Syiah Rafidhah, Sekte yang Menolak Khalifah Abu Bakar dan Umar

Syiah Rafidhah

Pecihitam.org – Dalam sejarah syiah tidak dapat mempertahankan kesatuannya, kelompok ini akhirnya terpecah menjadi beberapa sekte. Perpecahan ini terutama dipicu oleh masalah doktrin Imamah. Diantara sekte-sekte Syiah itu adalah Syiah Itsna Asy’ariyah, Syiah Sab’iyah, Syiah Zaidiyah, dan Syiah Ghullat. Lalu siapakah Syiah Rafidhah itu?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebelum membahas siapa Syiah Rafidhah, terlebih dahulu harus kita pahami, perbedaan dari sekte-sekte syiah, sebagaimana di berikut ini:

Daftar Pembahasan:

1. Syiah Itsna Asyariah atau Syiah Imamah

Disebut juga syiah dua belas imam. Karena yang menjadi dasar akidahnya adalah persoalan Imam dalam artinya pemimpin regio politik.

Ide tentang Ali dan keturunan untuk menduduki jabatan khalifah telah ada sejak nabi wafat yaitu dalam perbincangan politik di saqifah Bani Saidah. Syiah Itsna asyariyah sepakat bahwa Ali adalah penerima wasiat Nabi Muhammad seperti yang ditunjukkan Nas.

Adapun penerima wasiat setelah Ali Bin Abi Thalib adalah keturunan dari garis Fatimah yaitu Hasan bin Ali kemudian Husain bin Ali sebagaimana yang disepakati setelah Husein adalah Ali Zainal Abidin kemudian secara berturut-turut Muhammad Al Fakir, Abdullah Jafar Sodiq, Musa al-Kazhim, Ali ar Rida, Muhammad al Jawwad, Ali al Hadi, Hasan al Askari, dan terakhir Muhammad al Mahdi sebagai imam ke dua belas.

2. Syiah Sab’iyah

Syiah Sab’iyah atau Syiah tujuh, dianalogikan dengan Syiah itsna asyariyah istilah itu memberikan pengertian bahwa sekte Syiah Sab’iyah hanya mengikuti 7 Imam yaitu; Ali Hasan Husein, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al Baqir, Ja’far As Siddiq, dan Ismail bin Sodiq.

Syiah ini juga disebut Syiah Ismailiyah. Hal ini berbeda dengan Syiah itsna Asyariyah yang membatalkan Ismail bin Ja’far sebagai Imam ke-7 karena disamping memiliki kebiasaan yang tidak terpuji juga karena dia wafat pada tahun 143 H/760M mendahului ayahnya Jafar yang wafat pada tahun 765M. Sebagai penggantinya adalah Musa Al Kadzim adik Ismail.

Baca Juga:  Benarkah Haddad Alwi Pengikut Syiah? Ini Pengakuannya

Syiah Sab’iyah menolak pembatalan tersebut, berdasarkan sistem pengangkatan Imam dalam Syiah dan menganggap Ismail sebagai imam ke-7 dan sepeninggalannya diganti oleh putranya yang tertua Muhammad bin Ismail

Dibandingkan dengan sekte Syiah lainnya Sab,iyah sangat ekstrim dalam menjelaskan kemaksuman Imam. Sebagaimana telah dijelaskan kelompok ini berpendapat bahwa Imam walaupun kelihatan melakukan kesalahan dan menyimpang dari syariat ia tidaklah menyimpang karena mempunyai pengetahuan yang tidak dimiliki manusia biasa.

3. Syiah Zaidiyah

Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai Imam kelima, putra Imam ke empat Ali Zainal Abidin. Kelompok ini berbeda dengan sekte Syiah lain yang mengakui Muhammad Al Baqir, putra Zainal Abidin yang lain sebagai Imam ke lima. Dari nama Zaid bin Ali inilah nama Zaidiyah diambil.

Syiah Zaidiyah merupakan sekte Syiah yang moderat. Abu Zahrah menyatakan bahwa kelompok ini merupakan sektor yang paling dekat dengan Sunni.

Doktrin Syiah Zaidiyah

Kaum zaidiyah menolak pandangan yang menyatakan bahwa seorang imam yang mewarisi kepemimpinan Nabi telah ditentukan nama dan orangnya oleh Nabi. Tetapi hanya ditentukan sifat-sifatnya saja.

Berbeda dengan pendapat Syiah lainnya Syiah Zaidiyah berpendapat bahwa Khalifah Abu Bakar dan Umar Bin Khattab adalah sah dari sudut pandang Islam. Mereka tidak merampas kekuasaan dari tangan Ali bin Abi Tholib.

Selain itu berbeda juga dengan Syiah lainnya, Zaidiyah menolak nikah mut’ah (temporer). Nampaknya ini merupakan implikasi dari pengakuan mereka atas kekhalifahan Umar Bin Khattab.

