya yang merupakan seorang tua bangka yang berakhlak buruk, yang tetap hidup. Lalu ia binasa bersama orang yang masih ada di antara kaumnya. Hal itu sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah Ta’ala tentang mereka di dalam surah al-A’raaf dan surah Huud serta dalam surah al-Hijr.

Tafsir Kemenag: Allah mengabulkan doa Nabi Lut dengan mendatangkan malapetaka kepada kaumnya yang ingkar. Allah menyelamatkan Lut dan keluarganya kecuali istrinya yang durhaka. Dalam ayat ini tidak diterangkan kejadian yang terjadi sebelum malapetaka menimpa kaum Nabi Lut. Akan tetapi, pada surah yang lain diterangkan bahwa sebelum azab itu datang,

Allah mengutus kepada Nabi Lut malaikat yang menyamar sebagai pemuda tampan, untuk membinasakan mereka. Sebelum datang kepada mereka, malaikat tersebut mampir lebih dahulu di rumah Ibrahim. Allah berfirman:

Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah urusanmu yang penting, wahai para utusan?” (Mereka) menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa.” (al-hijr/15: 57-58).

Setelah para malaikat yang berupa pemuda-pemuda tampan itu sampai ke rumah Nabi Lut, maka penduduk Sodom lalu mendatangi rumahnya. Mereka bermaksud hendak melakukan perbuatan keji dengan tamu-tamu Nabi Lut itu. Nabi Lut berusaha melarang mereka berbuat demikian dengan menawarkan putri-putrinya (perempuan penduduk kota itu) untuk mereka nikahi.

Nabi Lut berkata kepada mereka bahwa putri-putrinya itu adalah suci bagi mereka dan dia meminta agar tidak menyentuh tamu-tamunya. Nabi Lut mencela mereka dengan mengatakan bahwa apakah tidak ada seorang pun yang berakal di antara mereka. Firman Allah:

Dan kaumnya segera datang kepadanya. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku! Inilah putri-putri (negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?” (Hud/11: 78).

Penduduk Sodom menolak tawaran Nabi Lut dengan mengatakan bahwa mereka tidak berkehendak sedikit pun kepada putri-putrinya. Mereka tetap membangkang.

Kemudian malaikat-malaikat itu memperkenalkan diri kepada Nabi Lut dan mengatakan bahwa mereka diutus Allah untuk membinasakan penduduk Sodom yang durhaka. Penduduk Sodom itu tidak akan dapat berbuat apa-apa terhadap Nabi Lut.

Tatkala penduduk Sodom menyerbu rumah Nabi Lut, Allah menjadikan mereka tidak dapat melihat Nabi Lut dan malaikat-malaikat itu. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Lut agar meninggalkan kota Sodom di malam hari, bersama dengan keluarganya, selain istrinya karena akan dibinasakan bersama penduduk Sodom.

Allah memerintahkan agar pada waktu meninggalkan Sodom, tidak seorang pun di antara mereka menoleh ke belakang. Mereka lalu melaksanakan perintah itu. Allah berfirman:

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 51-53; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” (Hud/11: 81).

Tafsir Quraish Shihab: Kecuali istrinya yang renta. Ia tetap tinggal dan tidak akan keluar bersama Luth. Maka ia pun binasa karena kekufuran, pengkhianatan dan loyalitasnya terhadap orang-orang yang fasik.

Surah Asy-Syu’ara Ayat 172
ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ

Terjemahan: Kemudian Kami binasakan yang lain.

Tafsir Jalalain: ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ (Kemudian Kami binasakan yang lain) yaitu mereka yang tinggal semuanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Untuk itu Allah berfirman yang artinya: “Kemudian Kami binasakan yang lain.

Tafsir Kemenag: Setelah tiba waktu yang dijanjikan, Allah menghujani dengan amat dahsyat penduduk Sodom dengan batu dari tanah liat yang membatu, dan negeri mereka ditelungkupkan oleh Allah. Dengan demikian, hancurlah penduduk kota Sodom beserta kotanya. Allah berfirman:

Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Lut, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar, yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim. (Hud/11: 82-83).

