Surah Yasin Ayat 1-7; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Yasin Ayat 1-7

Pecihitam.org – Kandungan Surah Yasin Ayat 1-7 ini, sebelum membahas kandungan ayat terlebih dahulu kita mengetahui isi surah. Surah ini dibuka dengan dua huruf yang terdapat dalam bahasa Arab. Kemudian dilanjutkan dengan bersumpah demi al-Qur’ân bahwa Muhammad saw. benar-benar termasuk salah seorang rasul yang menyampaikan dakwah sesuai dengan petunjuk al-Qur’ân untuk memperingatkan kaumnya sebagaimana leluhur mereka dahulu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Surah ini kemudian memaparkan hal ihwal para pembangkang yang tidak menerima peringatan. Dijelaskan bahwa peringatan itu hanya berguna bagi mereka yang menerima al-Qur’ân dan takut kepada Tuhan.

Kelak Allah akan membangkitkan manusia dari kematiaannya untuk memperhitungkan segala perbuatannya. Setelah itu, surah ini mengetengahkan suatu ilustrasi kepada orang-orang kafir Mekah tentang perseteruan antara golongan yang mengajak kepada jalan Allah dengan golongan yang mendustakan-Nya. Lalu disebutkan akhir yang didapat oleh dua golongan itu.

Selain itu, surah ini pun mengetengahkan beberapa bukti kemahakuasaan Allah yang semestinya dapat menghantarkan manusia kepada keimanan dan membuatnya selalu waspada akan ancaman Allah yang turun secara tiba-tiba guna membalas amal perbuatan setiap manusia.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Yasin Ayat 1-7

Surah Yasin Ayat 1
يسٓ

Terjemahan: Yaa siin

Tafsir Jalalain: يسٓ (Yaa siin) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya.

Tafsir Ibnu Katsir: Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, adl-Dlahhak, al-Hasan dan Sufyan bin ‘Uyainah, bahwa Yaasiin bermakna “ya insane”. Sa’id bin Jubair berkata: “Demikianlah menurut bahasa Habasyah.” Malik berkata dari Zaid bin Aslam: “Yaitu satu nama di antara nama-nama Allah Ta’ala.”

Tafsir Kemenag: Pada surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad. Pada kesimpulannya disebutkan bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya. Tetapi, dari riwayat Ibnu ‘Abbas diperoleh keterangan bahwa ya sin bermakna ya insan (wahai manusia) yakni wahai Muhammad.

Demikian pula pendapat Abu Hurairah, ‘Ikrimah, adh-ahhak, Sufyan bin Uyainah dan Sa’id bin Jubair. Menurut mereka, ya sin berasal dari logat Habsyah. Sedang Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti ya sin adalah kependekan dari nama-nama Allah.

Ada lagi yang berpendapat ya sin ringkasan dari kalimat “Ya Sayidal Basyar”, yakni Nabi Muhammad sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Al-Qur’an. Namun demikian, mayoritas ulama menyerahkan arti ya sin kepada Allah. (untuk lebih jelasnya, lihat tafsir surah al-Baqarah/2: 1).

Tafsir Quraish Shihab: Surah ini dibuka dengan dua huruf yang terdapat dalam bahasa Arab. Kemudian dilanjutkan dengan bersumpah demi al-Qur’ân bahwa Muhammad saw. benar-benar termasuk salah seorang rasul yang menyampaikan dakwah sesuai dengan petunjuk al-Qur’ân untuk memperingatkan kaumnya sebagaimana leluhur mereka dahulu.

Surah ini kemudian memaparkan hal ihwal para pembangkang yang tidak menerima peringatan. Dijelaskan bahwa peringatan itu hanya berguna bagi mereka yang menerima al-Qur’ân dan takut kepada Tuhan. ‘

Kelak Allah akan membangkitkan manusia dari kematiaannya untuk memperhitungkan segala perbuatannya. Setelah itu, Surah ini mengetengahkan suatu ilustrasi kepada orang-orang kafir Mekah tentang perseteruan antara golongan yang mengajak kepada jalan Allah dengan golongan yang mendustakan-Nya. Lalu disebutkan akhir yang didapat oleh dua golongan itu.

Selain itu, Surah ini pun mengetengahkan beberapa bukti kemahakuasaan Allah yang semestinya dapat menghantarkan manusia kepada keimanan dan membuatnya selalu waspada akan ancaman Allah yang turun secara tiba-tiba guna membalas amal perbuatan setiap manusia. Pada saat itu penghuni surga akan memperoleh kesenangan dan mendapatkan semua yang mereka inginkan. Sebaliknya, para penghuni neraka akan diusir. Mulut mereka–dengan kekuasaan Allah–akan terbungkam, sementara anggota badan mereka akan dapat berbicara.

