Surah Saba Ayat 24-27; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Saba Ayat 24-27

Pecihitam.org – Kandungan Surah Saba Ayat 24-27 ini, menerangkan Allah dengan perantaraan Nabi Muhammad menanyakan kepada kaum musyrik, siapakah yang memberi mereka rezeki dari langit dan bumi dengan menurunkan hujan, dan dengan air hujan itu bumi menjadi subur dan menumbuhkan berbagai macam tumbuhan untuk menjadi makanan bagi mereka dan binatang ternak. Mereka tentu tidak dapat menjawabnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Saba Ayat 24-27

Surah Saba Ayat 24
قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ قُلِ ٱللَّهُ وَإِنَّآ أَوۡ إِيَّاكُمۡ لَعَلَىٰ هُدًى أَوۡ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Terjemahan: “Katakanlah: “Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah”, dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.

Tafsir Jalalain: قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ (Katakanlah! “Siapakah yang memberi rezeki kepada kalian dari langit) melalui hujan وَٱلۡأَرۡضِ (dan dari bumi?”) melalui tumbuh-tumbuhan قُلِ ٱللَّهُ (Katakanlah! “Allah”) jika mereka tidak mengatakan demikian, maka tidak akan ada jawaban lain yang benar.

وَإِنَّآ أَوۡ إِيَّاكُمۡ (dan sesungguhnya kami atau kalian) yakni salah satu di antara kedua golongan لَعَلَىٰ هُدًى أَوۡ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ (pasti berada dalam petunjuk atau dalam kesesatan yang nyata) nyata sesatnya, apakah kami atau kalian orang-orang kafir. Dikatakan dengan ungkapan yang samar demi untuk melunakkan hati orang yang kafir, dengan maksud menyeru mereka kepada iman, yaitu apabila mereka sesuai dengan Nabi saw.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfiman mengikrarkan keesaan-Nya dalam menciptakan dan memberikan rizky serta keesaan-Nya dalam Uluhiyyah pula. Sebagaimana mereka mengakui bahwa tidak ada yang memberi risky mereka dari langit dan bumi kecuali Allah, yaitu dengan diturunkannya hujan dan ditumbuhkannya tanaman, demikian pula hendaknya mereka mengetahui bahwa tidak ada ilah selain-Nya.

Firman Allah: وَإِنَّآ أَوۡ إِيَّاكُمۡ لَعَلَىٰ هُدًى أَوۡ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ (“Dan sesungguhnya kami atau kamu [orang-orang musyrik], pasti berada dalam kebenaran atau kesesaatan yang nyata.”) ini termasuk gaya bahasa laf dan nasyr, yaitu salah satu di antara dua golongan tersebut adalah orang yang bathil dan pihak yang lain adalah yang benar. Dimana tidak ada jalan, hingga kalian atau kami berada dalam petunjuk atau kesesaatan. Akan tetapi, salah satu di antara kita adalah yang benar.

Sesungguhnya Kami telah menegakkan bukti-bukti tentang tauhid, maka hal tersebut menunjukkan kebathilan syirik yang kalian lakukan.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah dengan perantaraan Nabi Muhammad menanyakan kepada kaum musyrik, siapakah yang memberi mereka rezeki dari langit dan bumi dengan menurunkan hujan, dan dengan air hujan itu bumi menjadi subur dan menumbuhkan berbagai macam tumbuhan untuk menjadi makanan bagi mereka dan binatang ternak. Mereka tentu tidak dapat menjawabnya.

Walaupun mereka ingin mengatakan Allah, jawaban yang sesuai dengan hati nurani mereka, tetapi mereka menjawabnya berhala-berhala, jawaban yang sebetulnya bertentangan dengan hati nurani mereka yang membenarkan seruan Nabi Muhammad. Oleh sebab itu, mereka terdiam, tidak dapat memberikan jawaban apa pun. Demikianlah Allah memerintahkan kepada Muhammad bahwa yang memberi rezeki baik dari langit maupun bumi hanyalah Allah.

