Tawakal Kepada Allah, Bukan Sekedar Pasrah Namun Juga Usaha

tawakal kepada Allah

Pecihitam.org – Tawakal berarti menyerah diri kepada Allah SWT. tidak bergantung kepada makhluk atau benda lain. Dengan kata lain bahwa manusia hanya dapat berusaha sedangkan yang menentukan hasil adalah Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sehingga manusia haruslah berserah diri dan menyandarkan segalanya kepada yang Maha Kuasa. Namun tawakal kepada Allah tidak berarti hanya berserah diri secara pasif harus disertai dengan usaha, sebagai wujud dari tawakkal tersebut.

Tawakkal adalah modal yang sangat kita butuhkan dalam menghadapi kehidupan dunia ini. Sebab tanpa tawakal seseorang akan mudah putus asa, tanpa tawakkal seseorang akan jatuh dalam kemusyrikan. Tapi dengan tawakkal seorang hamba akan kuat didalamnya menghadapi berbagai macam problematika hidup, dalam mencari rizqi dan didalam bermasyarakat.

Menurut para ulama mengatakan bahwa tawakal itu ada dua rukun. Rukun yang pertama hati kita benar-benar bersandar kepada Allah dan kita serahkan semuanya kepada Allah. Yang kedua yaitu kita usaha untuk meraih apa yang kita inginkan.

Begitupun yang ditampakkan oleh Nabi SAW ketika memarahi seorang pemuda uang hanya mengandalkan tawakkal kepada Allah tanpa mau berusaha. Menurut sebuah kisah pada zaman rasulullah SAW. Sahabat Nabi SAW, Anas bin Malik bercerita bahwa, pada suatu hari ada seorang pemuda berhenti di depan masjid untuk mendatangi Rasulullah. Dia datang dengan menunggang unta, dan unta tunggangannya dilepas begitu saja tanpa diikat.

Baca Juga:  Jalan Terindah Saat Dikritik adalah Tawakkal

Rasulullah bertanya, “Mengapa unta itu tidak diikat?” pemuda itu menjawab, “Saya lepaskan unta karena saya percaya pada perlindungan Allah SWT” Rasulullah menegur secara bijaksana, “Ikatlah unta itu, sesudah itu barulah kamu bertawakkal.” kemudian pemuda itu mengikat unta itu di sebuah pohon kurma. Suatu penjelasan yang gamblang mengenai tawakkal yang diajarkan oleh Rasulullah dari sebuah kejadian yang ada di depan mata beliau.

Bahwa tawakkal adalah, manusia melakukan usaha lalu, menyerahkan hasilnya pada ketentuan Allah. Misal dari kisah diatas unta itu sudah diikat, dan ternyata unta itu tetap hilang juga itu namanya takdir, yang terpenting adalah sudah bertawakkal kepada Allah dan sudah berusaha dengan mengikat untanya. Firman Allah dalam surat At-Tholaq ayat 2-3:

Baca Juga:  Para Isteri Zaman Now, Milikilah 10 Sifat Wanita Shalihah yang Akan Mengantarkanmu ke Syurga

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan untuknya jalan keluar (dari kesulitan), dan akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, Maka Allah akan mencukupkan (keperluanny).” (Q.S At-Thalaq: 2-3)

Allah telah menjaminkan bagai mereka yang tawakkal kepada-Nya. Namun semua sudah Allah tentukan waktunya kapan, hanya Allah yang tahu. Maka dengan kita bertawakal akan dijamin rizkinya oleh Allah dengan cara yang Allah inginkan. Maka tawakkal dalam Islam merupakan peraturan iman dan temannya tauhid.

Dalam kehidupan sehari-hari, hal-hal kecil juga menjadi perhatian Rasulullah SAW. Seperti misal dalam mendirikan rumah agar dilengkapi dengan jendela dan pintu, tidak membiarkan ruangan rumah itu terbuka bebas, meski hal tersebut terlihat remeh namun hal tersebut mengisyaratkan tentang makna tawakkal.

Baca Juga:  Keutamaan Ilmu dalam Islam, Ibarat Pohon yang Berbuah Lebat

Membiarkan rumah tidak terkunci ketika malam hari, padahal seisi rumah dalam keadaan terlelap tidur semua. Itu adalah salah satu bentuk kebodohan dan keteledoran. Dimana tanpa ada rasa tawakkal didalamnya.

Ketika seseorang mengatakan “saya percaya dengan kemampuan saya sendiri.” Sebetulnya orang ini lupa diri bahwa yang memberikan kemampuan kepada dia adalah Allah. Sejenius apapun kamu dan sehebat apapun skill yang kamu miliki tanpa adanya izin dari Allah kamu tidak akan bisa apa-apa. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik