Surah Ath-Thur Ayat 35-43; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Ath-Thur Ayat 35-43

Pecihitam.org – Kandungan Surah Ath-Thur Ayat 35-43 ini, Allah menegaskan apakah orang-orang kafir itu mengingkari Allah sebagai Pencipta yang menjadikan semesta alam ini, atau mereka menganggap bahwa mereka itu diciptakan sebagus itu tanpa adanya pencipta.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ataukah mereka menganggap bahwa diri mereka sendiri yang menciptakan mereka. Anggapan mereka seperti ini tentulah bertentangan dengan akal yang sehat, sebab setiap sesuatu itu harus ada yang menyebabkan adanya dan yang mengadakannya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Adz-Dzariyat Ayat 35-43

Surah Ath-Thur Ayat 35
أَمۡ خُلِقُواْ مِنۡ غَيۡرِ شَىۡءٍ أَمۡ هُمُ ٱلۡخَٰلِقُونَ

Terjemahan: “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?

Tafsir Jalalain: أَمۡ خُلِقُواْ مِنۡ غَيۡرِ شَىۡءٍ (Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun) tanpa ada yang menciptakannya أَمۡ هُمُ ٱلۡخَٰلِقُونَ (ataukah mereka yang menciptakan) diri mereka sendiri. Dan tidak masuk akal ada makhluk tanpa pencipta, dan tiada sesuatu yang Ma’dum yakni yang asalnya tiada, dapat menciptakan yang menciptakannya, yaitu Allah yang Maha Esa. Mereka tetap tidak mau mengesakan-Nya dan tidak mau beriman kepada rasul dan kitab-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa? Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)?

Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata. Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki? Ataukah kamu meminta upah kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan utang? Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib, lalu mereka menuliskannya? Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu, merekalah yang kena tipu daya.

Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Semua pertanyaan yang disebutkan di atas untuk membuktikan bahwa Dialah Tuhan seru sekalian alam dan Dialah Yang Maha Esa. Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? (Ath-Thur: 35) Yakni apakah mereka ada dengan begitu saja tanpa ada yang menciptakan? Ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri? Yakni tidaklah demikian keadaannya, bahkan Allah-lah Yang Menciptakan dan yang mengadakan mereka dari tiada.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini Allah menegaskan apakah orang-orang kafir itu mengingkari Allah sebagai Pencipta yang menjadikan semesta alam ini, atau mereka menganggap bahwa mereka itu diciptakan sebagus itu tanpa adanya pencipta.

Namun, akal menetapkan bahwa setiap yang ada berasal dari tiada. Ini menunjukkan suatu bukti bahwa ada sesuatu yang mengadakannya pasti ada yang menciptakannya. Ataukah mereka menganggap bahwa diri mereka sendiri yang menciptakan mereka. Anggapan mereka seperti ini tentulah bertentangan dengan akal yang sehat, sebab setiap sesuatu itu harus ada yang menyebabkan adanya dan yang mengadakannya.

Tafsir Quraish Shihab: Ataukah mereka tercipta tanpa Pencipta, ataukah mereka menciptakan diri mereka sendiri, sehingga mereka tidak mengakui adanya Pencipta yang harus mereka sembah?

Surah Ath-Thur Ayat 36
أَمۡ خَلَقُواْ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ بَل لَّا يُوقِنُونَ

Terjemahan: “Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).

Tafsir Jalalain: أَمۡ خَلَقُواْ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ (Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?) tiada seorang pun yang dapat menciptakan keduanya selain Allah Yang Maha Pencipta; maka mengapa tidak menyembah-Nya. بَل لَّا يُوقِنُونَ (Sebenarnya mereka tidak meyakini) Allah, karena seandainya mereka beriman kepada-Nya, niscaya mereka pun akan beriman kepada Nabi-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). (Ath-Thur: 36) Yakni apakah mereka yang menciptakan langit dan bumi? Ini merupakan reaksi dari keingkaran mereka yang mempersekutukan Allah subhanahu wa ta’ala, padahal mereka mengetahui bahwa hanya Dialah semata Yang Menciptakan semuanya, tiada sekutu bagi-Nya. Akan tetapi, ketidakyakinan merekalah yang mendorong mereka tetap pada kemusyrikannya.

Tafsir Kemenag: Kemudian dalam ayat ini Allah menegaskan pula dengan menyatakan kalau mereka itu menciptakan diri mereka sendiri, apakah juga mereka berani berkata bahwa mereka menciptakan alam semesta ini (langit dan bumi), sedangkan pada keduanya terdapat segala penyebab kehidupan mereka?

Baca Juga:  Surah At-Thur Ayat 29-34; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mereka pasti tidak dapat meyakinkan diri sendiri dan tidak konsekuen terhadap apa yang mereka katakan, karena bila ditanyai siapa yang menjadikannya dan yang menjadikan langit dan bumi, pasti mereka akan berkata, “Allahlah yang menjadikan itu.” Sesungguhnya bila mereka meyakini, mereka tidak akan mengingkari keesaan Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi dengan penciptaan yang sangat indah ini? Sesungguhnya mereka tidak meyakini apa yang harus mereka lakukan terhadap Sang Pencipta, oleh karenanya mereka menyekutukan-Nya.

Surah Ath-Thur Ayat 37
أَمۡ عِندَهُمۡ خَزَآئِنُ رَبِّكَ أَمۡ هُمُ ٱلۡمُصَۣيۡطِرُونَ

Terjemahan: “Katakanlah: “Tunggulah, maka sesungguhnya akupun termasuk orang yang menunggu (pula) bersama kamu”.

Tafsir Jalalain: أَمۡ عِندَهُمۡ خَزَآئِنُ رَبِّكَ (Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Rabbmu) berupa kenabian, rezeki dan hal-hal lainnya, lalu karenanya mereka dapat memberikannya kepada siapa yang dikehendaki oleh mereka sesuai dengan apa yang mereka sukai أَمۡ هُمُ ٱلۡمُصَۣيۡطِرُونَ (atau merekakah yang berkuasa?) yang mempunyai kekuasaan dan dapat berlaku sewenang-wenang. Fi’il atau kata kerja dari lafal Mushaythir ini adalah Saythara, maknanya sesinonim dengan lafal Baithara dan Baiqara.

Tafsir Ibnu Katsir: Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa:’ (Ath-Thur: 37) Yaitu apakah mereka yang mengatur kerajaan (dunia) ini dan di tangan kekuasaan mereka terletak semua kunci perbendaharaannya? atau merekakah yang berkuasa? (Ath-Thur: 37) Yakni yang menghisab semua makhluk? Sebenarnya tidaklah demikian, bahkan di tangan kekuasaan-Nyalah kerajaan ini, Dialah Yang Merajai, Yang Mengatur, lagi Yang Maha Berbuat terhadap apa yang dikehendakiNya.

Tafsir Kemenag: Selanjutnya dinyatakan pada ayat ini dalam bentuk pertanyaan, apakah mereka bertindak selaku penguasa dan di tangan mereka perbendaharaan Tuhan. Kemudian mereka menganugerahkan jabatan kenabian kepada siapa yang mereka kehendaki dan memilih orang-orang yang mereka senangi? Ataukah mereka itu orang-orang yang berkuasa sehingga mereka mengatur urusan alam semesta, kemudian mereka menjadikan sesuatu atas kehendak dan kemauan mereka? Kenyataannya tidak demikian.

Akan tetapi Allah-lah Yang Mahakuasa, yang mengatur dan menjadikan semuanya yang dikehendaki-Nya. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari az-Zuhri, dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im bapaknya berkata, “Saya mendengar Nabi Muhammad saw membaca Surah ath-thur ketika salat Magrib.

Ketika telah sampai pada ayat 35-37 ini, jantungku hampir terasa melayang. Dan Jubair bin Muth’im telah datang kepada Nabi Muhammad saw setelah Perang Badar dalam tahanan. Saat itu dia masih seorang musyrik. Kemudian dia mendengarkan ayat ini yang akhirnya ia masuk Islam.”.