Pertanyaan semacam ini disebut pula pada ayat lain yaitu: Katakanlah (Muhammad), “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Katakanlah, “Pantaskah kamu mengambil pelindung-pelindung selain Allah, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?” (ar-Ra’d/13: 16)

Baca Juga:  Surah Az-Zukhruf Ayat 81-89; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Allah lalu menyuruh Nabi Muhammad mengatakan kepada mereka setelah tidak dapat menjawab pertanyaan di atas, “Kami atau kamu pasti berada dalam petunjuk atau dalam kesesatan yang nyata.” Inilah suatu cara berdiskusi yang amat halus dan tajam.

Nabi tidak mengatakan bahwa kaum musyrik itulah yang sesat dan dirinya yang benar, tetapi dia menyatakan salah satu di antara keduanya pasti ada yang mengikuti jalan yang benar dan ada yang mengikuti jalan yang sesat.

Ucapan ini pasti menarik lawan untuk berpikir siapa sebenarnya yang mendapat petunjuk dan siapa yang sesat, dan menghindari cara-cara yang keras karena akan mendatangkan jawaban yang keras pula. Kalau Nabi saw mengatakan dengan tegas bahwa merekalah yang sesat, tentu mereka akan menjawab dengan tegas bahwa Nabilah yang sesat.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai Muhammad, katakan kepada orang-orang musyrik, “Siapakah yang mendatangkan rezeki kalian dari langit dan bumi?” Berikanlah jawaban kepada orang-orang yang diam membisu lantaran sikap keras kepala mereka dengan mengatakan, “Allah yang mendatangkan rezeki kalian. Kami, orang-orang beriman, dan kalian, orang-orang musyrik, berada pada dua pilihan: petunjuk kesesatan yang nyata.”

Surah Saba Ayat 25
قُل لَّا تُسۡـَٔلُونَ عَمَّآ أَجۡرَمۡنَا وَلَا نُسۡـَٔلُ عَمَّا تَعۡمَلُونَ

Terjemahan: “Katakanlah: “Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat”.

Tafsir Jalalain: قُل لَّا تُسۡـَٔلُونَ عَمَّآ أَجۡرَمۡنَا (Katakanlah! “Kalian tidak akan ditanya tentang dosa yang kami perbuat) tentang dosa-dosa kami وَلَا نُسۡـَٔلُ عَمَّا تَعۡمَلُونَ (dan kami tidak akan ditanya pula tentang apa yang kalian perbuat”) karena sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: قُل لَّا تُسۡـَٔلُونَ عَمَّآ أَجۡرَمۡنَا وَلَا نُسۡـَٔلُ عَمَّا تَعۡمَلُونَ (“Katakanlah: ‘Kamu tidak akan ditanya [bertanggung jawab] tentang dosa yang kita perbuat dan kami tidak akan ditanya [pula] tentang apa yang kamu perbuat.” Maknanya adalah berlepas diri dari mereka, yaitu kalian bukanlah bagian dari kami dan kami bukanlah bagian dari kalian.

Akan tetapi kami mengajak kalian kepada Allah Ta’ala, mentauhidkan-Nya dan mengesakan dengan beribadah kepada-Nya. Jika kalian menerimanya, kalian adalah bagian dari kami dan kami adalah bagian dari kalian dan. Dan jika kalian mendustakannya, maka kami berlepas diri dari kalian dan kalian berlepas diri dari kami.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Nabi Muhammad disuruh mengatakan kepada mereka bahwa masing-masing bertanggung jawab penuh atas segala perbuatannya. Kaum musyrik tidak bertanggung jawab atas perbuatan kaum Muslimin yang salah, demikian pula sebaliknya, kaum Muslimin pun tidak bertanggung jawab atas segala perbuatan kaum musyrik.

Sebagian mufasir mengatakan bahwa orang-orang musyrik pernah menuduh Nabi saw dan orang-orang mukmin bahwa mereka telah berdosa besar karena murtad dan mengkhianati agama nenek moyang mereka.

