Surah Qaf Ayat 23-29; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Qaf Ayat 23-29

Pecihitam.org – Kandungan Surah Qaf Ayat 23-29 ini, Allah menjelaskan bahwa Malaikat yang menyertai dia berkata, “Inilah anak Adam yang diserahkan kepadaku untuk mengawasinya, sekarang telah aku hadirkan dia beserta kitab amalannya agar dia diadili oleh Tuhan seadil-adilnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Qaf Ayat 23-29

Surah Qaf Ayat 23
وَقَالَ قَرِينُهُۥ هَٰذَا مَا لَدَىَّ عَتِيدٌ

Terjemahan: Dan yang menyertai dia berkata: “Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku”.

Tafsir Jalalain: وَقَالَ قَرِينُهُۥ (Dan yang menyertai dia berkata,) yakni malaikat yang diserahi tugas mencatat amal perbuatannya: هَٰذَا مَا (“Inilah apa) yakni catatan amalmu مَا لَدَىَّ عَتِيدٌ (yang ada pada sisiku”) yakni catatan amalmu yang ada padaku. Lalu dikatakan kepada malaikat Malik:.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya memberitahukan tentang malaikat yang diberi tugas mengawasi amal perbuatan anak cucu Adam, dimana ia akan memberikan kesaksian atas apa yang pernah mereka kerjakan pada hari kiamat kelak seraya berkata: هَٰذَا مَا لَدَىَّ عَتِيدٌ (“Inilah [catatan amalnya] yang tersedia di sisiku.”) inilah yang disiapkan dan dihadirkan, tanpa adanya penambahan dan pengurangan.

Mujahid mengatakan: “Demikianlah ungkapan Malaikat penggiring, dimana ia mengatakan: ‘Inilah anak Adam yang Engkau [Allah] telah mengutusku mengawasinya, dan aku telah menghadirkannya.”) dan penafsiran ini pula yang menjadi pilihan Ibnu Jarir, dimana hal itu mencakup penggiring dan saksi. Dan ia mempunyai beberapa pandangan dan kekuatan. Pada saat itulah Allah memberikan keputusan terhadap semua makhluk-Nya secara adil.

Tafsir Kemenag: Malaikat yang menyertai dia berkata, “Inilah anak Adam yang diserahkan kepadaku untuk mengawasinya, sekarang telah aku hadirkan dia beserta kitab amalannya agar dia diadili oleh Tuhan seadil-adilnya.”.

Tafsir Quraish Shihab: Setan yang menyertai manusia waktu di dunia berkata, “Orang kafir yang ada di sisiku ini telah siap untuk dimasukkan ke dalam neraka, karena aku telah menyesatkannya.”

Surah Qaf Ayat 24
أَلۡقِيَا فِى جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ

Terjemahan: Allah berfirman: “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala,

Tafsir Jalalain: أَلۡقِيَا فِى جَهَنَّمَ (“Lemparkanlah olehmu ke dalam neraka Jahanam) maksudnya, lemparkanlah, atau cepat lemparkan. Menurut bacaan atau qiraat Imam Al-Hasan lafal Alqiyaa dibaca Alqiyan. Jadi asal kata lafal Alqiyaa adalah Alqiyan, kemudian huruf Nun Taukidnya diganti menjadi Alif sehingga jadilah Alqiyaa كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ (semua orang yang ingkar dan keras kepala) maksudnya, membangkang terhadap perkara yang hak.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan Dia berfirman: أَلۡقِيَا فِى جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ (“Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar lagi keras kepala.”)

Para ahli ilmu nahwu telah berbeda pendapat mengenai firman Allah Ta’ala: أَلۡقِيَا (“lemparkanlah olehmu”). Sebagian dari mereka berpendapat: “Ungkapan itu merupakan dialek sebagian masyarakat Arab, dimana mereka sering menyapa satu orang dengan menggunakan kata ganti dua [orang], sebagaimana yang diriwayatkan dari al-Hajjaj, dimana ia berkata:

“Wahai penjagaku, penggallah lehernya oleh kalian berdua.” Dan di antara yang disebutkan Ibnu Jarir adalah ungkapan seorang penyair: “Jika kalian berdua melarangku wahai putera ‘Affan, maka aku akan taat, dan jika kalian berdua membiarkanku, niscaya aku akan menjadi pengawal yang tangguh.”

