Bacaan Takbiran Malam hari Raya Idul Fitri Lengkap dengan Keutamaannya

takbiran

Pecihitam.org – Ketika menjelang hari raya Idul fitri bacaan takbiran selalu bergema dimana-mana. Takbiran ini mulai dikumandangkan pada malam 1 Syawal hingga dilaksanakannya shalat Idul Fitri. Di sejumlah daerah bahkan takbiran digelar dengan meriah dan telah berlangsung selama puluhan tahun. Begitu sakralnya suara takbiran, hingga konon orang yang sedang jauh dirantau akan menangis jika mendengarnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Daftar Pembahasan:

Ada Itu Takbiran?

Di Indonesia, Takbiran merujuk pada aktivitas umat Islam yakni mengucapkan kalimat takbir (الله أَكْبَر Allahu Akbar) secara bersama-sama. Lebih spesifiknya, aktivitas ini identk dengan perayaan pada malam hari dalam menyambut datangnya hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Aktivitas ini sangat membudaya, hingga tidak sedikit pula yang biasanya dilakukan dengan melakukan pawai di jalanan, kadang-kadang sambil membawa beduk, obor, dan lampion berkeliling kota.

Pada malam takbiran ini, semua umat Islam tumpah ruah ke jalan untuk menyambut suka cita datangnya hari lebaran. Melantunkan bacaan takbir dimalam hari raya Idul fitri juga merupakan salah satu dari sunah Nabi Saw. Dilain sisi takbir juga termasuk bacaan dzikir kepada Allah.

Takbiran tentunya punya sisi keistimewaan tersendiri. Salah satunya adalah lafalnya yang berbeda dari takbir yang biasa diucapkan ketika shalat.

Pada dasarnya pembacaan takbir terbagi dua macam yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad.

Takbir mursal, adalah bacaan takbir yang tidak terikat aturan waktu, oleh karenanya dianjurkan untuk dibaca sepanjang malam. Seperti takbiran di malam idul fitri dan idul adha.

Waktu pelaksanakan takbir mursal bisa dimulai dari terbenamnya matahari malam hari raya hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat Ied, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.

Takbir Muqayyad, adalah takbiran yang terbatas pada waktu, seperti pembacaan takbir setiap selesai sahalat lima waktu selama hari raya Idul Adha dan hari tasyrik, 11, 12 dan 13 dzulhijjah. Waktu membacaannya yaitu setelah sholat shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

Baca Juga:  Ketika Hijrah Hanya Dipahami Sebagai Ibadah Mahdah

Dalil Anjuran Takbiran

Adapun anjuran pembacaan takbir ini berlandaskan pada surat al-Baqarah ayat 185:

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Menggemakan takbir di malam hari raya Idul Fitri merupakan salah satu amalan menghidupkan hari raya. Amalan menghidupkan hari raya adalah amalan istimewa penyempurna Ramadhan. Anjuran sebagaimana hadits Rasulullah saw yang berbunyi:

“Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir”

Bacaan Takbiran

Berikut adalah bacaan takbir singkat dan yang sudah umum diketahui masyarakat:

اللهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.

Artinya: “Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.”

Adapun jika mengiginkan bacaan takbir yang lebih panjang dan lengkap. lafadznya adalah sebagai berikut:

اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا, لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه, مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن, وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون, وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن, وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن, لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه, لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحَمْ

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. allaahu akbar wa lillaahilhamd.allaahu akbar kabiiraw wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahibukrataw wa ashiilaa. laa ilaaha illallaahu walaa na’budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahud-diina walau karihal kaafiruun. laa ilaaha illallaahu wahdahu shadaqa wa’dahu wa nashara abdahu wa a’azza jundahu wa hazamalahzaaba wahdah. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. allaahu akbar wa lillaahil-hamd.

Baca Juga:  Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Artinya: “Allah maha besar allah maha besar allah maha besar. tidak ada tuhan melainkan allah, dan allah maha besar, allah maha besar dan segala puji bagi allah. allah maha besar dan aku mengagungkan allah dengan besar-besar keagungan. dan segala puji bagi allah dan kami memuji allah sebanyak-banyaknya. maha suci allah pada pagi dan petang, tidak ada tuhan melainkan allah dan tidak ada yang kami sembah kecuali hanya allah, dengan ikhlas kami beragama kepadanya, walaupun orang-orang kafir membenci. tidak ada tuhan melainkan allah sendirinya, benar janjinya, dan dia menolong hambanya, dan dia mengusir musuh nabinya dengan sendirinya, tidak ada tuhan melainkan allah, allah maha besar allah maha besar dan baginya segala puji.”

Keutamaan Takbiran Idul fitri

Dalam kitab Fathul Qarib karya Ibnu Qosim Al-Ghozzi disebutkan bahwa disunahkan untuk menggemakan takbir pada malam hari raya. Sunah ini ditujukan untuk semua orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan, mukim ataupun musafir, di rumah, masjid, ataupun di pasar. Ibnu Qosim Al-Ghozzi mengatakan:

“Disunahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir dan mukim, baik yang sedang di rumah, jalan, masjid, ataupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai shalat Idul Fithri. Tidak disunahkan takbir setelah shalat Idul Fitri atau pada malamnya, akan tetapi menurut An-Nawawi di dalam Al-Adzkar hal ini tetap disunahkan.”

Anjuran memperbanyak takbir ini juga sepadan dengan imbalan yang dijanjikan olehh Allah yaitu meleburkan dosa-dosa hamba-Nya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Saw:

“Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa.”

Selain itu, umat Muslim disunahkan pula melantunkan takbir selama menuju tempat shalat. Tak perlu lantang saat melantunkannya, karena busa dilantunkan dengan suara lirih atau bisa juga di dalam hati juga dianjurkan.

Baca Juga:  Mengenal Malaikat Israfil Sang Peniup Sangkakala

Takbiran di malam dan hari raya Idul Fitri juga merupakan bagian dari wujud syukur kepada Allah Swt karena telah diberi rahmat, berkah dan kemudahan menjalankan puasa Ramadhan hingga hari kemenangan tiba.

Sebagaimana dengan firman Allah SWT berikut ini.

“Hendaklah kamu mencukupkan bilangan (puasa) ketika mengucapkan takbir dan hendaklah kamu mengagungkan Allah SWT atas petunjuknya yang diberikan kepadamu agar kamu dapat besyukur.” (QS. albaqarah 185)”

Selain keutamaan di atas, takbir juga memiliki keutamaan sebagai ampunan, membebaskan dari api neraka, sekaligus harapan agar ibadah diterima Allah Swt.

Takbir juga menjadi sarana untuk berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Sesuai dengan firman-nya dalam surat al Isra ayat 111 yang menyatakan bahwa:

“Segala puji bagi Allah SWT yang tidak menpunyai anak dan tidak pula diperanakan, dan tak memiliki sekutu didalam kerajaannnya. dia tidak bersifat hina seperti manusia yang memerlukan pertolongan, maka agungkanlahb dia dengan pengAgungan yang seluas luasnya dan sebesar besarnya.” (QS. Al-Isra : 111)”

Demikian, semoga informasi ini bermanfat. Wallahua’lam bisshawab.

Selamat hari raya Idul Fitri !! Taqabalallahtaqabbalallahu minna wa minkum, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik