Surah Muhammad 32-35; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Muhammad Ayat 32-35

Pecihitam.org – Kandungan Surah Muhammad Ayat 32-35 ini, Allah meminta orang-orang yang beriman, bila perintah melaksanakan jihad sudah dikeluarkan dan mereka mengetahui bahwa Allah pasti menolong orang-orang yang beriman, mereka harus merasa kuat, tidak patah semangat, dan sekali-kali tidak mengajak musuh untuk berdamai.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mereka adalah orang-orang yang percaya bahwa umat Islam yang akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah. Allah tetap bersama mereka dan tidak akan mengurangi pahala mereka sedikit pun.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Muhammad Ayat 32-35

Surah Muhammad Ayat 32
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَشَآقُّواْ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡهُدَىٰ لَن يَضُرُّواْ ٱللَّهَ شَيۡـًٔا وَسَيُحۡبِطُ أَعۡمَٰلَهُمۡ

Terjemahan: “Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka.

Tafsir Jalalain: إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ (Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalang-halangi jalan Allah) jalan yang hak وَشَآقُّواْ ٱلرَّسُولَ (dan memusuhi rasul) atau menentangnya مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ (setelah petunjuk itu jelas bagi mereka) yang dimaksud petunjuk adalah jalan Allah tadi ٱلۡهُدَىٰ لَن يَضُرُّواْ ٱللَّهَ شَيۡـًٔا وَسَيُحۡبِطُ أَعۡمَٰلَهُمۡ (mereka tidak dapat memberi mudarat kepada Allah sedikit pun.

Dan Allah akan menghapuskan amal mereka) seperti sedekah dan lain-lainnya, yaitu pahalanya. Di akhirat kelak mereka tidak akan dapat melihat pahalanya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang kafir yang terlibat dalam perang Badar, atau orang-orang kafir Bani Quraizhah dan Bani Nadhir.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah bercerita tentang orang-orang kafir yang menghalang-halangi dari jalan Allah serta menentang dan merintangi Rasul, juga murtad dari keimanan setelah jelas petunjuk baginya, bahwa ia tidak dapat memberi mudlarat [bahaya] sedikitpun kepada Allah. Ia hanya akan memberi mudlarat kepada dirinya sendiri dan menjadikannya merugi pada hari kembalinya (hari kiamat), dan Allah akan menghapus amal perbuatannya.

Oleh karena itu Dia tidak akan memberikan balasan atas semua amal yang diakhiri dengan kemurtadan dan tidak pula dibalas kebaikannya meski hanya seberat nyamuk. Tetapi Allah menggugurkan dan menghilangkan semuanya, sebagaimana semua kebaikan akan menghilangkan semua kejahatan.

Imam Muhammad bin Nashr al-Marwazi meriwAyatkan dalam kitab ash-Shalaat, dari Abul ‘Aliyah, ia bercerita: “Bahwa para shahabat Rasulullah saw. pernah berpendapat bahwa seseorang yang mengucapkan ‘Laa ilaaHa illallaaH (tidak ada Ilah yang haq selain Allah)’ tidak akan dapat dicelakan oleh suatu dosa, sebagaimana tidak bermanfaat amal yang disertai dengan kemusyrikan. Lalu turunlah Ayat:

(“Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan [pahala] amal-amalmu.”) takutlah kalian akan dosa-dosa yang akan menghapus amal perbuatan.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang mengingkari keesaan Allah, menghalang-halangi manusia memeluk agama-Nya yang dibawa oleh Nabi Muhammad, menentang dan memeranginya setelah dikemukakan kepada mereka bukti-bukti yang kuat, maka segala tindakan mereka itu tidak akan menimbulkan mudarat kepada Allah dan kepada perkembangan agama-Nya karena Allah Mahakuasa dan kehendak-Nya pasti terlaksana.

Dia menolong Rasul-Nya di dunia dan mengazab setiap orang yang menentang-Nya. Di akhirat segala usaha mereka itu tidak akan berhasil sedikit pun. “Orang yang menghalang-halangi manusia di jalan Allah” yang disebutkan dalam Ayat ini maksudnya ialah orang-orang yang menghalangi orang lain masuk Islam dengan berbagai macam cara. Dapat juga berarti orang yang berusaha menghancurkan Islam dan kaum Muslimin, baik dengan terang-terangan maupun dengan sembunyi-sembunyi.

Baca Juga:  Surah Al Baqarah Ayat 166-171; Tafsir dan Terjemahannya

Diriwayatkan bahwa Ayat ini turun berhubungan dengan orang-orang Yahudi dari Bani Quraidzah dan Bani Nadhir. Mereka menghalang-halangi manusia menganut agama Allah setelah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata yang terdapat dalam Taurat dan mukjizat-mukjizat yang dikemukakan Rasulullah.

Tindakan mereka itu tidak akan bermanfaat sedikit pun terhadap rencana dan kehendak Allah, tetapi malahan akan menghancurkan diri mereka sendiri, dengan kegagalan semua usaha mereka, dan azab yang mereka terima di akhirat.