Sebagai jawaban atas tuduhan itu, dikemukakan bahwa kaum Muslimin memang bertanggung jawab atas segala dosa dan kesalahan mereka. Demikian pula kaum musyrikin bertanggung jawab pula sepenuhnya atas segala perbuatan mereka yang baik ataupun yang jahat.

Baca Juga:  Surah Saba Ayat 12-13; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Pada ayat lain, Allah menyuruh Nabi mengucapkan kata-kata yang senada dengan ini, seperti firman-Nya: Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Yunus/10: 41).

Tafsir Quraish Shihab: Katakan kepada mereka, “Kalian tidak akan ditanya tentang dosa-dosa kami, dan kami pun tidak akan ditanya tentang dosa-dosa kalian

Surah Saba Ayat 26
قُلۡ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفۡتَحُ بَيۡنَنَا بِٱلۡحَقِّ وَهُوَ ٱلۡفَتَّاحُ ٱلۡعَلِيمُ

Terjemahan: “Katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui”.

Tafsir Jalalain: قُلۡ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَا رَبُّنَا (Katakanlah! “Rabb kita akan mengumpulkan kita semua) kelak di hari kiamat ثُمَّ يَفۡتَحُ (kemudian Dia memberi keputusan) memutuskan بَيۡنَنَا بِٱلۡحَقِّ (antara kita dengan benar) maka orang-orang yang benar akan dimasukkan-Nya ke dalam surga, dan orang-orang yang salah akan dimasukkan-Nya ke dalam neraka.

وَهُوَ ٱلۡفَتَّاحُ (Dan Dialah Maha Pemberi keputusan) Yang menghukumi ٱلۡعَلِيمُ (lagi Maha Mengetahui”) tentang keputusan hukum yang diambil-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah Ta’ala: قُلۡ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَا رَبُّنَا (“Katakanlah: ‘Rabb kita akan mengumpulkan kita semua.”) yaitu pada hari kiamat Dia mengumpulkan semua makhluk di suatu tempat. ثُمَّ يَفۡتَحُ بَيۡنَنَا بِٱلۡحَقِّ (“Kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar.”) yaitu Dia menetapkan hukum di antara kita dengan keadilan.

Lalu Dia membalas setiap pelaku dengan amalnya. Jika baik maka akan dibalas dengan kebaikan. Dan jika buruk akan dibalas dengan keburukan. Dan kalian akan mengetahui pada waktu itu milik siapa kemuliaan, kemenangan dan kebahagiaan abadi.

Untuk itu Allah berfirman: وَهُوَ ٱلۡفَتَّاحُ ٱلۡعَلِيمُ (“Dan Dia-lah Mahapemberi keputusan lagi Mahamengetahui.”) yaitu yang memutuskan, Mahaadil dan Mahamengetahui segala hakekat perkara.

Tafsir Kemenag: Kemudian Nabi diperintahkan untuk mengatakan kepada kaum musyrikin itu, “Allah akan mengumpulkan kita semua pada hari Kiamat dan di sanalah Dia akan memberi keputusan terhadap kita dan perbuatan kita dengan seadil-adilnya. Di sana akan jelas siapa di antara kita yang sesat dan siapa yang menempuh jalan yang lurus, siapa di antara kita yang salah dan siapa yang benar.”

Semua perbuatan hamba-Nya akan ditimbang dengan neraca keadilan. Perbuatan buruk akan dibalas dengan balasan yang setimpal dan perbuatan baik akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Hal ini disebut pula dengan jelas pada ayat lain, yaitu: Dan pada hari (ketika) terjadi Kiamat, pada hari itu manusia terpecah-pecah (dalam kelompok).

Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. Dan adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami serta (mendustakan) pertemuan hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam azab (neraka). (ar-Rum/30: 14-16) Di sanalah nanti Allah memberikan keputusan, tidak ada yang dapat membantah karena semua keputusan itu berdasarkan fakta-fakta yang nyata yang tidak dapat disangkal lagi.