Seperti kita ketahui nikah mut’ah merupakan salah satu jenis pernikahan yang dihapuskan oleh Khalifah Umar Bin Khattab. Penghapusan ini jelas ditolak oleh sekte Syiah selain Zaidiyah. Oleh karena itu selain Syiah zaidiyah sampai sekarang kaum yang lain tetap mempraktekkan nikah mut’ah.

Baca Juga:  Mungkinkah Syi'ah, Wahabi, dan Aswaja Bertetangga di Surga?

4. Syiah Ghulat

Istilah Ghulat berasal dari kata ghala yang artinya bertambah dan naik. Syiah ghulat adalah kelompok pendukung Ali yang memiliki sikap berlebih-lebihan atau ekstrem.

Lebih jauh Abu Zahrah menjelaskan bahwa Syiah ekstrem atau Ghulat adalah kelompok yang menempatkan Ali pada derajat ketuhanan, dan ada yang mengangkat pada derajat kenabian bahkan lebih tinggi dari Nabi Muhammad.

Gelar ekstrim yang diberikan pada kelompok ini berkaitan dengan pendapatnya yang janggal yakni ada beberapa orang yang secara khusus dianggap Tuhan dan juga ada beberapa orang yang dianggap Rasul setelah Nabi Muhammad.

Selain itu mereka mengembangkan doktrin-doktrin ekstrim lainnya seperti tansukh, hulul, tasbih, dan ibaha. Mengenai jumlah sekte Syiah ghulat para mutakallimin berbeda pendapat. Syahrastani membagi sekte gulat menjadi 11 sekte sedangkan al Ghurabi membaginya menjadi 15 sekte.

Sekte-sekte yang terkenal antara lain adalah, Bahaiyah, Kamaliyah, Albaiyah, Mughriyah Mansuriyah, Khattabiyah, Kayaliyah, Hisamyah, Nu’miyah, Yunusiyah dan Nashisiyah wa ishaqiyah.

Itulah 5 sekte Syiah yang terpecah dengan pendapat dan pemikirannya masaing-masing, untuk lebih jelasnya mengenai sekte syiah dapat di baca pada artikel tentang pembahasan Macam-Macam Sekte Syiah dan Perdebatan Pendapatnya.

Syiah Rafidhah

Sebutan Syiah Rafidhah erat kaitannya dengan sebutan Imam Zaid bin Ali yaitu putra Imam Ali Zainal Abidin, yang bersama para pengikutnya memberontak kepada Khalifah Bani Umayyah Hisyam bin Abdul-Malik bin Marwan pada tahun 121 H.

Syaikh Abul Hasan Al-Asy’ari berkata: “Zaid bin Ali adalah seorang yang melebihkan Ali bin Abu Thalib atas seluruh shahabat Rasulullah, mencintai Abu Bakar dan Umar, dan memandang bolehnya memberontak terhadap para pemimpin yang jahat. Maka ketika ia muncul di Kufah, di tengah-tengah para pengikut yang membai’atnya, ia mendengar dari sebagian mereka celaan terhadap Abu Bakar dan Umar. Ia pun mengingkarinya, hingga akhirnya mereka (para pengikutnya) meninggalkannya. Maka ia katakan kepada mereka: “Kalian tinggalkan aku?” Maka dikatakanlah bahwa penamaan mereka dengan Rafidhah dikarenakan perkataan Zaid kepada mereka “Rafadhtumuunii”.

Baca Juga:  Macam-Macam Sekte Syiah dan Perdebatan Pendapatnya

Pendapat Ibnu Taimiyyah dalam “Majmu’ Fatawa” (13/36) ialah bahwa Rafidhah pasti Syiah, sedangkan Syiah belum tentu Rafidhah; karena tidak semua Syiah menolak Abu Bakar dan Umar sebagaimana keadaan Syiah Zaidiyyah.

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata: “Aku telah bertanya kepada ayahku, siapa Rafidhah itu? Maka dia (Imam Ahmad) menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang mencela Abu Bakar dan Umar’.”

Pendapat juga diutarakan oleh Imam Syafi’i. Ia pernah mengutarakan pendapatnya mengenai Syiah dalam diwan asy-Syafi’i melalui penggalan syairnya: “Jika Rafidhah itu adalah mencintai keluarga Muhammad, Maka hendaknya dua makhluk (jin dan manusia) bersaksi bahwa aku adalah seorang Rafidhi.” Dia juga berkata, “Mereka mengatakan, ‘Kalau begitu Anda telah menjadi Rafidhi?’ Saya katakan, ‘Sekali-kali tidak… tidaklah al-Rafidh (menolak Khalifah Abu Bakar dan Umar) itu agamaku, tidak juga keyakinanku.” Imam Asy-Syafi’i berkata: “Saya belum melihat seorang pun yang paling banyak bersaksi/bersumpah palsu (berdusta) dari Syiah Rafidhah.”

Dengan demikian dapat di katakana Syiah Rafidhah adalah golongan syiah yang ekstrim, kelompok yang terlalu melebih-lebihkan Ali, tidak mengakui khalifah Abu Bakar dan Umar bahkan mencela mereka berdua. Inilah golongan Syiah yang dianggap paling menyimpang.

*Diolah dari berbagai sumber

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *