Surah Az-Zumar Ayat 32-35; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Az-Zumar Ayat 32-35

Pecihitam.org – Kandungan Surah Az-Zumar Ayat 32-35 ini, menerangkan bahwa tidak ada orang yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah, dengan mengadakan sesembahan yang lain, atau mengatakan bahwa para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mereka juga mendustakan kebenaran Al-Qur’an yang dibawa oleh Nabi Muhammad, yang mengajak kepada ketauhidan, melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan memberitahu akan datangnya hari kebangkitan dan pembalasan.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Az-Zumar Ayat 32-35

Surah Az-Zumar Ayat 32
فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى ٱللَّهِ وَكَذَّبَ بِٱلصِّدۡقِ إِذۡ جَآءَهُۥٓ أَلَيۡسَ فِى جَهَنَّمَ مَثۡوًى لِّلۡكَٰفِرِينَ

Terjemahan: “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?

Tafsir Jalalain: فَمَنۡ (Maka siapakah) artinya, tiada seorang pun أَظۡلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى ٱللَّهِ (yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah) dengan cara menisbatkan kepada-Nya mempunyai sekutu dan anak وَكَذَّبَ بِٱلصِّدۡقِ (dan mendustakan kebenaran) Alquran إِذۡ جَآءَهُۥٓ أَلَيۡسَ فِى جَهَنَّمَ مَثۡوًى (ketika datang kepadanya. Bukankah di neraka Jahanam tersedia tempat tinggal) yakni tempat menetap لِّلۡكَٰفِرِينَ (bagi orang-orang yang kafir?) tentu saja disediakan.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman yang ditujukan kepada orang-orang musyrik yang mengada-ada tentang Allah, menjadikan ilah-ilah lain selain Allah, mengklaim bahwa Allah adalah anak-anak perempuan Allah dan menjadikannya sebagai anak Allah.

Maha tinggi Allah dengan setinggi-tingginya dan sebesar-besarnya dari semua itu. Meski demikian mereka mendustakan kebenaran ketika kebenaran itu datang kepada mereka melalui lisan-lisan para Rasul Allah.

فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى ٱللَّهِ وَكَذَّبَ بِٱلصِّدۡقِ إِذۡ جَآءَهُۥٓ (“Maka siapakah yang lebih dhalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya?”) yaitu tidak ada seorang pun yang lebih dhalim dari orang ini, karena dia telah menghimpun antara dua sisi kebathilan, yaitu berdusta atas Allah dan mendustakan Rasulullah saw. mereka mengatakan kebathilan dan menolak kebenaran.

أَلَيۡسَ فِى جَهَنَّمَ مَثۡوًى لِّلۡكَٰفِرِينَ (“Bukankah di neraka jahanam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang kafir?”) mereka adalah orang-orang yang menentang dan mendustakan.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa tidak ada orang yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah, dengan mengadakan sesembahan yang lain, atau mengatakan bahwa para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. Mereka juga mendustakan kebenaran Al-Qur’an yang dibawa oleh Nabi Muhammad, yang mengajak kepada ketauhidan, melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan memberitahu akan datangnya hari kebangkitan dan pembalasan.

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 26-28; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mereka bersikap mendustakan justru ketika kebenaran datang kepada mereka, seolah-olah mereka menutup akal dan pancaindra untuk mengadakan penyelidikan atau membedakan mana yang hak dan yang batil seperti yang dilakukan oleh manusia yang sadar dan wajar. Semua itu timbul karena sifat kesombongan dan keangkuhan.

Oleh karena itu, Allah menyampaikan ancaman yang keras dalam bentuk pertanyaan, “Bukankah di neraka Jahanam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?” Cara menyampaikan ancaman dengan bentuk pertanyaan itu sering dijumpai dalam Al-Qur’an, karena faedahnya besar sekali bagi mereka yang sedang mencari kebenaran.

Pertanyaan itu menimbulkan kejutan atau paling sedikit perhatian bagi mereka yang lengah dan lalai. Sesuai dengan sunatullah, setelah menyampaikan ancaman terhadap orang-orang kafir, Allah lalu memberi kabar gembira dan pujian kepada Nabi Muhammad dan para sahabat serta pengikutnya yang selalu bertakwa kepada-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Tak ada yang lebih zalim daripada orang yang menyandangkan sesuatu yang tidak pantas kepada Allah dan orang yang mengingkari kebenaran saat datang kepadanya melalui para rasul, tanpa memikirkan dan merenungkannya. Bukankah dalam neraka jahanam terdapat tempat yang abadi bagi orang-orang kafir yang tertipu sehingga berani menentang Allah?

Surah Az-Zumar Ayat 33
وَٱلَّذِى جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ

Terjemahan: “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Tafsir Jalalain: وَٱلَّذِى جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ (Dan orang yang membawa kebenaran) yaitu Nabi saw. وَصَدَّقَ بِهِ (dan membenarkannya) orang-orang mukmin. Lafal Al-Ladzii di sini bermakna Al-Ladziina, yakni jamak أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ (mereka itulah orang-orang yang bertakwa) maksudnya, yang menghindarkan diri dari kemusyrikan.

Tafsir Ibnu Katsir: وَٱلَّذِى جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِ (“Dan orang yang membawa kebenaran [Muhammad] dan membenarkannya.”) Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata: وَٱلَّذِى جَآءَ بِٱلصِّدۡق; (“Dan orang yang membawa kebenaran”) adalah Rasulullah saw.; وَصَدَّقَ بِهِۦٓ (“dan membenarkannya”) adalah orang-orang Islam.

أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ (“Mereka itulah orang-orang yang bertakwa”) Ibnu Abbas berkata: “Mereka takut kepada kesyirikan.”

