Surah Sad ayat 45-48; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Sad Ayat 45-48

Pecihitam.org – Kandungan Surah Sad Ayat 45-48 ini, menekankan untuk mengingat Hari Kiamat dan perannya dalam mensucikan manusia dari segala kecenderungan kepada dunia. Begitu juga dalam ayat-ayat ini dua kali mengisyaratkan masalah ini bahwa para nabi berasal dari orang-orang baik dan terpilih.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah Swt menyebut para nabi sebagai orang yang memiliki ilmu dan sanubari. Kekuatan untuk memahami yang kuat dalam mengindentifikasi kewajiban dan memanfaatkan segala kemampuan dan fasilitas yang dimilikinya dan pengikutnya untuk memajukan tujuan ilahi. Ini merupakan kekhususan lain para nabi ilahi.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Sad Ayat 45-48

Surah Sad Ayat 45
وَٱذۡكُرۡ عِبَٰدَنَآ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ أُوْلِى ٱلۡأَيۡدِى وَٱلۡأَبۡصَٰرِ

Terjemahan: Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.

Tafsir Jalalain: وَٱذۡكُرۡ عِبَٰدَنَآ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ أُوْلِى ٱلۡأَيۡدِى (Dan ingatlah hamba-hamba Kami; Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan) dalam hal beribadah وَٱلۡأَبۡصَٰرِ (dan pandangan) yang tajam dalam masalah agama. Menurut suatu qiraat lafal ‘Ibaadanaa dibaca ‘Abdanaa dalam bentuk Mufrad, sedangkan lafal Ibrahiim merupakan Athaf Bayan baginya, dan lafal-lafal yang sesudahnya diathafkan kepada lafal ‘Abdanaa.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala memberitakan tentang keutamaan hamba-hamba-Nya yang diutus dan Nabi-nabi-Nya yang mengabdi: وَٱذۡكُرۡ عِبَٰدَنَآ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ أُوْلِى ٱلۡأَيۡدِى (“Dan ingatlah hamba-hamba Kami; Ibrahim, Ishaq dan Ya’kub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.”) yang dimaksud dengan hal itu adalah amal shalih, ilmu yang bermanfaat, kekuatan dalam beribadah dan mata hati yang cemerlang.

‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “أُوْلِى ٱلۡأَيۡدِى [yang mempunyai perbuatan-perbuatan besar] yaitu yang memiliki kekuatan, wal abshaar [dan ilmu-ilmu yang tinggi] yaitu pemahaman dalam agama.”

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar mengisahkan kepada kaumnya perjuangan Nabi Ibrahim, dan putra beliau Ishak yang juga diangkat menjadi nabi, serta cucunya Yakub yang mencapai derajat kenabian juga.

Mereka itu hamba-hamba Allah yang terkenal ketabahannya dan mencapai kemuliaan karena ketaatannya kepada Allah. Karena perjuangannya yang gigih dalam menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan, mereka ini dilimpahi kekuatan oleh Allah untuk memiliki ilmu pengetahuan agama yang luas dan kekuatan untuk memimpin kaumnya ke jalan yang terang, jauh dari kesesatan.

Mereka juga diberi kemampuan untuk melaksanakan amal perbuatan yang diridai Allah, yang bermanfaat bagi kepentingan hidup kaumnya di dunia dan kebahagiaan mereka di akhirat.

Baca Juga:  Surah Ali Imran Ayat 174-180; Seri Tadabbur Al Qur'an

Pada ayat ini terdapat sindiran bagi kaum musyrikin bahwa apabila mereka tidak mau mengambil pelajaran dari kisah tersebut tentulah mereka akan tetap berada dalam kesesatan dan di akhirat nanti mereka akan mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.

Tafsir Quraish Shihab: Ingatlah hamba-hamba Kami Ibrâhîm, Ishâq dan Ya’qûb yang mempunyai keteguhan dalam beragama dan hidup di dunia serta memiliki hati yang jernih.

Surah Sad Ayat 46
إِنَّآ أَخۡلَصۡنَٰهُم بِخَالِصَةٍ ذِكۡرَى ٱلدَّارِ

Terjemahan: Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.

