Surah Asy-Syu’ara Ayat 29-37; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Asy-Syu'ara Ayat 29-37

Pecihitam.org – Kandungan Surah Asy-Syu’ara Ayat 29-37 ini; Allah mengisahkan bahwa ketika Fir’aun tidak dapat melumpuhkan keterangan dan bukti-bukti yang dikemukakan oleh Musa kepadanya, ia lalu berlaku kasar dan mengancam Musa. Allah menerangkan bahwa ketika Musa melihat perlakuan Fir’aun yang mengancam keselamatan jiwanya, ia terpaksa tidak mengemukakan bukti-bukti yang biasanya dapat diterima akal.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Asy-Syu’ara Ayat 29-37

Surah Asy-Syu’ara Ayat 29
قَالَ لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لَأَجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ

Terjemahan: Fir’aun berkata: “Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan”.

Tafsir Jalalain: قَالَ (Berkatalah) Firaun kepada Nabi Musa, لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لَأَجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ (“Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan”) penjara di masa Firaun sangat mengerikan keadaannya, karena seseorang ditahan di suatu tempat di bawah tanah dalam keadaan menyendiri, sehingga tidak dapat melihat apa-apa dan tidak dapat mendengar suara seorang manusia pun.

Tafsir Ibnu Katsir: Ketika hujjah telah disampaikan kepada Fir’aun secara jelas dan rasional, maka ia mulai melakukan pemaksaan kepada Musa dengan menggunakan tangan dan kekuasaannya, dimana ia mengira bahwa di balik sikapnya itu, Musa tidak bisa memberi komentar. Dia berkata: لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لَأَجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ (“Sesungguhnya jika kamu menyembah ilah selainku, benar-benar aku akan menjadikanmu salah seorang yang dipenjara.”)

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah mengisahkan bahwa ketika Fir’aun tidak dapat melumpuhkan keterangan dan bukti-bukti yang dikemukakan oleh Musa kepadanya, ia lalu berlaku kasar dan mengancam Musa. Fir’aun berkata, “Wahai Musa. Kalau engkau berani menyembah Tuhan selain aku, maka aku akan memasukkan kamu ke dalam penjara.

Di sana akan kamu rasakan siksaan yang amat pedih, perlakuan yang kejam, dan tidak ada belas kasihan sedikit pun.” Siksaan yang diderita orang-orang yang dipenjarakan Fir’aun lebih berat dari pembunuhan, sebab ia memenjarakan seseorang sampai yang bersangkutan mati.

Tafsir Quraish Shihab: Fir’aun berkata kepada Musa, “Sungguh jika kamu menjadikan Tuhan selain diriku, aku akan menjadikan kamu salah seorang yang buruk keadaannya di dalam penjaraku.” Begitulah, Fir’aun terpaksa menggunakan ancaman setelah ia merasa tidak mampu menolak bukti-bukti ciptaan Tuhan.

Surah Asy-Syu’ara Ayat 30
قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَيْءٍ مُّبِينٍ

Terjemahan: Musa berkata: “Dan apakah (kamu akan melakukan itu) kendatipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (keterangan) yang nyata?”

Tafsir Jalalain: قَالَ (Musa berkata) kepada Firaun, أَوَلَوْ جِئْتُكَ (“Dan apakah kamu akan melakukan itu kendati pun) maksudnya apakah sungguh kamu akan melakukannya sekalipun بِشَيْءٍ مُّبِينٍ (aku datang kepadamu dengan membawa sesuatu keterangan yang nyata) berupa bukti yang jelas yang menunjukkan kerasulanku.”.

Tafsir Ibnu Katsir: Di saat itu Musa menjawab: أَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَيْءٍ مُّبِينٍ (“Dan apakah tetap berlaku meskipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang nyata?”) yaitu dengan bukti yang pasti dan nyata.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa ketika Musa melihat perlakuan Fir’aun yang mengancam keselamatan jiwanya, ia terpaksa tidak mengemukakan bukti-bukti yang biasanya dapat diterima akal. Ia beralih kepada mukjizat-mukjizat dan hal yang luar biasa.

Musa berkata kepada Fir’aun, “Wahai Fir’aun, apakah engkau akan memenjarakan aku sekalipun aku mengemukakan hujah yang nyata atas kebenaran pengakuanku? Hujah itu ialah mukjizat yang membuktikan adanya Tuhan Yang Mahakuasa, dan kebenaran kenabianku.”.

Tafsir Quraish Shihab: Dengan bersikap lembut karena benar-benar menginginkan keimanan Fir’aun, Musa berkata, “Benarkah kamu akan menjadikan aku sebagai salah seorang tawananmu, meskipun aku perlihatkan kepadamu bukti kuat yang membenarkan segala ucapanku?”