Ada yang menyatakan: “Ungkapan itu (alqiyaa) merupakan nun taqid yang dimudahkan kepada alif.” Namun pendapat terakhir ini terlalu jauh, karena hal itu berada dalam waqaf. Secara lahiriyah, kata tersebut ditujukan kepada penggiring dan saksi, dimana malaikat penggiring telah menghadirkannya di pelataran hisab.

Baca Juga:  Surah Asy-Syu'ara Ayat 83-89; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Setelah penggiring dan saksi melaksanakan tugasnya, keduanya diperintahkan Allah untuk melemparkannya ke neraka jahanam, sesungguhnya jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.

أَلۡقِيَا فِى جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ (“Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar lagi keras kepala.”) maksudnya banyak berbuat kekufuran dan mendustakan kebenaran serta keras kepala terhadap kebenaran dan cenderung kepada kebathilan, padahal ia mengetahui hal tersebut.

Tafsir Kemenag: Allah berfirman kepada dua malaikat yang menggiring dan menyaksikan, “Agar mereka berdua melemparkan ke dalam neraka semua orang kafir yang sangat ingkar dan keras kepala yaitu orang-orang yang sangat menghalangi kebajikan, menolak kewajiban-kewajiban yang diserahkan kepada mereka, yang melanggar batas-batas norma pergaulan dengan melakukan kezaliman, dan penuh dengan keraguan tentang adanya Allah dan kebenaran agamanya. Mereka yang mempersekutukan Allah dengan menyembah selain Allah, dilemparkan ke dalam api neraka yang azabnya pedih sekali.

Tafsir Quraish Shihab: Dikatakan kepada kedua malaikat, “Campakkanlah ke dalam neraka setiap orang yang benar-benar kafir, sombong, tidak mau mengikuti kebenaran, orang yang menghalang-halangi setiap kebaikan, orang yang zalim dan menentang kebenaran dan orang yang meragukan Allah dan apa yang diturunkan-Nya.

Surah Qaf Ayat 25
مَّنَّاعٍ لِّلۡخَيۡرِ مُعۡتَدٍ مُّرِيبٍ

Terjemahan: yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu,

Tafsir Jalalain: مَّنَّاعٍ لِّلۡخَيۡرِ (Yang sangat menghalangi kebaikan) seperti perkara zakat مُعۡتَدٍ (melanggar batas) yakni suka berbuat zalim مُّرِيبٍ (lagi ragu-ragu) ragu dalam agamanya.

Tafsir Ibnu Katsir: مَّنَّاعٍ لِّلۡخَيۡرِ (“Yang sangat enggan melakukan kebajikan.”) maksudnya tidak menunaikan hak orang lain, tidak berbuat kebaikan, tidak menyambung tali silaturahim, serta tidak mengeluarkan shadaqah, مُعۡتَدٍ (“Melanggar batas.”) yakni dalam menggunakan dan membelanjakan harta kekayaan, ia melampaui batas. Dan Qatadah berkata:

“Melanggar batas dalam ucapannya, perjalanannya dan urusannya. مُّرِيبٍ (“lagi ragu-ragu”). Maksudnya, ia ragu dalam urusannya sendiri dan membuat ragu orang yang melihat urusannya.

Tafsir Kemenag: Allah berfirman kepada dua malaikat yang menggiring dan menyaksikan, “Agar mereka berdua melemparkan ke dalam neraka semua orang kafir yang sangat ingkar dan keras kepala yaitu orang-orang yang sangat menghalangi kebajikan, menolak kewajiban-kewajiban yang diserahkan kepada mereka, yang melanggar batas-batas norma pergaulan dengan melakukan kezaliman, dan penuh dengan keraguan tentang adanya Allah dan kebenaran agamanya. Mereka yang mempersekutukan Allah dengan menyembah selain Allah, dilemparkan ke dalam api neraka yang azabnya pedih sekali.

Tafsir Quraish Shihab: Dikatakan kepada kedua malaikat, “Campakkanlah ke dalam neraka setiap orang yang benar-benar kafir, sombong, tidak mau mengikuti kebenaran, orang yang menghalang-halangi setiap kebaikan, orang yang zalim dan menentang kebenaran dan orang yang meragukan Allah dan apa yang diturunkan-Nya.

Surah Qaf Ayat 26
ٱلَّذِى جَعَلَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَأَلۡقِيَاهُ فِى ٱلۡعَذَابِ ٱلشَّدِيدِ

Terjemahan: yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat”.