Tidak lama setelah kaum Nabi Lut hancur, negeri mereka lalu digenangi air. Akhir-akhir ini telah ditemukan bekas-bekas kota Sodom yaitu di pantai Bu?airah Lut, di bagian selatan Laut Mati (al-Bahrul Mayyit). Adapun Nabi Lut dan pengikutnya pindah ke Zoar, sebuah kota tua di Kanaan.

Tafsir Quraish Shihab: Kemudian Allah membinasakan orang-orang kafir yang jahat itu dalam suatu kehancuran yang amat menyeramkan.

Surah Asy-Syu’ara Ayat 173
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِم مَّطَرًا فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنذَرِينَ

Terjemahan: Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.

Tafsir Jalalain: وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِم مَّطَرًا (Dan Kami hujani mereka dengan hujan) batu sebagai alat untuk membinasakan mereka فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنذَرِينَ (maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu) sejelek-jelek hujan adalah hujan yang menimpa mereka itu.

Tafsir Ibnu Kasir: Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) Maka Amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.

Tafsir Kemenag: Setelah tiba waktu yang dijanjikan, Allah menghujani dengan amat dahsyat penduduk Sodom dengan batu dari tanah liat yang membatu, dan negeri mereka ditelungkupkan oleh Allah. Dengan demikian, hancurlah penduduk kota Sodom beserta kotanya. Allah berfirman:

Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Lut, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar, yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim. (Hud/11: 82-83).

Tidak lama setelah kaum Nabi Lut hancur, negeri mereka lalu digenangi air. Akhir-akhir ini telah ditemukan bekas-bekas kota Sodom yaitu di pantai Bu?airah Lut, di bagian selatan Laut Mati (al-Bahrul Mayyit). Adapun Nabi Lut dan pengikutnya pindah ke Zoar, sebuah kota tua di Kanaan.

Tafsir Quraish Shihab: Allah menurunkan hujan batu dari langit kepada kaum yang ganjil ini. Mereka pun akhirnya binasa. Hujan batu itu demikian deras menimpa mereka. Dan hujan ini–yang merupakan bentuk penghancuran terdahsyat–adalah hujan terburuk yang menimpa orang-orang yang diberi peringatan.

Surah Asy-Syu’ara Ayat 174
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ

Terjemahan: Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman.

Tafsir Jalalain: إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata, kebanyakan manusia tidak beriman).

Tafsir Ibnu Katsir: Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Allah menyelamatkan Nabi Lut dan keluarganya, kecuali istrinya, serta membinasakan orang-orang durhaka itu. Ini merupakan bukti nyata atas kebenaran Nabi Lut sebagai rasul yang diutus Allah kepada penduduk Sodom. Akan tetapi, sedikit sekali manusia yang memperhatikan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Tuhan itu, sehingga sedikit sekali di antara mereka yang beriman dan mengikuti rasul-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya siksa yang Kami timpakan kepada kaum ini merupakan bukti yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah. Tetapi kebanyakan kaummu, Muhammad, tidak mempercayai seruanmu.

Surah Asy-Syu’ara Ayat 175
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

Terjemahan: Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

Tafsir Jalalain: وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (Dan sesungguhnya Rabbmu, benar-benar Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang).

Tafsir Ibnu Katsir: dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (asy-Syu’araa: 172-175)

Tafair Kemenag: Allah adalah Tuhan yang berhak disembah dan sangat keras pembalasan-Nya kepada para hamba-Nya yang ingkar. Dia Maha Penyayang kepada hamba-Nya, dan kasih sayang-Nya itu adalah tetap, tidak pernah putus.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya Tuhanmu Mahaperkasa dan Maha Penyayang. Dia akan menyiksa orang-orang yang berbuat dosa dan memberi pahala kepada orang-orang yang beriman.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Asy-Syu’ara Ayat 165-175 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S