Surah Hud Ayat 40; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Hud Ayat 40

Pecihitam.org – Kandungan Surah Hud Ayat 40 ini masih lanjutan Kisah Nabi Nuh as. Yaitu, saat setelah pembuatan bahtera Nuh selesai, dengan perintah Allah menyemburlah air dari perut bumi dan tercurah hujan lebat dari langit.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Air pun membanjiri seluruh tempat dan bahtera itu pun mengapung di atas air. Nabi Nuh dan orang-orang mukmin menaiki bahtera itu agar terbebas dari gelombang air yang dahsyat.

Demikian pul, demi menyelamatkan generasi binatang-binatang, Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar membawa sepasang dari setiap jenis binatang itu ke dalam bahtera.

Keluarga Nabi Nuh yang beriman semua masuk ke dalam kapal itu, namun, isteri dan putra beliau yang bernama Kan’an tidak bisa menaiki bahtera itu karena mereka menolak untuk beriman.

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Hud Ayat 40

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ ۚ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ

Terjemahan: Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman”. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.

Tafsir Jalalain: حَتَّىٰ (Hingga) mengisahkan batas pembuatan bahtera إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا (apabila perintah Kami datang) yang membinasakan mereka وَفَارَ التَّنُّورُ (dan dapur telah memancarkan air) yang dimaksud adalah dapur pemanggangan roti, hal itu merupakan pertanda bagi Nabi Nuh.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 88; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا (Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalam bahtera itu) ke dalam perahu itu مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ (dari masing-masing binatang sepasang) yaitu jenis jantan dan betina dari semua jenis binatang اثْنَيْنِ (yaitu sejodoh) jantan dan betina. Lafal اثْنَيْنِ ini berkedudukan menjadi maf’ul atau objek.

Dan disebutkan di dalam kisah Nabi Nuh, bahwasanya Allah SWT mengumpulkan kepada Nabi Nuh semua binatang buas dan semua jenis unggas atau burung.

Kemudian Nabi Nuh a.s. memukulkan tangannya kepada setiap jenis binatang itu; maka tangan kanannya mengenai jenis jantan sedangkan tangan kirinya mengenai jenis betina, lalu ia memuatkannya ke dalam perahu

وَأَهْلَكَ (dan keluargamu) yaitu istri dan anak-anaknya إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ (kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya) di antara keluargamu yang sudah dipastikan akan binasa, yaitu anaknya yang bernama Kan’an dan istrinya.

Sedangkan Sam, Ham, dan Yafits dibawa oleh Nabi Nuh ke dalam bahtera berikut istri-istri mereka yang berjumlah tiga orang

وَمَنْ آمَنَ ۚ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ (dan muatkan pula orang-orang yang beriman.” Dan tidak beriman terhadap Nabi Nuh itu melainkan sedikit). Dikatakan, bahwa jumlah mereka yang beriman itu hanya ada enam orang lelaki dan istri-istri mereka.

Menurut pendapat yang lain dikatakan, bahwa jumlah orang-orang yang termuat di dalam bahtera itu ada delapan puluh orang; separuh di antara mereka terdiri dari kaum laki-laki sedangkan separuh yang lainnya terdiri dari kaum wanita.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 64-68; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Ini adalah janji Allah kepada Nuh as, ketika datang perintah Allah yang berupa hujan secara terus-menerus dan sumber air yang tiada henti dan tidak surut, bahkan sebagaimana Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan.” (QS. Al-Qamar: 11-12)

Adapun firman-Nya: وَفَارَ التَّنُّورُ (Dan dapur telah memancarkan air) dari Ibnu Abbas bahwa [arti] “التَّنُّورُ” adalah permukaan bumi. Maksudnya bahwa di bumi itu terjadi mata air-mata air yang bergolak, sehingga air itu memancar dari dapur-dapur, yaitu tempat-tempat api yang berubah menjadi mata air. Ini adalah perkataan sebagian besar ulama salaf dan khalaf.

Maka, pada waktu itulah Allah Ta’ala memerintahkan Nuh as. agar beliau membawa dalam perahu itu sepasang-sepasang dari berbagai macam makhluk yang bernyawa. Pendapat lain mengatakan, juga termasuk tumbuh-tumbuhan dari jenis jantan dan betina.

Firman-Nya: وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ (Dan keluargamu, kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya) Maksudnya, dan bawalah keluargamu ke dalamnya, mereka adalah keluarganya dan kerabatnya, kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan baginya untuk tidak beriman kepada Allah, di antara mereka adalah anaknya yang mengasingkan diri serta isteri Nuh yang kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 85-86; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Dan firman-Nya: وَمَنْ آمَنَ (Dan [muatkan pula] orang-orang yang beriman) Maksudnya, dari kaummu. وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ (Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit)

Maksudnya, sekelompok kecil saja, sedangkan waktu (zaman) dan keberadaannya bersama mereka sangatlah panjang, yaitu seribu tahun kurang lima puluh tahun.

Satu riwayat dari Ibnu Abbas: “Mereka adalah (berjumlah) delapan puluh orang, termasuk wanitanya.”

Tafsir Quraish Shihab: Hingga ketika telah tiba waktu pelaksanaan perintah Kami untuk membinasakan mereka, datanglah air bah yang menggelegak dan berbuih, seperti air yang mendidih dipanggang api.

Kami katakan kepada Nuh; “Angkutlah bersamamu di dalam bahtera pelbagai ragam binatang, masing-masing pejantan dan betinanya. Muatilah dengan seluruh keluargamu, kecuali yang telah Kami putuskan untuk dibinasakan. Muatilah pula bahtera itu dengan kaummu yang beriman, yang hanya segelintir itu.”

Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Hud Ayat 40 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S