Syaikh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik): Penyebar Islam Tertua di Nusantara

Syaikh Maulana Malik Ibrahim Penyebar Islam Tertua di Nusantara

Pecihitam.org – Syaikh Maulana Malik Ibrahim lebih dikenal sebagai Sunan Gresik. Beliau dimakamkan di kampung Gapura, masuk ke dalam kota Gersik, Jawa Timur.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Lokasi makamnya tersebut tak jauh dari pelabuhan Gresik. Penelaahan arkeologis atas makamnya menemukan bahwa makam tersebut dibangun pada tahun 882 H/1419 M.

Menurut budayawan Nahdlatul Ulama, Agus Sunyoto dalam bukunya Atlas Walisongo (2017), dengan mengutip peneliti sejarah G.J.W. Drewes dalam bukunya New Light on the Coming of Islam to Indonesia bahwa Syaikh Maulana Malik Ibrahim termasuk penyebar Islam paling awal di Indonesia. Sekaligus, beliau adalah waliyulloh yang paling senior dalam menyebarkan Islam ke bumi Nusantara ini.

Menurut Agus Sunyoto, terkait dengan identitas dan asal-usul dari Syaikh Maulana Malik Ibrahim ini masih terjadi perselisihan diantara masing-masing kesarjanaan sejarah. Misalnya dalam Babad Tanah Jawi yang dieditori oleh J.J.

Meinsma menyebut bahwa Sunan Gresik ini dengan nama Syaikh Ibrahim Samaraqandi. Tentu penyebutan tersebut keliru, karena Sunan Gresik adalah sosok yang berbeda dari Syaikh Ibrahim Samaraqandi.

Syaikh Ibrahim Samaraqandi sendiri berasal dari Samarkhan, sebuah wilayah yang ada di daerah Asia Tengah. Dengan menganggap Sunan gresik sebagai Syaikh Ibrahim Samaraqandi maka seolah Syaikh Maulana Malik Ibrahim berasal dari Asia Tengah. Menurut Agus Sunyoto, pandangan tersebut kurang tepat.

Baca Juga:  Syaikh Mahfudz at Tarmasi, Ulama Nusantara yang Diakui Dunia (Bagian 1)

Selain beliau dianggap berasal dari Asia Tengah, ada juga yang menganggap bahwa Sunan Gresik adalah seorang pandhita yang berasal dari Arabia, keturunan Zainal Abidin dan keponakan dari Raja Cherman. Pandangan demikian ini berasal dari Sir Thomas Rafless dalam bukunya The History of Java yang legendaris itu.

Menurut Agus Sunyoto lagi bahwa dalam penelusuran yang cukup mutakhir menyebutkan bahwa Sunan Gresik ini adalah keturunan alawiyyin. Alawiyyin adalah sebuah sebutan untuk keturunan dari Nabi Muhammad Saw atau yang biasa disebut sebagai habaib.

Sanad keturunannya kepada Nabi Muhammad Saw datang dari Fatimah az-Zahra` dengan Ali bin Abi Thalib dari jalur Husain bin Ali turun ke Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja’far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa ar- Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali’ Qasam, Syaikh Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik Ahmad Khan, Abdullah (al Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal, Jamaluddin Akbar al-Husain, dan Maulana Malik Ibrahim.

Baca Juga:  Syaikh Ibrahim Samarkandi; Penyebar Islam di Champa Hingga ke Nusantara

Walaupun ada prediksi yang cukup kuat bahwa Syaikh Maulana Malik Ibrahim berasal dari tanah Arabia. Namun, perdebatan tentang asal-usulnya masih terus berlanjut.

Misalnya seorang epigraf asal Perancis bernama J.P. Moquette dalam tulisannya De Datum op den Grafsteen van Malik Ibrahim te Grisse bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal dari Kashan, sebuah tempat di Persia.

Menurut J.P. Moquette, berdasar dari tulisan berbahasa Arab di makam Syaikh Maulana Malik Ibrahim, menyebutkan bahwa beliau adalah seorang guru kebanggan pangeran, penasihat raja dan menteri. Dengan demikian, Sunan Gresik memiliki kedekatan dengan kerajaan pada waktu itu, yakni Kerajaan Majapahit.

Konon kabarnya ketika Syaikh Maulana Malik Ibrahim datang bersama rombongan pertamakali di sekitar Gresik tersebut langsung menghadap kepada Raja Brawijaya Kerajaan Majapahit. Pada saat itu Syaikh Maulana Malik Ibrahim juga menyampaikan perihal kebenaran Islam kepada raja. Namun saat itu raja belum berkenan.

Walaupun raja menolak untuk masuk Islam, namun raja menyambut baik kedatangan Sunan Gresik beserta rombongan. Bahkan raja mengijinkan beliau untuk menyebarkan agama Islam kepada orang Jawa yang mau. Raja Brawijaya bahkan mengangkatnya sebagai syahbandar di Gresik.

Baca Juga:  Syaikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma, Pendiri NU Sulawesi Selatan

Kemudian, di kampung Gapura tempat Sunan Gresik dimakamkan, beliau mendirikan pesantren untuk mendidik kader yang membantunya menyebarkan ajaran Islam di Jawa, khususnya di wilayah Kerajaan Majapahit yang sedang merosot saat itu. Dari sanalah kemudian Islam semakin tersebar di wilayah tersebut.

Demikianlah sejarah sosok waliyulloh Syaikh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih populer disebut sebagai Sunan Gresik. Dari kedatangannya pada abad ke 15 M tersebutlah Islam tersebar di bumi nusantara dengan cepat dan gemilang. Dan sosok Sunan Gresik tersebut dianggap sebagai tokoh paling awal menyebarkan Islam. Wallohua’lam.