Tafsir Tematik; Metode dan Cara Memahami al Quran Sesuai Tema

Tafsir Tematik; Metode dan Cara Memahami al Quran Sesuai Tema

PeciHitam.org – Salah satu jenis tafsir yang hendak digunakan untuk membedah kandungan al-Quran adalah tafsir tematik, sebuah tafsir yang mencoba menelaah kandungan al-Quran berdasarkan tema per tema, agar ditemukan titik konvergensi antara satu ayat dengan ayat lainnya secara logis, agar bisa ditemukan tautan epistemologis yang ditorehkannya secara relevan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Tafsir tematik biasanya dilawankan dengan tafsir tajzi’i, yakni sebuah metode tafsir di mana seorang mufasir berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Quran secara runut, ayat per ayat atau surah per surah, sesuai dengan urutan susunan ayat atau surah dalam al-Quran.

Tafsir tematik oleh Baqir Sadr disebut dengan ungkapan al ittijah al-tawhidi (berorientasi penyatuan). Sebab, menurutnya, tafsir tematik digunakan untuk mengkaji al-Quran dalam satu tema dari pelbagai tema, misalnya, tentang aspek akidah, sosial, atau kosmos, lalu sang mufasir menjelaskan, membahas dan menelitinya.

Pengertian yang nyaris sama disampaikan oleh Muhammad Baqir al-Hakim Menurutnya, yang dimaksud tematik adalah yang terkait dengan suatu tema, di mana seorang mufasir memilih suatu tema tertentu. mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan tema tersebut menafsirkan, dan berusaha untuk menyimpulkan pandangan al- Quran darinya.

Baca Juga:  Surah An Nisa Ayat 84-87; Seri Tadabbur Al Qur'an

Misalnya, seorang mufasir menghimpun ayat-ayat yang terkait dengan dalil mengenal Allah (ma’rifatullah), seperti fitrah, argumentasi keteraturan (burbin al-nazhan), dan dalil-dalil yang lain.

Tafsir tematik dipilih lantaran terdapat beberapa keuntungan darinya. Di antaranya, sebagaimana pendapat Syaikh Ja’far Subhani. karena melalui tafsir tematik, horizon-horizon dan cakrawala-cakrawala yang besar dari pelbagai ilmu dan makrifat al-Quran akan dibuka.

Secara lebih lengkap. Nasir Makarim Syirazi menjelaskan beberapa keuntungan lain darinya, di antaranya:

Pertama, menghilangkan problem problem yang terkadang muncul di sebagian ayat untuk pertama kali. Dengan tafsir tematik, ayat ayat mutasyabih yang terdapat dalam al-Quran akan terpecahkan masalahnya atau kesamarannya akan hilang.

Kedua, dapat mengetahui kondisi-kondisi, keistimewaan-keistimewaan, sebab-sebab, dan hasil-hasil dari berbagai tema dan berbagai persoalan yang dikemukakan dalam al-Quran

Ketiga, mendapatkan penafsiran yang komprehensif terkait dengan berabgai tema, seperti tauhid, ma’rifatullah, Hari Kemudian, ibadah, jihad, dan tema-tema penting lainnya.

Keempat,  mendapatkan rahasia-rahasia dan inspirasi-inspirasi baru dari al-Quran melalui penghubungan antara suatu ayat dengan ayat ayat yang lain.

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 98-99; Seri Tadabbur Al Qur'an

Penggunaan tafsir tematik dalan kajian ini diharapkan akan memberikan horizon baru yang lebih aplikatif dan responsif dalam membedah al-Quran sambil menjawab tuntutan realitas sosial yang bergerak cepat.

Sebagaimana diketahui bahwa al-Quran adalah kitab suci universal yang berlaku untuk setiap ruang dan waktu manusia yang dianugerahkan Allah Swt. kepada seluruh umat manusia.

Ke Universalan al-Quran terletak pada cakupan pesannya yang menjangkau seluruh lapisan umat manusia, kapan saja, dan di mana saja.

Al-Quran mendeklarasikan dirinya untuk menyapa seluruh manusia dari segenap suku-bangsa, merentang dari benua Asia hingga Eropa, membentang dari benua Amerika hingga Australia tanpa kecuali: baik dengan masyarakat di zaman Nabi Muhammad Saw. maupun masyarakat di periode Khulafa’ al-Rasyidin; baik dengan masyarakat modern maupun masyarakat modern, hingga akhir zaman.

Meski demikian, tidaklah serta-merta bahwa untuk berdialog dengan al-Quran, terbentang jalan lempang yang semua orang dapat menggapainya.

Faktanya adalah justru kandungan al-Quran begitu berat dan pelik, sehingga membutuhkan persyaratan-persyaratan normatif yang berat dan pelik pula untuk membedahnya.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 25-27; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Itulah sebabnya, upaya meraih kebenaran teks dan konteks sebulan ayat membutuhkan ilmu alat. Dengan ilmu alat, kita bisa lebih muda mengaplikasikan makna-makna al-Quran dalam kehidupan sosial Apalagi mengenai ayat-ayat al-Quran yang berkategori mutasyabih.

Untuk itulah, perlu kiranya untuk mengenal Tafsir tematik lebih jauh. Hal ini dilakukan untuk dapat menemukan isi dan kandungan al Quran supaya lebih relevan dengan kehidupan masyarakat di era modern.

Mohammad Mufid Muwaffaq