Ayat ini juga berhubungan dengan orang-orang Yahudi yang menghalang-halangi Bani Sa’ad yang telah menganut agama Islam, lalu mereka mengadukan hal itu kepada Nabi Muhammad. Beliau menjawab pengaduan itu dengan Ayat ini, yang menyatakan bahwa tindakan orang-orang Yahudi itu tidak akan memberi mudarat kepada Allah, tetapi akan merugikan diri mereka sendiri.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi manusia dari jalan Allah serta memusuhi rasul dengan congkak dan keras hati setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak akan dapat memberi mudarat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan menghapus semua amal perbuatan mereka.

Surah Muhammad Ayat 33
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَلَا تُبۡطِلُوٓاْ أَعۡمَٰلَكُمۡ

Terjemahan: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.

Tafsir Jalalain: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَلَا تُبۡطِلُوٓاْ أَعۡمَٰلَكُمۡ (Hai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan janganlah kalian merusakkan amal-amal kalian) dengan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat, umpamanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian, Allah menyuruh hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa taat kepada-Nya dan juga Rasul-Nya yang mana hal itu merupakan bentuk kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. Dia melarang mereka untuk murtad yang mana hal itu akan menjadi penghapus semua amal perbuatan.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman: وَلَا تُبۡطِلُوٓاْ أَعۡمَٰلَكُمۡ (“Dan janganlah kamu merusakkan [pahala] amal-amalmu.”) yakni dengan kemurtadan.

Tafsir Kemenag: Dalam Ayat ini, Allah meminta orang-orang yang beriman agar taat kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya serta tidak menghiraukan sikap dan tindakan orang-orang kafir. Mereka hendaknya beriman, mengakui keesaan dan kekuasaan Allah yang memiliki sifat-sifat yang sempurna, menaati perintah-Nya, melaksanakan ajaran-Nya, dan tidak melanggar perintah-Nya yang menyebabkan hilangnya pahala amal yang mereka kerjakan.

Menurut Abu al-‘Aliyah, “Semula para sahabat berpendapat bahwa tidak ada satu dosa pun yang dapat merusak ikrar seseorang bahwa “tidak ada Tuhan selain Allah”, sebagaimana tidak ada manfaat sesuatu amal yang didasarkan kepada syirik sampai Ayat ini turun.

Setelah turunnya Ayat ini, para sahabat merasa khawatir, kalau-kalau amal-amal mereka akan batal karena suatu perbuatan dosa.” Ibnu ‘Umar berkata, “Kami semua sahabat Rasulullah saw berpendapat bahwa perbuatan baik akan diterima Allah sampai turunnya Ayat ini.

Setelah Ayat ini turun, kami bertanya, ‘Apa sajakah yang membatalkan pahala amal-amal kami? Maka Rasulullah menjawab, ‘Dosa besar, perbuatan jahat, dan perbuatan keji. Setelah itu apabila salah seorang kami berbuat dosa (zina) yang disebutkan itu, kami berkata,

‘Sesungguhnya telah terhapus pahala amalnya, sampai turun Ayat yang artinya, ‘Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang mempersekutukan-Nya, tetapi mengampuni selain dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Setelah itu kami tidak membicarakan tentang hal itu lagi.”

Baca Juga:  Surah Muhammad Ayat 10-13; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ada ahli tafsir yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan taat kepada Allah ialah mengamalkan isi Al-Qur’an. Sedangkan yang dimaksud dengan taat kepada Rasul ialah mengikuti dan melaksanakan semua perintah dan larangan yang terkandung dalam hadis-hadis beliau.

Tafsir Quraish Shihab: Kalau Kami menghendaki, niscaya Kami menunjukkan mereka kepadamu, Muhammad, agar kamu dapat mengenal mereka melalui tanda-tanda yang Kami buat. Dan Aku bersumpah bahwa kamu benar-benar akan mengetahui mereka dari gaya bicara mereka. Allah mengetahui hakikat perbuatan kalian.

Surah Muhammad Ayat 34
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ مَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٌ فَلَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَهُمۡ

Terjemahan: “Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka.

Tafsir Jalalain: إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ (Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi jalan Allah) tuntunan-Nya, yaitu jalan petunjuk ثُمَّ مَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٌ فَلَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَهُمۡ (kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka) Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang kafir yang dikubur di Al-Qulaib, seusai perang Badar.

Tafsir Ibnu Katsir: Oleh karena itu Dia berfirman: إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ مَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٌ فَلَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَهُمۡ (“Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi [manusia] dari jalan Allah, kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-sekali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka.”) yang demikian itu sama halnya dengan firman Allah dalam surat yang lain:

innallaaHa laa yaghfiru ayyusyraka biHii wa yaghfiru maa duuna dzaalika limay yasyaa-u (“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni segala macam dosa selain dari itu bagi siapa yang Dia kehendaki.”)(an-Nisaa’: 48).