Tafsir Jalalain: إِنَّآ أَخۡلَصۡنَٰهُم بِخَالِصَةٍ (Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan menganugerahkan kepada mereka akhlak yang tinggi) yaitu ذِكۡرَى ٱلدَّارِ (selalu mengingatkan manusia kepada negeri akhirat) atau alam akhirat; maksudnya mengingatkan manusia kepada hari akhirat dan menganjurkan mereka untuk beramal baik sebagai bekal untuk menghadapinya. Menurut suatu qiraat dibaca Bikhaalishati Dzikrad Daar yaitu dengan dimudhafkan untuk menunjukkan makna Bayan, atau keterangan.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: إِنَّآ أَخۡلَصۡنَٰهُم بِخَالِصَةٍ ذِكۡرَى ٱلدَّارِ (“Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan [menganugerahkan kepada mereka] akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan [manusia] kepada negeri akhirat.”) Mujahid berkata: “Yaitu, kami jadikan mereka beramal untuk akhirat, dimana mereka tidak memiliki cita-cita selainnya.” Begitu pula as-Suddi berkata:

“Ingatnya mereka kepada akhirat dan amalnya mereka untuknya.” Malik bin Dinar berkata: “Allah Ta’ala telah mencabut kecintaan dan ingatan dunia dari hati mereka, serta memurnikan mereka untuk mencintai dan mengingat akhirat.” Demikian pula ‘Atha’ al-Khurasani berkata.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menjelaskan sebab-sebab para nabi tersebut mencapai kemuliaan baik dunia maupun akhirat adalah karena memelihara kebersihan jiwa dan menjauhkan diri dari dosa yang tercela. Karena jiwa mereka bersih dari noda-noda kemusyrikan, maka mereka ikhlas menaati perintah-perintah Allah.

Juga karena mereka selalu menjauhi perbuatan-perbuatan tercela, maka mereka gigih dalam memperjuangkan kebenaran dan melenyapkan kebatilan. Dengan demikian, tergambarlah dalam jiwa mereka akhlak yang tinggi, dan sifat yang mulia yang menyebabkan mereka patut diteladani.

Seluruh kegiatan mereka baik berupa tenaga, harta, maupun pikiran, semata-mata dipergunakan untuk peribadatan secara murni, dengan tujuan ingin mendapat rida Allah dan menjunjung tinggi kalimat tauhid. Dengan landasan itu, mereka selalu memperingatkan kaumnya pada kehidupan akhirat yang kekal.

Kenikmatan di dunia yang hanya sementara itu hendaknya dijadikan sarana untuk berbakti pada Allah, sehingga dengan demikian mereka di akhirat memperoleh kenikmatan yang tiada putus-putusnya, yang disediakan bagi hamba-hamba yang mendapatkan keridaan-Nya. Sedang hamba-hamba yang ingkar dan selalu bergelimang dalam kesesatan hidup, akan merasakan azab yang sangat pedih.

Baca Juga:  Surah Sad ayat 21-25; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Mereka Kami berikan keistimewaan yaitu sifat selalu mengingat akhirat. Mereka selalu mengingat dan mengingatkan orang lain tentang akhirat.

Surah Sad Ayat 47
وَإِنَّهُمۡ عِندَنَا لَمِنَ ٱلۡمُصۡطَفَيۡنَ ٱلۡأَخۡيَارِ

Terjemahan: Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.

Tafsir Jalalain: وَإِنَّهُمۡ عِندَنَا لَمِنَ ٱلۡمُصۡطَفَيۡنَ (Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan) yakni orang-orang yang terpilih ٱلۡأَخۡيَارِ (yang paling baik) lafal Al-Akhyaar ini adalah bentuk jamak dari lafal Khayyirun, artinya paling baik.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَإِنَّهُمۡ عِندَنَا لَمِنَ ٱلۡمُصۡطَفَيۡنَ ٱلۡأَخۡيَارِ (“Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang baik.”) yaitu termasuk orang-orang pilihan yang terbaik. Jadi, mereka adalah orang-orang mulia yang terpilih.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa para hamba pilihan-Nya, yaitu Ibrahim, Ishak, dan Yakub, benar-benar mempunyai jiwa yang bersih. Tidak tersirat sedikit pun dalam jiwa mereka sifat-sifat yang tercela, seperti sifat dengki dan takabur, melainkan terpancar dari dalam diri mereka sifat-sifat yang terpuji yang menjadi teladan dan contoh yang baik bagi kaumnya.

Pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini ialah, jiwa yang bersih dan akal yang sehat merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang menginginkan kemuliaan baik dunia maupun akhirat. Orang yang jiwanya bersih dan akalnya sehat tentu melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang ada pada dirinya dan ada di langit dan bumi seisinya. Sedang orang yang jiwanya kotor dan pikirannya terbelenggu oleh kebendaan, tentu tidak akan melihat tanda-tanda kebesaran Allah dan tidak akan melihat kebenaran wahyu yang dibawa oleh rasul.

Tafsir Quraish Shihab: Sesunguhnya, di sisi Kami, mereka adalah benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.

Surah Sad Ayat 48
وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ ۖ وَكُلٌّ مِنَ الْأَخْيَارِ

Terjemahan: Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.

Tafsir Jalalain: وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ (Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’) Ilyasa’ adalah Yasu’, dia seorang nabi; Huruf Alif dan lamnya adalah Zaidah atau tambahan وَذَا الْكِفْلِ (dan Zulkifli) yang masih diperselisihkan kenabiannya. Menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa ia pernah menjamin seratus orang nabi yang berlindung kepadanya untuk menghindari pembunuhan. وَكُلٌّ (Semuanya) artinya, masing-masing dari kesemuanya مِنَ الْأَخْيَارِ (termasuk orang-orang yang paling baik) lafal Al-Akhyaar adalah bentuk jamak dari lafal Khayyirun, artinya orang yang paling baik.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 50-52; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ ۖ وَكُلٌّ مِنَ الْأَخْيَارِ (“Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, dan Dzulkifil. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.”) tentang mereka telah dibicarakan di dalam surah al-Anbiyaa’.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada Rasulullah saw agar mengisahkan nabi-nabi yang lain, yaitu Ismail, Ilyasa’, dan Zulkifli kepada kaumnya. Mereka ini adalah nabi-nabi yang gigih memperjuangkan tegaknya agama Allah di tengah-tengah kaumnya.

Ayat ini memisahkan penyebutan Ismail dengan ayahnya Ibrahim. Hal ini mengisyaratkan adanya perpisahan antara keduanya. Memang Nabi Ismail berpisah dengan ayahnya, setelah beliau ditinggal bersama ibunya, Hajar, di Mekah.

thahir bin ‘Asyur, seperti yang dikutip Quraish Shihab, memahami bahwa pemisahan itu karena Nabi Ismail kelak akan menjadi kakek moyang dari umat yang besar, yaitu bangsa Arab. Sedang Ishak dan Yakub disatukan dengan Ibrahim karena mereka memang menjadi kakek moyang Bani Israil.

Penggabungan Ilyasa’ dan Ismail karena adanya persamaan antara keduanya, antara lain mereka sama-sama sebagai manusia pilihan, kedudukan Ilyasa’ di kalangan Bani Israil serupa dengan kedudukan Ismail di kalangan keturunan Ibrahim. Kesamaan itu adalah Ilyasa’ membantu Nabi Ilyas, sebagaimana Ismail membantu Ibrahim.

Menurut asy-Syaukani dalam Tafsir Fath al-Qadir disebutkan bahwa penggabungan penyebutan Zulkifli, Ilyasa’, dan Ismail karena mereka mempunyai kesamaan, yaitu orang-orang penyabar.

Pada penghujung ayat, Allah menegaskan bahwa mereka ini adalah hamba-hamba Allah yang paling baik, berakhlak tinggi, berbudi luhur, dan membimbing kaumnya agar taat kepada Allah dan menjauhi kemusyrikan.

Tafsir Quraish Shihab: Dan ingatlah pula Ismâ’îl, al-Yasa’ dan Dzû al-Kifl. Mereka semua adalah orang-orang terbaik.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Sad ayat 45-48 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S