Surah Hud Ayat 9-11; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Hud Ayat 9-11

Pecihitam.org – Kandungan Surah Hud Ayat 9-11 ini Allah mengabarkan tentang manusia dan sifat-sifat tercela yang terdapat dalam diri mereka, kecuali orang yang dirahmati Allah di antara hamba-hamba-Nya. Yaitu ketika kenikmatan yang mereka miliki terlepas dari tangan, mereka akan bersedih dan berputus asa. Sebaliknya, bila mereka mendapatkan nikmat itu kembali, mereka akan menjadi sombong.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Hud Ayat 9-11

Surah Hud Ayat 9
وَلَئِنْ أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ

Terjemahan: Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.

Tafsir Jalalain: وَلَئِنْ أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ (Dan jika Kami rasakan kepada manusia) yang kafir مِنَّا رَحْمَةً (suatu rahmat dari Kami) yaitu berupa kekayaan dan kesehatan

ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ (kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya pastilah dia menjadi putus asa) merasa putus asa dari rahmat Allah كَفُورٌ (lagi tidak berterima kasih) sangat mengingkari-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah mengabarkan tentang manusia dan sifat-sifat tercela yang terdapat dalam diri mereka, kecuali orang yang dirahmati Allah di antara hamba-hamba-Nya.

Yaitu, mereka yang jika tertimpa bencana setelah mendapatkan nikmat, niscaya mereka berputus asa untuk mendapatkan kebaikan pada masa yang akan datang, serta ingkar terhadap keadaan yang telah berlalu, seakan-akan mereka tidak pernah melihat kebaikan dan setelah itu mereka tidak mengharap untuk memperoleh keberuntungan.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya di antara watak manusia adalah bahwa ia selalu dikuasai oleh keadaan yang sedang terjadi pada dirinya. Bilamana mereka Kami berikan sebagian nikmat–karena rahmat Kami–seperti nikmat kesehatan dan keluasan rezeki, kemudian Kami cabut nikmat-nikmat itu sesuai kebijakan Kami, serta merta mereka merasa sangat putus asa untuk mendapatkan nikmat-nikmat itu kembali dan, dalam waktu yang sama, mereka tidak bersyukur atas nikmat-nikmat lain yang masih mereka rasakan.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 112-113; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Surah Hud Ayat 10
وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ نَعْمَاءَ بَعْدَ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي ۚ إِنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُورٌ

Terjemahan: Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: “Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku”; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga,

Tafsir Jalalain: وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ نَعْمَاءَ بَعْدَ ضَرَّاءَ (Dan jika kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana) kemiskinan dan kesengsaraan مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ (yang menimpanya, niscaya dia akan berkata;

“Telah hilang keburukan-keburukan itu) yaitu bencana-bencana tersebut عَنِّي (dariku.”) akan tetapi ia tidak mempunyai perasaan bahwa kebahagiaan itu bakal lenyap darinya dan pula ia tidak mensyukurinya إِنَّهُ لَفَرِحٌ (Sesungguhnya dia sangat gembira) meluap فَخُورٌ (lagi bangga) terhadap manusia atas apa yang diberikan kepadanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Hal yang sama juga dialaminya jika ia memperoleh kenikmatan setelah sebelumya berada dalam kesengsaraan, maka mereka berkata: لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي (Merka berkata: Telah hilang bencana-bencana itu dariku.) Maksudnya ia berkata, setelah ini aku tidak akan mendapatkan bencana dan keburukan.

إِنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُورٌ (Sesungguhnya ia sangat gembira lagi bangga) Artinya, ia merasa senang atas apa yang ada digenggaman tangannya, serta membanggakan diri terhadap orang lain.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 103-105; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Tetapi kalau Kami menganugerahkan kepadanya suatu nikmat setelah sebelumnya mengalami suatu kesusahan, ia malah berkata, “Lenyaplah sudah apa yang menyusahkanku, dan pasti tak akan kembali lagi.”

Hal itu, kemudian, membuatnya bergembira dengan meluap-luap dan terlalu membanggakan diri di hadapan orang lain. Akhirnya, ia pun lupa untuk bersyukur kepada Allah. Demikianlah halnya kebanyakan manusia: selalu terombang-ambing antara keputusasaan dan sifat membanggakan diri.

Surah Hud Ayat 11
إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

Terjemahan: kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.

Tafsir Jalalain: إِلَّا (Kecuali) tetapi الَّذِينَ صَبَرُوا (orang-orang yang sabar) terhadap bencana وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ (dan mengerjakan amal-amal saleh) sewaktu diberi kebahagiaan أُولَٰئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar) yaitu surga.

Tafsir Ibnu Katsir: Lebih lanjut Allah berfirman: إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا (Kecuali orang-orang yang sabar) Yakni, dalam berbagai bencana dan hal-hal yang tidak disukai. وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ (Dan mengerjakan amal-amal shalih) Yakni, pada saat lapang dan penuh kemudahan.

أُولَٰئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ (Mereka itu memperoleh ampunan) Yakni, karena mendapatkan kesulitan yang menimpa mereka. وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (Dan pahala yang besar) Yakni atas apa yang telah mereka kerjakan pada saat dalam kemudahan.

Sebagaimana yang ditegaskan dalam kitab ash-Shahihain, di mana Rasulullah saw. bersabda:

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Allah tidak akan menetapkan suatu ketetapan bagi seorang mukmin, melainkan akan menjadikan kebaikan baginya. Jika mendapatkan hal yang menyenangkan, ia akan bersyukur dan yang demikian itu adalah lebih baik baginya. Dan jika ditimpa musibah maka ia akan bersabar, dan yang demikian itu adalah lebih baik baginya. Dan hal itu tidak untuk seorang pun selain (orang) mukmin.”

Baca Juga:  Surah Al-Mumtahanah Ayat 13; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Oleh karena itu dalam surat yang lain, Allah berfirman yang artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalih, saling menasihati dengan kebenaran dan saling berpesan untuk senantiasa bersabar (menasehati dengan kesabaran).” (QS. Al-Ashr: 1-3)

Tafsir Quraish Shihab: Dan tak ada yang dapat terbebas dari watak yang tercela ini kecuali orang-orang yang selalu sabar dalam menghadapi pelbagai kesulitan dan tetap melakukan amal saleh di kala senang maupun susah.

Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan ampunan dari segala dosa dan memperoleh ganjaran yang berlipat ganda atas amal saleh yang mereka kerjakan.

Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Hud Ayat 9-11 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S