Surah Hud Ayat 91-92; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Hud Ayat 91-92

Pecihitam.org – Kandungan Surah Hud Ayat 91-92 ini menceritakan bahwa meskipun segala kasih sayang dan kebaikan telah dicurahkan Nabi Syu’aib kepada kaumnya, namun mereka tetap tidak mau beriman kepada Allah dan bahkan mengancam akan membunuh Nabi Syu’aib.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Hud Ayat 91-92

Surah Hud Ayat 91
قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ ۖ وَمَا أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ

Terjemahan: Mereka berkata: “Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami”.

Tafsir Jalalain: قَالُوا (Mereka berkata) dengan nada yang menunjukkan kurang perhatian mereka terhadap perkataan Nabi Syuaib يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ (“Hai Syuaib! Kami tidak mengerti) kurang memahami

كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا (banyak tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami) maksudnya orang yang rendah

وَلَوْلَا رَهْطُكَ (kalau tidaklah karena keluargamu) familimu لَرَجَمْنَاكَ (tentulah kami telah merajam kamu) dengan batu وَمَا أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ (sedangkan kamu pun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.”) bukan orang-orang tidak pantas untuk dihukum rajam; dan sesungguhnya hanya keluargamu sajalah orang-orang yang berwibawa itu.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 5; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Mereka berkata: يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ (Hai Syu’aib, kami tidak mengerti) kami tidak faham; كَثِيرًا (Banyak) dari ucapanmu. Ats-Tsauri berkata: “Ia disebut sebagai juru bicara para Nabi.”

As-Suddi berkata: وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا (Dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami) kamu adalah sendiri. Abu Rouq berkata: “Mereka bermaksud merendahkan, karena keluargamu tidaklah berada dalam agamamu.”

لَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ (Kalau tidak karena keluargamu, tentulah kami telah merajam kamu) Maksudnya, keluargamu yaitu kaummu, seandainya mereka bukan orang-orang terhormat di hadapan kami, niscaya kami telah melempari kamu dengan batu. Ada yang mengartikan, niscaya kami mencaci-makimu. وَمَا أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ (Sedang kamu pun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami) Maksudnya, kamu tidak mempunyai kehormatan di sisi kami.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka berkata, “Wahai Syu’aib, kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang kamu katakan. Kami tegaskan kepadamu bahwa dalam pandangan kami, keberadaanmu di tengah-tengah kami sangat lemah, tidak memiliki kesanggupan untuk membela diri dan meyakinkan, jika kami berkehendak menyakitimu.

Kalau bukan karena kami ingin mengambil hati keluargamu yang seagama dengan kami, tentu kami sudah membunuhmu dengan cara rajam. Kamu bukanlah seseorang yang berwibawa sehingga kami harus memuliakan serta melindungimu dari perajaman. Sikap kami terhadap keluargamu itulah yang membuat kami tidak membunuhmu.”

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 38-39; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Surah Hud Ayat 92
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَاتَّخَذْتُمُوهُ وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۖ إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

Terjemahan: Syu’aib menjawab: “Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan”.

Tafsir Jalalain: قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ (Syuaib menjawab, “Hai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandangan kalian daripada Allah) oleh sebab itu lalu kalian tidak mau membunuhku demi mereka dan kalian tidak mau membiarkan aku demi karena Allah

وَاتَّخَذْتُمُوهُ (sedangkan kalian menjadikan Dia) yakni kalian menganggap Allah وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا (sebagai sesuatu yang terbuang di belakang kalian) terasing di belakang kalian tanpa kalian hiraukan Dia.

إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (Sesungguhnya Rabbku meliputi apa yang kalian kerjakan.”) Dia Maha Mengetahui kesemuanya; oleh karena itu kelak Dia akan membalas kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ (Syu’aib menjawab: Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah)’ Syu’aib berkata: “Apakah kamu meninggalkan aku (tidak menyakitiku) karena kaumku, bukan karena mengagungkan sisi Rabbku yang Mahasuci dan Mahaagung, kamu benar-benar telah menjadikan “Kitabullah” di belakang punggungmu.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 118-119; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا (Sesuatu yang terbuang di belakangmu) maksudnya kamu membuang-Nya di belakangmu, tidak mentaati-Nya dan tidak mengagungkan-Nya.

إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (Sesungguhnya [pengetahuan] Rabbku meliputi apa yang kamu kerjakan) Maksudnya, Allah mengetahui segala perbuatanmu dan Allah akan membalasmu.

Tafsir Quraish Shihab: Syu’aib menjawab, “Wahai kaumku, apakah keluargaku lebih pantas kalian pergauli dengan baik daripada Allah, sehingga mereka selalu kalian ingat dan Allah kalian lupakan. Kalian pergauli aku dengan baik sementara Allah kalian perlakukan seperti sesuatu yang dicampakkan?

Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dia akan memperhitungkan itu semua meskipun kalian melupakannya.

Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Hud Ayat 91-92 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S