Surah Thaha Ayat 99-101; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Thaha Ayat 99-101

Pecihitam.org – Kandungan Surah Thaha Ayat 99-101 ini, Allah SWT menyatakan bahwa demikianlah kami ceritakan untukmu dan kaummu Muhammad sebagian dari kisah umat-umat terdahulu agar kamu mengambil pelajaran darinya. Berikutnya Allah mengingatkan sekaligus memberi ancaman bagi mereka yang berpaling dari ayat-ayat-Nya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Thaha Ayat 99-101

Surah Thaha Ayat 99
كَذَلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ مَا قَدْ سَبَقَ وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِن لَّدُنَّا ذِكْرًا

Terjemahan: Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Quran).

Tafsir Jalalain: كَذَلِكَ (Demikianlah) sebagaimana Kami telah mengisahkan cerita ini kepadamu, hai Muhammad نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ (Kami kisahkan kepadamu sebagian kisah) berita مَا قَدْ سَبَقَ (umat yang telah silam) yakni bangsa-bangsa di masa lampau

وَقَدْ آتَيْنَاكَ (dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu) yakni Kami telah memberimu مِن لَّدُنَّا (dari sisi Kami) yakni dari hadirat Kami ذِكْرًا (suatu peringatan) yakni Alquran.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya, Muhammad saw: sebagaimana yang telah Kami ceritakan kepadamu berita tentang Musa dan apa yang terjadi dengannya bersama Fir’aun dan bala tentaranya secara jelas dan benar-benar terjadi. Demikian itulah kami menceritakan kepadamu berita-berita yang terjadi di masa lalu persis seperti kejadiannya, tanpa penambahan dan pengurangan.

Demikian itulah, وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِن لَّدُنَّا (“Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu dari sisi Kami,”) maksudnya, peringatan dari Kami, yaitu berupa al-Qur’an. Sebuah Kitab yang tidak didatangi oleh kebathilan, baik dari depan maupun belakangnya. Itulah Kitab yang turun dari Allah yang Mahabijaksana lagi Maha terpuji, Yang Dia tiada pernah memberikan
kepada seorang Nabi pun sebelumnya sebuah Kitab yang serupa dengannya atau bahkan yang lebih sempurna dari itu dan lebih lengkap tentang berita yang telah lalu dan yang akan terjadi serta hukum yang menyelesaikan (urusan) antara manusia dari sejak awal para Nabi diutus hingga akhirnya ditutup oleh Nabi Muhammad saw.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw bahwa kisah-kisah yang diberitakan pada ayat-ayat yang lalu seperti kisah Musa bersama Firaun dan Samiri itu, demikian pula kisah nabi-nabi sebelumnya patut menjadi contoh teladan baginya dalam menghadapi kaumnya yang sangat ingkar dan durhaka. Karena memang demikianlah keadaan setiap rasul walaupun telah diturunkan kepadanya kitab-kitab dan mukjizat-mukjizat untuk menyatakan kebenaran dakwahnya namun kaumnya tetap juga ingkar dan berusaha sekuat tenaga menentang seruannya dan tetap memusuhi bahkan ingin membunuhnya untuk melenyapkannya sehingga tidak terdengar lagi suara kebenaran yang disampaikannya.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 112-113; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Sebagaimana Allah telah menurunkan Kitab Zabur kepada Nabi Daud a.s. Taurat kepada Nabi Musa a.s. dan Injil kepada Nabi Isa a.s., Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepada Muhammad, Kitab yang patut mereka terima dengan baik karena ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya adalah untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan di akhirat.

Al-Qur’an adalah Kitab suci yang lengkap mengandung berbagai pedoman tentang hukum-hukum, pergaulan, ekonomi, akhlak dan sebagainya. Selain itu Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar bagi Nabi. Tiada seorang pun sanggup menandingi keindahan bahasanya dan ketinggian sastranya.

Oleh sebab itu hendaklah Nabi bersabar dan jangan sekali-kali berputus asa atau bersedih hati, tetap berjuang sampai tercapai kemenangan dan semua kebatilan lenyap dari muka bumi, tidak ada yang patut disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, dan Mahakuasa.

Tafsir Quraish Shihab: Seperti Kami menceritakan kepadamu, Muhammad, kisah Musa, Kami pun menceritakan dengan benar kisah umat-umat terdahulu lainnya. Dan Kami telah menurunkan kepadamu sebuah kitab suci yang mengandung peringatan bagimu dan umatmu, juga mengandung kebaikan agama dan dunia kalian.

