Surah Thaha Ayat 65-70; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Thaha Ayat 65-70

Pecihitam.org – Kandungan Surah Thaha Ayat 65-70 ini, dijelaskan lanjutan tipu daya dan rencana firaun beserta para penyihir nya untuk mengalahkan Musa. Ayat ini juga menjelaskan tentang kekalahan para penyihir setelah melihat Mukjizat nyata yang dibawa Musa. Mereka segere tersungkur sujud mengimaninya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Thaha Ayat 65-70

Surah Thaha Ayat 65
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَن تُلْقِيَ وَإِمَّا أَن نَّكُونَ أَوَّلَ منْ أَلْقَى

Terjemahan: (Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: “Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?”

Tafsir Jalalain: قَالُوا يَا مُوسَى (Mereka berkata, “Hai Musa!) Pilihlah إِمَّا أَن تُلْقِيَ (apakah kamu yang melemparkan dahulu) tongkatmu وَإِمَّا أَن نَّكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى (atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?”) tongkat.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala menceritakan tentang para tukang sihir ketika mereka berhadap-hadapan dengan Musa. Di mana mereka berkata kepada Musa: إِمَّا أَن تُلْقِيَ (“Apakah kamu yang melemparkan,”) maksudnya, kamu terlebih dulu yang melemparkan.

وَإِمَّا أَن نَّكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى (“’Ataukah kami orang yang mula-mula melemparkan?”) maksudnya, kalian dulu yang melemparkan agar kami dapat melihat apa yang kalian bisa lakukan dari sihir itu, dan agar tampak jelas oleh umat manusia masalah mereka.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah ahli-ahli sihir Firaun merasa telah cukup persiapannya, telah lengkap segala persediaannya, datanglah mereka ke tempat pertandingan yang telah ditentukan dengan berbaris rapi.

Setelah mereka berhadapan dengan Musa, mereka memberikan pilihan agar Musa memilih, apakah Musa lebih dahulu melemparkan tongkat? Ataukah para ahli sihir yang lebih dahulu melemparkannya? Tindakan ahli-ahli sihir ini adalah satu kebijaksanaan yang mewujudkan adab yang baik dan tawadu mereka kepada Musa, seakan-akan mereka mendapat ilham dari Allah.

Musa setelah berpikir sejenak lalu memilih supaya merekalah yang lebih dahulu melemparkan tongkat mereka, dengan pertimbangan bahwa kalau-kalau ahli-ahli sihir telah mendemonstrasikan sihirnya dengan kesungguhan dan kesanggupannya, pada waktu itulah nanti Allah akan memperlihatkan kekuasaan-Nya,

dengan memenangkan yang hak atas yang batil, memenangkan mukjizat atas ilmu sihir dan lenyaplah sihir yang batil itu. Sesuai dengan firman Allah: Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap. (al-Anbiya`/21: 18).

Tafsir Quraish Shihab: Para penyihir itu menghadapi Mûsâ dengan satu kata dan langkah. Mereka memberikan pilihan kepadanya dengan penuh rasa sombong dan congkak, apakah ia yang memulai memperlihatkan sihirnya dengan melempar tongkatnya atau mereka yang harus memulai dahulu.

Surah Thaha Ayat 66
قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى

Terjemahan: Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan”. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.

Tafsir Jalalain: قَالَ بَلْ أَلْقُوا (Berkata Musa, “Silakan kamu sekalian melemparkan”) maka mereka melemparkannya. فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ (Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka) asal kata ‘Ishiyyun adalah ‘Ushuwwun, kemudian kedua huruf Wawu ditukar menjadi Ya, selanjutnya harakat huruf ‘Ain dan Shad dikasrahkan, maka menjadi ‘Ishiyyun

يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ (terbayang kepada Musa seakan-akan karena pengaruh sihir mereka ia) merupakan ular-ular أَنَّهَا تَسْعَى (yang berjalan) atau merayap pada perutnya.

Tafsir Ibnu Katsir: فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى (“Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka.”)

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 4-5; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dalam ayat yang lain disebutkan: “Mereka menyulap mata manusia dan menjadikan manusia itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan).” (QS. Al-A’raaf: 116)

Sementara di sini Allah Ta’ala berfirman: فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى (“Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka.”) Di mana mereka menempatkannya di wadah yang diberi air raksa yang karenanya dapat bergerak, bergoyang, dan melongok, sehingga menjadikan orang yang melihatnya membayangkan bahwa ia merayap
dengan sendirinya. Padahal sesungguhnya hal itu hanya tipu daya.

Tukang-tukang sihir itu berjumlah sangat banyak, yang masing-masing melemparkan tongkat dan tali sehingga seolah-olah lembah itu menjadi penuh dengan ular yang sebagian menindih sebagian lainnya.

