Tentara AS Ngaku Puas Usai Bombardir Pasukan Sekutu Iran di Irak

Pecihitam.org – Tentara Amerika Serikat (AS) mengklaim serangan udaranya terhadap para pejuang Irak yang bersekutu dengan Iran sukses dan berhasil.

AS juga menyatakan akan tetap mempertahankan keberadaan dua kapal induknya di kawasan Timur Tengah untuk mengantisipasi ancaman Iran yang mereka nilai masih sangat besar.

“Kami menganggapnya berhasil di setiap levelnya, dan kami sangat puas atas skala kehancuran akibat serangan udara ini,” ujar Komando Pusat AS untuk kawasan Timur Tengah dan Asia Tengah, dikutip dari Liputan Islam, Sabtu, 14 Maret 2020.

Diketahui, pasukan AS telah menyerang lima posisi dekat Baghdad milik Brigade Hizbullah Irak yang bersekutu dengan Iran dan sebagian anggotanya tergabung dengan Angkatan Bersenjata Irak.

Baca Juga:  Sebabkan Kerusakan Ekonomi, Venezuela Bakal Gugat Pemerintah AS

Serangan itu dilancarkan setelah dua tentara AS tewas terkena serangan roket yang menerjang sebuah pangkalan militer Irak yang ditempati oleh pasukan koalisi internasional pimpinan AS.

Dalam keterangan resminya, Kepala Komando Pusat AS Kenneth McKenzie mewakili Pentagon menyatakan serangan udara AS itu menyasar beberapa obyek, terutama arsenal, dan menggunakan beberapa drone yang dilengkapi bom-bom berpresisi tinggi.

Selain itu, McKenzie juga menyebut Iran bertanggungjawab atas aksi-aksi serangan milisi Irak yang dipersenjatai oleh Iran.

“Kami menganggap bahwa pemerintah Iran berdiri di belakang Brigade Hizbullah Irak, dan pemerintah Iran tahu persis bahwa kami melimpahkan tanggungjawab kepada mereka atas apa yang dilakukan oleh Brigade Hizbullah,” ujarnya.

Baca Juga:  Soal Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS, BNPT: Kami Harus Gandeng NU

Serangan itu, kaya McKenzie, bersifat defensif, bertujuan menghancurkan senjata-senjata konvensional canggih pemberian Iran, dan dilakukan demi membalas serangan terhadap pangkalan Iran yang ditempati oleh pasukan koalisi internasional.

“Ancaman Iran masih sangat besar,” ujarnya.

McKenzie juga mengungkapkan bahwa ketegangan belum mereda pasca terbunuhnya jenderal tersohor Iran Qasem Soleimani akibat serangan udara AS di dekat Bandara Baghdad pada Januari lalu.