Tafsir Kemenag: Adapun orang yang membawa kebenaran yaitu Muhammad saw dan orang-orang yang membenarkannya, yaitu para sahabat dan pengikutnya sampai hari Kiamat. Mereka selalu bertakwa kepada Allah, tidak menyembah patung dan berhala, selalu menunaikan kewajiban syariat, dan melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar sambil mengharapkan pahala dan menghindari azab-Nya. Mereka itulah yang dimaksudkan golongan orang-orang yang bertakwa.

Tafsir Quraish Shihab: Orang yang membawa kebenaran dan mempercayainya saat kebenaran itu datang, merekalah orang-orang yang bertakwa, dan bukan orang lain.

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 47-48; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Az-Zumar Ayat 34
لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمۡ ذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Terjemahan: “Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik,

Tafsir Jalalain: لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمۡ ذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik) untuk diri mereka sendiri, berkat keimanan mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: هُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمۡ (“Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka.”) yaitu di dalam surga, kapan saja mereka minta, mereka akan mendapatkannya. ذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ( Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik,)

Tafsir Kemenag: Allah membuat suatu perumpamaan untuk menjelaskan perbedaan antara syirik dengan tauhid. Untuk itu Allah mengumpamakan dua orang budak. Budak yang satu dimiliki oleh beberapa orang tuan, mereka berserikat dalam kepemilikannya. Sedang budak yang lain hanya dimiliki oleh seorang tuan saja, tidak ada orang lain yang memilikinya.

Pada suatu saat budak pertama mendapat perintah dari tuan-tuannya itu dengan perintah yang berbeda-beda, seperti tuan pertama memerintahkan membersihkan pekarangan rumahnya, tuan yang kedua menyuruh mencangkul kebunnya, tuan yang ketiga menyuruh membersihkan rumahnya dan sebagainya.

Perintah ini diberikan pada saat yang sama. Perintah tuan yang manakah yang harus dikerjakan oleh budak tersebut? Tidak mungkin budak itu melaksanakan tiap-tiap perintah dari tuan-tuannya itu dalam waktu yang sama. Demikianlah seterusnya sehingga budak itu selalu kebingungan dalam menaati perintah-perintah dari masing-masing tuannya.

Adapun budak yang kedua yang hanya dimiliki oleh seorang tuan, ia dapat melaksanakan perintah tuannya dengan baik, ia tidak akan bingung dalam melaksanakan perintah itu, dan tuannya pun berlega hati karena budaknya itu dapat melaksanakan perintahnya dengan baik. Samakah keadaan kedua budak tersebut dan sama pulakah keadaan tuan dari masing-masing budak itu? Demikianlah halnya dengan orang yang beragama tauhid dan orang yang beragama syirik.

Orang yang beragama tauhid tidak pernah bingung dalam melaksanakan perintah dan larangan dari Tuhannya, karena perintah dan larangan itu bersumber dari Yang Maha Esa. Seorang yang beragama syirik selalu dalam keadaan bingung, perintah tuhannya yang manakah yang akan diikutinya. Sebaliknya orang yang beragama tauhid hanya menyembah Tuhan Yang Esa, sedang orang yang beragama syirik selalu bingung, tuhan yang manakah yang lebih patut disembah dari tuhan-tuhan yang lain.

Setelah menerangkan kesesatan syirik, Allah menegaskan bahwa segala puji hanyalah untuk-Nya, tidak untuk yang lain. Hanya Dia sajalah yang berhak disembah, tetapi kebanyakan manusia tidak mau mengetahuinya.

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 133-135; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang bertakwa itu akan memperoleh apa saja yang mereka sukai di sisi Tuhannya. Karunia itu merupakan balasan bagi setiap orang yang berbuat baik, benar akidah dan amal perbuatannya.

Surah Az-Zumar Ayat 35
لِيُكَفِّرَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ أَسۡوَأَ ٱلَّذِى عَمِلُواْ وَيَجۡزِيَهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ ٱلَّذِى كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Terjemahan: “agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Tafsir Jalalain: لِيُكَفِّرَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ أَسۡوَأَ ٱلَّذِى عَمِلُواْ وَيَجۡزِيَهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ ٱلَّذِى كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (Agar Allah menutupi mengampuni bagi mereka perbuatan buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang baik dari apa yang telah mereka kerjakan) lafal Aswa-a dan Ahsana bermakna As-Sayyi dan Al-Hasan.

Tafsir Ibnu Katsir: لِيُكَفِّرَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ أَسۡوَأَ ٱلَّذِى عَمِلُواْ وَيَجۡزِيَهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ ٱلَّذِى كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (“Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik, agar Allah akan menutupi [mengampuni] bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”) sebagaimana Allah berfiman di dalam ayat yang lain.

Tafsir Kemenag: Semua rahmat, pahala, dan karunia dilimpahkan Allah kepada mereka. Allah juga mengampuni perbuatan yang paling buruk yang pernah mereka kerjakan di dunia. Allah tidak membalas dosa-dosa dan kesalahan mereka dengan azab, bahkan menutupi dosa dan perbuatan mereka yang buruk itu dan membalas dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Dalam ayat ini didahulukan ampunan dosa daripada pemberian pahala, karena seseorang yang diampuni dosanya telah merasakan ketenangan. Lagi pula, ampunan Allah lebih luas daripada dosa hamba-hamba-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Allah memuliakan orang-orang yang bertakwa dengan kemuliaan yang layak, yaitu dengan mengampuni perbuatan terburuk mereka dan membalas kebaikan mereka di dunia dengan balasan yang lebih baik.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Az-Zumar Ayat 32-35 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S