Allah Maha Mengetahui kapan vonis itu akan dijatuhkan-Nya, tidak ada seorang hamba pun yang dapat mengetahui, karena Dialah yang Maha Pemberi Keputusan dan Maha Mengetahui.

Baca Juga:  Surah Saba Ayat 46; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Katakan pula kepada mereka, “Pada hari kiamat nanti, Allah akan menghimpun kita dan akan memberikan keputusan antara kita secara adil. Dialah yang Maha Memutuskan segala persoalan dan Mahatahu akan kebenaran di antara kita.

Surah Saba Ayat 27
قُلۡ أَرُونِىَ ٱلَّذِينَ أَلۡحَقۡتُم بِهِۦ شُرَكَآءَ كَلَّا بَلۡ هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ

Terjemahan: “Katakanlah: “Perlihatkanlah kepadaku sembah-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu-Nya, sekali-kali tidak mungkin! Sebenarnya Dialah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Tafsir Jalalain: قُلۡ أَرُونِىَ (Katakanlah! “Perlihatkanlah kepadaku) maksudnya beritahukanlah kepadaku ٱلَّذِينَ أَلۡحَقۡتُم بِهِۦ شُرَكَآءَ (sesembahan-sesembahan yang kalian hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu-Nya) untuk kalian sembah لَّا بَلۡ هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡعَزِيزُ (sekali-kali tidak mungkin! Dialah Allah Yang Maha Perkasa) yakni Maha Menang atas semua perkara-Nya ٱلۡحَكِيمُ (lagi Maha Bijaksana”) di dalam mengatur makhluk-Nya, maka tiadalah bagi-Nya sekutu dalam kerajaan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: قُلۡ أَرُونِىَ ٱلَّذِينَ أَلۡحَقۡتُم بِهِۦ شُرَكَآءَ (“Katakanlah: ‘Perlihatkanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu[Nya].”) yaitu perlihatkanlah kepadaku ilah-ilah yang kalian jadikan tandingan bagi Allah dan menjadikannya sebagai saingan.

كَلَّا (“Sekali-sekali tidak mungkin”) yaitu Dia tidak punya saingan, sekutu dan tandingan. Untuk itu Allah berfirman: بَلۡ هُوَ ٱللَّهُ (“Sebenarnya Dialah Allah”) yaitu Mahesa dan tunggal yang tidak ada sekutu bagi-Nya. ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ (“Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”) yaitu yang memiliki keperkasaan, dengannya Dia menundukkan segala sesuatu dan mengalahkannya. Serta Mahabijaksana dalam perbuatan-Nya, perkataan-Nya, syariat dan qadar-Nya. Mahasuci Allah Mahatinggi dari apa yang mereka katakan. wallaaHu a’lam.

Tafsir Kemenag: Allah lalu memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya menanyakan kepada orang-orang musyrik itu, siapakah dan apakah sebenarnya berhala-berhala yang mereka persekutukan dengan Allah. Mereka diminta untuk menerangkan kepadanya siapa berhala-berhala itu, bagaimana sifat-sifatnya, nilai dan mutunya, serta kedudukannya. Mengapa mereka dijadikan sembahan, apakah memang dia berhak disembah?

Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan kepada mereka itu sebagai tantangan dan pernyataan bahwa mereka tidak mempergunakan akal mereka karena menyembah sesuatu yang tidak ada nilainya, benda mati yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Sekali-kali tidak mungkin dan tidak masuk akal mempersekutukan benda mati dengan Allah Yang Mahaperkasa dan Maha Mengetahui.

Tafsir Quraish Shihab: Perlihatkan kepadaku tuhan-tuhan yang kalian sejajarkan dengan Allah dalam hal kelayakan mereka untuk disembah, yang kalian anggap sebagai tandingan-tandingan Allah. Allah tidak memiliki tandingan. Dialah yang Mahaperkasa atas segala sesuatu, lagi Mahabijaksana dalam setiap perbuatan dan pemeliharaan.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Saba Ayat 24-27 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S