Surah Asy-Syura Ayat 9-12; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Asy-Syura Ayat 9-12

Pecihitam.org – Kandungan Surah Asy-Syura Ayat 9-12 ini, Allah menerangkan bahwa Dia-lah yang memiliki perbendaharaan langit dan bumi. Baik buruknya sesuatu ada di tangan Dia. Siapa saja yang dianugerahi rahmat, tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi-Nya. Sebaliknya, siapa yang tidak diberi rahmat, tidak seorang pun yang dapat mendatangkan kepadanya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dialah yang melapangkan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia pula yang membatasi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya. Semua itu terjadi sesuai dengan hikmat kebijaksanaan-Nya berdasarkan kekuasaan-Nya yang luas dan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Asy-Syura Ayat 9-12

Surah Asy-Syura Ayat 9
أَمِ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِهِۦٓ أَوۡلِيَآءَ فَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡوَلِىُّ وَهُوَ يُحۡىِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيرٌ

Terjemahan: “Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Tafsir Jalalain: أَمِ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِهِۦٓ (Atau patutkah mereka mengambil selain-Nya) mengambil berhala-berhala أَوۡلِيَآءَ (sebagai pelindung-pelindung) lafal Am adalah Munqathi’ah yang maknanya sama dengan lafal Bal yang menunjukkan makna Intiqal; Hamzahnya atau makna Istifhamnya menunjukkan pengertian ingkar. Maksudnya yang diambil oleh mereka itu bukanlah pelindung-pelindung mereka.

فَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡوَلِىُّ (Maka Allah, Dialah Pelindung) Penolong bagi orang-orang Mukmin, huruf Fa di sini hanya untuk Athaf saja وَهُوَ يُحۡىِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيرٌ (dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala mengingkari orang-orang musyrik yang menjadikan sembahan-sembahan selain Allah, serta memberitahukan bahwa Dia adalah Pelindung yang haq, tidak layak ibadah dipersembahkan melainkan hanya kepada-Nya saja. Karena Dia Mahakuasa menghidupkan orang-orang yang mati lagi Mahakuasa atas segala sesuatu.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang musyrik Mekah telah mengambil pelindung selain Allah untuk menolong mereka dalam hal-hal yang memerlukan pertolongan. Mereka telah sesat, karena mereka mengambil makhluk sebagai pelindung yang tak dapat mendatangkan manfaat atau menolak bencana bagi dirinya apalagi bagi yang lain. Kalau mereka menghendaki pelindung yang benar dan sesungguhnya, yang dapat mendatangkan manfaat dan menolak bencana, tentunya mereka akan memilih Allah sebagai pelindung mereka, Tuhan Yang Mahakuasa atas yang demikian itu, Tuhan yang menghidupkan dan mematikan.

Tuhan yang akan membangkitkan mereka kelak di akhirat, dan mestinya mereka tidak akan memilih makhluk yang lemah dan tidak berdaya sebagai pelindung mereka, sebagaimana firman Allah:

Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah. (al-hajj/22: 73).

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang zalim itu tidak menjadikan Allah sebagai penolong. Yang mereka jadikan sebagai penolong adalah tuhan-tuhan selain Dia yang sama sekali tidak berhak. Hanya Allahlah penolong yang sebenarnya, jika mereka benar-benar menghendakinya. Dia menghidupkan orang mati untuk diperiksa, dan mengendalikan segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya.

Surah Asy-Syura Ayat 10
وَمَا ٱخۡتَلَفۡتُمۡ فِيهِ مِن شَىۡءٍ فَحُكۡمُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبِّى عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ أُنِيبُ

Terjemahan: “Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nya-lah aku kembali.