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa orang yang mengingkari kekuasaan dan keesaan Allah, mengingkari seruan rasul-Nya, menghalang-halangi manusia dari jalan-Nya, kemudian ia mati dalam keadaan kafir, maka Allah sekali-kali tidak akan mengampuni dosa-dosanya karena pintu tobat dan ampunan Allah hanya ada sewaktu masih hidup di dunia. Jika seseorang telah mati, maka semuanya telah tertutup baginya.

Sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa Ayat ini diturunkan berhubungan dengan orang-orang kafir yang mati dalam Perang Badar yang dikubur dalam sebuah sumur. Lepas dari benar atau tidaknya pendapat itu, Ayat ini berlaku bagi semua orang di mana dan kapan pun, bahwa setiap orang yang mati dalam keadaan kafir, tidak akan diampuni Allah dosa-dosanya.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi orang lain untuk memeluk Islam lalu mati dalam keadaan kafir, maka Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka.

Surah Muhammad Ayat 35
فَلَا تَهِنُواْ وَتَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلسَّلۡمِ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ وَٱللَّهُ مَعَكُمۡ وَلَن يَتِرَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ

Terjemahan: “Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.

Tafsir Jalalain: فَلَا تَهِنُواْ (Janganlah kalian lemah) merasa lemah وَتَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلسَّلۡمِ (dan minta damai) dapat dibaca As-Salmi atau As-Silmi, artinya damai bersama dengan orang-orang kafir bila kalian bertemu dengan mereka dalam perang وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ (padahal kalianlah yang di atas) lafal Al-A’launa asalnya adalah Al-A’lawuuna, kemudian Wawu Lam Fi’ilnya dibuang sehingga jadilah Al-A’launa, artinya, yang menang dan yang mengalahkan.

Baca Juga:  Surah Muhammad Ayat 29-31; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَٱللَّهُ مَعَكُمۡ (dan Allah pun beserta kalian) yakni bantuan dan pertolongan-Nya وَلَن يَتِرَكُمۡ (dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi) Allah tidak akan mengurangi kalian أَعۡمَٰلَكُمۡ (amal-amal kalian) pahala amal-amal kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman kepada hamba-hamba-Nya yang beriman: فَلَا تَهِنُواْ (“Janganlah kamu lemah”) maksudnya lemah menghadapi musuh. وَتَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلسَّلۡمِ (“Dan meminta damai”) maksudnya perdamaian dan rekonsiliasi serta gencatan senjata antara kalian dengan orang-orang kafir pada saat kalian berada dalam puncak kekuatan dan jumlah kalian yang melimpah.

Oleh karena itu Dia berfirman: َلَا تَهِنُواْ وَتَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلسَّلۡمِ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ (“Janganlah kamu lemah dan meminta damai, padahal kamulah yang di atas.”) yakni pada saat kalian berada di atas musuh-musuh kalian. Adapun jika pada kaum kafir memiliki kekuatan dan jumlah yang banyak dibandingkan dengan seluruh kaum muslimin, dan sang imam [pemimpin] pun melihat perlunya di adakan perdamaian dan perjanjian, maka ia boleh melakukan hal tersebut.

Yang demikian itu sama seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw. ketika beliau dihalang-halangi oleh orang-orang kafir Quraisy untuk masuk ke kota Makkah. Lalu mereka mengajak beliau mengadakan perjanjian perdamaian dan melakukan gencatan senjata antara mereka dengan beliau selam sepuluh tahun. Maka Rasulullah saw. pun memenuhi tawaran tersebut.

Firman Allah: وَٱللَّهُ مَعَكُمۡ (“Dan Allah pun bersamamu.”) di dalamnya terdapat berita gembira yang cukup besar, yaitu berita tentang kemenangan dan keberuntungan atas musuh-musuh. َلَن يَتِرَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ (“Dan Dia sekali-sekali tidak akan mengurangi [pahala] amal-amal kalian.”) maksudnya Dia tidak akan pernah menghapus dan menghilangkan sedikitpun dari amal perbuatan kalian, tetapi Dia justru akan membalas kamu dengan pahalanya, tanpa dikurangi sedikitpun darinya. wallaaHu a’lam.

Tafsir Kemenag: Dalam Ayat ini, Allah meminta orang-orang yang beriman, bila perintah melaksanakan jihad sudah dikeluarkan dan mereka mengetahui bahwa Allah pasti menolong orang-orang yang beriman, mereka harus merasa kuat, tidak patah semangat, dan sekali-kali tidak mengajak musuh untuk berdamai. Mereka adalah orang-orang yang percaya bahwa umat Islam yang akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah.

Allah tetap bersama mereka dan tidak akan mengurangi pahala mereka sedikit pun. Allah tidak akan bersama orang kafir, apalagi menolong mereka, karena mereka sebenarnya adalah makhluk Allah yang merendahkan derajatnya sendiri.

Tafsir Quraish Shihab: Janganlah kalian lemah dalam menghadapi musuh, dan jangan mengajak mereka berdamai karena alasan takut kepada mereka, padahal kalian lebih tinggi dan akan menang dengan kekuatan iman. Allah selalu membela kalian dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal perbuatan kalian.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Muhammad Ayat 32-35 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S