Surah Asy-Syu’ara Ayat 31
قَالَ فَأْتِ بِهِ إِن كُنتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 71-73; Seri Tadabbur Al Qur'an

Terjemahan: Fir’aun berkata: “Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah termasuk orang-orang yang benar”.

Tafsir Jalalain: قَالَ (Firaun berkata) kepada Nabi Musa, فَأْتِ بِهِ إِن كُنتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (“Datangkanlah sesuatu keterangan yang nyata itu, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”) di dalam pengakuanmu itu.

Tafsir Ibnu Katsir: قَالَ فَأْتِ بِهِ إِن كُنتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (“Fir’aun berkata: ‘Datangkanlah sesuatu yang nyata itu, jika kamu adalah termasuk orang-orang yang benar.’

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa ketika Fir’aun mendengar ucapan Nabi Musa itu, ia berkata, “Wahai Musa, kalau memang engkau benar di dalam pengakuanmu bahwa engkau seorang rasul, maka datangkanlah kepada kami sesuatu yang nyata itu.

Seseorang yang mengaku dirinya seorang rasul, tentu mempunyai bukti yang membenarkan pengakuannya.” Fir’aun mengemukakan ajakan itu karena yakin bahwa Musa tidak akan dapat memenuhi permintaannya.

Tafsir Quraish Shihab: Fir’aun menjawab, “Cobalah perlihatkan bukti kenabianmu itu, jika kamu memang benar.” Ia berkata seperti itu dengan harapan agar dapat melihat kelemahan argumentasi Musa.

Surah Asy-Syu’ara Ayat 32
فَأَلْقَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِينٌ

Terjemahan: Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata.

Tafsir Jalalain: فَأَلْقَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِينٌ (Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu menjadi ular yang nyata) ular raksasa.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka Musa melemparkan tongkatnya yang tiba-tiba menjadi ular yang nyata.”) yaitu yang jelas dan benar-benar nyata lagi sangat besar yang memiliki tulang-tulang besar, mulut yang besar dan bentuk yang ganas.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa setelah Fir’aun mengemukakan tuntutan supaya Musa mendatangkan bukti yang nyata atas kebenaran dakwahnya, maka Musa segera melemparkan tongkatnya yang dengan tiba-tiba menjelma menjadi ular yang sesungguhnya.

Disebutkan dalam Tafsir ar-Razi bahwa setelah tongkat Musa itu berubah menjadi ular, ular itu melenting ke atas, kemudian turun kembali ke bumi langsung menuju Fir’aun. Fir’aun berkata, “Demi yang mengutusmu Musa, ambillah ular itu, kalau tidak saya sendiri akan mengambilnya.” Musa lalu mengambilnya dan kembalilah ular itu menjadi tongkat lagi seperti biasa.

Tafsir Quraish Shihab: Ke hadapan Fir’aun dan kaumnya, Musa pun melemparkan tongkatnya. Seketika itu juga, tongkat itu berubah menjadi seekor ular besar yang benar-benar hidup, bukan hasil sulapan sihir yang menyerupai ular.

Surah Asy-Syu’ara Ayat 33
وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ

Terjemahan: Dan ia menarik tangannya (dari dalam bajunya), maka tiba-tiba tangan itu jadi putih (bersinar) bagi orang-orang yang melihatnya.

Tafsir Jalalain: وَنَزَعَ يَدَهُ (Dan ia menarik tangannya) mengeluarkannya dari kantong bajunya فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ (maka tiba-tiba tangan itu jadi putih) memancarkan sinar لِلنَّاظِرِينَ (bagi orang-orang yang melihatnya) berbeda dengan keadaan warna kulit tangan sebelumnya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَنَزَعَ يَدَهُ (“Dan ia menarik tangannya”) yaitu dari lengan bajunya: فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ (“Maka tiba-tiba tangan itu menjadi putih bersinar bagi orang yang melihatnya.”) yaitu bersinar seperti rembulan,

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa setelah Musa selesai menunjukkan bukti yang nyata itu, Fir’aun berkata, “Apakah masih ada mukjizat selain itu?” Musa menjawab, “Ada.” Musa lalu memasukkan tangan ke dalam kantong bajunya, kemudian mengeluarkannya kembali. Tiba-tiba tangan itu bercahaya menerangi keadaan di sekelilingnya, karena cahayanya yang sangat terang.

Ibnu ‘Abbas berkata, “Ketika Musa mengeluarkan tangan dari dalam bajunya, maka tiba-tiba tangan itu menjadi putih bercahaya menyinari orang-orang yang melihatnya, bagaikan sinar matahari yang menyilaukan penglihatan.”.

Tafsir Quraish Shihab: Musa lalu–sebagai mukjizat kedua–mengeluarkan tangan dari kantongnya. Tangannya itu berubah menjadi sangat putih, indah gemerlapan, sehingga membuat orang-orang yang melihatnya terpana.

Baca Juga:  Surah Al-Mujadalah Ayat 2-4; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Asy-Syu’ara Ayat 34
قَالَ لِلْمَلَإِ حَوْلَهُ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ

Terjemahan: Fir’aun berkata kepada pembesar-pembesar yang berada sekelilingnya: Sesungguhnya Musa ini benar-benar seorang ahli sihir yang pandai,

Tafsir Jalalain: قَالَ (Berkata) Firaun لِلْمَلَإِ حَوْلَهُ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ (kepada pembesar-pembesar yang ada di sekelilingnya, “Sesungguhnya Musa ini benar-benar seorang ahli sihir yang pandai) yakni orang yang unggul di dalam ilmu sihir.

Tafsir Ibnu Katsir: lalu Fir’aun dengan kekejamannya bersegera mendustakan dan menentangnya. Dia berkata kepada para tokoh di sekelilingnya: إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ (“Sesungguhnya Musa ini benar-benar seorang ahli sihir yang pandai.”) yakni amat ahli dan pandai dalam ilmu sihir.”)

Fir’aun mencoba memberikan pandangan kepada mereka bahwa semua itu muncul dari kemampuan sihir, bukan dari hasil mukjizat.

Tafsir Kemenag: Fir’aun berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya Musa benar-benar seorang penyihir yang handal.” Ia berkata seperti itu karena takut kaumnya menjadi tunduk kepada kebenaran yang mereka saksikan pada Musa.

Tafsir Quraish Shihab: Musa berkata, “Jika memang kalian berpikir, berimanlah kepada risalahku ini. Karena sesungguhnya terbit dan terbenamnya matahari dengan suatu ketetapan yang sangat teliti merupakan bukti yang jelas akan adanya Sang Pencipta. Dengan demikian, kalianlah yang berhak dikatakan tidak waras.”

Surah Asy-Syu’ara Ayat 35
يُرِيدُ أَن يُخْرِجَكُم مِّنْ أَرْضِكُم بِسِحْرِهِ فَمَاذَا تَأْمُرُونَ

Terjemahan: ia hendak mengusir kamu dari negerimu sendiri dengan sihirnya; maka karena itu apakah yang kamu anjurkan?”

Tafsir Jalalain: يُرِيدُ أَن يُخْرِجَكُم مِّنْ أَرْضِكُم بِسِحْرِهِ فَمَاذَا تَأْمُرُونَ (Ia hendak mengusir kalian dari negeri kalian dengan sihirnya; maka karena itu apakah yang kalian anjurkan?”).

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian dia menganjurkan dan mendorong mereka untuk menentang dan mengkufurinya, ia berkata: يُرِيدُ أَن يُخْرِجَكُم مِّنْ أَرْضِكُم بِسِحْرِهِ …. (“Ia hendak mengusirmu dari negerimu sendiri dengan sihirnya…”) yaitu dengan semua itu Musa ingin mengalihkan perhatian orang-orang agar tetap bersamanya, hingga banyaklah pendukung, penyokong dan pengikutnya serta hendak berusaha menguasai negeri ini dengan merampasnya dari kalian. Maka berikan pendapat kalian, apa yang harus aku lakukan?

Tafsir Kemenag: Kedua, untuk menghasut dan menanamkan rasa benci ke dalam hati para pembesar dan pemuka kaumnya, agar tidak percaya kepada Musa, Fir’aun berkata kepada mereka, “Sebenarnya maksud dari sihir yang ditampakkan Musa itu adalah untuk mengambil hati rakyat.

Hal itu bertujuan agar pendukung dan pengikutnya bertambah banyak untuk mengalahkan pembesar-pembesar dan pemuka-pemuka kamu sekalian. Akhirnya, mereka akan merampas dan mengusirmu dari negerimu sendiri.”

Ketiga, Fir’aun meminta pertimbangan, ide-ide, dan saran-saran dari pembesar negerinya dan pemuka-pemuka kaumnya, tentang apa yang ia harus perbuat, dan bagaimana cara yang mesti dilakukan untuk membendung dan menggagalkan keinginan Musa itu.

Abu as-Su’ud, pengarang Tafsir Irsyad al-‘Aql as-Salim ila Mazaya al-Kitab al-Karim, menganggap permintaan Fir’aun kepada pembesar negerinya tersebut adalah akibat kebingungan dan keheranannya menghadapi mukjizat yang telah ditunjukkan Musa. Hal itu menyebabkan Fir’aun mengubah sikapnya dalam tiga hal yang merendahkan martabatnya dan menurunkan kedudukannya:.

