Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 2: Kenapa Memakai Hudan lil Muttaqin?

Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 2; Kenapa Memakai Hudan lil Muttaqin

PECIHITAM.ORG – Sepintas mungkin ada yang bertanya, mengapa Surat Al-Baqarah ayat 2 berbunyi: هدى للمتقين / hudan lil muttaqin (petunjuk bagi orang-orang bertakwa) bukan هدى للضآلين / hudan lid dlallin (petunjuk bagi orang-orang sesat).

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pertanyaan mungkin timbul dikarenakan umumnya yang butuh petunjuk adalah orang-orang-orang yang sesat atau salah jalan (al-dlallin), bukan orang yang bertakwa. Karena orang yang bertaqwa sudah berarti berada di jalan yang benar. Maka mereka dalam hal ini tidak perlu lagi yang namanya hudan (petunjuk)

Penjelasan yang terdapat di dalam Tafsir Ibnu Katsir, bahwa yang dimaksud hudan lil muattaqin pada ayat itu adalah petunjuk dari kesesatan (untuk meninggalkan kesesatan) bagi orang yang bertakwa.

وقال الشعبي: هدى من الضلالة. وقال سعيد بن جبير: تبيان للمتقين. وكل ذلك صحيح

As-Sya’bi berkata: “(maksudnya) adalah petunjuk dari kesesatan”. Said bin Jubair berkata: “(maksudnya adalah penjelasan bagi orang-orang yang bertakwa”. Semuanya itu adalah benar. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz I halaman 57)

Sementara itu, Imam Fahrurrazi di dalam Tafsir Al-Kabir menjelaskan lebih rinci mengapa surah Al-Baqarah ayat 2 itu menggunakan lafadz هدى للمتقين, bukan هدى للضآلين

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 25; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

هدى للمتقين, كفاه؛ لأنه تعالى بين أن القرآن هدى للناس في قوله: شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس [البقرة : 185] ثم قال ههنا في القرآن: إنه هدى للمتقين، فهذا يدل على أن المتقين هم كل الناس، فمن لا يكون متقيا كأنه ليس بإنسان

Lafadz hudan lil muttaqin (هدى للمتقين) sudah mencukupi. Karena Allah telah menjelaskan bahwa al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia (dalam Suray Al-Baqarah ayat 185). Kemudian dalam ayat ini dikatakan sesungguhnya Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang orang yang bertaqwa. Maka hal ini menunjukkan bahwa orang orang yang bertaqwa adalah semua manusia. Jadi orang yang tidak bertaqwa seolah-olah mereka bukanlah manusia.

السؤال الأول: كون الشيء هدى ودليلا لا يختلف بحسب شخص دون شخص، فلماذا جعل القرآن هدى للمتقين فقط؟ وأيضا فالمتقي مهتد ، والمهتدي لا يهتدي ثانيا، والقرآن لا يكون هدى للمتقين

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 30-31; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Pertanyaan pertama: keadaan sesuatu sebagai petunjuk itu tidaklah berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya, lalu mengapa Al-Qur’an dijadikan petunjuk bagi orang yang bertaqwa saja? Kedua: orang yang bertaqwa sudah mendapatkan petunjuk, sedangkan orang yang mendapat petunjuk tidak tidak diberi petunjuk untuk kedua kalinya. Jadi, Al-Qur’an bukan petunjuk untuk orang yang bertaqwa.

الجواب: القرآن كما أنه هدى للمتقين ودلالة لهم على وجود الصانع، وعلى دينه وصدق رسوله ، فهو أيضا دلالة للكافرين، إلا أن الله تعالى ذكر المتقين مدحا ليبين أنهم هم الذين اهتدوا وانتفعوا به كما قال : ( إنما أنت منذر من يخشاها ) [النازعات: 45] وقال: ( إنما تنذر من اتبع الذكر ) يس: 11

Maka jawabannya: Sebagaimana Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang yan bertaqwa atas wujudnya Sang Pencipta, atas agama-Nya dan juga kebenaran utusan-Nya, maka Al-Qur’an juga petunjuk bagi orang yg kafir, hanya saja Allah menyebutkan orang yang bertaqwa untuk memujinya, dan untuk menjelaskan bahwa merekalah yang mengambil petunjuk dan mengambil manfaatnya, sebagaimana firman Allah dalam surat An Nazi’at ayat 45 dan surat yasin ayat 11.

وقد كان عليه السلام منذرا لكل الناس، فذكر هؤلاء الناس لأجل أن هؤلاء هم الذين انتفعوا بإنذاره

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 46-48; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Rasulullah memberi peringatan kepada semua manusia dan dalam ayat tersebut hanya disebutkan orang-orang bertakwa karena merekalah yang mengambil manfaat dari peringatan Rasulullah.

Demikianlah tafsir Surat Al-Baqarah ayat 2. Wallahu a’lam bisshawab!

Faisol Abdurrahman