Pecihitam.org – Kandungan Surah Yasin Ayat 13-17 ini, menjelaskan bahwa misi yang dibawa para rasul itu hanyalah sekadar menyampaikan risalah Allah. Keputusan ada di tangan manusia, apakah akan beriman kepada risalah tersebut atau tidak.
Jika mereka beriman, faedah keimanan itu adalah untuk kebahagiaan mereka juga, di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, kalau orang-orang kafir itu tidak mau melaksanakan seruan para rasul itu, tentu akibatnya akan menimpa diri mereka sendiri.
Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Yasin Ayat 13-17
Surah Yasin Ayat 13
وَٱضۡرِبۡ لَهُم مَّثَلًا أَصۡحَٰبَ ٱلۡقَرۡيَةِ إِذۡ جَآءَهَا ٱلۡمُرۡسَلُونَ
Terjemahan: Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka.
Tafsir Jalalain: وَٱضۡرِبۡ (Dan buatlah) adakanlah لَهُم مَّثَلًا (buat mereka suatu perumpamaan) lafal Matsalan adalah Maf’ul Awal أَصۡحَٰبَ (yaitu penduduk) lafal Ashhaaba ini menjadi Maf’ul yang kedua ٱلۡقَرۡيَةِ (suatu negeri) yaitu kota Inthakiah إِذۡ جَآءَهَا (ketika datang kepada mereka) lafal ayat ini sampai akhir ayat berkedudukan menjadi Badal Isytimal dari lafal Ashhaabal Qaryah ٱلۡمُرۡسَلُونَ (utusan-utusan) utusan-utusan Nabi Isa.
Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman: “Buatlah hai Muhammad, kepada kaummu yang mendustakanmu, matsalan ash-haabal qaryati idz-dzaa-ahal mursaluun (“Suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka,”) Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Ka’ab al-Ahbar dan Wahb bin Munabbih berkata: “Yaitu kota Antokia. Rajanya dikenal dengan penyembah berhala.
Lalu Allah Ta’ala mengutus kepadanya tiga orang Rasul, yaitu Shadiq, Shaduq dan Syalum, akan tetapi mereka mendustakannya.” Diriwayatkan dari Buraidah bin al-Khashib, ‘Ikrimah, Qatadah, dan az-Zuhri, bahwa itu adalah negeri Antakia.
Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menceritakan kepada kaum musyrik Quraisy dan sekaligus kepada kaum yang mendustakan risalahnya tentang riwayat Ashhabul Qaryah sebagai pengajaran bagi mereka.
Intisari dari kisah itu menyatakan bahwa siapa saja yang mendustakan rasul akan mengalami nasib malang seperti apa yang dialami oleh Ashhabul Qaryah. Dalam beberapa tafsir diterangkan bahwa yang dimaksud dengan Ashhabul Qaryah adalah penduduk kota Antakia (Arab: Anthakiyah), tetapi ada yang menyebut penduduk suatu kota yang tidak dikenal.
Sedangkan tiga utusan itu, ada yang menyebut bahwa mereka adalah utusan Isa. kepada penduduk negeri tersebut, dan ada pula yang menyebut mereka adalah rasul yang diutus kepada penduduk negeri tersebut.
Tafsir Quraish Shihab: Dan ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tentang kisah penduduk suatu kota(1) yang memiliki kesamaan dengan kisah kehidupan mereka, tatkala para utusan Allah datang untuk menyampaikan petunjuk kebenaran. (1) Beberapa pakar tafsir menyebutkan bahwa kota yang disebut dalam ayat ini adalah kota Antokiah.
Surah Yasin Ayat 14
إِذۡ أَرۡسَلۡنَآ إِلَيۡهِمُ ٱثۡنَيۡنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزۡنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوٓاْ إِنَّآ إِلَيۡكُم مُّرۡسَلُونَ
Terjemahan: (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu”.
Tafsir Jalalain: إِذۡ أَرۡسَلۡنَآ إِلَيۡهِمُ ٱثۡنَيۡنِ فَكَذَّبُوهُمَا (Yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya) ayat ini seluruhnya berkedudukan sebagai Badal dari lafal Idz yang pertama فَعَزَّزۡنَا (kemudian Kami kuatkan) kedua utusan itu; lafal ayat ini dapat dibaca Takhfif sehingga bunyinya menjadi Fa’azaznaa dapat pula dibaca Tasydid, sehingga bunyinya menjadi Fa’azzaznaa بِثَالِثٍ فَقَالُوٓاْ إِنَّآ إِلَيۡكُم مُّرۡسَلُونَ (dengan -utusan- yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.”).
Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah Ta’ala: إِذۡ أَرۡسَلۡنَآ إِلَيۡهِمُ ٱثۡنَيۡنِ فَكَذَّبُوهُمَا (“Ketika kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya.”) yaitu mereka segera mendustakan keduanya. فَعَزَّزۡنَا بِثَالِثٍ (“Kemudian kami kuatkan dengan utusan ketiga,
“فَقَالُوٓاْ.” (“Maka ketiga utusan itu berkata’”) kepada penduduk kota itu. إِنَّآ إِلَيۡكُم مُّرۡسَلُونَ (“Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”) dari Rabb yang telah menciptakan kalian dengan memerintahkan kalian untuk beribadah hanya kepada-Nya Yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Hal itu dikatakan oleh Abul ‘Aliyah.
Tafsir Kemenag: Oleh karena kedua utusan itu ada yang menyebutkan bernama (Yuhana dan Bulus) tidak berhasil melaksanakan misinya, dikirim lagi seorang yang bernama Syam.’un dengan tugas yang sama. Risalah yang mereka bawa adalah supaya penduduk Antakia itu mau membersihkan dirinya dari perbuatan syirik, supaya mereka melepaskan diri dari segala bentuk sesembahan selain Allah, dan kemudian kembali kepada ajaran tauhid.
Tafsir Quraish Shihab: Kami telah mengutus dua orang rasul kepada mereka, tetapi mereka mendustakan keduanya. Lalu Kami perkuat kedua rasul itu dengan mengutus rasul ketiga. Ketiga rasul itu pun berkata, “Sesungguhnya kami diutus untuk kalian semua.”
Surah Yasin Ayat 15
قَالُواْ مَآ أَنتُمۡ إِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحۡمَٰنُ مِن شَىۡءٍ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا تَكۡذِبُونَ
Terjemahan: Mereka menjawab: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka”.
Tafsir Jalalain: قَالُواْ مَآ أَنتُمۡ إِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحۡمَٰنُ مِن شَىۡءٍ إِنۡ (Mereka menjawab, “Kalian tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun. Tidak lain) أَنتُمۡ إِلَّا تَكۡذِبُونَ (kalian hanyalah pendusta belaka.”).
Tafsir Ibnu Katsir: قَالُواْ مَآ أَنتُمۡ إِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُنَا (“Mereka menjawab: ‘Kamu tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kami.”) yaitu bagaimana Dia memberikan wahyu kepada kalian padahal kalian adalah manusia dan kami pun manusia. Lalu, mengapa kami tidak diberi wahyu seperti kalian. Seandainya kalian adalah para Rasul, pasti kalian adalah malaikat.
Ini merupakan subhat yang banyak digunakan oleh umat-umat yang mendustakan para Rasul. Sebagaimana Allah Ta’ala mengabarkan tentang mereka di dalam firman-Nya: dzaalika bi-annahu kaanat ta’tiihim rusuluhum bil bayyinaati faqaaluu abasyaray yahduunanaa (“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah dating kepada mereka Rasul-rasul mereka [membawa] keterangan-keterangan lalu mereka berkata: ‘Apakah manusia yang akan member petunjuk kepada kami?’”) (at-Taqhaabun: 6). Mereka merasa heran tentang hal tersebut dan berusaha mengingkarinya.
Untuk itu mereka berkata: مَآ أَنتُمۡ إِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحۡمَٰنُ مِن شَىۡءٍ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا تَكۡذِبُونَ (“’Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang mahapemurah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.’)
Tafsir Kemenag: Kemudian dalam ayat ini disebutkan alasan mendasar kaumnya tidak mau beriman kepada Allah. Kebanyakan orang-orang yang mendustakan itu berkeyakinan bahwa ketiga utusan itu adalah manusia biasa saja seperti mereka juga, tanpa ada keistimewaan yang menonjol. Ketika itu, mungkin juga sekarang, seseorang tidak akan dihargai kalau tidak mempunyai kepandaian atau keahlian yang luar biasa.
Alasan kedua, karena mereka yakin bahwa Tuhan Yang Maha Pengasih tidaklah menurunkan risalah ataupun kitab yang berisi wahyu dan Dia tidak pula memerintahkan untuk beriman kepada ketiga utusan itu. Oleh karena itu, mereka menyimpulkan ketiga utusan itu bohong belaka.
Firman Allah yang menggambarkan penolakan mereka “ma anzala ar-rahman”, menunjukkan bahwa penduduk Antakia itu telah lama mengenal Tuhan, hanya mereka mengingkarinya dan digantinya dengan berhala. Oleh sebab itu, semua rasul mereka tolak.
