Suriah Sebut Erdogan dan Netanyahu Penjajah Agresif

Pecihitam.org – Pemerintah Damaskus dan negara Suriah tidak akan mengizinkan Turki untuk memecah dan mencaplok bagian mana pun dari provinsi Idlib Suriah.

Hal itu ditegaskan Duta Besar Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Bashar al-Jaafari.

“Saya dapat mengkonfirmasi bahwa kepemimpinan Suriah selain rakyat Suriah, tidak akan mengizinkan (Presiden Turki Recep Tayyip) Erdogan atau siapa pun untuk mengulangi di Idlib apa yang terjadi di Alexandretta,” kata Jaafari dalam wawancara eksklusif dengan surat kabar online berbahasa Arab Elnashra pada Sabtu, 7 Maret 2020, dikutip dari Arrahmahnews.

Diketahui, lada tahun 1939, Turki mencaplok tanah Alexandretta yang secara historis merupakan wilayah Suriah dan menamainya sebagai provinsi Hatay. Wilayah ini terletak di pantai utara Latakia.

Baca Juga:  Peduli Korban Gempa Maluku, NU Salurkan Bantuan Kemanusiaan

Pihak utusan Suriah mengungkapkan tidak ada perbedaan antara Erdogan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

“Karena mereka berdua penjajah dan agresif,” ujarnya utusan Suriah.

“Apa yang kami pedulikan di Suriah adalah penghapusan terorisme dan penetapan kontrol penuh dan kedaulatan atas tanah Suriah,” sambungnya.

Menurutunya, jika Erdogan mendengarkan suara kebijaksanaan, ia harus mengakhiri dukungannya untuk terorisme.

“Jangan campur tangan destruktif di Suriah dan berhenti membuang-buang darah  pasukannya yang agresif dan menjajah, ini akan melayani perdamaian dan stabilitas semua orang di wilayah ini, termasuk negara tetangga Turki,” ujarnya.