Tafsir Jalalain: وَمَا ٱخۡتَلَفۡتُمۡ (Dan apa yang kalian perselisihkan) dengan orang-orang kafir فِيهِ مِن شَىۡءٍ (tentang sesuatu perkara) yang menyangkut masalah agama dan masalah-masalah lainnya فَحُكۡمُهُۥٓ (maka putusannya) dikembalikan إِلَى ٱللَّهِ (kepada Allah) kelak di hari kiamat yaitu Dia akan memutuskan perkara itu di antara kalian. Katakanlah kepada mereka, ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبِّى عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ أُنِيبُ (“Itulah Allah, Rabbku, kepada-Nyalah aku bertawakal dan kepada-Nyalah aku kembali) yakni dikembalikan.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَمَا ٱخۡتَلَفۡتُمۡ فِيهِ مِن شَىۡءٍ فَحُكۡمُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ (“Tentang sesuatu apapun yang kamu berselisih, maka putusannya [terserah] kepada Allah.”) artinya kapan saja kalian berselisih pendapat tentang suatu perkara. Dan ini berlaku umum untuk segala hal. فَحُكۡمُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ (“Maka putusannya [terserah] kepada Allah.”) yaitu Dia-lah Hakim yang memutuskannya, melalui Kitab-Nya dan sunnah Nabi-Nya.

Baca Juga:  Surah Asy-Syu'ara Ayat 141-145; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ أُنِيبُ (“Kepada-Nya lah aku bertawakal dan kepada-Nya lah aku kembali.”) yakni aku kembali kepada-Nya dalam seluruh urusan.

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan bahwa apa saja yang diperselisihkan mengenai urusan agama, keputusannya supaya dikembalikan kepada Allah, artinya hanya Allah yang menentukan mana yang benar dan mana yang salah.

Manusia dalam kehidupan dunia harus mengikuti petunjuk Allah dalam Al-Qur’an dan petunjuk sunah Rasul, sebagaimana firman Allah: Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. (an-Nisa’/4: 59)

Sedangkan yang memutuskan perselisihan manusia di akhirat nanti sepenuhnya hanya Allah saja, karena semua makhluk tidak ada yang memiliki kekuasaan, dan hanya Allah saja yang berkuasa, sebagaimana firman: Pemilik hari pembalasan. (al-Fatihah/1: 4)

Dia-lah yang akan menetapkan hukumnya di hari Kiamat, menangani persoalan antara orang-orang yang berselisih. Di sanalah baru dapat diketahui dengan jelas siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang layak masuk surga dan siapa yang menjadi penghuni neraka. Yang memiliki sifat-sifat menghidupkan dan mematikan, menetapkan hukum antara dua orang yang berselisih tiada lain hanyalah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, bukanlah tuhan-tuhan selain Allah yang dianggap dan diakui mereka. Kepada-Nyalah manusia bertawakal dan berserah diri agar terhindar dari segala usaha jahat musuh-musuh mereka dan berhasil tidaknya urusan mereka hanya kepada Allah-lah segala sesuatunya dikembalikan, dan kepada-Nya-lah kita bertobat atas segala dosa dan maksiat yang telah kita lakukan. Sebagaimana firman-Nya: Dan kepada Allah-lah segala perkara dikembalikan. (al-Baqarah/2: 210).

Tafsir Quraish Shihab: Keputusan penyelesaian masalah keimanan dan kekafiran yang kalian perselisihkan itu berada di tangan Allah. Dan Dia sudah menjelaskan hal itu. Hakim yang menyelesaikan perselisihan kalian itu adalah Allah yang menguasai urusanku (Muhammad), satu-satunya tempat aku menyandarkan diri, dan tempat kembali untuk meminta pertimbangan.

Surah Asy-Syura Ayat 11
فَاطِرُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجًا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَٰمِ أَزۡوَٰجًا يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ

Terjemahan: “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.

Tafsir Jalalain: فَاطِرُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ (Pencipta langit dan bumi) Dialah Yang mengadakan langit dan bumi جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجًا (Dia menjadikan bagi kalian dari jenis kalian sendiri pasangan-pasangan) sewaktu Dia menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَٰمِ أَزۡوَٰجًا (dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan) ada jenis jantan dan ada jenis betina يَذۡرَؤُكُمۡ (dijadikan-Nya kalian berkembang biak) maksudnya, mengembangbiakkan kalian فِيهِ (dengan jalan itu) yaitu melalui proses perjodohan.

Dengan kata lain, Dia memperbanyak kalian melalui anak beranak. Dhamir yang ada kembali kepada manusia dan binatang ternak dengan ungkapan yang lebih memprioritaskan manusia.

لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ (Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia) huruf Kaf adalah Zaidah, karena sesungguhnya Allah swt. tiada sesuatu pun yang semisal dengan-Nya وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ (dan Dialah Yang Maha Mendengar) semua apa yang dikatakan ٱلۡبَصِيرُ (lagi Maha Melihat) semua apa yang dikerjakan.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah: فَاطِرُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ (“[Dia] Pencipta langit dan bumi.”) yaitu menciptakan langit dan bumi seisinya. جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجًا (“Dia menjadikan bagimu dari jenismu sendiri pasangan-pasangan.”) yakni dari jenis dan bentuk kalian sebagai nikmat dan karunia bagi kalian. Dia menjadikan dari jenis kalian laki-laki dan perempuan. وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَٰمِ أَزۡوَٰجًا (“Dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula].”) artinya, Dia menjadikan untuk kalian delapan pasang binatang ternak.

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 42-44; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Firman Allah: يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِ (“Dijadikannya kamu berkembangbiak dengan jalan itu.”) yakni Dia ciptakan kalian dalam bentuk dan sifat seperti itu, dimana dengannya kalian berkembang biak, laki-laki dan perempuan, satu generasi demi generasi dan satu keturunan demi keturunan dari kalangan manusia atau binatang ternak.

Al-Baghawi berkata: “Dijadikan-Nya kamu berkembang biak di dalam rahim.” Pendapat lain mengatakan: “Di dalam perut.” Dan ada pula pendapat mengatakan: “Dalam bentuk ciptaan seperti ini.” Pendapat lain mengatakan: “Bahwa ‘fii’ bermakna dengan. Artinya, dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan cara itu.

لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ (“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.”) yaitu tidak ada sesuatupun yang sama seperti Pencipta seluruh pasangan tersebut. Karena Dia adalah Mahaesa, Rabb yang kepada-Nya seluruh makhluk bergantung, tidak ada tandingan bagi-Nya. وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (“Dan Dia-lah Yang Mahamendengar lagi Mahamelihat.”)

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan bahwa Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya, begitu juga hal-hal aneh dan ajaib yang mengherankan yang kita saksikan seperti luasnya cakrawala yang membentang luas di atas kita tanpa ada tiang yang menunjangnya; karenanya. Dia-lah yang pantas dan layak dijadikan sandaran dalam segala hal dan dimintai bantuan dan pertolongan-Nya; bukan tuhan-tuhan mereka yang tidak berdaya dan yang tidak dapat berbuat apa-apa.

Dia-lah yang menjadikan bagi manusia dari jenisnya sendiri jodohnya masing-masing; yang satu dijodohkan kepada yang lain sehingga lahirlah keturunan turun-temurun memakmurkan dunia ini. Demikian itu berlaku pula pada binatang ternak yang akhirnya berkembang biak memenuhi kehidupan di bumi.

Dengan demikian, kehidupan makhluk yang berada di atas bumi ini menjadi teratur dan terjamin bagi mereka. Makanan yang cukup bergizi, minuman yang menyegarkan dan nikmat-nikmat lain yang wajib disyukuri untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Semuanya itu menunjukkan kebenaran dan kekuasaan Allah.

Tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam segala hal. Dia Maha Mendengar, Dia mendengar segala apa yang diucapkan setiap makhluk, Dia Maha Melihat. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Dia melihat segala amal perbuatan makhluk-Nya, yang baik maupun yang jahat. Tidak ada sesuatu pun yang menyamai kekuasaan, kebesaran, dan kebijaksanaan-Nya.

Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Ayat ini secara jelas menyatakan demikian. Demikian pula beberapa ayat berikut: Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (Yasin/36: 36)

Firman Allah: Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir (ar-Ra’d/13: 3) Dan firman-Nya Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah). (adh-dzariyat/51: 49)

Menurut kajian ilmiah, bukan hanya makhluk hidup yang berpasang-pasangan namun benda-benda mati juga berpasang-pasangan. Dengan menggunakan ilmu dan peralatan canggih yang ada saat ini, sudah dapat diketahui mengenai adanya pasangan-pasangan dari atom sampai ke awan. Atom, yang tadinya diduga merupakan wujud yang terkecil dan tidak dapat dibagi, ternyata iapun berpasangan. Atom terdiri dari elektron dan proton.

Proton yang bermuatan listrik positif dikelilingi oleh beberapa partikel elektron yang bermuatan listrik negatif. Muatan listrik di kedua kelompok partikel ini sangat seimbang. Tumbuh-tumbuhan pun memiliki pasangan-pasangan guna pertumbuhan dan perkembangannya. Sebelumnya, manusia tidak mengetahui bahwa tumbuh-tumbuhan juga memiliki perbedaan kelamin jantan dan betina.