Tafsir Quraish Shihab: Ataukah mereka memiliki perbendaharaan Tuhanmu dan berkuasa untuk menggunakannya, ataukah mereka adalah orang-orang yang dapat menaklukkan dan mengatur segala sesuatu sesuai dengan kemauan mereka?

Surah Ath-Thur Ayat 38
أَمۡ لَهُمۡ سُلَّمٌ يَسۡتَمِعُونَ فِيهِ فَلۡيَأۡتِ مُسۡتَمِعُهُم بِسُلۡطَٰنٍ مُّبِينٍ

Terjemahan: “Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata.

Tafsir Jalalain: أَمۡ لَهُمۡ سُلَّمٌ (Ataukah mereka mempunyai tangga) alat untuk naik ke langit يَسۡتَمِعُونَ فِيهِ (untuk mendengarkan pada langit itu?) perkataan para malaikat sehingga mereka dapat menyaingi nabi, sesuai dengan pengakuan mereka seandainya mereka mengaku-aku memiliki hal tersebut.

فَلۡيَأۡتِ مُسۡتَمِعُهُم (Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan) orang yang mengaku-aku dapat mendengarkan perkataan malaikat-malaikat di langit بِسُلۡطَٰنٍ مُّبِينٍ (suatu keterangan yang nyata) atau hujah yang jelas lagi gamblang. Mengingat adanya keserupaan pada tuduhan ini dengan tuduhan mereka yang menyatakan, bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, maka Allah swt. berfirman,.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu. (Ath-Thur: 38) Yakni tangga naik ke alam atas, untuk mendengarkan hal-hal yang gaib? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata. (Ath-Thur: 38) Maka hendaklah orang yang mendengar dari mereka mendatangkan alasan-alasannya secara jelas untuk membuktikan kebenaran perbuatan dan ucapan mereka itu.

Dengan kata lain, mereka pasti tidak mempunyai jalan ke arah itu karena mereka tidak berada pada jalan yang benar sama sekali, dan tiada dalil bagi mereka. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mengingkari perbuatan mereka yang menisbatkan anak-anak perempuan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan menganggap para malaikat adalah jenis perempuan,

dan mereka memilih laki-laki buat diri mereka, sedangkan perempuan tidak. Karena apabila disampaikan berita gembira kepada seseorang dari mereka akan kelahiran anak perempuan, maka wajahnya berubah hitam dengan penuh kemarahan. Tetapi anehnya setelah mereka menganggap para malaikat sebagai anak-anak perempuan Allah, mereka menyembah para malaikat itu di samping Allah.

Baca Juga:  Surah Ath-Thur Ayat 1-16; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini Allah swt menyatakan dengan nada pertanyaan, apakah mereka mempunyai tangga untuk naik ke langit, kemudian mereka dapat mendengarkan perkataan malaikat tentang masalah-masalah gaib yang diwahyukan Allah. Sebenarnya mereka hanya berpegang kepada hawa nafsu saja.

Mereka mengakui hal itu, maka cobalah mereka mengemukakan suatu bukti yang nyata, yang menerangkan kebenaran pengakuan mereka itu yang menolak risalah seperti pembuktian yang dibawa oleh Muhammad saw dari Tuhannya.

Tafsir Quraish Shihab: Ataukah mereka memiliki tangga untuk naik ke langit, sehingga dapat mendengar segala yang diputuskan oleh Allah? Hendaklah orang yang mendengar di antara mereka mendatangkan alasan yang jelas dan membenarkan seruan mereka.

Surah Ath-Thur Ayat 39
أَمۡ لَهُ ٱلۡبَنَٰتُ وَلَكُمُ ٱلۡبَنُونَ

Terjemahan: “Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki?