Allah Mahakuasa untuk mengubah bentuk mereka. Sebab, Dialah yang mengubah orang yang diberi usia panjang dari kuat menjadi lemah, dari kuat ingatannya menjadi pikun dan kembali bersikap kekanak-kanakan.

Dialah yang telah memelihara nabi-Nya dari segala bentuk ilusi dan ketidakwarasan. Dia tidak pernah mengajarkan syair kepadanya, karena seorang nabi tidak layak menjadi penyair yang kerap mempermainkan kata-kata dan mengembara ke setiap lembah.

Apa yang disampaikan oleh Muhammad tidak lain adalah al-Qur’ân yang jelas dan rasional, bukan hasil khayalan. Surah ini, selanjutnya, menyebutkan tentang karunia Allah kepada para hamba-Nya. Disebutkan bahwa Allahlah yang menjadikan ternak-ternak untuk dimiliki dan dijadikan kendaraan oleh manusia. Meskipun segala karunia itu disediakan untuk kepentingan manusia, tetapi banyak manusia yang tetap mempersekutukan Allah.

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 42-43; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mereka malah menyembah sekutu-sekutu, selain Allah, yang lemah itu. Akhirnya, Surah ini ditutup dengan anjuran agar manusia memperhatikan keberadaan dirinya yang berasal dari sperma tapi kemudian menjadi penentang yang paling keras.

Dijelaskan pula bahwa Sang Pencipta kejadian pertama, yang mengeluarkan api dari hijau pepohonan dan menciptakan langit dan bumi, tentu Mahakuasa untuk menghidupkan kembali tulang-tulang yang hancur berserakan. Jika Allah berkehendak, Dia hanya berkata, “Jadilah!” maka sesuatu itu pun terjadi.

Mahasuci Allah, Sang Maha Penguasa segala sesuatu. Hanya kepada-Nyalah segala sesuatu akan kembali.]] Yâ, Sîn. Sebagaimana cara al-Qur’ân mengawali beberapa Surah dengan huruf eja (al-hurûf al-muqaththa’ah), Surah ini pun dibuka dengan dua huruf fonemis.

Surah Yasin Ayat 2
وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ

Terjemahan: Demi Al Quran yang penuh hikmah,

Tafsir Jalalain: وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ (Demi Alquran yang penuh hikmah) yang padat dengan hikmah-hikmah, susunan kata-katanya amat mengagumkan dan makna-maknanya sangat indah lagi memukau.

Tafsir Ibnu Katsir: وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ. (“Demi al-Qur’an yang penuh hikmah”) yaitu, muhkam yang tidak didatangi kebathilan dari hadapan dan dari belakangnya.

Tafsir Kemenag: Pada surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad. Pada kesimpulannya disebutkan bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya.

Tetapi, dari riwayat Ibnu ‘Abbas diperoleh keterangan bahwa ya sin bermakna ya insan (wahai manusia) yakni wahai Muhammad. Demikian pula pendapat Abu Hurairah, ‘Ikrimah, adh-ahhak, Sufyan bin Uyainah dan Sa’id bin Jubair. Menurut mereka, ya sin berasal dari logat Habsyah. Sedang Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti ya sin adalah kependekan dari nama-nama Allah.

Ada lagi yang berpendapat ya sin ringkasan dari kalimat “Ya Sayidal Basyar”, yakni Nabi Muhammad sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Al-Qur’an. Namun demikian, mayoritas ulama menyerahkan arti ya sin kepada Allah. (untuk lebih jelasnya, lihat tafsir surah al-Baqarah/2: 1).

Tafsir Quraish Shihab: Aku bersumpah demi al-Qur’ân yang mengandung hikmah dan pengetahuan yang berguna.

Surah Yasin Ayat 3
إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ

Terjemahan: Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,

Tafsir Jalalain: إِنَّكَ (Sesungguhnya kamu) hai Muhammad لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (salah seorang dari rasul-rasul.)

Tafsir Ibnu Katsir: إِنَّكَ (“sesungguhnya kamu”) hai Muhammad, لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (“salah seorang dari Rasul-rasul)

Tafsir Kemenag: Pada surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad. Pada kesimpulannya disebutkan bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya.

Tetapi, dari riwayat Ibnu ‘Abbas diperoleh keterangan bahwa ya sin bermakna ya insan (wahai manusia) yakni wahai Muhammad. Demikian pula pendapat Abu Hurairah, ‘Ikrimah, adh-ahhak, Sufyan bin Uyainah dan Sa’id bin Jubair. Menurut mereka, ya sin berasal dari logat Habsyah. Sedang Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti ya sin adalah kependekan dari nama-nama Allah.