Buah adalah produk akhir dari reproduksi tumbuhan tinggi. Tahap yang mendahului buah adalah bunga, yang memiliki organ jantan dan betina yaitu benangsari dan putik. Bila tepungsari dihantarkan ke putik, akan menghasilkan buah, yang kemudian tumbuh, hingga akhirnya matang dan melepaskan bijinya.

Baca Juga:  Surah Asy-Syura Ayat 15; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Oleh sebab itu seluruh buah mencerminkan keberadaan organ-organ jantan dan betina, suatu fakta yang disebut dalam Al-Qur’an. Ada tumbuhan yang memiliki benangsari dan putik sehingga menyatu dalam diri pasangannya; dan dalam penyerbukannya ia tidak membutuhkan pejantan dari bunga lain. Namun, ada juga yang hanya memiliki salah satunya saja sehingga untuk berproduksi ia membutuhkan pasangannya dari bunga lain. Hanya Allah yang tidak berpasangan.

Tafsir Quraish Shihab: Dia adalah Pencipta langit dan bumi yang sebelumnya tidak ada itu. Dia, demi kepentingan kalian, menciptakan pasangan–laki-laki dan perempuan–dari jenis manusia, dan pasangan–jantan dan betina–dari berbagai hewan ternak. Dengan pengaturan yang amat cermat itu, Dia memperbanyak kalian.

Tidak ada yang menyerupai-Nya, dan tidak ada sesuatu pun yang pantas menjadi pasangan-Nya. Dialah yang mengetahui, dengan sempurna, semua hal yang bisa didengar dan dilihat, tanpa bantuan indera.

Surah Asy-Syura Ayat 12
لَهُۥ مَقَالِيدُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُ إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ

Terjemahan: “Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tafsir Jalalain: لَهُۥ مَقَالِيدُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ (Kepunyaan-Nyalah khazanah langit dan bumi) yakni kunci-kunci khazanahnya, yaitu berupa hujan, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ (Dia melapangkan rezeki) meluaskannya لِمَن يَشَآءُ (bagi siapa yang dikehendaki-Nya) sebagai ujian baginya وَيَقۡدِرُ (dan membatasinya) menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya sebagai cobaan baginya إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ (Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.).

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: لَهُۥ مَقَالِيدُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ (“Kepunyaan-Nya lah perbendaharaan langit dan bumi.”) tafsir masalah ini telah dijelaskan di dalam surah az-Zumar, yang kesimpulannya adalah bahwa Dia adalah Pengatur dan Penguasa di langit dan bumi.

يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُ (“Dia melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan [nya].”) yaitu Dia meluaskan rizky bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan mempersempit bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dia memiliki kebijaksanaan dan keadilan yang sempurna. إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ (“Sesungguhnya Dia Mahamengetahui segala sesuatu.”)

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia-lah yang memiliki perbendaharaan langit dan bumi. Baik buruknya sesuatu ada di tangan Dia. Siapa saja yang dianugerahi rahmat, tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi-Nya.

Sebaliknya, siapa yang tidak diberi rahmat, tidak seorang pun yang dapat mendatangkan kepadanya. Dialah yang melapangkan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia pula yang membatasi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya.

Semua itu terjadi sesuai dengan hikmat kebijaksanaan-Nya berdasarkan kekuasaan-Nya yang luas dan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu. Agama Islam memerintahkan kepada para pemeluknya supaya bekerja dan berusaha mencari nafkah untuk kehidupannya di dunia.

Adapun hasilnya sesuai dengan kebijaksanaan Allah, ada yang berhasil memperoleh harta yang banyak sebagai ujian, tetapi ada yang hanya memperoleh rezeki hanya sedikit sebagai cobaan bagi hidupnya. Sebagaimana Abu Bakar al-Jazairi dalam kitab Tafsirnya Aisar at-Tafasir menyatakan: Allah meluaskan rezeki bagi siapa saja sebagai ujian, dan menyempitkannya sebagai cobaan.

Tafsir Quraish Shihab: Dia memiliki kendali penjagaan dan pengaturan langit dan bumi. Dia meluaskan dan menyempitkan rezeki siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya, Dia meliputi segala sesuatu dengan ilmu-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Asy-Syura Ayat 9-12 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S