Ternyata Begini Cara Turun Hujan Menurut Imam Al-Razi

Cara Turun Hujan Menurut Imam Al-Razi

Pecihitam.org – Saya pernah membaca dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri tentang masalah “air yang turun dari langit” atau air hujan, bahwa pernyataan hujan adalah air laut yang menguap naik ke atas karena sinar matahari adalah i’itiqad (kepercayaan) kaum Mutazilah. Lalu bagaimana pandangan Imam al-Razi mengenai cara turun hujan tersebut?.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Teks al-Bajuri yang saya maksudkan di atas adalah sebagai berikut:

وَمَا قِيْلَ مِنْ أَنَّ السَّحَابَ يَنْزُلُ فِي الْبَحْرِ الْمِلْحِ فَيَغْتَرِفُ مِنْهُ كَالسَّفِنْجِ ثُمَّ يَرْتَفِعُ وَيَنْعَصِرُ فَيَنْزُلُ مِنْهُ الْمَاءُ وَتَقْصَرُهُ الرِّيَاحُ فَيَخْلُو فَمِنْ زَعْمِ الْعَرَبِ وَلِذَلِكَ قَالَ الشَّاعِرُ *شَرِبْنَ بِمَاءِ الْبَحْرِ ثُمَّ تَرفَّعَتْ* اَلْبَيْتُ. وَهُوَ كَلَامُ الْمُعْتَزِلَةِ.

“Pendapat yang mengatakan bahwa sesungguhnya awan bergerak turun di lautan yang asin, lalu menciduk air laut sebagaimana spons, lalu naik ke atas dan terperas sehingga turunlah hujan, lantas angin mengikis awan itu dan akhirnya hilang terurai, maka hal itu adalah persangkaan orang Arab. Dalam syair dikatakan: Mereka minum dari air laut lalu bergerak naik, ini merupakan ucapan kaum muktazillah.” (Hasyiyah al-Bajuri, 1/34).

Baca Juga:  Ketika Imam Abu Hanifah Ditimpa Fitnah dan Cobaan

Kaum muktazilah di era tersebut berteori bahwa air hujan berasal dari awan yang turun ke laut, menyerap airnya, dan naik lagi hingga tiba masanya turun hujan.

Ini jelas berbeda dengan teori ilmu alam sekarang yang menyatakan hujan berasal dari kumpulan partikel air yang naik ke atas akibat perbedaan tekanan udara dan membentuk awan.

Teori mengenai cara turun hujan tersebut sudah diakui dan dikutipkan oleh ar-Razi ketika mengkaji ayat “wa anzala minas sama-i ma-an”.

Berikut ini penjelasan Imam al-Razi dalam kitabnya Tafsir Fakhrur Razi, 1/266:

السؤال الثالث : قوله : {وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً} يقتضي نزول المطر من السماء وليس الأمر كذلك فإن الأمطار إنما تتولد من أبخرة ترتفع من الأرض وتتصاعد إلى الطبقة الباردة من الهواء فتجتمع هناك بسبب البرد وتنزل بعد اجتماعها وذلك هو المطر. والجواب من وجوه : أحدها : أن السماء إنما سميت سماء لسموها فكل ما سماك فهو سماء فإذا نزل من السحاب فقد نزل من السماء وثانيها : أن المحرك لإثارة تلك الأجزاء الرطبة من عمق الأرض الأجزاء الرطبة {أَنزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً} وثالثها : أن قول الله هو الصدق وقد أخبر أنه تعالى ينزل المطر من السماء ، فإذا علمنا أنه مع ذلك ينزل من السحاب فيجب أن يقال ينزل من السماء إلى السحاب ، ومن السحاب إلى الأرض.

Baca Juga:  Hukum Cadar Dalam Islam Menurut Ulama Fiqih

“Pertanyaan ketiga: firman Allah “dan Dia menurunkan air [hujan] dari langit” menuntut pemahaman turunnya hujan berasal dari langit padahal faktanya tidak demikian. Mengingat hujan timbul dari uap air yang naik dari bumi dan terus membumbung sampai pada lapisan udara yang dingin, lalu membentuk kumpulan akibat suhu dingin tadi, dan turun ke bumi dalam bentuk hujan. Jawaban bisa dari beberapa sisi: Pertama, bahwa langit dinamakan sama’u (langit) dikarenakan tingginya. Maka semua yang di atasmu dinamakan langit. Ketika diungkapkan hujan turun dari awan maka boleh juga diungkapkan hujan turun dari langit. Kedua, bahwa faktor yang menggerakkan partikel basah dari sari bumi sebenarnya adalah partikel basah “air yang Dia turunkan dari langit” [perbedaan tekanan udara, pen]. Ketiga, bahwa maha benar firman Allah sementara Allah telah berfirman tentang turunnya air dari langit. Ketika kita sudah tahu bahwa hujan turun dari awan maka menjadi ketetapan untuk dikatakan hujan turun dari langit ke awan, dari awan ke bumi.”.

Baca Juga:  Inilah 7 Cara Ampuh Mengusir Jin dan Mengatasi Kesurupan Menurut Syari'at Islam

Dalam tradisi pemahaman masyarakat kampung tentang cara turun hujan adalah awan turun ke laut lalu menarik air laut ke atas. Kemudian berkumpul semua awan tersebut lau baru turun hujan. Dapat disimpulkan adalah turunan dari pemahaman Muktazilah yang tidak disadari.

Adapun pemahaman yang benar menurut Imam al-Razi adalah teori dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di sekolah-sekolah.

Wallahu alam wa muwafiq ila aqwami al-thariq.