Ada lagi yang berpendapat ya sin ringkasan dari kalimat “Ya Sayidal Basyar”, yakni Nabi Muhammad sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Al-Qur’an. Namun demikian, mayoritas ulama menyerahkan arti ya sin kepada Allah. (untuk lebih jelasnya, lihat tafsir surah al-Baqarah/2: 1).

Tafsir Quraish Shihab: Bahwa kamu, wahai Muhammad, benar-benar termasuk di antara mereka yang Allah utus kepada umat manusia dengan membawa petunjuk dan agama yang benar.

Surah Yasin Ayat 4
عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Terjemahan: (yang berada) diatas jalan yang lurus,

Tafsir Jalalain: عَلَىٰ (Yang berada di atas) berta’alluq kepada ayat sebelumnya صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (jalan yang lurus) jalannya para nabi sebelum kamu, yaitu jalan tauhid dan hidayah. Ungkapan yang memakai kata pengukuh sumpah dan pengukuh lainnya, dimaksud sebagai sanggahan terhadap perkataan orang-orang kafir yang ditujukan kepada Nabi Muhammad, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, “Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul.” (Q.S. Ar-Ra’d 43.)

Baca Juga:  Surah Yasin ayat 26-29; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (“[yang berada] di atas jalan yang lurus.”) yaitu di atas manhaj, agama yang kokoh dan syariat yang lurus.

Tafsir Kemenag: Pada surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad. Pada kesimpulannya disebutkan bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya.

Tetapi, dari riwayat Ibnu ‘Abbas diperoleh keterangan bahwa ya sin bermakna ya insan (wahai manusia) yakni wahai Muhammad. Demikian pula pendapat Abu Hurairah, ‘Ikrimah, adh-ahhak, Sufyan bin Uyainah dan Sa’id bin Jubair. Menurut mereka, ya sin berasal dari logat Habsyah. Sedang Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti ya sin adalah kependekan dari nama-nama Allah.

Ada lagi yang berpendapat ya sin ringkasan dari kalimat “Ya Sayidal Basyar”, yakni Nabi Muhammad sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Al-Qur’an. Namun demikian, mayoritas ulama menyerahkan arti ya sin kepada Allah. (untuk lebih jelasnya, lihat tafsir surah al-Baqarah/2: 1).

Tafsir Quraish Shihab: Di atas jalan yang lurus, yaitu agama Islam.

Surah Yasin Ayat 5
تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ

Terjemahan: (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,

Tafsir Jalalain: تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ (Sebagai wahyu yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya الرَّحِيمِ (lagi Maha Penyayang) kepada makhluk-Nya. Khabar dari Mubtada diperkirakan keberadaannya, yaitu lafal Alquran. Maksudnya, Alquran ini sebagai wahyu yang diturunkan.

Tafsir Ibnu Katsir: تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (“Yang diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Mahapenyayang.”), yaitu jalan, manhaj dan agama yang engkau bawa ini diturunkan dari Rabb Yang Mahaperkasa lagi Mahapenyayang kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.

Tafsir Kemenag: Pada surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad. Pada kesimpulannya disebutkan bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya.

Tetapi, dari riwayat Ibnu ‘Abbas diperoleh keterangan bahwa ya sin bermakna ya insan (wahai manusia) yakni wahai Muhammad. Demikian pula pendapat Abu Hurairah, ‘Ikrimah, adh-ahhak, Sufyan bin Uyainah dan Sa’id bin Jubair. Menurut mereka, ya sin berasal dari logat Habsyah. Sedang Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti ya sin adalah kependekan dari nama-nama Allah.

Ada lagi yang berpendapat ya sin ringkasan dari kalimat “Ya Sayidal Basyar”, yakni Nabi Muhammad sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Al-Qur’an. Namun demikian, mayoritas ulama menyerahkan arti ya sin kepada Allah. (untuk lebih jelasnya, lihat tafsir surah al-Baqarah/2: 1).

Tafsir Quraish Shihab: Yang diturunkan oleh Sang Mahakuasa lagi Mahaperkasa atas segala sesuatu, sehingga tak seorang pun dapat menghalang-halangi kehendak-Nya. Dia pun Maha Pengasih terhadap para hamba-Nya. Karena itulah, Dia mengutus kepada mereka orang yang menunjuki jalan keselamatan.

Surah Yasin Ayat 6
لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ

Terjemahan: Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.