Tafsir Jalalain: ٱلَّذِى جَعَلَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ (Yang menjadikan tuhan lain di samping Allah) lafal ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada yang mengandung makna Syarat, sedangkan Khabarnya ialah: فَأَلۡقِيَاهُ فِى ٱلۡعَذَابِ ٱلشَّدِيدِ (maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang keras”) penafsiran lafal ayat ini sama dengan ayat yang semisal dengannya di atas tadi.

Baca Juga:  Surah Al-Muzzammil Ayat 1-9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: ٱلَّذِى جَعَلَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ (“Yang menyembah ilah-ilah yang lain bersama Allah.”) maksdunya, ia menjadikan sekutu lain di samping Allah, dimana ia menyembahnya bersamaan dengan penyembahan terhadap-Nya. فَأَلۡقِيَاهُ فِى ٱلۡعَذَابِ ٱلشَّدِيدِ (“Maka, lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat.”)

Tafsir Kemenag: Allah berfirman kepada dua malaikat yang menggiring dan menyaksikan, “Agar mereka berdua melemparkan ke dalam neraka semua orang kafir yang sangat ingkar dan keras kepala yaitu orang-orang yang sangat menghalangi kebajikan, menolak kewajiban-kewajiban yang diserahkan kepada mereka, yang melanggar batas-batas norma pergaulan dengan melakukan kezaliman, dan penuh dengan keraguan tentang adanya Allah dan kebenaran agamanya. Mereka yang mempersekutukan Allah dengan menyembah selain Allah, dilemparkan ke dalam api neraka yang azabnya pedih sekali.

Tafsir Quraish Shihab: Yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah ia ke dalam siksa yang amat pedih.”

Surah Qaf Ayat 27
قَالَ قَرِينُهُۥ رَبَّنَا مَآ أَطۡغَيۡتُهُۥ وَلَٰكِن كَانَ فِى ضَلَٰلٍۭ بَعِيدٍ

Terjemahan: Yang menyertai dia berkata (pula): “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh”.

Tafsir Jalalain: قَالَ قَرِينُهُۥ (Yang menyertai dia berkata) yakni setannya mengatakan: رَبَّنَا مَآ أَطۡغَيۡتُهُۥ (“Ya Rabb kami! Aku tidak menyesatkannya) kami tidak membuatnya sesat وَلَٰكِن كَانَ فِى ضَلَٰلٍۭ بَعِيدٍ (tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh”) lalu kami mengajaknya dan ternyata ia memenuhi ajakanku. Sedangkan dia menjawab, “Setanlah yang menyesatkan aku”, yaitu melalui ajakannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: قَالَ قَرِينُهُۥ (“Yang menyertainya berkata,”) Ibnu ‘Abbas, Mujahid, Qatadah, dan ulama lainnya mengatakan: “Yaitu syaitan yang ditugaskan untuk menyertainya. رَبَّنَا مَآ أَطۡغَيۡتُهُۥ (“Yaa Rabb kami, aku tidak menyesatkannya.”) maksudnya, Allah menceritakan tentang orang yang datang pada hari kiamat dalam keadaan kafir, dimana syaiitan akan berkata:

رَبَّنَا مَآ أَطۡغَيۡتُهُۥ وَلَٰكِن كَانَ فِى ضَلَٰلٍۭ بَعِيدٍ (“Ya Rabb kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.”) maksudnya, tetapi justru dirinya sendirilah yang sesat, menerima kebathilan dan menentang kebenaran.

Tafsir Kemenag: Setan yang menyertai orang kafir menolak tuduhan bahwa dialah yang menyesatkan dari jalan yang benar dengan mengatakan, “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, akan tetapi dia sendiri yang selalu berada dalam kesesatan yang jauh sekali.”

Tafsir Quraish Shihab: Setan (yang menyesatkannya) membantah ucapan orang kafir dengan mengatakan, “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi ia sendiri telah berada dalam kesesatan yang jauh, lalu aku bantu ia dengan cara menggodanya.”

Surah Qaf Ayat 28
قَالَ لَا تَخۡتَصِمُواْ لَدَىَّ وَقَدۡ قَدَّمۡتُ إِلَيۡكُم بِٱلۡوَعِيدِ

Terjemahan: Allah berfirman: “Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu”.