Tafsir Jalalain: أَمۡ لَهُ ٱلۡبَنَٰتُ (“Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan) sesuai dengan tuduhan kalian وَلَكُمُ ٱلۡبَنُونَ (dan untuk kalian anak-anak laki-laki?) Maha Tinggi Allah dari segala apa yang mereka duga itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki? (Ath-Thur: 39) Ini mengandung ancaman yang keras dan peringatan yang pasti lagi kuat. Ataukah kamu meminta upah kepada mereka.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini Allah swt bertanya kepada mereka dengan mengatakan apakah menurut mereka Tuhan mempunyai anak-anak perempuan yang dinamakan malaikat, sedangkan mereka mempunyai anak laki-laki, padahal mereka tahu anak laki-laki lebih diinginkan dari pada anak perempuan. Dalam ayat ini Allah berfirman:

Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (anNajm/53: 2) Ini merupakan kelengkapan penjelasan bahwa barang siapa yang berpendapat seperti itu, jelaslah bahwa dia tidak termasuk orangorang yang mempunyai pikiran yang sehat.

Tafsir Quraish Shihab: Ataukah Allah memiliki anak-anak perempuan, seperti yang kalian sangka, dan kalian memiliki anak laki- laki sesuai dengan yang kalian inginkan?

Surah Ath-Thur Ayat 40
أَمْ تَسْأَلُهُمْ أَجْرًا فَهُمْ مِنْ مَغْرَمٍ مُثْقَلُونَ

Terjemhan: “Ataukah kamu meminta upah kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan hutang?

Tafsir Jalalain: (Ataukah kalian meminta upah kepada mereka) atas jerih payahmu di dalam menyampaikan agama yang kamu datangkan itu (sehingga mereka oleh utang mereka) oleh tanggungan dalam hal itu (dibebani) karena itu mereka tidak dapat mengembalikannya.

Tafsir Ibnu Katsir: sebagai imbalan dari penyampaianmu kepada mereka akan risalah Allah subhanahu wa ta’ala Engkau sama sekali bukanlah orang yang meminta upah dari mereka atas hal tersebut barang sedikit pun. sehingga mereka dibebani dengan utang? (Ath-Thur: 40) Yakni pada kenyataannya sebaliknya hal sekecil apa pun yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka mereka mengecamnya dan hal tersebut dianggap mereka memberatkan mereka.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah swt bertanya kepada mereka, perlukah Muhammad saw meminta upah kepada orang-orang musyrik, sedangkan dia diutus Allah swt kepada mereka untuk mengajak, mengesakan Tuhan dan taat kepada-Nya? Andaikata demikian, tidaklah upah yang diminta Muhammad saw itu memberatkan beban mereka sehingga mereka tidak dapat memenuhi seruan Muhammad? Pertanyaan ini mematahkan tuduhan mereka, apalagi jika Nabi Muhammad meminta upah kepada mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Ataukah kamu meminta upah kepada mereka ketika kamu menyampaikan risalah, sehingga mereka dibebani dengan utang?

Surah Ath-Thur Ayat 41
أَمْ عِنْدَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُونَ

Terjemahan: “Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya?

Tafsir Jalalain: َأَمْ عِنْدَهُمُ الْغَيْبُ (Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib) mengetahui hal yang gaib فَهُمْ يَكْتُبُونَ (lalu mereka menuliskannya?) sehingga mereka mampu untuk menentang Nabi saw dalam masalah hari berbangkit dan perkara-perkara akhirat sesuai dengan dugaan mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib, lalu mereka menuliskannya? (Ath-Thur: 41) Duduk perkara yang sebenarnya tidaklah demikian, karena sesungguhnya tiada seorang pun dari penduduk langit dan penduduk bumi yang mengetahui hal-hal yang gaib selain Allah subhanahu wa ta’ala Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu, merekalah yang kena tipu daya.

Tafsir Kemenag: Selanjutnya dalam ayat ini Allah bertanya kepada mereka apakah mereka mempunyai ilmu gaib yang tidak diketahui manusia, yang mereka tulis untuk keperluan manusia? Kemudian mereka memberitahukannya kepada manusia semau mereka? Tidaklah mungkin mereka mempunyai ilmu gaib karena tidak ada yang mengetahui kegaiban langit dan bumi kecuali Allah.

