Surah Thaha Ayat 92-94; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Thaha Ayat 92-94

Pecihitam.org – Kandungan Surah Thaha Ayat 92-94 ini, menjelaskan bahwa Harun seorang yang bertabiat tenang dan lemah-lembut tidak membalas kata-kata saudaranya yang keras dan kasar itu dengan keras dan kasar pula, tetapi dengan tenang dia berkata kepada Musa. “Hai anak ibuku, janganlah engkau menarik-narik janggut dan rambutku. Memang aku tidak melakukan tindakan tegas sebagaimana yang engkau inginkan karena kalau aku bertindak demikian tentulah mereka akan terpecah-belah menjadi dua golongan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Golongan yang beriman dan golongan yang membangkang, terjadilah permusuhan dan mungkin peperangan antara kedua golongan itu. Andaikata hal ini terjadi tentulah engkau akan menyalahkanku pula dengan menuduhku memecah belah antara Bani Israil. Oleh sebab itu kami mengambil sikap berhati-hati sambil menunggu kembalimu dari atas bukit.”.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Thaha ayat 92-94

Surah Thaha Ayat 92
قَالَ يَا هَارُونُ مَا مَنَعَكَ إِذْ رَأَيْتَهُمْ ضَلُّوا

Terjemahan: Berkata Musa: “Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat,

Tafsir Jalalain: قَالَ (Berkata Musa) setelah ia kembali kepada mereka, يَا هَارُونُ مَا مَنَعَكَ إِذْ رَأَيْتَهُمْ ضَلُّوا (“Hai Harun! Apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka sesat,) ketika mereka menyembah patung anak lembu itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala menceritakan tentang Musa ketika dia kembali kepada kaumnya, lalu dia melihat peristiwa besar yang terjadi di tengah-tengah mereka. Maka pada saat itu, Musa dipenuhi amarah, lalu dia melemparkan lembaran-lembaran berisi firman Allah yang ada di tangannya, lalu memegang kepala saudaranya seraya menariknya ke arahnya.

Dan kami telah menguraikan hal itu di dalam surat al-A’raaf, dan di sana kami menyebutkan sebuah hadits yang berbunyi: “Berita yang disampaikan itu tidak seperti yang disaksikan.”

Kemudian Musa mulai mencela saudaranya, Harun, seraya berkata: قَالَ يَا هَارُونُ مَا مَنَعَكَ إِذْ رَأَيْتَهُمْ ضَلُّو , أَلَّا تَتَّبِعَنِ (“Hai Harun, apa yang menghalangimu ketika kamu melihai mereka telah sesat, [sehingga] kamu tidak mengikutiku?”) Maksudnya, lalu memberitahuku mengenai hal ini pada awal kejadian.

Tafsir Kemenag: Musa sangat menyesal atas sikap Harun yang tidak bertindak tegas terhadap penyelewengan kaumnya. Kenapa dia hanya menegur dan menasehati kaumnya, padahal menyembah patung adalah syirik yang tidak bisa diampuni, dan tidak dapat dibiarkan apapun alasan yang dikemukakan kaumnya.

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 99-101; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mengapa dia tidak menyusul Musa bersama orang-orang yang beriman untuk memberitahukan hal itu dan mengambil sikap tegas terhadap orang-orang yang membangkang. Kalau Harun mengambil tindakan seperti ini tentulah kaumnya yang kafir itu akan merasa takut dan mungkin akan meninggalkan penyembahan patung itu karena khawatir akan kehilangan pemimpin yang mereka cintai.

Tafsir Quraish Shihab: Karena dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya pada diri kaumnya, Mûsâ berkata, “Wahai Hârûn, apa yang menyebabkan kamu tidak menghentikan kesesatan mereka, ketika kamu melihat mereka telah terjerumus di dalamnya?

Surah Thaha Ayat 93
أَلَّا تَتَّبِعَنِ أَفَعَصَيْتَ أَمْرِي

Terjemahan:(sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?”

Tafsir Jalalain: أَلَّا تَتَّبِعَنِ (Sehingga kamu tidak mengikuti aku?) huruf Laa di sini Zaidah. أَفَعَصَيْتَ أَمْرِي (Maka apakah kamu telah sengaja mendurhakai perintahku?”) disebabkan kamu tinggal diam di antara orang-orang yang menyembah selain Allah swt.

Tafsir Ibnu Katsir: أَلَّا تَتَّبِعَنِ ( kamu tidak mengikutiku?”) Maksudnya, lalu memberitahuku mengenai hal ini pada awal kejadian.

أَفَعَصَيْتَ أَمْرِي (“Maka apakah kamu telah [sengaja] mendurhakai perintahku.”) Yakni, mengenai apa yang telah aku sampaikan kepadamu. Yaitu ucapannya: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS. Al-A’raaf: 142).

Tafsir Kemenag: Musa kembali membentak Harun dengan ucapan yang agak keras, “Apakah engkau telah mendurhakai dan melanggar perintahku. Aku telah mengamanatkan kepadamu supaya engkau menggantikan kedudukanku sepeninggalku, bertindak dan mencegah mengikuti jalan orang-orang yang hendak membuat kerusakan.”