Tafsir Jalalain: قَالَ (Allah berfirman,) Maha Tinggi Dia لَا تَخۡتَصِمُواْ لَدَىَّ (“Janganlah kalian bertengkar di hadapan-Ku) maksudnya, tiada gunanya pertengkaran kalian di sini وَقَدۡ قَدَّمۡتُ إِلَيۡكُم (padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan kepada kalian) sewaktu kalian hidup di dunia بِٱلۡوَعِيدِ (ancaman) akan adanya azab di akhirat jika kalian tidak beriman, dan ini merupakan suatu kepastian yang tidak dapat dihindari lagi.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah Ta’ala: قَالَ لَا تَخۡتَصِمُواْ لَدَىَّ (“Allah berfirman: ‘Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku.”) artinya Rabb berfirman kepada manusia dan temannya dari kalangan jin, hal itu karena keduanya bertengkar di hadapan Allah, dimana manusia berkata: “Ya Rabb-ku, syaitan telah menyesatkanku dari peringatan yang telah datang kepadaku.” Lalu syaitan itupun berkata:

Baca Juga:  Surah Qaf Ayat 16-22; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

رَبَّنَا مَآ أَطۡغَيۡتُهُۥ وَلَٰكِن كَانَ فِى ضَلَٰلٍۭ بَعِيدٍ (“Ya Rabb kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.”) maksudnya [jauh] dari jalan kebenaran. Maka Rabb berfirman kepada keduanya: لَا تَخۡتَصِمُواْ لَدَىَّ (“Allah berfirman: ‘Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku.”) yakni di sisi-Ku. وَقَدۡ قَدَّمۡتُ إِلَيۡكُم بِٱلۡوَعِيدِ (“Padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu.”) maksudnya Aku telah menegakkan kitab-kitab dan hujjah; dalil dan bukti-bukti pun telah ditegakkan.

Tafsir Kemenag: Allah berfirman kepada manusia dan setan yang menyesatkannya agar mereka tidak bertengkar di hadapan Allah, karena Dia telah cukup memberi petunjuk dengan wahyu, al-Kitab, kepada para rasul, disertai dengan hujjah-hujjah yang nyata dan telah memberi ancaman kepadanya.”.

Tafsir Quraish Shihab: Allah berfirman kepada orang-orang kafir dan setan-setan yang menemaninya, “Janganlah kalian bertengkar di hadapan-Ku pada hari perhitungan dan pembalasan ini. Di dunia, Aku telah memberikan kalian ancaman atas kekufuran melalui risalah-Ku kepada kalian, tetapi kalian tidak percaya.”

Surah Qaf Ayat 29
مَا يُبَدَّلُ ٱلۡقَوۡلُ لَدَىَّ وَمَآ أَنَا۠ بِظَلَّٰمٍ لِّلۡعَبِيدِ

Terjemahan: Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku

Tafsir Jalalain: مَا يُبَدَّلُ (Tidaklah dapat diganti) diubah ٱلۡقَوۡلُ لَدَىَّ (keputusan yang ada di sisi-Ku) mengenai hal tersebut وَمَآ أَنَا۠ بِظَلَّٰمٍ لِّلۡعَبِيدِ (dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku) yaitu dengan cara Aku mengazab mereka tanpa dosa; lafal Zhallaamin bermakna seperti lafal Dzuu Zhulmin yaitu menganiaya, demikian itu karena ada firman lainnya yang mengatakan, “Tidak ada yang dianiaya pada hari ini.” (Q.S. Al-Mukmin, 17).

Tafsir Ibnu Katsir: مَا يُبَدَّلُ ٱلۡقَوۡلُ لَدَىَّ (“Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah”) Mujahid mengatakan: “Yakni, telah Aku tetapkan apa yang menjadi wewenang-Ku.”) wa maa ana bidlalaamil lil’abiid (“Dan Aku sekali-sekali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku”) maksudnya, Aku tidak akan menimpakan siksaan kepada seseorang karena dosa orang lain, tetapi Aku menjatuhkan siksaan kepada seseorang karena dosanya sendiri setelah ditegakkannya hujjah kepadanya.

Tafsir Kemenag: Keputusan-keputusan yang telah ditetapkan Allah dan ancaman terhadap orang kafir dengan azab yang kekal dalam api neraka tidak dapat diubah lagi. Allah sama sekali tidak akan menganiaya siapa pun, atau mengazab orang tanpa kesalahan, atau mengganti seseorang yang diazab dengan orang lain, dan sebagainya. (.

Tafsir Quraish Shihab: Keputusan dan janji-Ku untuk memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka tidak akan berubah. Aku tidak akan berbuat aniaya kepada hamba-Ku, sehingga Aku tidak akan menyiksa seorang hamba yang tidak melakukan dosa.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Qaf Ayat 23-29 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S