Tafsir kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah Musa menetapkan pilihannya, berkatalah ia kepada ahli-ahli sihir Firaun, “Engkaulah yang lebih dahulu memulai, supaya kami dapat melihat sihirmu, dan mengetahui apa yang sebenarnya kamu perbuat. Setelah itu mereka melemparkan tali dan tongkatnya seraya berkata, “Demi kemuliaan Firaun, sesungguhnya kamilah yang akan menang.”

Tafsir Quraish Shihab: Mûsâ berkata, “Mulailah kalian!” Lalu mereka melemparkan tali dan tongkat mereka. Lantaran sihir mereka, terlihat oleh Mûsâ bahwa tali dan tongkat itu berubah menjadi ular-ular yang bergerak dan berjalan.

Dengan tidak disangka-sangka, tiba-tiba tali dan tongkat-tongkat yang dilemparkan mereka itu, terlihat oleh Musa, seakan-akan ia merayap cepat, kelihatannya seakan-akan ular yang bergerak gesit ke sana ke mari.

Surah Taha ayat 67
فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُّوسَ

Terjemahan: Maka Musa merasa takut dalam hatinya.

Tafsir Jalalain: فَأَوْجَسَ (Maka timbullah perasaan) muncul perasaan فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُّوسَ (takut dalam hati Musa) dia merasa takut karena ternyata sihir mereka sejenis dengan mukjizatnya, sehingga akibatnya akan mengaburkan mana yang hak dan mana yang batil di mata orang banyak, yang nantinya mereka tidak mau beriman, disebabkan kejadian itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah Ta’ala: فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُّوسَ (“Maka Musa merasa takut dalam hatinya.”) Maksudnya, Musa mengkhawatirkan orang-orang akan terpengaruh oleh sihir mereka itu serta tertipu oleh mereka sebelum dia melemparkan apa yang ada di tangan kanannya itu.

Tafsir Kemenag: Kali ini, ahli-ahli sihir Firaun mendemonstrasikan ilmu sihirnya yang istimewa, sehingga Musa merasa takut di dalam hatinya melihat kejadian itu. Bukan saja Musa yang merasa takut, tetapi penonton merasa takut, karena mata mereka telah tersulap, dengan sihir yang istimewa itu, sebagaimana firman Allah:

Maka setelah mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan). (al-A’raf/7: 116).

Tafsir Quraish Shihab: Ia pun merasa takut karena pengaruh sihir yang dilihatnya itu, dan khawatir kalau-kalau orang-orang yang melihatnya tidak dapat membedakan antara sihir dan mukjizat.

Surah Taha ayat 68
قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ الْأَعْلَى

Terjemahan: Kami berkata: “janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).

Tafsir Jalalain: قُلْنَا (Kami berkata) kepada Musa, لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ الْأَعْلَى (“Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul) kamulah yang akan mengungguli mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah Ta’ala mewahyukan kepadanya pada saat kejadian itu: “Hendaklah kamu melemparkan apa yang ada di tangan kananmu, yakni tongkatmu.” Dan ternyata, yang dilemparkan Musa itu menelan semua yang mereka lakukan. Tongkatnya menjadi ular yang sangat besar sekali yang mempunyai kaki, leher, kepala, dan taring. Lalu ular itu mengejar tali-tali dan tongkat-tongkat itu sehingga tidak ada satu pun yang tersisa, karena semuanya ditelan habis olehnya.Sedangkan para tukang sihir dan juga manusia, mereka melihat hal itu dengan kasat mata pada siang hari. Dengan demikian, maka telah jelas mukjizat telah nyata pula bukti, dan kebenaran telah datang serta lenyaplah sihir.

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 61; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah menghibur Musa. Dia berkata kepada Musa, “Wahai Musa! Janganlah engkau takut dan cemas, tenangkanlah hatimu dan tenteramkanlah pikiranmu, jangan terpengaruh dengan sihir mereka. Itu bukan hal yang sebenarnya, tetapi hanyalah khayalan belaka. Engkaulah yang akan unggul dan menang nanti dalam pertandingan ini. Mereka akan kalah dan tak berkutik.”.

Tafsir Quraish Shihab: Lalu Allah memberitahukan Mûsâ kemahalembutan-Nya seraya berfirman, “Kamu tidak perlu merasa takut, sebab kamulah sebenarnya yang akan mengalahkan kebatilan mereka.”

Surah Thaha Ayat 69
وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى

Terjemahan: Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang”.

Tafsir Jalalain: وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ (Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu) yakni tongkat تَلْقَفْ (niscaya ia akan menelan) yakni akan melahap مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ (apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir) ulah tukang sihir belaka.

وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى (Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang”) dengan sihirnya itu. Lalu Nabi Musa melemparkan tongkatnya, maka tongkat Nabi Musa itu menjadi ular yang besar dan menelan semua apa yang diperbuat oleh para ahli sihir.