Pengarang tafsir Al-Kasysyaf menerangkan hal ini sebagai berikut, “Musa adalah orang yang keras dan kadang-kadang bertindak keras terhadap hal yang berhubungan dengan hak Allah dan agama. Karena itu ia tidak dapat menguasai dirinya ketika melihat kaumnya telah menyeleweng dari agama tauhid sehingga ia melemparkan lembaran-lembaran Taurat yang dibawanya karena kaget dan tercengang melihat penyelewengan kaumnya. Dia membentak dan menghardik saudaranya Harun sambil menarik rambut dan janggut seakan-akan saudaranya musuhnya bukan saudara dan pembantunya.”.

Baca Juga:  Surah Az-Zumar Ayat 21-22; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Dan mengapa pula kamu tidak mengambil posisiku untuk memberikan nasihat sebagaimana yang telah aku katakan kepadamu? Apakah kamu tidak mau mengikutiku pada apa yang telah aku percayakan kepadamu, atau apakah kamu sengaja mendurhakai perintahku?”

Surah Thaha Ayat 94
قَالَ يَا ابْنَ أُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلَا بِرَأْسِي إِنِّي خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي

Terjemahan: Harun menjawab’ “Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): “Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku”.

Tafsir Jalalain: قَالَ (Berkatalah) Harun يَا ابْنَ أُمَّ (“Hai putra ibuku!) dapat dibaca Ummi dan Umma maksudnya ibuku, Nabi Harun sengaja menyebut nama ini untuk mengharapkan belas kasihan dari Nabi Musa لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي (Janganlah kamu pegang janggutku) Nabi Musa memegang janggut Nabi Harun dengan tangan kirinya

وَلَا بِرَأْسِ (dan jangan pula kepalaku) Nabi Musa memegang rambut kepala Nabi Harun dengan tangan kanannya sebagai pelampiasan kemarahannya إِنِّي خَشِيتُ (sesungguhnya aku khawatir) seandainya aku mengikutimu, maka pastilah akan mengikutiku pula segolongan orang-orang yang menyembah anak lembu itu

أَن تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ (bahwa kamu akan berkata kepadaku, ‘Kamu telah memecah belah antara Bani Israel) lalu kamu marah kepadaku وَلَمْ تَرْقُبْ (dan kamu tidak menunggu) قَوْلِي (perintahku”) di dalam mengambil sikap.

Tafsir Ibnu Katsir: Harun menjawab: يَا ابْنَ أُمَّ (“Wahai putera ibuku,”) Harun bersikap sangat lembut dengan menyebut kata “ibu”, padahal dia adalah saudaranya sekandung. Sebab, penyebutan ibu di sini lebih mengena dan lebih mendalam untuk mengunkapkan kasih sayang dan kelembutan. Oleh karena itu, Harun berkata:

يَا ابْنَ أُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلَا بِرَأْسِي (“Wahai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan [pula] kepalaku.”) Yang demikian itu merupakan permintaan maaf dari Harun kepada Musa atas tindakannya yang menunda untuk memberitahukan peristiwa tersebut, di mana dia tidak menemuinya dan memberitahukan mengenai peristiwa besar yang terjadi.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 117; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

إِنِّي خَشِيتُ (“Sesungguhnya aku khawatir,”) untuk menemuimu lalu memberitahumu mengenai masalah ini, lalu engkau berkata kepadaku: “Mengapa kamu meninggalkan mereka sendirian dan memecah di antara Bani Israil;

وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي (“Dan kamu tidak memelihara amanatku,”) yakni, kamu tidak menjaga apa yang telah aku perintahkan kepadamu, di mana aku telah mengangkatmu sebagai pemimpin mereka. Ibnu Abbas mengatakan: “Harun sangat hormat dan patuh kepada Musa as.”

Tafsir Kemenag: Ayat ini menjelaskan bahwa Harun seorang yang bertabiat tenang dan lemah-lembut tidak membalas kata-kata saudaranya yang keras dan kasar itu dengan keras dan kasar pula, tetapi dengan tenang dia berkata kepada Musa.

“Hai anak ibuku, janganlah engkau menarik-narik janggut dan rambutku. Memang aku tidak melakukan tindakan tegas sebagaimana yang engkau inginkan karena kalau aku bertindak demikian tentulah mereka akan terpecah-belah menjadi dua golongan. Golongan yang beriman dan golongan yang membangkang, terjadilah permusuhan dan mungkin peperangan antara kedua golongan itu.

Andaikata hal ini terjadi tentulah engkau akan menyalahkanku pula dengan menuduhku memecah belah antara Bani Israil. Oleh sebab itu kami mengambil sikap berhati-hati sambil menunggu kembalimu dari atas bukit.”.

Tafsir Quraish Shihab: Hârûn berkata kepada Mûsâ, “Wahai putra ibuku, jangan tergesa-gesa memarahiku! Jangan kau pegang jenggot dan kepalaku! Aku benar-benar khawatir kalau aku bersikap keras kepada mereka lalu mereka terpecah menjadi beberapa kelompok, kamu akan berkata kepadaku, “Kau telah memecah Banû Isrâ’îl dan tidak menggantikan aku di antara mereka sebagaimana yang aku percayakan kepadamu.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Thaha Ayat 92-94 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag, dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S