Surah Hud Ayat 96-99; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Hud Ayat 96-99

Pecihitam.org – Kandungan Surah Hud Ayat 96-99 ini menceritakan berbagai peristiwa yang dialami oleh Nabi Musa, yang mana pada masa awal dakwahnya diperintahkan Allah untuk menemui Fir’aun dan anggota keluarganya, baru setelah itu berdakwah kepada kaum Bani Israel, hingga kisah akhir hidup Fir’aun di dunia dan para pengikutnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Hud Ayat 96-99

Surah Hud Ayat 96
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ

Terjemahan: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mukjizat yang nyata,

Tafsir Jalalain: (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa tanda-tanda kekuasaan Kami dan mukjizat yang nyata) bukti yang jelas dan gamblang.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya memberi kabar tentang kerasulan Musa as. dengan ayat-ayat-Nya dan bukti-bukti yang istimewa (mukjizat) kepada Fir’aun, raja Qibti dan pengikut-pengikutnya.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya Kami mengutus Musa dengan didukung oleh mukjizat dari Kami yang menunjukkan kebenarannya, juga dengan bukti nyata yang dapat meluluhkan hati.

Surah Hud Ayat 97
إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ ۖ وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ

Terjemahan: kepada Fir’aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah Fir’aun, padahal perintah Fir’aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar.

Tafsir Jalalain: (Kepada Firaun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikuti perintah Firaun, padahal perintah Firaun sekali-kali bukanlah perintah yang benar) perintah yang lurus.

Tafsir Ibnu Katsir: Kepada Fir’aun, raja Qibti dan pengikut-pengikutnya. فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ (Tetapi mereka mengikuti Perintah Fir’aun) maksudnya, sistem, cara dan jalannya dalam kesesatan. وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ (Padahal perintah Fir’aun sekali-kali bukanlah [perintah] yang benar)

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 88; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Maksudnya, tidak ada pengarahan dan petunjuk di dalamnya, akan tetapi ia merupakan kebodohan, kesesatan, kekafiran dan kebencian, sebagaimana halnya mereka mengikutinya di dunia dan ia menjadi pemuka dan kepala mereka, begitu pula ia menjadi pendahulu mereka pada hari Kiamat menuju neraka Jahannam, maka ia memasukkan mereka ke dalamnya mereka meminum dari telaga yang ia pun meminumnya dan ia mendapatkan bahagian yang paling besar dari siksa yang paling dahsyat.

Tafsir Quraish Shihab: Kami mengutusnya kepada Fir’aun dan para pembesar kerajaannya. Fir’aun mengingkari Musa dan menyuruh kaumnya untuk ingkar mengikuti jejak langkahnya.

Mereka pun mengikuti perintah Fir’aun dan melanggar perintah Musa, padahal perintah Fir’aun tidaklah benar dan berakhir baik, yang patut diikuti.

Surah Hud Ayat 98
يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ ۖ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ

Terjemahan: Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.

Tafsir Jalalain: يَقْدُمُ (Ia berjalan di muka) berada paling depan قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (kaumnya di hari kiamat) sehingga para pengikutnya mengikutinya sebagaimana mereka mengikutinya sewaktu hidup di dunia

فَأَوْرَدَهُمُ (lalu memasukkan mereka) menjerumuskan mereka النَّارَ ۖ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ (ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.)

Baca Juga:  Sejarah dan Proses Penerjemahan Al-Qur’an di Indonesia

Tafsir Ibnu Katsir: (Ia berjalan di muka kaumnya di hari Kiamat, lalu memasukkan mereka dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi) begitu juga keadaan orang-orang yang diikuti, mereka mendapatkan siksaan yang banyak pada hari Kiamat, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Masing-masing mendapatkan [siksa] yang berlipat ganda akan tetapi kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 38)

Tafsir Quraish Shihab: Pada hari kiamat, Fir’aun berada di muka kaumnya, memimpin mereka seperti halnya di dunia, kemudian dengan pasti memasukkan mereka ke dalam neraka. Di sana mereka terbakar dan merasakan kepedihan siksaannya.

Sungguh merupakan tempat masuk yang amat jelek, tempat mereka meminum air yang amat panas untuk melepas dahaga. Tetapi yang terjadi malah perut mereka robek.

Surah Hud Ayat 99
وَأُتْبِعُوا فِي هَٰذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ

Terjemahan: Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. La’nat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.

Tafsir Jalalain: وَأُتْبِعُوا فِي هَٰذِهِ (Dan mereka telah diikuti di dalam) dunia ini لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ (oleh kutukan, dan begitu pula di hari kiamat) mereka dikutuk pula بِئْسَ الرِّفْدُ (seburuk-buruk pemberian) bantuan الْمَرْفُودُ (adalah yang diberikan kepada mereka) kutukan yang diberikan kepada mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: (Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan [begitu pula] di hari Kiamat…) dan ayat seterusnya. Kami ikutkan kepada mereka, tambahan siksa neraka dengan laknat di dunia. وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ (Dan di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan)

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 153-154; Seri Tadabbur Al Qur'an

Mujahid berkata: “Ditambahkan bagi mereka laknat di hari kiamat. Maka bagi mereka ada dua kali laknat.” Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu Abbas: diberikan: بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ (Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan) ia berkata: “Itulah laknat dunia dan akhirat.” Begitu juga dengan pendapat adh-Dhahhak dan Qatadah.

Tafsir Quraish Shihab: Di dunia, mereka selalu diikuti oleh laknat Allah, malaikat dan manusia. Demikian pula pada hari kiamat. Sebab kutukan itu adalah ganjaran yang berhak mereka terima. Itulah pemberian yang amat jelek yang dapat membangkitkan rasa berdosa. Pada saat itu dikatakan, “Seburuk-buruk pemberian adalah yang diberikan kepada mereka.”

Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Hud Ayat 96-99 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S