Tafsir Jalalain: لِتُنْذِرَ (Agar kamu memberi peringatan) dengan Alquran itu قَوْمًا (kepada kaum) lafal Litundzira berta’alluq kepada lafal Tanziilun مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ (yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan) mereka belum pernah diberi peringatan karena hidup di zaman fatrah atau zaman kekosongan nabi dan rasul فَهُمْ (karena itu mereka) yakni kaum itu غَافِلُونَ (dalam keadaan lalai) lalai dari iman dan petunjuk.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah Ta’ala: لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ (“Agar kamu member peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.”) yang dimaksud dengan mereka adalah adalah bangsa Arab. Karena tidak satupun pemberi peringatan datang kepada mereka sebelumnya.

Disebutnya mereka sendiri-sendiri tidak meniadakan yang lainnya, sebagaimana telah disebutkan bahwa sebagian individu tidak meniadakan yang umum. Sebutan ayat-ayat dan hadits-hadits mutawatir tentang keumuman diutusnya Rasulullah saw. telah disebutkan di dalam firman Allah Ta’ala: qul yaa ayyuhan naasu innii rasuulullaahi ilaikum jamii’aa (“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.”) (al-A’raaf: 158).

Baca Juga:  Surah Yasin Ayat 68-70; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Pada surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad. Pada kesimpulannya disebutkan bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya.

Tetapi, dari riwayat Ibnu ‘Abbas diperoleh keterangan bahwa ya sin bermakna ya insan (wahai manusia) yakni wahai Muhammad. Demikian pula pendapat Abu Hurairah, ‘Ikrimah, adh-ahhak, Sufyan bin Uyainah dan Sa’id bin Jubair. Menurut mereka, ya sin berasal dari logat Habsyah. Sedang Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti ya sin adalah kependekan dari nama-nama Allah.

Ada lagi yang berpendapat ya sin ringkasan dari kalimat “Ya Sayidal Basyar”, yakni Nabi Muhammad sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Al-Qur’an. Namun demikian, mayoritas ulama menyerahkan arti ya sin kepada Allah. (untuk lebih jelasnya, lihat tafsir surah al-Baqarah/2: 1).

Tafsir Quraish Shihab: Agar kamu memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyang terdekat mereka tidak diberi peringatan. Karena itulah mereka menjadi lupa akan kewajiban mereka kepada Allah, diri mereka sendiri dan umat manusia.

Surah Yasin Ayat 7
لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَىٰ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

Terjemahan: Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.

Tafsir Jalalain: لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ (Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan) yakni ketentuan Allah telah pasti عَلَىٰ أَكْثَرِهِمْ (terhadap kebanyakan mereka) yakni azab-Nya telah pasti atas mereka فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (karena mereka tidak beriman) kebanyakan dari mereka tidak beriman.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah Ta’ala: لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَىٰ أَكْثَرِهِمْ (“Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan [ketentuan Allah] terhadap kebanyakan mereka.”) Ibnu Jarir berkata: “Sesungguhnya azab pasti berlaku terhadap mayoritas mereka, dimana Allah Ta’ala telah menetapkan bagi mereka di dalam Ummul Kitab bahwa mereka tidak beriman. فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (“Karena mereka tidak beriman”) kepada Allah dan tidak membenarkan Rasul-Rasul-Nya.

Tafsir Kemenag: Pada surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad. Pada kesimpulannya disebutkan bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya.

Tetapi, dari riwayat Ibnu ‘Abbas diperoleh keterangan bahwa ya sin bermakna ya insan (wahai manusia) yakni wahai Muhammad. Demikian pula pendapat Abu Hurairah, ‘Ikrimah, adh-ahhak, Sufyan bin Uyainah dan Sa’id bin Jubair. Menurut mereka, ya sin berasal dari logat Habsyah. Sedang Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti ya sin adalah kependekan dari nama-nama Allah.

Ada lagi yang berpendapat ya sin ringkasan dari kalimat “Ya Sayidal Basyar”, yakni Nabi Muhammad sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Al-Qur’an. Namun demikian, mayoritas ulama menyerahkan arti ya sin kepada Allah. (untuk lebih jelasnya, lihat tafsir surah al-Baqarah/2: 1).

Tafsir Quraish Shihab: Sungguh telah ada dalam pengetahuan Kami bahwa kebanyakan mereka itu tidak akan beriman. Demikianlah, apa yang terjadi pada mereka itu sesuai dengan apa yang ada dalam pengetahuan Kami, dalam mana banyak di antara mereka yang tidak menerima keimanan.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Yasin Ayat 1-7 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S