Tafsir Quraish Shihab: Akan tetapi penduduk kota itu menolak ajakan mereka dan berkata, “Kalian tidak lain hanyalah manusia biasa seperti kami. Sang Maha Penyayang tidak akan mewahyukan sesuatu kepada manusia. Kalian tidak lain hanyalah sekelompok orang yang mengatakan sesuatu tanpa dasar.”
Surah Yasin Ayat 16
قَالُواْ رَبُّنَا يَعۡلَمُ إِنَّآ إِلَيۡكُمۡ لَمُرۡسَلُونَ
Terjemahan: Mereka berkata: “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu”.
Tafsir Jalalain: قَالُواْ رَبُّنَا يَعۡلَمُ (Mereka berkata, “Rabb kami mengetahui) kalimat ayat ini mengandung makna qasam, kemudian pengukuhannya ditambah dengan adanya huruf Lam pada lafal Lamursaluuna, sebagai sanggahan terhadap perkataan mereka إِنَّآ إِلَيۡكُمۡ لَمُرۡسَلُونَ (bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.).
Tafsir Ibnu Katsir: قَالُواْ رَبُّنَا يَعۡلَمُ إِنَّآ إِلَيۡكُمۡ لَمُرۡسَلُونَ (“’Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang mahapemurah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.’ Mereka berkata: ‘Rabb kami lebih mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepadamu.’”) yaitu tiga utusan itu menjawab dengan mengatakan:
“Allah Mahamengetahui bahwa kami hanyalah utusan-utusan-Nya yang dikirim kepada kalian. Seandainya kami berdusta atas nama-Nya, niscaya Dia akan menghukum kami dengan hukuman yang seberat-beratnya. Akan tetapi, dia akan memperkokoh dan menolong kami atas kalian dan kalian akan mengetahui siapa yang memiliki akibat baik di akhirat.”
Tafsir Kemenag: Pandangan demikian dibantah oleh utusan-utusan itu dengan mengatakan hanya Allah yang mengetahui bahwa mereka benar-benar orang yang diutus kepada penduduk tersebut. Apabila mereka bohong, maka azab yang pedih akan menimpa mereka.
Tugas mereka ini akan diridai Allah, dan pasti akan diketahui kelak siapa yang bersalah dan harus menanggung risiko atas kesalahan itu. Dalam ayat lain, jawaban seperti itu memang bisa diucapkan oleh seorang rasul, misalnya:
Dan mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Kalau bukan karena waktunya yang telah ditetapkan, niscaya datang azab kepada mereka, dan (azab itu) pasti akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya. (al-‘Ankabut/29: 53).
Tafsir Quraish Shihab: Rasul-rasul itu berkata, “Tuhan yang mengutus kami Mahatahu bahwa kami benar-benar diutus kepada kalian.
Surah Yasin Ayat 17
وَمَا عَلَيۡنَآ إِلَّا ٱلۡبَلَٰغُ ٱلۡمُبِينُ
Terjemahan: Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas”.
Tafsir Jalalain: وَمَا عَلَيۡنَآ إِلَّا ٱلۡبَلَٰغُ ٱلۡمُبِينُ (Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan -perintah Allah- dengan jelas”) menyampaikan yang jelas dan gamblang melalui mukjizat-mukjizat yang terang, yaitu dapat menyembuhkan orang buta, yang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan orang mati.
Tafsir Ibnu Katsir: وَمَا عَلَيۡنَآ إِلَّا ٱلۡبَلَٰغُ ٱلۡمُبِينُ (“Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan [perintah Allah] dengan jelas.” Mereka berkata: “Kewajiban kami hanyalah menyampaikan kepada kalian risalah yang menjadi tujuan diutusnya kami kepada kalian. Jika kalian taat, kalian akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dan jika kalian tidak memperkenankannya, niscaya kalian akan mengetahui bahaya hal tersebut.
Tafsir Kemenag: Ayat ini menjelaskan bahwa misi yang dibawa para rasul itu hanyalah sekadar menyampaikan risalah Allah. Keputusan ada di tangan manusia, apakah akan beriman kepada risalah tersebut atau tidak. Jika mereka beriman, faedah keimanan itu adalah untuk kebahagiaan mereka juga, di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, kalau orang-orang kafir itu tidak mau melaksanakan seruan para rasul itu, tentu akibatnya akan menimpa diri mereka sendiri.
Tafsir Quraish Shihab: Kewajiban kami hanyalah menyampaikan risalah Allah secara jelas.”
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Yasin Ayat 13-17 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020