Anjuran bagi Manusia untuk Merenungkan Tanda-tanda Kebesaran Allah

tanda tanda kebesaran allah

“Cogito Ergo Sum (Aku berfikir maka aku ada). Descartes.

Pecihitam.org – Memikirkan hal-hal yang diciptakan oleh Allah SWT sangatlah penting dan merupakan perbuatan yang dianjurkan. Seperti yang sudah difirmankan Allah dalam Al-Qur’an yakni “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi mereka yang berfikir.” (Q.S An-Nahk: 11). Sebaliknya daripada itu Allah justru tidak menyukai orang yang tidak memanfaatkan potensi akalnya untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaaannya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Manusia diciptakan dengan struktur yang rumit dengan fungsi yang tidak pernah bisa dimengerti dengan penelitian manusia. Bahkan satu fungsi anggota tubuh manusia saja penelitiannya tidak pernah selesai sampai dengan hari ini. Artinya peneliti terbaikpun mengakui bahwa masig banyak yang belum bisa terpecahkan dalam penelitiannya.

Contohnya saja seperti DNA manusia, para Ilmuan sepakat bahwa jika DNA manusia direntangkan maka panjangnya akan sama dengan jarak antara Bumi dengan Matahari. Coba bayangkan, hanya satu DNA manusia saja sudah bisa mencapapai jarak tersbut.

Jadi apabila kita berfikir tentang segala sesuatu yang diciptakan Tuhan seperti halnya mengenai betapa tinggi dan luasnya langit, terhampar luasnya bumi, kokohnya gunung-gunung dan terbentangnya lautan, sebagai tanda-tanda kebesaran Allah, maka Insya Allah akan menjadikan kita menjadi tenang dan meningkatkan potensi ruhani kita untuk bisa mendekatkan diri dan mempertebal rasa keimanan kita.

Baca Juga:  Jangan Loyo! Seorang Mukmin Sejati Harus Semangat Dalam Beramal

Menurut Dr. (Hc). KH. Miftah faqih memikirkan kebesaran Allah bisa dimulai dengan hal-hal terkecil yang ada disekitar kita dan mengambil hikmah dalam kejadian yang dialami atau yang ada disekitar kita.

Contohnya untuk sekarang ini kita tengah diterpa wabah pandemi Covid-19 atau Corona yang menjadi masalah serius diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Bisa kita jadikan sebagai bahan renungan kita semua untuk terus mengingat kebesaran-kebesaran Allah SWT.

Sebab apa yang terjadi hari ini tidak pernah terlepas dari kejadian yang ada pada masa lalu, maka disinilah kita diharuskan untuk berfikir tentang hikmah yang ditimbulkan dari kejadian-kejadian yang ada pada masa lalu. Sebab baik kecil ataupun besar kejadiannya selalu berulang-ulang disetiap masanya.

Kemudian dalam memaknai hal yang menurut pandangan umum kurang baik juga perlu diperhatikan (seperti wabah covid ini), sebab didalmnya juga terdapat kebesaran Allah swt yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Artinya kita harus teliti dalam melihat hal tersebut dan melihat dari sisi yang baik sehingga kita bisa memaknainya dengan baik pula juga bijaksana.

Baca Juga:  Inilah Keutamaan Menyambung Silaturahmi dalam Islam

Oleh sebab itu Al-Qur’an telah banyak memperingatkan kepada kita dengan banyak menyajikan keagungan tuhan dengan tujuan untuk memberikan penjelasan kepada akal manusia akan keagungan tuhan. Seperti dalam surat Yusuf ayat 105:

“Berapa banyak tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di langit dan di bumi yang berlalu begitu saja, yang demikian itu karena mereka tidak memperdulikannya.” (Q.S Yusuf: 105).

Itu berarti Al-Qur’an juga sudah memperingatkan untuk tidak melewatkan kejadian-kejadian yang terjadi hari ini maksudnya memikirkan dan merenungkannya sebab akan bisa bermanfaat dimasa yang akan datang. Dalam bentuk apapun, kapanpun dan akan terjadi dimanapun.

Diriwayatkan oleh Sufyan bin Uyainah: “Berfikir tentang Ciptaan Allah Swt, adalah cahaya yang merasuk kedalam hati”. Abu Sulaiman Ad-Darani juga berkata: “Sesungguhnya aku keluar rumah dan tidak ada sesuatupun yang terlihat olehku, kecuali segala kenikmatan Allah yang dikaruniakan kepadaku serta hikmah pelajaran dari Allah yang telah dianugrahkan olehnya kepadaku”.

Menurut golongan tasawuf atau para sufi, bertafakur adalah jalan untuk mengetahui tuhan yang dianggap paling hakiki. Sehingga kaum sufi kerap kali menggunakan metode bertafakur untuk mencapai pada apa yang hakikat.

Baca Juga:  Cara Al-Qur'an Memberi Petunjuk Bagi Mereka yang Tidak Paham Bahasa Arab

Akan tetapi Imam Al-Ghazali sendiri mengatakan bahwa tafakur, renungan dll yang dimaksud adalah perenungan yang dilakukan oleh hati yang berpusat didada bukan apa yang dilakukan oleh akal yang berpusat dikepala.

Maka bagi orang-orang tasawuf berfikir tentang keagungan dan keesaan tuhan juga merupakan kunci untuk membuka jalan Makrifat dan Kasyf. Sehingga ini bisa menjadi pelajaran bagi orang-orang yang masih pemula dalam melakukan tafakur untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhan.

Pada dasarnya Manusia sudah dibekali dengan akal fikiran. Jadi dimanfaatkan atau tidaknya akal fikiran tersebut maka tergantung daripada pribadinya masing-masing. Wallahu a’lam semoga bermanfaat. Tabik!

Fathur IM