Tafsir Quraish Shihab: Fir’aun menambahkan lagi, “Penyihir ini bermaksud menundukkan aku sehingga kalian nantinya akan terusir dari negeri ini.” Ia berkata seperti itu untuk membangkitkan kemarahan kaumnya. Sebab, keterpisahan dengan tanah tumpah darah merupakan salah satu hal yang berat, terutama bila dilakukan dengan kekerasan dan pengusiran.

Selanjutnya, Fir’aun meminta saran dari kaum yang menyembahnya ini. Demikianlah, karena terdesak oleh bukti-bukti kuat yang diperlihatkan Musa, Fir’aun–dengan meminta saran seperti itu–lupa bahwa ia telah mengaku Tuhan.

Baca Juga:  Surat ad Dhuha; Profil, Tafsir dan Hukum Tajwid di Dalamnya

Surah Asy-Syu’ara Ayat 36
قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَابْعَثْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ

Terjemahan: Mereka menjawab: “Tundalah (urusan) dia dan saudaranya dan kirimkanlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (ahli sihir),

Tafsir Jalalain: قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ (Mereka menjawab, “Tundalah urusan dia dan saudaranya) tangguhkanlah urusan keduanya وَابْعَثْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ (dan kirimkanlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan) menghimpun para ahli sihir.

Tafsir Ibnu Katsir: قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَابْعَثْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ (“Mereka menjawab: ‘Tundalah [urusan] dia dan saudaranya dan kirimkanlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan [ahli sihir],) yaitu tundalah dia dan saudaranya hingga engkau mampu mengalahkannya dan mampu mendapat pertolongan dan dukungan.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menjelaskan jawaban para pembesar dan pemuka kaum Fir’aun atas saran yang dimintanya. Mereka menyarankan agar urusan Musa dan saudaranya, Harun, ditunda karena mereka akan mengumpulkan semua ahli sihir ulung yang ada di negeri mereka. Para ahli sihir itu dikumpulkan dan diperintahkan supaya datang mengadakan pertandingan sihir dengan Musa.

Pada hari dan tempat yang telah ditentukan, para ahli sihir itu harus memperlihatkan kelebihannya di hadapan Fir’aun dan Musa. Menurut mereka, pada saat itu kemenangan akan berada di pihak mereka sehingga rakyat kembali mendukungnya. Saran ini diterima baik oleh Fir’aun dan akan dilaksanakan pada waktunya. Sebagai imbalan, ia juga akan memenuhi segala tuntutan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Kaumnya berkata kepada Fir’aun, “Tangguhkanlah perkara kedua orang ini. Lalu kerahkanlah balatentara ke seluruh kota untuk mengumpulkan para ahli sihir dari wargamu. Karena sihir hanya bisa dilawan dengan sihir.

Surah Asy-Syu’ara Ayat 37
يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيمٍ

Terjemahan: niscaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yang pandai kepadamu”.

Tafsir Jalalain: يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيمٍ (Niscaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yang pandai kepadamu”) yang kepandaiannya melebihi Musa dalam ilmu sihir.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka Fir’aun memperkenankan usulan tersebut. Ini merupakan pengaturan Allah Ta’ala kepada mereka agar manusia berhimpun di satu tempat dan menampakkan ayat-ayat-Nya, hujjah-hujjah dan bukti-bukti-Nya kepada manusia di siang hari yang nyata.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menjelaskan jawaban para pembesar dan pemuka kaum Fir’aun atas saran yang dimintanya. Mereka menyarankan agar urusan Musa dan saudaranya, Harun, ditunda karena mereka akan mengumpulkan semua ahli sihir ulung yang ada di negeri mereka. Para ahli sihir itu dikumpulkan dan diperintahkan supaya datang mengadakan pertandingan sihir dengan Musa.

Pada hari dan tempat yang telah ditentukan, para ahli sihir itu harus memperlihatkan kelebihannya di hadapan Fir’aun dan Musa. Menurut mereka, pada saat itu kemenangan akan berada di pihak mereka sehingga rakyat kembali mendukungnya. Saran ini diterima baik oleh Fir’aun dan akan dilaksanakan pada waktunya. Sebagai imbalan, ia juga akan memenuhi segala tuntutan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka akan mendatangkan kepadamu sejumlah besar ahli sihir yang piawai dan lebih unggul serta berpengalaman dibanding Musa.” Dengan saran ini, kaumnya berharap dapat meredam kecemasan Fir’aun.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Asy-Syu’ara Ayat 29-37 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S