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 22; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Qatadah berkata, ayat ini merupakan jawaban terhadap perkataan mereka bahwa mereka menunggu perputaran masa (kematian Muhammad sebelum mereka). Maka Allah menegaskan, apakah ada pada mereka pengetahuan tentang yang gaib sehingga mereka mengetahui bahwa Muhammad saw akan wafat sebelum mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Ataukah mereka mempunyai pengetahuan tentang yang gaib, sehingga mereka dapat menuliskannya sebagaimana yang mereka kehendaki?

Surah Ath-Thur Ayat 42
أَمۡ يُرِيدُونَ كَيۡدًا فَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ هُمُ ٱلۡمَكِيدُونَ

Terjemahan: “Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya.

Tafsir Jalalain: أَمۡ يُرِيدُونَ كَيۡدًا (Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya?) terhadap dirimu dengan maksud untuk membinasakan dirimu, sewaktu mereka berkumpul di Darunnadwah. فَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ هُمُ ٱلۡمَكِيدُونَ (Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya) maksudnya, merekalah yang kalah dan binasa. Allah memelihara nabi dari ulah mereka, kemudian Dia membinasakan mereka dalam perang Badar.

Tafsir Ibnu Katsir: Duduk perkara yang sebenarnya tidaklah demikian, karena sesungguhnya tiada seorang pun dari penduduk langit dan penduduk bumi yang mengetahui hal-hal yang gaib selain Allah subhanahu wa ta’ala Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu, merekalah yang kena tipu daya. (Ath-Thur: 42)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman bahwa ataukah mereka bermaksud dengan perkataan mereka yang ditujukan terhadap diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan agama yang dibawanya untuk memperdaya manusia, dan mendiskreditkan Rasul beserta para sahabatnya.

Tafsir Kemenag: Kemudian dalam ayat ini Allah swt berkata kepada mereka apakah mereka (orang-orang musyrik) hendak menipu manusia dan Rasul dengan perkataan mereka tentang rasul dan agama? Kalau memang ini yang mereka kehendaki, maka tipu daya mereka akan kembali kepada mereka sendiri.

Tafsir Quraish Shihab: Ataukah mereka ingin melakukan tipu daya dan menyalahkan pesan-pesan sucimu? Maka sesungguhnya orang-orang kafir itulah yang akan tertimpa tipu daya.

Surah Ath-Thur Ayat 43
أَمۡ لَهُمۡ إِلَٰهٌ غَيۡرُ ٱللَّهِ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِكُونَ

Terjemahan: “Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Tafsir Jalalain: أَمۡ لَهُمۡ إِلَٰهٌ غَيۡرُ ٱللَّهِ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِكُونَ (Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”) yakni berhala-berhala yang mereka persekutukan dengan-Nya. Kata tanya dengan memakai lafal Am pada ayat ini dan ayat-ayat sebelumnya mengandung makna memburuk-burukkan dan mencela perbuatan mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka silakan mereka melancarkan tipu dayanya, karena sesungguhnya akibat dari tipu daya mereka itu justru akan berbalik menimpa diri mereka sendiri; orang-orang kafirlah yang justru teperdaya. Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Ath-Thur: 43) Ini merupakan keingkaran yang keras ditujukan kepada orang-orang musyrik karena mereka menyembah berhala dan tandingan-tandingan bersama Allah.

Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menyucikan diri-Nya Yang Mahamulia dari apa yang dikatakan dan dibuat-buat oleh orang-orang musyrik itu, untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Ath-Thur: 43).

Tafsir Kemenag: Selanjutnya, pada ayat ini Allah berkata kepada mereka, apakah mereka mempunyai Tuhan selain Allah yang membantu dan menghindarkan mereka dari siksa Allah swt. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan dan dari yang mereka sembah selain Dia.

Pertanyaan-pertanyaan ini adalah menyinggung orang-orang kafir untuk menemukan jawaban yang benar yang didasarkan pada akal sehat. Ini merupakan kecaman keras kepada orang-orang musyrik, terhadap penyembahan mereka kepada berhala sebagai yang dipersekutukan mereka terhadap Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Ataukah mereka memiliki sesembahan selain Allah yang dapat menahan mereka dari azab Allah. Mahasuci Allah dari segala yang mereka sekutukan.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Ath-Thur Ayat 35-43 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S