Tafsir Ibnu Katsir: Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman: إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى (“Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir [belaka]. Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.”)

Ibnu Abi Hatim menceritakan dari Jundab bin `Abdillah al-Bajali, bercerita, Rasulullah bersabda: “Jika kalian menangkap [tukang sihir], maka hendaklah kalian membunuhnya.” Kemudian beliau membaca ayat: ‘Dan tidak akan menang tukang sihir dari mana saja ia datang.’ Beliau bersabda: “Dia tidak akan beriman di mana saja dia ditemukan.” Asal hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi.

Tafsir Kemenag: Setelah itu Allah memerintahkan Musa supaya melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya. Musa dengan segera melaksanakan perintah itu. Dengan kodrat dan iradat Allah, tongkat Musa itu menjadi ular besar dan menelan semua yang dibuat oleh ahli-ahli sihir Firaun itu, yaitu tali dan tongkatnya kelihatan seperti ular yang bergerak.

Sebenarnya apa yang diperbuat mereka itu adalah khayalan belaka dan hanyalah tipu daya tukang-tukang sihir itu, sebagai hasil dari latihan yang tertib dan cukup lama, sama sekali tidak mempunyai hakekat dan tidak akan bertahan lama.

Bagaimanapun juga tukang sihir itu tidak akan menang dengan sihirnya yang mengelabui itu. Yang demikian itu adalah perbuatan dosa, dan tidak akan beruntung orang-orang yang berbuat dosa. Sebagaimana firman Allah: Sesungguhnya orang-orang yang berbuat dosa itu tidak akan beruntung. (Yunus/10: 17).

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 58-60; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: “Lemparkanlah tongkat yang ada di tangan kananmu itu,” kata Allah kemudian, “niscaya ia akan menelan kepalsuan sihir mereka. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu tidak lebih dari sekadar tipuan para penyihir belaka. Dan seorang penyihir tidak akan pernah menang di mana pun ia berada.”

Surah Thaha Ayat 70
فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى

Terjemahan: Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa”.

Tafsir Jalalain: فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا (Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud) yakni mereka bersujud kepada Allah swt. آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى (seraya berkata, “Kami telah percaya kepada Rabb Harun dan Musa”).

Tafsir Ibnu Katsir: Setelah para tukang sihir itu melihat dan menyaksikan hal tersebut, sedang mereka sendiri juga mempunyai keahlian tentang berbagai macam sihir, ilmu dan caranya, maka mereka dengan yakin mengetahui bahwa yang dilakukan oleh Musa itu bukan termasuk sihir dan tipu daya, dan bahwasanya hal itu merupakan suatu yang haq yang tidak diragukan lagi.

Hal tidak dapat dilakukan kecuali oleh Rabb yang jika mengatakan “jadilah” kepada sesuatu, maka pasti terjadi. Pada saat itulah para tukang sihir tersebut sungkur seraya bersujud kepada Allah dan berkata: “Kami beriman kepada Rabb semesta alam, Rabb Musa dan Harun.”

Ibnu Abi Hatim mengatakan dari Ibnu `Abbas: “Tukang sihir itu berjumlah 70 orang. Pagi hari mereka sebagai tukang sihir dan pada sore harinya mereka menjadi syuhada.”

Tafsir Kemenag: Di dalam ayat ini dikisahkan bahwa setelah Musa melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya, tongkat itu menjadi ular besar dan menelan semua apa yang diperbuat ahli-ahli sihir Firaun. Ahli-ahli sihir Firaun setelah melihat keagungan kejadian itu, dan mengetahui bahwa apa yang diperbuat Musa itu, bukanlah sihir, melainkan mukjizat, bukan berasal dari ilmu-ilmu sihir yang mereka ketahui, dan bukan pula tipu daya yang mereka kenal,

dan itu adalah kebenaran yang tidak dapat diragukan, serta tidak ada yang dapat melakukan seperti itu, kecuali yang mempunyai kekuasaan yang apabila Dia menghendaki sesuatu, cukup mengatakan, “jadilah,” maka jadilah sesuatu itu; mereka segera menyungkurkan diri, bersujud disertai ikrar bahwa mereka telah beriman kepada Tuhan seluruh alam. Tuhan Musa dan Harun.

Tafsir Quraish Shihab: Mûsâ pun segera melempar tongkatnya. Tiba-tiba, dengan kekuasaan Allah, tongkat itu berubah menjadi ular besar dan menakutkan, yang menelan semua yang dihasilkan oleh sihir mereka. Ketika melihat mukjizat Mûsâ itu, penyihir-penyihir itu segera bersujud meyakini kebenaran Mûsâ seraya berkata, “Kami beriman kepada Allah semata, Tuhan Mûsâ dan Hârûn, serta Tuhan segala sesuatu.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Thaha Ayat 65-70 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S