Surah Thaha Ayat 100
مَّنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا

Terjemahan: Barangsiapa berpaling dari pada Al qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat,

Tafsir Jalalain: مَّنْ أَعْرَضَ عَنْهُ (Barang siapa berpaling daripada Alquran) artinya ia tidak beriman kepada Alquran فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا (maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat) beban yang sangat berat berupa dosa-dosa.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: َّ مَّنْ أَعْرَضَ عَنْهُ (“Barangsiapa berpaling darinya”) maksudnya, mendustakan dan tidak mau mengikutinya dan malah mencari petunjuk kepada selainnya, maka Allah akan menyesatkannya dan akan mengantarkannya ke neraka Jahim. Oleh karena itu, Dia berfirman:

مَّنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا (“Barangsiapa berpaling darinya, maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari Kiamat.”) Kata wizran di sini berarti dosa. Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala dalam surat yang lain:

Baca Juga:  Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 21-30 dan Artinya

“Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya.” (QS. Huud: 17)

Yang demikian itu bersifat umum yang berlaku kepada siapa saja yang sudah pernah sampai kepadanya al-Qur’an, baik masyarakat Arab maupun non-Arab, Ahlul Kitab maupun yang lainnya. Sebagaimana yang difirmankan-Nya: “Supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Qur’an (kepadanya).” (QS. Al-An’aam: 19)

Dengan demikian, setiap orang yang sudah pernah sampai kepadanya al-Qur’an, berarti ia telah diberi peringatan dan seruan olehnya. Barangsiapa mengikutinya, maka ia akan mendapat petunjuk, dan barangsiapa menentang dan berpaling darinya maka ia akan sesat dan akan mengalami kesengsaraan di dunia, dan neraka merupakan tempat yang diancamkan kepadanya pada hari Kiamat kelak.

Tafsir Kemenag: Siapa yang berpaling dari ajaran Al-Qur’an padahal sudah jelas baginya bahwa ia adalah wahyu dari Allah dan tidak dapat disangkal lagi kebenarannya maka penolakannya terhadap ajaran itu adalah semata-mata karena memperturutkan hawa nafsu, atau karena takut kehilangan pengaruh, kedudukan dan sebagainya.

Orang-orang seperti itu sudah wajar bila dianggap sebagai orang yang keras kepala, orang-orang yang sesat dan tidak mau menerima kebenaran, maka Allah tidak akan mengampuninya dan pada hari Kiamat nanti dia akan memikul dosa keingkaran dan kesombongannya, dosa yang paling besar dan paling berat dan hampir-hampir tidak sanggup dia memikulnya.

Dia akan dilemparkan ke neraka Jahanam, dia kekal di sana selama-lamanya, dan ditimpakan kepadanya azab yang amat pedih sesuai dengan keingkaran dan kedurhakaannya. Sungguh amat beratlah dosa yang dipikulnya dan amat pedihlah siksaan yang diterimanya.

Tafsir Quraish Shihab: Barangsiapa menolak mempercayai dan berpetunjuk kepadanya, maka ia akan sesat dalam hidupnya.
Di hari kiamat nanti, ia akan membawa dosa yang diperbuat dan akan dibalas dengan siksaan yang amat pedih.

Surah Thaha Ayat 101
خَالِدِينَ فِيهِ وَسَاءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِمْلً

Terjemahan: mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat,

Tafsir Jalalain: خَالِدِينَ فِيهِ (Mereka kekal di dalamnya) menanggung azab dosanya untuk selamanya. وَسَاءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِمْلً (Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat) lafal حِمْلً merupakan Tamyiz yang menafsirkan makna Dhamir dalam lafal سَاءَ, sedangkan subjek yang dicelanya dibuang yaitu lafal Wizrahum, artinya dosa mereka. Huruf Lam yang ada pada lafal Lahum berfungsi untuk menerangkan. Kemudian lafal يَوْمَ الْقِيَامَةِ dijelaskan oleh ayat berikutnya, yaitu:.

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 45-48; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Oleh karena itu, Dia berfirman: خَالِدِينَ فِيهِ (“mereka kekal di dalam keadaan itu.”) Maksudnya, tidak ada jalan untuk menghindar darinya.

وَسَاءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِمْلً (“Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban mereka pada hari Kiamat.”) Artinya, apa yang mereka bawa itu benar-benar beban yang sangat buruk.

Tafsir Kemenag: Siapa yang berpaling dari ajaran Al-Qur’an padahal sudah jelas baginya bahwa ia adalah wahyu dari Allah dan tidak dapat disangkal lagi kebenarannya maka penolakannya terhadap ajaran itu adalah semata-mata karena memperturutkan hawa nafsu, atau karena takut kehilangan pengaruh, kedudukan dan sebagainya.

Orang-orang seperti itu sudah wajar bila dianggap sebagai orang yang keras kepala, orang-orang yang sesat dan tidak mau menerima kebenaran, maka Allah tidak akan mengampuninya dan pada hari Kiamat nanti dia akan memikul dosa keingkaran dan kesombongannya, dosa yang paling besar dan paling berat dan hampir-hampir tidak sanggup dia memikulnya.

Dia akan dilemparkan ke neraka Jahanam, dia kekal di sana selama-lamanya, dan ditimpakan kepadanya azab yang amat pedih sesuai dengan keingkaran dan kedurhakaannya. Sungguh amat beratlah dosa yang dipikulnya dan amat pedihlah siksaan yang diterimanya.

Tafsir Quraish Shihab: Ia akan berada dalam siksaan itu selama-lamanya. Sungguh merupakan bawaan yang amat buruk di hari kiamat.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Thaha Ayat 99-101 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag, dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S